Anda di halaman 1dari 202

PEMICU 3 BLOK REPRODUKSI

SUSAHNYA IBU HAMIL

Ruth Zechariah Wiyono (405110199)

Learning Objectives
1.MM persalinan patologis
- Mengetahui manajemen persalinan patologis
- Memahami manajemen persalinan malpresentasi
- Memahami indikasi,KI,komplikasi ekstraksi vakum
- Mengetahui indikasi ,KI, komplikasi seksio sesaria
2. MM Ketuban Pecah Dini (KPD)
3. MM Kehamilan dengan hipertensi
4. MM Kehamilan dengan gangguan hormonal (DM, Tiroid)
5. MM kehamilan dengan faktor resiko lain (anemia, usia
ibu terlalu muda atau tua, perokok aktif, kehamilan
terlalu sering, dan jarak kehamilan terlalu dekat)

PERSALINAN & MAL


POSISI

Persalinan Patologis
Persalinan pervaginam dengan bantuan alatalat atau melalui dinding abdomen dengan
operasi caesarea
Malposisi : posisi abnormal dari verteks
janin (ubun-ubun kecil sebagai penanda)
Malpresentasi : semua presentasi lain
dari janin selain presentasi verteks

MASALAH
Partus Lama atau Partus
Macet

Anatomi Tengkorak Janin


Os
oksipitalis

Os parietalis
Fontanela
sagitalis

Os frontalis

POSISI JANIN INTRA UTERIN

Letak (situs) / fetal lie


Sikap (habbitus/attitude)
Presentasi fetal
Posisi fetal

LETAK (SITUS)

Definisi:

Variasi letak (situs):

Hubungan antara sumbu panjang janin dg sumbu


panjang ibu
Biasanya longitudinal (99%) atau transversal
Kadang: posisi antara axis fetal & maternal: 45o
(oblique) biasanya tidak stabil longi/transv
Fk risiko posisi transversal: multipariety, plasenta previa,
hydramnion, anomali uterus

Hubungan letak dg Presentasi fetal:

Longitudinal presentasi kepala atau bokong


Transversal presentasi bahu

Presentasi bahu /
letak transversal

SIKAP (HABBITUS/
ATTITUDE)

Definisi:

Sikap janin fisiologis:

Hubungan bag janin yg satu dengan bag. Lain, biasanya


terhadap tulang punggungnya
Keadaan kifose punggung menjadi konveks
Kepala hiperpleksi dg dagu dekat dada
tungkai terlipat pada lipat paha & lutut rapat pada badan
Lengan biasanya bersilang didepan dada atau paralel disetiap
sisi, tali pusat diantara extremitas

Sikap janin lain:

Defleksi ringan (presentasi puncak kepala)


Defleksi sedang (presentasi dahi / frontum)
Defleksi maximal (presentasi muka)

Biasanya presentasi dahi & puncak kepala bersifat transient


dapat menjadi presentasi belakang kepala atau muka

PRESENTASI & POSISI FETAL

Definisi & variasi posisi:

Dipakai u/ menentukan bag. Janin terbawah

Dapat kanan/kiri masing tdp 3 variasi (depan, lintang, belakang) c/ kiri depan,
kiri lintang, kiri belakang

diagnosis u/ menentukan presentasi & posisi fetal:

Palpasi abd, VT, auskultasi, kadang: USG. (jarang: foto ro, CT, MRI)

Normoposisi

Malposisi

Malpresentasi

Ubun kecil depan

Ubun kecil belakang

Presentasi puncak
kepala

Ubun kecil kanan


depan

Ubun kecil kanan


belakang

Presentasi dahi

Ubun kecil kiri depan

Ubun kecil kiri


belakang

Presentasi muka

Ubun kecil melintang Presentasi bokong

Macam
Presentasi

Keterangan

PRESENTASI KEPALA (96%)


Belakang
kepala
(Vertex/Occiput
)

Petunjuk: ubun2 kecil


Kiri depan (2/3), kanan depan (1/3 normoposisi
Kiri belakang, kanan belakang, lintang
malposisi

