Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN GANGGUAN JIWA

1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (
Depkes 2000).
Defisit Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
didalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
hidupnya,kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya. (Aziz R., 2003)
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Menurut NANDA (2012), jenis-jenis defisi perawatan diri adalah
sebagai berikut:
1) Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
2) Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas makan secara mandiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri
2. Faktor Predisposisi
Menurut Depkes (2000), faktor predisposisi defisit perawatan diri
adalah:
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

3. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1) Fisik
(1) Badan bau, pakaian kotor
(2) Rambut dan kulit kotor
(3) Kuku panjang dan kotor
(4) Gigi kotor disertai mulut bau
(5) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
(1) Malas, tidak ada inisiatif
(2) Menarik diri, isolasi diri
(3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social
(1) Interaksi kurang
(2) Kegiatan kurang
(3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
(4) Cara makan tidak teratur
(5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi
tidak mampu mandiri.
5. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan saat stress

6. Pohon Masalah

Effect Isolasi Sosial: menarik diri



Core Problem Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Cause Harga Diri Rendah Kronis

7. Penanganan
Menurut Damaiyanti dan Iskandar (2012) tindakan mandiri
keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri yaitu:
1) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
2) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
3) Membantu pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri.
4) Menjelaskan cara makan yang baik.
5) Membantu pasien mempraktikan cara makan yang baik.
6) Menjelaskan cara eliminasi yang baik.
7) Membantu pasien mempraktikan cara eliminasi yang baik.
8) Menjelaskan cara berdandan.
9) Membantu pasien mempraktikan cara berdandan.
10) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TEORITIS
PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1) Masalah Keperawatan
(1) Defisit Perawatan Diri
(2) Isolasi Sosial
(3) Gangguan Pemeliharaan Kesehatan
2) Data subyektif
(1) Pasien mengatakan dirinya malas mandi
(2) Pasien mengatakan malas makan
(3) Pasien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah
bab/bak
3) Data Obyektif
(1) Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
(2) Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
(3) Ketidakmampuan makan
(4) Ketidakmampuan bab/bak secara mandiri : bab/bak sembarangan

2. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit Perawatan Diri
2) Isolasi Sosial

3. Intervensi Keperawatan
1) Tujuan
(1) Untuk Pasien
Pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi, berpakaian, makan, dan BAB/BAK
(2) Untuk Keluarga
Keluarga mampu menjadi sistem pendukung yang efektif bagi
pasien di rumah
2) Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP Pada Pasien SP Pada Keluarga

SP 1 SP 1

1) Menjelaskan pentingnya 1) Mendiskusikan masalah yang


kebersihan diri dirasakan keluarga dalam merawat
2) Menjelaskan cara menjaga pasien
kebersihan diri 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan
3) Melatih pasien cara menjaga gejala defisit perawatan diri, dan
kebersihan diri jenis defisit perawatan diri yang
4) Membimbing pasien memasukkan dialami pasien beserta proses
dalam jadwal kegiatan harian. terjadinya
3) Menjelaskan cara-cara merawat
pasien defisit perawatan diri

SP 2 SP 2

1) Memvalidasi masalah dan latihan 1) Melatih keluarga mempraktekkan


sebelumnya. cara merawat pasien dengan defisit
2) Menjelaskan cara makan yang baik perawatan diri
3) Melatih pasien cara makan yang 2) Melatih keluarga melakukan cara
baik merawat langsung kepada pasien
4) Membimbing pasien memasukkan defisit perawatan diri
dalam jadwal kegiatan harian.

SP 3 SP 3

1) Memvalidasi masalah dan latihan 1) Membantu keluarga membuat


sebelumnya. jadual aktivitas di rumah termasuk
2) Menjelaskan cara eliminasi yang minum obat (discharge planning)
baik 2) Menjelaskan follow up pasien
3) Melatih cara eliminasi yang baik. setelah pulang
4) Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Damaiyanti, M. dan Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika
Keliat , Budi Anna. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . EGC. Jakarta.
Nurjanah, Intansari. 2004. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia

Anda mungkin juga menyukai