OLEH :
Waktu : 09:00-10:00
A. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang defisit perawatan diri, pasien
gagguan jiwa serta keluarga pasien mampu memahami dan menyadari bahaya
defisit perawatan diri
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien gangguan jiwa serta
keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
b. Menyebutkan penyebab defisit perawatan diri
c. Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Menyebutkan komponen kebersihan diri
e. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
f. Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri
g. Menjelaskan cara perawatan kebersihan diri
B. Materi
a. Pengertian defisit perawatan diri
b. Penyebab defisit perawatan diri
c. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Komponene kebersihan diri
e. Pentingnya kebersihan diri
f. Akibat dari defisit perawatan diri
g. Cara perawatan diri
C. Metode
a.Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
D. Media atau Alat Bantu
a. Leafleat gambar dan tuklisan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta
akibat dari defisit perawatan diri
b. Laptop
c. LCD
E. Evaluasi Pembelajaran
1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan
a. Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri ?
b. Apa saja penyebaba defisit perawatan diri ?
c. Apa saja tanda dan gejala defisit perawatan diri ?
d. Apa saja komponen kebersihan diri ?
e. Apa kebersihan pentingnya kebersiahn diri ?
f. Apa akibat defisit perawatan diri ?
g. Bagaimana perawatan kebersihan diri?
2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan pertanyaan
pada tes awal.
F. Proses Penyuluhan
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Pasien dan keluarga atau sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan diadakan diwilayah kerja puskesmas
cakranegara
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP,
Leaflet)
2. Evaluasi Proses
a) Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
b) Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan selesai
c) Pasien dan keluarga dan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3. Evaluasi Hasil
a) Pasien dan keluarga mengenal istilah Defisit Perawatan Diri
b) Pasien dan keluarga mengetahui penyebab defisit perawatan diri
c) Paasien dan kelurga menengetahui tanda dan gejala Defisit perawatan Diri
d) Pasien dan keluarga mengetahui komponen kebersihan diri
e) Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya kebersihan diri
f) Pasien dan keluarga mengetahui akibat dari defist perawatan diri
g) Pasien dan keluarga mengetahui cara perawatan kebersihan diri
H. Pengorganisasian
1. Penyuluh : Ihman Jayadi
Fungsi : Memimpin jalannya pendidikan kesehatan
2. Fasilitator :
1. Baiq Renzi Ristiani
2. Lis Muliati
3. Hesty Nurrayan
Fungsi : Membantu penyuluh dan mendampingi pasien
3. Observer :
1. Difatriyah Azqiah Fikrina
2. Nurul Hidayati
3. Eka Ramdhani Dwi Putri
Fungsi : mengamati dan memberikan evaluasi terhadap jalannya
pendidikan kesehatan
LAMPIRAN
Gangguan jiwa yaitu sindrom atau pola perilaku yang secara klisis bermakna
yang berhubungan dengan distress atau penderiaan atau penderitaan dan
memnimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia
Terdapat beberapa tanda fungsi fisiologi jiwa yang tidak sehat, yaitu :
f. Ketidakmatangan emosi
g. Kepribadiannya terganggu
Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental. Namun, kondisi
ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis, sebagaimana akan
diuraikan di bawah ini:
8) Kekurangan nutrisi.
b. Faktor psikologis
a. Depresi
b. Skizofrenia
d. Gangguan bipolar
e. Gangguan tidur
Tidak semua gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental, yaitu:
c. Lakukan olahraga rutin, makan teratur, dan kelola stres dengan baik.
d. Tidur dan bangun tidur teratur pada waktu yang sama setiap harinya.
c. Halusinasi
Gejala gangguan jiwa berupa respon pancaindera yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang
tidak jelas seperti mendengar suara bisikan atau melihat bayangan tanpa
ada wujudnya.
d. Isolasi social
Kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan interpersonal
yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan
keterlibatan atau hubungan social (sosialisasi) dengan orang lain seperti
menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian dan tidak diterima di
lingkungan sekitar.
f. Waham
Keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas
eksternal. Waham juga diartikan sebagai keyakinan yang salah yang
dipertahankan secara terus-menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan
terganggu perawatan dirinya ika tidak dapat melakukan perawatan dirinya
(Mukhripah & Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154).
2. Penyebab
a. Faktor presdiposisi
1) Perkembangan
2) Biologis
4) Sosial
b. Faktor presipitasi
3. Jenis
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias diri secara mandiri, dan
toileting ( buang air besar [BAB]atau buang air kecil [BAK])secara mandiri
(Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut:
a. Mandi/hygiene
b. Berpakaian/berhias
c. Makan
d. Eliminasi
6. Akibat
b. Kuku yang kurang terawat dan kotor sebagai tempat bibit penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. Terutama penyakit alat – alat pernapasan.
Disamping itu kuku yang kotor sebagai tempat bertelur cacing, dan sebagai
penyakit cacing pita, cacing tambang, dan penyakit perut.
c. Gigi dan mulut yang kurang terawat akan berakibat pada gigi berlubang,
bau mulut, dan penyakit gusi.
a. Dampak fisik
b. Dampak psikososial