Anda di halaman 1dari 6

O@[LT@E [HEF@JXOX@E [@F@ [@]IHE FHEN@E N@ENNX@E

FHAI]IV [HT@W@V@E FITI FI T]C B@O@W@


@VHI [@O@ENB@ T@Y@

Fi ]usue Lohj 3
F`vif Hoisle
EIG. 4;09.M.00`.0;;3

Y@Y@]@E HB@ J@T@[ [@O@ENB@ T@Y@


]HBLO@J VIENNI IOGX BH]HJ@V@E
[TLFI ]0 BH[HT@W@V@E

V@JXE 4;44
@]XJ@E BH[HT@W@V@E CIW@ FHAI]IV [HT@W@V@E FITI

@. G`s`o`j Xt`g`3 Fhaisit phr`w`t`e firi


D. [rlshs Vhrj`fiey` G`s`o`j

0. [heghrti`e
[hr`w`t`e firi `f`o`j s`o`j s`tu bhg`gpu`e f`s`r g`eusi` f`o`g
ghgheuji bhdutuj`eey` gue` ghghphrt`j`eb`e bhjifup`eey`, bhshj`t`e
f`e bhshj`jthr``e shsu`i fheg`e blefisi bhshj`t`eey`, boihe fiey`t`b`e
thrg`eggu bhphr`w`t`e firiey` jib` tif`b f`p`t gho`bub`e phr`w`t`e firi
(Fhpbhs 4;;;).
Fhaisit phr`w`t`e firi `f`o`j g`eggu`e bhg`gpu`e uetub gho`bub`e
`btiait`s phr`w`t`e firi (g`efi, dhrji`s, g`b`e, tliohtieg) (Eurj`ee`j,
4;;6).
Gheurut [lthr. [hrry (4;;8), [hrsle`o jygiheh `f`o`j su`tu tief`b`e
uetub ghghoij`r` bhdhrsij`e f`e bhshj`t`e shshlr`eg uetub bhshj`jthr``e
aisib f`e psibis, bur`eg phr`w`t`e firi `f`o`j blefisi fig`e` shshlr`eg
tif`b g`gpu gho`bub`e phr`w`t`e bhdhrsij`e uetub firiey` ( V`rwltl f`e
^`rtle`j 4;;; ).
4. A`btlr [rhfisplsisi f`e A`btlr [rhsivit`si
Gheurut Fhpbhs (4;;;3 4;), pheyhd`d bur`eg phr`w`t`e firi `f`o`j3
`. A`mtlr prhfisplsisi

0) [hrbhgd`eg`e3 Bhou`rg` thro`ou ghoiefuegi f`e ghg`ej`b`e boihe


shjiegg` phrbhgd`eg`e ieisi`tia thrg`eggu.
4) Dilolgis3 [hey`bit brleis y`eg gheyhd`db`e boihe tif`b g`gpu
gho`bub`e phr`w`t`e firi.
3) Bhg`gpu`e rh`oit`s turue3 Boihe fheg`e g`eggu`e jiw` fheg`e
bhg`gpu`e rh`oit`s y`eg bur`eg gheyhd`db`e bhtif`bphfuoi`e
firiey` f`e oiegbueg`e thrg`sub phr`w`t`e firi.
4) Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi: kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau

perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga


menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor — faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1. Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial: Pada anak — anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.

6. Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
a. Fisik: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang
dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis: Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Social: Interaksi kurang, Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai
norma, Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
4. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan saat stress
5. Penatalaksanaan: Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak
membutuhkan perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa,
pasien lebih membutuhkan terapai kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.

M. [ljle G`s`o`j

Effect Isolasi Sosial: menarik diri

Core Problem Fhaisit [hr`w`t`e Firi3 g`efi, dhrf`ef`e

Causa Harga Diri Rendah Kronis

F. G`s`o`j Bhphr`w`t`e y`eg Guegbie Guemuo


1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah

H. F`t` y`eg [hrou Fib`ji


1. Data Subyektif: Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut,
tak mau menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa
menggunakan alat mandi / kebersihan diri.
2. Data Obyektif: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku
panjang dan kotor, gigi kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa
menggunakan alat mandi.
A. Fi`gelsis Bhphr`w`t`e Ciw`
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Defisit perawatan diri
FORMAT PEEGKACIAE DEFISIT PERA^ATAE DIRI

a. Status mental
1. Penampilan
( ) tidak rapi
( ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) cara berpakaian tidak seperti
biasanya Celaskan
Masalah keperawatan
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
2. Makan
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
3. BAB/BAK
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
4. Berpakaian/berhias
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Celaskan

Masalah keperawatan

N. Them`e` Vief`b`e Bhphr`w`t`e


A. Tindakan keperawatan pada pasien
0. Tujuan keperawatan
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
4. Tindakan keperawatan
a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri
b) Membantu pasien latihan berhias
c) Melatih pasien makan secara mandiri

d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri


J. ]tr`thgi [ho`bs`e``e Vief`b`e
SP Pada Pasien SP Pada Keluarga
SP 1 P SP I k
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang
kebersihan diri dirasakan keluarga dalam
2. Menjelaskan cara menjaga merawat pasien
kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda
3. Melatih pasien cara menjaga dan gejala defisit perawatan
kebersihan diri diri, dan jenis defisit
4. Membimbing pasien memasukkan perawatan diri yang dialami
dalam jadwal kegiatan harian. pasien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien defisit
perawatan diri
SP 2 p SP 2 k
1. Memvalidasi masalah dan latihan 1. Melatih keluarga
sebelumnya. mempraktekkan cara merawat
2. Menjelaskan cara makan yang baik pasien dengan defisit
3. Melatih pasien cara makan yang perawatan diri
baik 2. Melatih keluarga
4. Membimbing pasien memasukkan melakukan cara merawat
dalam jadwal kegiatan harian. langsung kepada pasien
defisit
SP 3 p
1. Memvalidasi masalah dan latihan perawatan diri
SP 3 k
sebelumnya. 1. Membantu keluarga
2. Menjelaskan cara eliminasi yang membuat jadual aktivitas di
baik rumah termasuk minum obat
3. Melatih cara eliminasi yang baik. (discharge planning)
4. Membimbing pasien memasukkan 2. Menjelaskan follow up
dalam jadwal kegiatan harian. pasien setelah pulang

Anda mungkin juga menyukai