Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGAN ADHD

Topik : ADHD
Hari/tanggal :
Sasaran : Keluarga pasien dan pengunjung
Tempat : Ruang tunggu Poli Tumbang
Waktu : 20 menit
Penyuluh : Mahasiswa Program profesi NERS STIKES Katolik
St.Vincentius A Paulo Surabaya

1.Latar Belakang

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif atau yang biasa disebut


ADHD (attention deficit hyperactive disorder)menjadi masalah bagi kalangan
medis dan orang tua yang memiliki anak penyandang ADHD. Gangguan ini
ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya
pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat
waktunya dibandingkan anak lain yang seusianya. Gejala kurang konsentrasi yang
terjadi pada anak ADHD dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal
kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi, sehingga dalam kegiatan
akademisnya terganggu.). Perilaku anak ADHD sangat membingungkan dan
sangat kontradiktif. Perilaku yang gegabah (kurang terkontrol) dan tidak
terorganisir adalah sumber utama bagi stress anak, orang tua, saudara, guru dan
teman di kelas. Permasalahan yang dihadapi anak ADHD dalam proses belajar
sangatlah komplek
Sehubungan dengan ini, Dr. Dwijo (dalam Zaviera, 2007: 26)
mengingatkan bahwa ADHD adalah satu-satunya gangguan perilaku yang paling
mudah ditangani dan diobati. Maka dari itu penanganan harus sedini mungkin,
mengenai ADHD ini, di Amerika serikat ada sekitar 2-10% populasi anak sekolah
menderita ADHD, sementara di Indonesia dalam populasi anak sekolah ada 2-4%
anak yang menderita ADHD. Namun kota-kota besar, seperti Jakarta,
presentasinya bisa lebih tinggi lagi. Minimal ada lebih 10% anak penderita
ADHD. Sedangkan kenyataan di Pusat Terapi dan Pelatihan Anak Berkebutuhan
Khusus SAFIR Surabaya terdapat 5 anak yang termasuk ADHD. Kondisi riil
keberadaan anak ADHD dengan segala gejala-gejala yang nampak seperti kurang
konsentrasi, hiperaktif dan impulsive, sementara terapis dituntut oleh masyarakat
agar bersikap profesional, maka menjadi tantangan baru bagi terapis untuk
mampu mengantisipasi hal-hal tersebut, sehingga apa yang disampaikannya selalu
membawa perubahan pada anak dan bersifat up to date.
Dampak jika ADHD tidak tertangani dengan baik antara lain dapat
mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah serta kemampuan
untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial (dengan
lingkungan).ADHD dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari sekolah atau
menghadapi problem disiplin.ADHD juga dihubungkan dengan meningkatnya
risiko untuk bermasalah dengan mengemudi secara membahayakan, merokok dan
penyalah-gunaan zat. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan agar mampu
melatih konsentrasi untuk membantu anak ADHD
Banyak alternatife terapi untuk mengatasi permasalahan pada anak
ADHD. Peran keluarga sangat dibutuhkan terutama dalam membina komunikasi
dan kedisiplinan pada anak.. Berangkat dari asumsi-asumsi tersebut penulis ingin
memberikan penyuluhan dengan tujuan untuk memaksimalkan penanganan pada
anak-anak dengan ADHD melalui peningkatan peran serta keluarga sebagai
sarana dimana anak bertumbuh dan berkembang sehingga diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan konsentrasi anak yang mengalami gangguan ADHD.

2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga dan pengunjung mampu
memahami tentang ADHD
3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Keluarga mengerti tentang pengertian ADHD.
2. Keluarga mengerti tentang penyebab ADHD.
3. Keluarga mengerti tentang tanda dan gejala dari ADHD.
4. Keluarga mengerti dampak /akibat ADHD
5. Keluarga mengerti peranannya dalam penanganan ADHD.
4. Materi
1. Pengertian ADHD
2. Penyebab ADHD
3. Tanda dan gejala ADHD
4. Dampak /akibat dari ADHD
5. Peran keluarga dalam penanganan ADHD
5. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
6. Media
1. Leaflet
2. Flipchart

