Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KASUS

I. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN

W13 Lokasari untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa

Dari 123 siswa SDN 13 Lokasari antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan

anak perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 %

dan 20 %.

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9 %.

Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala untuk
tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan
dilaksanakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.

B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :


Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.

Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik,

terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang

kurang terjamin kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan


di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin

kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar

mandi anak laki-laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi: Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah SDN 13

Lokasari terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan

seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari

dan musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

Angket: Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang

membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga

kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN 13 Lokasari terdapat UKS untuk tempat istirahat

dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Namun penggunaan UKS belum maksimal

dengan baik, karena pihak sekolah masih kurang terpapar mengenai PHBS di

Sekolah. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi

siswa.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,

akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :

1) Kebiasaan jajan sembarangan


Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan

jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :


mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sembarangan

sebesar 76%. Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia

sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam

makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan

untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 40,6 %. Ini

merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah karena

dalam permen mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko

tinggi terjadi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 13 Lokasari.

3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur

sebanyak 80 %. Ini merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak usia

sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu

apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai macam masalah

kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak

SDN 13 Lokasari sekitar 80% siswa menyatakan belum terpapar informasi

kesehatan tentang PHBS dan 95% mengalami caries dentis dan data lain nya

di dapat hampir 25% siswa disekolah setiap bulannya.


gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak menggosok gigi sebelum
tidur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase


Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %
Total 123 100 %

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN 13 Lokasari adalah sepeda,

jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan

anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah

yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah

yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil

pengkajian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:


Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai informasi

tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang

iklan pasta gigi sebesar 10%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai

dampak positif dan negatif.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN 13

Lokasari meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua, peran

orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang tua

dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat dilihat

pada uraian dibawah ini :


maka mayoritas anak menjawab jarang mengadakan diskusi dengan orang tua

dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar 74 responden (60%). Keadaan ini sangat

berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk mencari informasi melalui orang lain

atau media yang belum tentu kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan

sebagai pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh

anaknya.

dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan perlu mendapatkan

bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya.

7. Pendidikan

Semua anak bersekolah di sekolah SDN 13 Lokasari Wonokromo Surabaya.

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke

Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman

Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di

sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan tari.
Data subyektif :
 anak-anak SDN 13 Lokasari sekitar 80% siswa menyatakan belum terpapar informasi
kesehatan tentang PHBS di Sekolah
 anak mengatakan malas untuk menggosok gigi
 mayoritas anak mengatakan jarang mengadakan diskusi dengan orang tua dalam
mengatasi masalah ana
 Masalah cairies gigi
 Pihak sekolah mengatakan belum mempunyai program untuk mengatasi gigi caries
pada muridnya

Data objektif :
 Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di
dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya.
 Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang
dijual tidak terjamin kebersihannya.
 Anak anak banyak mengalami caries pada gigi
 Terdapat perubahan warna email gigi pada anak
 Terdapat anak mengalami nyeri pada gigi
 Kurangnya komitmen dalam rencana tindakan PHBS di Sekolah

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. DEFISIEN KESEHATAN KOMUNITAS
2. KETIKDAKEFEKTIFAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN
3. KERUSAKAN GIGI
PRIORITAS
1. KERUSAKAN GIGI
2. KETIDAKEFETIFAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN
3. DEFISIEN KESEHATAN KOMUNITAS
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

INTERVENSI

DIGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
KERUSAKAN GIGI NOC NIC
Definisi : Disrupsi adalah Selah dilakukan pembinaan  Melakukan
perkembangan gigi/pola kesehatan oleh perawat Pemeliharanaan
erupsi/intergritas Struktural Gigi selama 2 hari, diharapkan Keshatan mulut
Individu para pelajar tidak lagi  Manajemen
BATASAN KARAKTERISTIK mengalami gangguan pada Pengobatan
 Terdapat caries gigi gigi,dengan kriteria hasil :  Manajemen Nyeri
 Terdapat nyeri pada gigi  Caries pada anak  Pemulihan kesehatan
 Perubahan warna email gigi berkurang mulut
 Nyeri pada gigi anak
berkurang
 Warna email gigi tidak
kuning

KETIDAKEFETIFAN NOC NIC


PERILAKU PEMELIHARAAN Selah dilakukan pembinaan  Peningkatan Keterlibatan
KESEHATAN kesehatan oleh perawat orang tua
selama 2 hari, diharapkan  Pendidikan kesehatan
Definisi : Manajemen sikap, para pelajar dan pihak  Manajemen Lingkungan:
pengetahuan, dan praktik kesehatan sekolah memahami Komunutas
yang mendasari tindakan yang bagaimana cara memelihara
mencegah masalah kesehata yang kesehatan dengan baik ,
tidak memuaskan untuk dengan kriteria hasil :
pemeliharanaan atau perbaikan  Kebersihan likungan
kesejahteraan atau mencegah sekolah mulai
penyakit dan cidera kembali bersih
BATASAN KARAKTERISTIK  Kantin menjual
 Gagal melakukan tindakan makanan yang sehat
yang mencegah masalah  Pihak sekolah dan
kesehatan para pelajar
 Kurang komitmen dalam memahami program
rencana kegiatan PHBS di sekolah
 Kurang literasi
DEFISIEN KESEHATAN NOC NIC
KOMUNITAS Selah dilakukan pembinaan  Pengembangan
kesehatan oleh perawat Kesehatan komunitas
Definisi :Adanya masalah satu atau selama 2 hari, diharapkan  Pengembangan Program
lebih masalah kesehatan atau factor para pelajar dan pihak
yang mengganggu kesejahteraan sekolah memahami
atau meningkatkan resiko masalah bagaimana cara memelihara
kesehatan yang dialami oleh kesehatan dengan baik ,
kelompok atau kelompok dengan kriteria hasil :
BATASAN KARAKTERISTIK
 Terdapat masalah kesehtan  Masalah kesehatan
yang dialamai oleh yang dialami mulai
kelompok atau populasi membaik
 Program tidak tersedia  Terdapatnya program
untuk menghilangkan suatu untuk menangani
atau lebih masalah masalah kesehatan
kesehatan bagi satu para pelajarnya
kelompok atau populasi (Caries gigi dan
PHBS di sekolah)

IMPLEMENTASI
DIAGNOSIS INTERVENSI KEPERAWATAN IMPLMENTASI
KEPERAWATAN

 Melakukan Pemeliharanaan 1. Pemeliharanaan Keshatan


KERUSAKAN GIGI Keshatan mulut mulut
 Manajemen Pengobatan  Melakukan perawatan mulut
 Manajemen Nyeri secara rutin
 Pemulihan kesehatan mulut  Membantu para pelajar untuk
berkumur setalh menyikat
gigi
 Memberikan rekomendasi
sikat gigi yang berbulu
lembut
 Menyusun jadwal
pemeriksaan gigi secara rutin
2. Manajemen Pengobatan
 Menentukan obat yang akan di
berikan kepada para pelajar
 Fasilitasi Perubahan
pengobatan dengan dokter
 Melakukan monitor respon
terhadap perubahan pengibatan
dengan cara yang tepat
 Melakukan konsultasi dengan
professional perawatan
kesehatan lainnya untuk
meminilmalkan jumlah dan
frekuensi obat yang dibutihkan
agar didaptkan efek terapeutik
 Mengajarkan pasien beserta
keluarga mengenai metode
pengonsumsian obat yang
tepat
3. Manajemen Nyeri
 Melakukan pengkajian nyeri
Komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik nyeri,,
frekuensi, kualitas
 Memberikan informasi
mengenai nyeri, penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan
berlangsung,antisipasi
ketidaknyamanan akibat
prosedur Pengobatan
 Membantu keluarga mencari
dan menyediakan dukungan

4. Pemulihan kesehatan mulut


 Memonitor kondisi mulut
pasien
 Memonitor perubahan dalam
rasa, pembengkakakn, kualitas
suara, dan kenyamanan
 Memberikan pelayanan
kesehatan untuk melakukan
perawatan mulut
 Memberikan dorongan kepada
pasien untuk mengurangi
makanan pedas, asin, keras,
kering, asam dan perbanyak
nutrsi yang adekuat, misalnya
perbanyak konsumsi susu,
tinggi protein.
 Menginstruksikan untuk selalu
menjaga kebersihan mulut
 Peningkatan Keterlibatan 1. Peningkatan Keterlibatan orang
KETIDAKEFETIFAN keluarga(Orang tua) tua
PERILAKU  Pendidikan kesehatan  Mengidentifikasi kemampuan
PEMELIHARAAN  Manajemen Lingkungan: anggota keluarga dalam
KESEHATAN Komunutas perawatan pasien
 Mengidentifikasi prefensi
anggota keluarga untuk
keterlibtan dengan pasien
 Memonitor keterlibtan keluarga
dalam melakukan perawatn
 Memfasilitasi pemahaman
aspek medis dari kondisi pasien
pada anggota keluarga
2. Pendidikan kesehatan
 Menentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup pada
komunitas dan keluarga
 Membantu komunitas sekolah
untuk mempengaruhu kegiatan
strategi belajar

Merumuskan tujuan dalam
program pendidikan kesehatan
3. Manajemen Lingkungan:
Komunutas
 Memonitor status resiko yang
sudah diketahui
 Mengkoordinasi layanan
terhadap kelompok dan
komunitas yang bersiko
 Melakukan edukasi pada
kelompok yang beresiko
DEFISIEN  Pengembangan Kesehatan 1. Pengembangan Kesehatan
KESEHATAN komunitas komunitas
KOMUNITAS  Pengembangan Program  Mengidentifikasi bersama
komunitas mengenai masalah,
kekuatan, dan prioritas
kesehatan
 Memfasilitasi implementasi
dan revisi dari rencana
komunitas
 Memberikan kesempatan bagi
semua segmen komunitas di
sekolah
 Membantu anggota
komunitas untuk
meningktkan kesadaran dan
memberikan perhatian
mengenai masalah masalah
kesehatan
2. Pengembangan Program
 Membantuk komunitas
sekolah dalam
mengidentifikasi kebutuhan
atau masalah kesehatan yang
signifikan
 Memprioritaskan kebutuhan
kesehatan terhadap masalah
yang sudah diidentifikasi
 Menjelasakn metode,
kegiatan, kerangka, waktu
untuk implementasi
 Susun kerangka anggota
 Mengedukasi anggota
kelompok proses perencanaan
yang sesuai
 Mengevaluasi terkait rincian
pembiayaan, kebutuhan
SDM, kelayakan, dan
kegiatan yang dibutihkan

Anda mungkin juga menyukai