Anda di halaman 1dari 10

SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

Topik : defisit perawatan diri

Sasaran : Pasien pada lansia

Tempat : Ruang Poli Klinik RS. Umum karawang

Hari/Tanggal : Kamis,17 November 2021

Waktu : 09.00 WIB

Penyampai Materi : Mahasiswa Stikes horizon karawang

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Defisit Perawatan Diri,
pasien gangguan jiwa ruang Poli Klinik RS.umum karawang serta keluarga
pasien mampu memahami dan menyadari bahaya defisit perawatan diri.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan pasien gangguan jiwa
ruang poli klinik RS umum karawang serta keluarga mengetahui tentang:
1. Pengertian defisit perawatan diri
2. Penyebab defisit perawatan diri
3. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
4. Menyebutkan komponen kebersihan diri
5. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
6. Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri
7. Mampu menjelaskan cara perawatan kebersihan diri
C. Strategi pelaksanaan
1. Metode : ceramah, diskusi
2. Media : Leaflet, power point
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir):
a. Pengertian defisit perawatan diri
b. Penyebab defisit perwatan diri
c. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Komponen kebersihan diri
e. Pentingnya kebersihan diri
f. Cara perawatan kebersihan diri
D. Proses Pelaksanaan

1
Media
Kegiatan Kegiatan Estimasi
Tahap Metode dan
Penyuluhan Klien Waktu
Alat
Pendahuluan 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah Leaplet 3 menit
salam salam
2. Memperkenalka 2. Mendengar
n diri kan dan
3. Menyampaikan bertanya
tentang tujuan mengenai
pokok materi tujun pokok
4. Kontrak waktu materi
5. Membagikan mengenai
leaflet defisit
perawatan
diri, jika
ada dan
kurang
mengerti
kurang jelas
3. memperhati
kan

Penyajian Menjelaskan : 1. Pasien dan Ceramah Leaflet 15 Menit


1. Pengertian keluarga dan dan flip
materi defisit mendengar diskusi chart
perawatan diri kan dan
2. Penyebab defisit menyimak
perawatan diri materi yang
3. Tanda dan disampaika
gejala defisit n
perawatan diri 2. Pasien dan
keluarga
bertanya
mengenai
hal-hal
4. Menyebutkan yang belum
komponen jelas dan

2
kebersihan diri kurang
5. Menjelaskan dimengerti
pentingnya mengenai
kebersihan diri defisit
6. Menjelaskan perawatan
akibat dari diri
defisit
perawatan diri
7. Mampu
menjelaskan
cara perawatan
kebersihan diri
Penutup 1. Memberi 1. Pasien dan Diskusi Leaflet 2 menit
kesempatan keluarga
kepada peserta memperhati
penyuluhan kan
untuk bertanya 2. Pasien dan
2. Bertanya keluarga
kepada peserta memberi
penyuluhan pertanyaan
bagaimana
3. Perasaannya
setelah
mengikuti
penyuluhan
4. Menyimpulkan
materi
penyuluhan
5. Menutup
pertemuan dan
memberi salam

E. METODE
1. Ceramah

3
2. Diskusi
3. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point

G. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai yang telah direncanakan dan
diharapkan.

2. Evaluasi Proses
Diharapkan peserta penyuluhan tepat sasaran dan dapat mengikuti sampai
penyuluhan selesai dilaksanakan.

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti apa yang telah dijelaskan
oleh penyaji dan mampu menjalankan proses pencegahan dan pengobtan yang
telah disediakan oleh penyaji.

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian

4
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik. Manusia
perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak
bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit
bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan
diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai
pakaian yang bersih.Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan
dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan
sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik
dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek. Orang yang memiliki
penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi dari pergaulan sehari-hari dan
akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh, pekerjaan, kepercayaan dan lain-
lain.

Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang


terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri
secara mandiri (Nanda, 2006). Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi
motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk
melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan diri (makan, mandi
atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting, instrumental) (Carpenito, 2007).

B. Etiologi
Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.

d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi

5
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor antara lain:

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan


diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.Yang merupakan
faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan lingkungan, cemas, lelah atau
lemah yang dialami individu sehingga Dampak yang sering timbul pada
masalah personal hygiene menurut Wartonah (2006) yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. Tanda dan gejala

6
Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan adanya tanda
dan gejala sebagai berikut :
a. gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-
laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
d. ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB atau
BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB atau BAK.

D. Komponen Kebersihan Diri


1. Kebersihan rambut dan kulit kepala
2. Kebersihan mata, telinga, dan hidung
3. Kebersihan gigi dan mulut
4. Kebersihan kuku tangan dan kaki
5. Kebersihan pakaian

E. Pentingnya kebersihan diri


Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kebersihan diri.
Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan
terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan
kebersihan diri yang buruk.

F. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada psikis pada diri seseorang
a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan sering diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit (badan gatal-gatal dan terkena penyakit
kulit), rambut dipenuhi kutu atau ketombe, gangguan membran mukosa mulut
(karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut), infeksi pada mata,
gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan dapat
menimbulkan infeksi pada telinga, serta ganggua fisik pada kuku yang dapat

7
menjadi penyebab kuman penyakit (seperti, penyakit saluran pencernaan, diare
atau sakit perut).
b) Dampak psikososial
Masalah yang muncul pada personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
dan gangguan interaksi sosial (dijauhi orang).

G. Cara perawatan kebersihan diri


Usaha kesehatan pribadi adalah : daya upaya dari seorang demi seorang untuk
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri ( Entjang, 2000)
Usaha – usaha itu adalah :
a. Kebersihan Kulit dan Badan
Kebersihan individu yang buruk atau bermasalah akan mengakibatkan berbagai
dampak baik fisik maupun psikososial. Dampak fisik yang sering dialami
seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit (Wartonah,
2003)
Kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan,
rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Kulit berfungsi untuk melindungi
permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotoran-kotoran
tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal
dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organ-
organ tubuh didalammnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Penyakit
kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit hewani dan lain-lain.
Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah Skabies
( DJuanda, 2000).
Sabun dan air adalah hal yang penting untuk mempertahankan kebersihan
kulit. Mandi yang baik adalah :
1). Satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.
2). Bagi yang terlibat dalam kegiatan olah raga atau pekerjaan lain yang
mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah
selesai kegiatan tersebut.
3). Gunakan sabun yang lembut. Germicidal atau sabun antiseptik tidak
dianjurkan untuk mandi sehari-hari.
4). Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih,
sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan
infeksi.

8
5). Bersihkan badan dengan air setelah memakai sabun dan handuk yang tidak
sama dengan orang lain (Webhealthcenter, 2006).
b. Kebersihan gigi dan mulut
a) Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat
b) Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam.
c) Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket
d) Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk
nipis, garam,dan daun sirih dan ilmiah
c. Kebersihan tangan dan kuku
Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan
tangan untuk makan, mempersiapkan makanan, bekerja dan lain sebagainya.
Bagi penderita skabies akan sangat mudah penyebaran penyakit ke wilayah
tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh perhatian ekstra untuk kebersihan
tangan dan kuku sebelum dan sesudah beraktivitas.
1). Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi dengan
menggunakan sabun. Menyabuni dan mencuci harus meliputi area antara
jari tangan, kuku dan punggung tangan.
2). Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan
diganti setiap hari.
3). Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga, hidung,
dan lain-lain saat menyiapkan makanan. 4). Pelihara kuku agar tetap
pendek, jangan memotong kuku terlalu pendek sehingga mengenai pinch
kulit (Webhealthcenter, 2006).
d. Kebersihan Kaki
Kita harus selalu memakai alas kaki setiap hari. Sehingga kaki akan selalu
berada pada tempat tempat yang tertutup. Karena itu kita dianjurkan menjaga
kebersihan kaki dengan selalu memakai sepatu dan kaos kaki yang kering agar
terhindar dari penyakit kulit skabies, karena sarkoptis skabie selalu hidup pada
tempat-tempat yang lembab dan tertutup (Webhealthcenter, 2006).
e. Kebersihan Genitalia
Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia, banyak kaum
remaja putri maupun putra mengalami infeksi di alat reproduksinya akibat
garukan, apalagi seorang anak tersebut sudah mengalami skabies diarea
terterntu maka garukan di area genitalia akan sangat mudah terserang penyakit
kulit skabies, karena area genitalia merupakan tempat yang lembab dan kurang

9
sinar matahari. Salah satu contoh pendidikan kesehatan di dalam keluarga,
misalnya bagaimana orang tua mengajarkan anak cebok secara benar. Seperti
penjelasan, bila ia hendak cebok harus dibasuh dengan air bersih. Caranya
menyiram dari depan ke belakang bukan belakang ke depan. Apabila salah,
pada alat genital anak perempuan akan lebih mudah terkena infeksi.
Penyebabnya karena kuman dari belakang (dubur) akan masuk ke dalam alat
genital. Jadi hal tersebut, harus diberikan ilmunya sejak dini. Kebersihan genital
lain, selain cebok, yang harus diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.
Apabila mengenakan celana pun, pastikan celananya dalam keadaan kering.
Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu
memudahkan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu seringlah mengganti celana
dalam (Safitri, 2008).

10

Anda mungkin juga menyukai