7. Pengorganisasian
Moderator : Albertus T., S.Kep
Penyaji : Ana Sulastri., S.Kep
Observer : Adelia Putri., S.Kep
Faslitator :
Amalia Gracia., S.Kep
Maria Elisabeth F., S.Kep
Dokumentasi : Mira., S.Kep
8. Evaluasi
1) Struktur
- Peralatan yang dibutuhkan lengkap
- Kontrak waktu dilakukan minimal 20-30 menit sebelum kegiatan dimulai
2) Proses
- Evaluasi dilakukan pada saat pendidikan kesehatan diberikan, meliputi:
- Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan diskusi.
- Kegiatan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
9. Langkah Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Petugas Kegiatan keluarga
1 Pembukaan 5 menit Persiapan
1) Menyampaikan salam dan 1) Keluarga menjawab
memperkenalkan diri salam.
2) Menjelaskan tujuan 2) Keluarga
pendidikan kesehatan yang mendengarkandan
diberikan dan gambaran memperhatikan
umum tentang materiyang penyuluhan kesehatan yang
akan diajarkan beserta diberikan.
manfaatnya

3) Membagikan leaflet 3) Menerima leaflet yang


dibagikan penyaji.

2 Pelaksanaan 20 menit 1) Menjelaskan materi 1) Keluarga mendengarkan


tentang ADHD . dan memperhatikan
materi yang diberikan.

2) Memberikan pertanyaan
padakeluarga tentang 2) Keluarga menjawab
materi yangtelah pertanyaan yang
diberikan. diberikan.

3) Memberikan kesempatan
padakeluarga untuk 3) Keluarga memberikan
bertanya. pertanyaan.

3 Terminasi 5 Menit 1) Menyimpulkan materi 1) Keluarga


yang telah dibahas bersama memperhatikan.
dengan keluarga.

2) Memberi salam penutup. 2) Keluarga menjawab salam


10. Setting tempat

Penyuluh
Audience

Audience
LAMPIRAN MATERI ADHD

1. Pengertian ADHD
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas
motorik anak-anak hingga menyebabkan perilaku anak yang berlebihan dan tidak
lazim yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan
konsentrasi (in attention), berbuat dan berbicara tanpa memikirkan akibat
(impulsif) dan hiperaktif yang tidak sesuai dengan umurnya.ADHD adalah suatu
kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (sulit memusatkan
perhatian), Minimal Brain Disorder (ketidakberesan kecil di otak), Minimal Brain
Damage (kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (terlalu banyak bergerak/aktif)
dan Hyperactif (hiperaktif).
ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul di usia
tiga tahun dan 5 13% terjadi pada anak usia sekolah. Sekitar 3 -7 % anak usia
sekolah.
2. Penyebab ADHD
Secara fisik
1) Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin(D2
dan D4) pada kromosom 11p.
2) Faktor gangguan otak dan metabolisme
- Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis
di otak.
- Pengurangan volume serebrum.
- Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat
serta gangguan fungsi oligodendrosit.

Secara psikis: Kurang perhatian


Anak yang kurang mendapatkan perhatian biasanya juga akan memiliki
sifat hiperaktif, anak yang menderita hiperaktif ini disebabkan karena
orang tuanya, baik itu sebab intern atau ekstern. Sebab intern adalah
karena adanya faktor genetik yang diturunkan pada anak. Sifat ekstern
adalah karena mereka kurang memperhatikan anak, sehingga anak
bertingkah hiperaktif untuk mendapatkan perhatian dari orang lain

3. Tanda dan Gejala ADHD

Tanda dan gejala :


1) Aspek fisik :
(1) Bicara terus menerus
(2) Sulit tidur
(3) Tidak dapat duduk diam
(4) Bertindak tanpa berpikir panjang
(5) Sering berlari-lari atau memanjati benda-benda di tempat yang
tidak semestinya
2) Aspek psikis :
(1) Sering menjawab dengan cepat sebelum pertanyaan selesai
(2) Sulit memusatkan perhatian pada tugas dan aktivitas bermain
(3) Cenderung sulit untuk menunggu giliran
(4) Tidak mampu mengikuti petunjuk
3) Aspek sosial
(1) Sering memotong pembicaraan atau mengganggu orang lain
menyela pembicaraan atau permainan yang tengah berlangsung
(2) Mudah terganggu
(3) Seolah-olah tidak mendengar walaupun diajak bicara secara
langsung
(4) Tidak peduli lingkungan

