Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DI RUANG


RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Disusun Oleh :

ERLINA DWI JAYANTI

(183.0039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TA. 2018-2019
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit Perawatan Diri

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


2.1 Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keingan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak
rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada klien
gangguan jiwa. Klien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
klien dikucilkan baik dalam keluarga mau pun masyarakat (Yusuf, Fitriyasari &
Nihayati, 2015).
2.2 Etiologi
Menurut Damaiyanti & Iskandar (2012), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan diri lingkungannya.
Siatuasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Meliputi penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
2.3 Proses Terjadinya Defisit Perawatan Diri
Kurangnya perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias secara mandiri, dan
toileting secara mandiri (Yusuf, Fitriyasari & Nihayati, 2015).
2.4 Tanda dan Gejala
Menurut Damaiyanti & Iskandar, tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri diantaranya:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor;
2) Rambut dan kulit kotor;
3) Kuku panjang dan kotor;
4) Gigi kotor disertai mulut bau;
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif;
2) Menarik diri, isolasi diri;
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang;
2) Kegiatan kurang;
3) Tidak mampu berperilaku sesuai normal;
4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

3. A. POHON MASALAH
………………….
Defisit Perawatan Diri
Effect
↑ ↑
…………………. Menurunnya motivasi
Core problem → dalam perawatan diri

………………….
Causa

Gambar 2.1 Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


Sumber : Damaiyanti & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:
PT Refikasi Aditama.
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah Keperawatan
Menurut Damaiyanti & Iskandar (2012), defisit perawatan diri bukan
merupakan bagian dari komponen pohon masalah (cause, core problem,
effect) tetapi sebagai masalah pendukung, maka masalah keperawatan
yang dapat diangkat adalah:
a. Defisit perawatan diri.
2. Data Yang Perlu Dikaji
Menurut Yusuf, Fitriyasari & Nihayati (2015), data yang perlu dikaji pada
klien dengan defisit perawatan diri diantaranya:
a. Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada klien
laki-laki tidak bercukur, serta pada klien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, serta tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB/BAK.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Perawatan Diri

5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tujuan:
1. Klien bisa mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
2. Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
3. Klien dapat mempertahankan kebersihan secara mandiri.
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

Tabel 1.1 Rencana Keperawatan Defisit Perawatan Diri (Damaiyanti & Iskandar,
2012)
KLIEN KELUARGA
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi penyebab defisit 1. Mendiskusikan masalah yang
perawatan diri klien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Berdiskusi dengan klien tentang klien
pentingnya kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
3. Berdiskusi dengan klien tentang cara gejala defisit perawatan diri, dan
menjaga kebersihan diri jenis defisit perawatan diri yang
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam dialami klien beserta proses
jadwal kegiatan harian terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat klien
defisit perawatan diri
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 1. Melatih keluarga mempraktekkan
2. Menjelaskan cara mandi yang baik cara merawat klien dengan defisit
3. Membantu klien mempraktekkan cara perawatan diri
mandi yang baik 2. Melatih keluarga melakukan cara
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam merawat langsung kepada klien
jadwal kegiatan harian defisit perawatan diri
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 1. Membantu keluarga membuat jadual
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik aktivitas di rumah termasuk minum
3. Membantu klien mempraktekkan cara obat (discharge planning)
eliminasi yang baik dan memasukkan 2. Menjelaskan follow up klien setelah
dalam jadual pulang
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu klien mempraktekkan cara
berdandan
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, M. & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Yusuf, Fitriyasari & Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai