Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGAWASAN MINUM OBAT PADA

PASIEN GANGGUAN JIWA

DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. ARIF ZAENUDIN


SURAKARTA

DISUSUN OLEH:

MAHASISWA PROFESI NERS


PRAKTIK KLINIK STASE JIWA
GELOMBANG I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGAWASAN MINUM OBAT PADA

PASIEN GANGGUAN JIWA

Pokok Bahasan : Minum Obat

Sub Pokok Bahasan : Pengawasan Minum Obat

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Januari 2019

Sasaran : Keluarga klien gangguan jiwa

Tempat : Poli Rawat Jalan RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta

Waktu Pertemuan : 1 x 45 menit

A. TUJUAN PENYULUHAN UMUM


Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 1 x 45
menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.

B. T UJUAN PENYULUHAN KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan
keluarga klien mampu :
1. Menyebutkan obat-obat yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa
2. Menyebutkan manfaat obat
3. Menyebutkan reaksi yang efektif setelah minum obat
4. Menyebutkan 5 benar pemberian obat
5. Tanda-tanda kekambuhan
6. Upaya perawatan pasien gangguan jiwa

C. WAKTU DAN TEMPAT


1. Hari/Tanggal : Rabu, 16 Januari 2019

2. Pukul : 06.45 s.d. 07.30 WIB

2
3. Tempat: Poli Rawat Jalan RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta

D. MATERI
Terlampir

E. MEDIA DAN ALAT


1. LCD dan Proyektor

2. Laptop

3. Power Point

4. Leaflet

5. Speaker

F. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya
jawab.

G. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : a. Kharisma Ladynda
b. Duaji Iftinan Angkawijaya
2. Penyaji : a. Safitri Dewi
b. Khasbulloh
3. Observer : a. Syarah Eka Prasetya
b. Desi Ika Putri
c. Sumintri
d. Ulfa Rohayatun
4. Fasilitator : a. Erni Yunia Nugroho
b. Mey Ferdita Santika Putri
c. Ginta Septiana
d. Dwi Nurhaeni

3
e. Aisah Fitriani
f. Siti Marfungah
g. Ahmad Faqih Fawaid
h. Betantyo Abi Yugo
5. Seksi perlengkapan : a. Sulistia Rini
b. Fidya Pangestika
c. Irma Susrini
d. Widian Listanti
e. Yahya Syaiful Rizal
f. Mukharom
g. Ahmad Fani Rosyadi
h. Aprilianto

H. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Kegiatan
No Waktu
Penyuluh Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
a. Salam pembukaan a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Apersepsi c. Berpartisipasi aktif
d. Mengkomunikasikan tujuan d. Memperhatikan

Kegiatan inti penyuluhan


2. 25 Menit
a. Menjelaskan dan a. Memperhatikan
menguraikan materi tentang: penjelasan
 Obat-obat yang sering penyuluh dengan
digunakan untuk pasien cermat
jiwa
 4 manfaat obat
 reaksi obat yang efektif

4
 5 benar pemberian obat
 tanda-tanda kekambuhan
 upaya perawatan pasien
gangguan jiwa
b. Memberikan kesempatan b. Menanyakan hal-
kepada peserta penyuluhan hal yang belum
untuk bertanya jelas
c. Menjawab pertanyaan c. Memperhatikan
peserta penyuluhan yang
berkaitan dengan materi
yang belum jelas

3. 15 Menit Penutup
a. Menyimpulkan materi yang
a. Memperhatikan
telah disampaikan.
b. Evaluasi penyuluhan dengan
b. Menjawab
pertanyaan secara lisan.
c. Salam.
c. Menjawab salam

I. SETTING TEMPAT
Keterangan :

: Observer

: penyaji

: Keluarga pasien

: Fasilitator

: moderator

5
J. EVALUASI
1. Evaluasi struktural
a. SAP sudah siap dua hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Perlengkapan dan alat sudah siap
c. Rencana penyuluhan sesuai
2. Evaluasi proses
a. Perlengkapan dan tempat bisa digunakan sesuai rencana
b. Audien bersedia untuk ikut menjadi peserta
3. Evaluasi hasil
a. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan 80% peserta dapat
menyebutkan obat-obatan untuk pasien jiwa
b. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan 80% peserta dapat
menyebutkan 4 manfaat obat
c. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan 80% peserta dapat
menyebutkan reaksi obat
d. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan 80% peserta dapat
menyebutkan 5 benar pemberian obat
e. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan 80% peserta dapat
menyebutkan tanda-tanda kekambuhan
f. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan 80% peserta dapat
menyebutkan upaya perawatan pasien gangguan jiwa

6
Lampiran : Materi

PENGAWAS MINUM OBAT

Adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk
minum obatuntuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. PMO sebaiknya
adalah seseorangyang dekat dan dipercaya oleh klien sehingga klien akan menuruti
ketika minum obat.

A. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa

1. Anti psikotik

Fungsi obat: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,mengurangi


insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusidan
gangguan proses berpikir.

2. Anti depresi

Fungsi obat

 Mengurangi gejala depresi

 Penenang

Efek samping: yaitu meliputi mulut kering, penglihatan kabur, susah buang air
besar.

3. Anti maniak

Manfaat obat

 Mengurangi hiperaktivitas

 Tidak menimbulkan efek sulit tidur

 Mengontrol pola tidur dan perasaan mudah tersinggung 4

4. Anti cemas

5. Anti insomnia

6. Anti panik

7
B. Manfaat Obat

1. Membantu istirahat

2. Membantu mengendalikan emosi

3. Membantu mengendalikan perilaku

4. Membantu proses pikir (konsentrasi)

C. Reaksi obat efektif jika:

1. Emosional stabil

2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat

3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun

4. Perilaku mudah diarahkan

5. Proses berpikir ke arah logika

6. Efek samping obat

7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal

D. Prinsip Lima benar Pemberian Obat

1. Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas


ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbaldapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
caraidentifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya.
Bayiharus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
namadagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa
namageneriknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya ataukandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
pada botol ataukemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca

8
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yangdiminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.

Jika labelnya tidak terbaca, isinyatidak boleh dipakai dan harus


dikembalikan ke bagian farmasi.Jika pasien meragukan obatnya, perawat
harus memeriksanya lagi. Saatmemberi obat perawat harus ingat untuk apa
obat itu diberikan. Ini membantumengingat nama obat dan kerjanya.

3. Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,


perawatharus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelumdilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harusmemeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosisyang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4. Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor


yangmenentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum
pasien,kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta
tempat kerjayang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal,rektal, inhalasi.

a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai,karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN.

b. Parenteral kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak
melaluisaluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).

c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.


Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.

d. Rektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoriayang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp).
Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan

9
pemberian obatdalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat
disediakan dalam bentuk supositoria.

e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran


nafasmemiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna

5. Benar Waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung


untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harusdiminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan,
harus diberisatu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang
tidak bolehdiberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar
obat itusebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.

F. Tanda-tanda Kekambuhan

1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)

2. Sulit tidur dan mondar-mandir

3. Malas berbicara dengan orang lain

4. Banyak menyendiri dan melamun

5. Malas melakukan aktifitas harian

6. Malas perawatan diri

7. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan

8. Cepat marah dan mudah tersinggung

9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan

10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan

11. Merusak alat-alat rumah tangga

12. Memukul atau melukai orang lain

13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)

10
14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri

15. Mengancam orang lain

16. Teriak-teriak

17. Bicara dan tertawa sendiri

G. Upaya Perawatan Pasien Gangguan Jiwa

1. Pasien jangan dipasung, karena memasung penderita sama artinya merampas


hak hidupnya

2. Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke puskesmas


terdekat

3. Jangan dijauhi atau dikucilkan

4. Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktivitas

5. Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan

11
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan , Harold I. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : Widya Medika.

Keliat, B.A. Diktat Kuliah FK. UI : Terapi Aktifitas Kelompok, Jakarta 1994.
Tidak dipublikasikan.

Keliat, Budi A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC

http://www.docstoc.com/docs/35697079/KTI-Isolasi-Sosial

http://andreyrsj.blogspot.com/2010/06/asuhan-keperawatan-askep-isolasi-sosial.html

http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/

12

Anda mungkin juga menyukai