1. Jenis ADHD
a. ADHD Tipe Inatensi (Sering disebut sebagai ADD)
- Mudah terganggu perhatiannya oleh lingkungan sekitar (suara, gerakan)
- Terlihat tidak mendengarkan ketika diajak bicara secara langsung
- Sulit memusatkan perhatian pada tugas dan aktivitas bermain
- Lupa dengan aktivitas harian
- Tidak mengikuti perintah dan gagal untuk menyelesaikan tugas
sekolah atau pekerjaan (bukan karena tidak mengerti)
- Menghindar, tidak menyukai pekerjaan yang membutuhkan usaha
pemikiran seperti tugas sekolah atau pekerjaan rumah
- Gagal untuk memusatkan perhatian pada hal yang detail dan membuat
banyak kesalahan besar
- Kehilangan benda - benda yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau
beraktivitas
- Sulit untuk mengorganisir tugas dan akitivitas

b. ADHD Tipe Hiperaktif


- Selalu bergerak
- Meninggalkan kursi di kelas atau tempat lain yang mengharuskan
duduk lama.
- Banyak bicara
- Berlari atau memanjat pada situasi yang tidak seharusnya
- Sulit bermain dalam keadaan tenang

c. ADHD Tipe Hiperaktif-Impulsif


- Menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif.
- Sulit memusatkan perhatian.
- Banyak terjadi pada anak kecil.
- Menginterupsi orang lain (dalam bicara maupun permainan)
- Menjawab pertanyaan sebelum selesai
- Sulit untuk menunggu giliran

2. Dampak ADHD
Berdasarkan penelitian 70%-80% anak penderita ADHD yang tidak
terdeteksi akan terbawa sampai dewasa. Disebutkan setelah dewasa anak
yang menderita ADHD akan berdampak:
Dampak Fisik:
1. Mengalami luka akibat kecelakaan
2. Pecandu alkohol atau narkoba
Dampak Psikis:
1. Masalah perselingkuhan, perjudian
2. Masalah hukum atau hal lain yg sifatnya mengandung resiko besar
3.Problem dengan tingkah laku dan kedisiplinan
Dampak Sosial:
1. Kesulitan sosial dan perselisihan keluarga
2. Sulit mendapatkan pekerjaan
3. Tidak dapat menyelesaikan sekolah
3. Peran Orang Tua Dalam Menghadapi Anak Dengan ADHD
1. Memahami keadaan anak apa - adanya (positif - negatif, kelebihan dan
kekurangan).
2. Memahami kebiasaan-kebiasaan anak
3. Menyadari apa yang bisa dan belum bisa dilakukan anak
4. Memahami penyebab perilaku buruk atau baik anak-anak
5. Membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan
di masa depan.
6. Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak.
7. Pendampingan yang intensif.
8. Menyekolahkan anak pada usia sekolah
9. Membawa anak ke pelayanan kesehatan misalnya di poli tumbuh kembang
RSJ Menur Surabaya
10. Memodifikasi lingkungan sehingga menjadi aman bagi anak.
4. Cara Menangani Anak Dengan ADHD
Secara Fisik
1. Mengatur rutinitas anak berolahraga
2. Tetapkan sebuah tugas sederhana untuk dilakukan oleh anak setiap hari,
seperti membereskan mainannya, meletakkan handuk di gantungan sehabis
mandi. Cara ini dapat melatih anak berkonsentrasi.
3. Atur dan batasi kegiatan individual anak, seperti menonton televisi,
bermain PS2, atau mendengarkan musik dengan earphone
4. Kembangkan ketrampilan anak mengatur waktu dengan mengajaknya
membuat jadwal harian.
Secara Psikis
1. Ajarkan kedisplinan
2 .Lebih banyak bersabar
3. Memberikan pujian saat anak mampu melakukan hal yang positif
Secara Sosial
1. Menjaga komunikasi dan biarkan anak merasakan kasih saying
2. Meningkatkan kemampuan akademis,
3. Mengajarkan perilaku pro-sosial dan regulasi diri
4. Bantu anak menemukan bakatnya untuk mengembangkan perilaku
sosialnya
DAFTAR PUSTAKA

Doenges ME. 2006. Rencana asuhan keperawatan psikiatri. Ed 3. Alih bahasa: Laili M.
2007. Jakarta: EGC.
Maramis, WF. 2005. Buku catatan ilmu kedokteran jiwa. Cet 8. Surabaya: Airlangg
university press.
Videbeck SL. 2001. Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa: Renata K. 2012. Jakarta:
EGC.
Yoseo, I. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai