Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PERAWATAN DIRI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Oleh :

Agam Ismail Nugraha (J.0105.20.043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama: Defisit perawatan diri


B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Devicite perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygine) berpakaian atau berhias, makan, BAB/BAK
(toileting) (Fitria Nita 2012).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
2. Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi
Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi: kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial: Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, Gigi
kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis: Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya,
rendah diri dan merasa hina.
c. Social: Interaksi kurang, Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma,
Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi
tidak mampu mandiri.
4. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan saat stress

5. Penatalaksanaan: Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan


perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan
terapai kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.

C. Pohon Masalah

Effect Isolasi Sosial: menarik diri

Core Problem Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Causa Harga Diri Rendah Kronis

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
E. Data yang Perlu Dikaji
1. Data Subyektif: Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau
menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat
mandi / kebersihan diri.
2. Data Obyektif: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan
kotor, gigi kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi.
F. Diagnosis Keperawatan Jiwa
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Defisit perawatan dirI
FORMAT PENGKAJIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
a. Status mental
1. Penampilan
( ) tidak rapi
( ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
Masalah keperawatan
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
2. Makan
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
3. BAB/BAK
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
4. Berpakaian/berhias
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Jelaskan
Masalah keperawatan

G. Rencana Tindakan Keperawatan


A. Tindakan keperawatan pada pasien
1. Tujuan keperawatan
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri

2. Tindakan keperawatan
a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri
b) Membantu pasien latihan berhias
c) Melatih pasien makan secara mandiri
d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
H. Strategi Pelaksanaan Tindakan

SP Pada Pasien SP Pada Keluarga


SP 1 PASIEN SP I kELUARGA
1. Identifikasi : kebersihan diri, 1. Mendiskusikan masalah yang
berdandan, makan, BAB/BAK dirasakan keluarga dalam
2. Menjelaskan pentingnya menjaga merawat pasien
kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda
3. Jelaskan alat dan cara kebersihan dan gejala defisit perawatan diri,
pasien. dan jenis defisit perawatan diri
4. Membimbing pasien memasukkan yang dialami pasien beserta
dalam jadwal kegiatan harian. proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien defisit perawatan diri
SP 2 Pasien SP 2 KELUARGA
1. Evaluasi SP 1 1. Evaluasi SP1
2. Menjelaskan pentingnya 2. Latihan keluarga merawat
berdandan langsung ke pasien, kebersihan diri
3. Latih cara berdandan dan bedandan
a. Untuk pasien laki-laki meliputi 3. RLT/jadwal untuk merawat
cara :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
b. Untuk pasien perempuan
meliputi:
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
2. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 3 pasien SP 2 k
1. Memvalidasi masalah dan latihan 1. Melatih keluarga
sebelumnya SP1 dan 2. mempraktekkan cara merawat
2. Menjelaskan cara makan yang baik pasien dengan defisit perawatan
- Jelaskan cara mempersiapkan diri
makanan 2. Melatih keluarga melakukan cara
- Jelaskan cara merapihkan merawat langsung kepada pasien
peralatan makan defisit perawatan diri
- Praktek makan sesuai dengan
tahapan yang baik
3. Latih kegiatan makan
4. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
SP 4 pasien SP 3 k
1. Evaluasi SP 1,2,3 1. Membantu keluarga membuat
2. Latih cara BAB/BAK yang baik jadual aktivitas di rumah
- Menjelaskan tempat BAB/BAK termasuk minum obat
yang baik (discharge planning)
- Menjelaskan cara membersihkan 2. Menjelaskan follow up pasien
diri setelah BAB/BAK setelah pulang
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.

Anda mungkin juga menyukai