Puncak Kepala
(Sinciput)

Petunjuk: ubun2 besar

Presentasi
Dahi
(Brow)

Petunjuk: dahi/frontum

Presentasi
Muka

Petunjuk: dagu/mentum

PRESENTASI BOKONG (3.6%) Petunjuk: Sakrum


Bokong
Sempurna

(complete breech presentation) ke2 tungkai


disamping bokong

Bokong Murni

(frank breech presentation) ke2 tungkai lurus


keatas

Bokong Kaki

Sempurna (2 kaki dibawah), Tak sempurna ( 1 kaki


dibawah)

Left
occiput
anterior
Presentasi
kiri depan

Left
occiput
posterior
Presentas
i kiri
belakang

Right occiput
anterior
Presentasi kanan
depan

Right
occiput
posterior
Presentas
i kanan
belakang

Melintang
kanan

Persalinan sungsang

Persalinan sungsang pervagina dibagi3, yaitu:


Persalinan spontan dgn cara Bracht
Manual aid
Ekstrasi sungsang

Teknik:
Persiapkan ibu,janin,penolong,alat(cunam piper)
Ibu dlm posisi litotomi
Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dgn merangkul
kedua paha
Lakukan episiotomi
Saat tali pusat lahir dan tampak terengang, kendorkan
terlebih dulu
Lakukan hiperlordosis pd badan janin mengikuti grkn
rotasi anterior

Melahirkan lengan dan bahu:

Cara klasik:
Pegang

kedua pergelangan kaki, elevasi sejauh mungkin


Tangan penolong yg satu di mskan k dlm jln lahir dgn menulusuri
punggung janin sampai ke fossa kubiti
T4kan dua jari tgn sejajar humeruslhrkan lengan belakang dgn grkan
seola-olah mengusap muka janintarik k bawah hingga punggung janin
mendekati punggung ibu
Lahirkan lengan depan

Cara Mueller:
Pegang

bokong janin scr femuropelvik


Tarik badan janin k bwh sampai bahu dpn berada di bwh simfisislahirkan
lengan depan dgn mengait lengan bawahnya
Pegang badan tarik ke atas samapi bahu belakang lahir

Cara loevset
Bila

lengan bayi terjungkit di blkg kpl janin.


Pegang badan janin scr femuropelvik, tarik k bwh sampai ujung bwh
skapula depan terlihat d bwh simfisis
Putar bdn janin 180
Lahirkan lengan depan
Lahirkan bahu blkg dgn memutar kmbl badan janin ke arah yg berlawanan

Melahirkan kepala (cara Mauriceau)

Dilakukan bila scr manual aid dan Bracht kpl blm


keluar
Letakkan badan janin dgn perut k bwh pd lengan
liri penolong
Mskan jari tengan k dlm mulut janin, jari telunjuk
dan manis pd maksilla
Tgn kanan memegang bahu janin dri blkg dgn
telunjuk dan jari tengah di sblh kiri dan kanan
leher
Tarik janin ke bwh dgn tangan kanan sampai
subokdiput d bwh simfisis
Tgn kiri tetap memperthnkan fleksi kpl sehingga
muka janin lahir melewati perineum disusul
bagian kepala yg lain

Versi

Versi luar

Versi ekstraksi

Def

Versi yg dilakukan dgn tgn penolong


berada di luar kavum uteri

Versi yg dilakukan dgn 1


tgn penolong berada di
dinding perut, satu di
kavum uteri kemudian
ekstrasi kaki

Syarat

Bag terendah janin dpt didorong


keluar PAP
Lahir pervagina
Selaput ketuban utuh
Pembukaan <4

Ketuban baru pecah


Dinding perut tipis dan
rileks
Tdk ada regangan
segmen bwh uterus

Indi

Versi sefalik: letak lintang, sungsang


Versi podalik:lintang, presentasi kpl
tali pusat, dahi

Letak lintang
Letak kpl dgn prolaps
talipusat
Presentasi dahi

KI

Perdarhan antepartum
HT
Kehamilan ganda
Plasenta previa
Cacat rahim

Ruptur uteri
Cacat rahim

kompli

Solusio plasenta
Lilitan tali pusat
Ruptur uteri

Ibu: perdarahan,
perlukaan
Bayi:asfiksia, perdarahan

INDIKASI &
KONTRAINDIKASI

Seksio Sesarea
Indikasi
Ibu:
oPanggul sempit
oAdanya tumor di jln
lahir
oStenosis servix/vagina
oPlasenta previa
oDisproporsi sefalopelvik
Bayi:
oKelainan letak
oGawat janin

Kontraindikasi
Janin mati
Syok, anemia berat
sblm di atasi
Kelainan kongenital
berat

Komplikasi Seksio Sesarea

Ibu:

Infeksi
Perdarahan
Luka pd kandung kemih
Ruptur uteri

Bayi:

Kematian perinatal

Komplikasi seksio sesarea

Infeksi peurperal (nifas)


Perdarahan
Luka kandung kemih, emboli paru dan
terluka kandung kemih
Kemungkinan ruptur uteri spontan pada
kehamilan mendatang

SEKSIO SESAREA

Definisi

Suatu persalinan buatan, dimana janin


dilahirkna melalui suatu insisi pada
dinding perut & dinding rahim dengan
syarat rahim adalah keadaan utuh serta
berat janin di atas 500 gram

JENIS

Seksio sesarea klasik


Seksio sesarea transperitoneal profunda
(supra cervicalis = lower segmen
caesarean section)
Seksio sesarea diikuti dengan
histerektomi (caesarean hysterectomy =
seksio histerektomi)
Seksio sesarea ekstraperitoneal
Seksio sesarea vaginal

INDIKASI
Ibu

Panggul sempit absolut

Tumor jalan lahir yang menimbulkan


obstruksi

Stenosis serviks/vagina

Plasenta previa

Ruptura uteri membakat

Anak

Kelainan letak

Gawat janin

KONTRAINDIKASI

Janin mati
Syok, anemia berat, sebelum diatasi
Kelainan kongenital berat (monster)

Persiapan Sebelum
Operasi
1. Informed consent
2. Puasa
3. Cek darah. Darah harus tersedia dan
sudah dilakukan cross-matching

Keuntungan & Kerugian


Keuntungan :
1.Aman
2.Intelektual bayi lebih terjamin
3.Hasilnya baik jika dikerjakan sesuai waktu dan
indikasinya
Kerugian:
1. Morbiditas lebih tinggi
2. Kehamilan berikutnya sebagian besar
ditangani dengan seksio sesarea ulangan

Secara tidak langsung -> membatasi jumlah anak

EKSTRAKSI DENGAN EKSTRAKTOR


VAKUM

Tahun 1957 Malstrom, berdasar atas


prinsip menyelenggarakan vakum antara
kepala janin dan alat penarik sehingga
kepala mengikuti gerakan alat tersebut.

EKSTRAKSI DENGAN EKSTRAKTOR


VAKUM
Alat tersebut terdiri atas:
Sejenis mangkok dari logam yang agak mendatar
dalam berbagai ukuran (diameter 30 sampai dengan
60 mm) dengan lubang di tengah-tengahnya;
Pipa karet yang pada ujung satu dihubungkan dengan
mangkok dan pada ujung yang lain dengan suatu alat
penarik dari logam;
Rantai dari logam yang berhubungan dengan alat
bundar dan datar; alat tersebut dimasukkan ke dalam
rongga mangkok sehingga dapat menutup lubangnya;
selanjutnya rantai dimasukkan ke dalam pipa karet dan,
setelah ditarik kuat, dikaitkan kepada alat penarik;
Pipa karet yang pada ujung yang satu dihubungkan
dengan alat penarik dan pada ujung yang lain dengan
botol penampung cairan yang terisap (lendir, darah, air
ketuban, dan sebagainya);
Manometer dan pompa tangan untuk mengisap
udara, yang berhubungan dengan botol penampung dan
menyelenggarakan vakum antara mangkok dan kepala

VACUUM DEVICES

INDIKASI EKSTRAKTOR
VAKUM

Ekstraktor vakum hanya digunakan pada


presentasi belakang-kepala.
Indikasi & kondisi = ekstraksi dengan cunam,
hanya dalam keadaan darurat ada sedikit
kelonggaran mengenai syarat pembukaan
lengkap.
Keadaan terpaksa: dapat dilakukan pada
pembukaan yang belum lengkap, sedikitdikitnya 7 cm.
Ekstraktor vakum masih boleh digunakan
apabila presentasi belakang-kepala kepala janin
sudah mencapai Hodge II (Belum sampai
Hodge III) & tidak ada disproporsi
sefalopelvik (CPD).
Umum dipakai: mangkok dengan diameter
50 mm. (harus disesuaikan dengan besarnya

INDIKASI EKSTRAKTOR
VAKUM

Partus lama
Partus Lama Kala II
Ketuban Pecah Dini
Disproporsi Kepala panggul
Pasca Bedah Caesar
Pre Eklamsi
Eklamsi
Gemelli
Distress Janin
Kelainan Jantung Ibu
Primi Para Tua
Post Term

CARA PEMASANGAN EV

Wanita ditidurkan dalam letak litotomi.


Vulva & sekitarnya dibersihkan dengan kapas
sublimat (kapas lisol) kemudian tinctura jodii 2%.
Kandung kencing & rektum harus kosong.
Pemeriksaan dalam sekali lagi dengan teliti

PERHATIAN KHUSUS ( Pembukaan, sifat serviks &


vagina, turunnya kepala janin & posisinya)
Anestesia blok pudendus jika perlu.

Dipilih mangkok yang akan dipakai.

Mangkok dicelup dalam air sabun steril (dibasahi


seluruhnya) dengan spirtus-sabun JANGAN PAKAI
MINYAK (licin & mudah lepas), lalu dimasukkan ke
dalam vagina.

CARA PEMASANGAN EV

Mula-mula: mangkok dalam posisi agak


miring (tidak menghadap vulva) dimasukkan
dlm introitus vaginae sambil menekan komisura
posterior ke belakang. Kemudian diselipkan ke
dalam vagina.
Mangkok diputar manghadap ke kepala janin.
Mangkok dipasang pada oksiput (presentasi
belakang-kepala).
Mangkok dipasang dekat pada sakrum ibu
(Apabila oksiput tidak jelas letaknya, presentasi
lain, bahkan apabila kepala masih tinggi).
Dengan 1 atau 2 jari periksa sekitar mangkok
(jaringan serviks / vagina takut terjepit)

CARA PEMASANGAN EV

Pompa oleh pembantu (udara dikeluarkan)


sehingga tercapai tekanan negatif dalam botol,
pipa-pipa dan mangkok.
Kulit kepala janin disedot ke dalam mangkok.
Mangkok melekat pada kepala.
SANGAT PENTING: Mangkok harus diisi penuh
dengan kulit dan jaringan bawah kulit secara
perlahan-lahan.
Dengan pompa lekatan erat dicapai dengan
meningkatkan tekanan negatif dalam 3 tahap:

I: Dipompa sampai minus () 0,2 kg per cm2, tunggu 2


menit.
II: Pompa lagi sampai (-) 0,4, tunggu 2 menit
III: Akhirnya pompa sampai (-) 0,6 biasanya sudah
cukup

Bila perlu, ditambah lagi sampai (-) 0,7 atau 0,8,


setelah tek. yang diingini tercapai, masih ditunggu 2

CARA PEMASANGAN EV

Apabila his sudah timbul sebelum tekanan


yang dikehendaki tercapai EV sudah boleh
ditarik (hati-hati supaya mangkok jangan sampai
lepas & kepala janin lebih turun).
Apabila his hilang, tarikan jangan dilepas sama
sekali, akan tetapi tarikan ringan diteruskan
secara kontinu supaya kepala tidak terlampau
mundur.
Tarikan definitif dilakukan apabila sudah dicapai
tekanan 0,6 atau 0,7 kg per cm2.
Pemeriksaan dalam ulangan harus dilakukan
beberapa kali, sedikitnya setiap kali setelah
tekanan dinaikkan.
Lama tindakan: tidak melebihi 20 menit;

CARA TARIKAN PADA EV

Tarikan definitif pada EV sinkron dengan


his & tenaga meneran.
Tarikan pada EV sifatnya berkala
(intermittent).
Arah tarikan harus sesuai dengan
turunnya kepala & tegak lurus dengan
mangkok:

Kepala tinggi ke dorsal


Kepala tengah datar
Kepala di dasar panggul ke atas (ventral)

CARA TARIKAN PADA EV

Mula-mula: Tarikan dilakukan oleh tangan kanan


pada pegangan yang berbentuk palang, sambil
tangan kiri berusaha supaya mangkok tidak
mudah lepas dari kepala.
3 jari tangan kiri dimasukkan ke dalam vagina:

Ibu jari ditempatkan di pinggir mangkok bagian depan.


Jari telunjuk & jari tengah di kepala anak (ventral dari
mangkok).

Apabila tangan kanan mengadakan ekstraksi,


bersamaan ibu jari menekan mangkok bagian
depan kepada kepala. (Ada sinkronisasi antara
tangan kanan & kiri).
Dengan pegangan 3 jari (Drei-Fingergriff)
mangkok tidak mudah lepas (Biasanya lepas
di pinggir depan lebih dulu).

CARA TARIKAN PADA EV

Orang yang berpengalaman EV jarang


lepas sewaktu mangkok mulai mau lepas,
terdengar bunyi sedotan (peluit), sehingga
secara reflektoris tarikan segera dihentikan
mangkok tidak jadi lepas.
Apabila kepala sudah hampir lahir, tangan kiri
mengambil alih EV dengan memegang pipa
karetnya (BUKAN pegangannya) dekat vulva,
sambil pipa dililit-lilitkan pada jari-jari.
Tangan kanan menyokong & melindungi
perineum.
Arah tarikan dengan tangan kiri ialah ke atas
(ventral).

CARA TARIKAN PADA EV

Setelah seluruh kepala lahir, bahu dan


badan anak dilahirkan seperti biasa.
Ventil dilepas (sekrupnya dikendorkan)
perlahan-lahan udara masuk ke dalam
botol tekanan negatif hilang mangkok
dapat dilepaskan dari kepala anak.
Bila mangkok sukar lepas pipa karet
(menghubungkan botol-pegangan)
dilepaskan lebih dulu.
Tindakan episiotomi tergantung pada
keadaan.

KOMPLIKASI

Bahaya kegagalan atau timbulnya


komplikasi tidak besar bila dipenuhinya
syarat-syarat sbb:

Pembukaan sudah lengkap (hampir lengkap).


Kepala janin sudah sampai Hodge III
Tidak adanya CPD
Janin dalam presentasi belakang-kepala
Kepala janin tidak lembek seperti pada maserasi.

Yang mungkin terjadi:

Luka (nekrosis) jaringan di luar tengkorak anak (tempat


pemasangan mangkok)
Infeksi bila syarat asepsis & antisepsis kurang atau tidak
diindahkan.

FARMAKO

Obat-obatan yang bisa memperlambat


persalinan termasuk magnesium sulfate
dan terbutaline.
Kortikosteroid (CTH : Betametason)
membantu paru-paru janin dan organ lain
matang lebih cepat dan mengurangi
resiko setelah lahir, bayi mengalami
kesulitan pernafasan (sindrom pernafasan
bayi baru lahir yang mengganggu).

KETUBAN PECAH DINI


(KPD)

KETUBAN PECAH DINI

Keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum


persalinan, bila < 37 mgg = ketuban pecah dini
kehamilanprematur
Dalam keadaan normal ketuban pecah dalam proses
persalinan
Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban
dan melindungi janin terhadap infeksi
Epidemiologi:

RS Dr. Pirngadi Medan (1982) : 2,27% dari seluruh


persalinan.
RS Hasan Sadikin Bandung (1979) : 5,05%.
RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (1988) : 11,22%

MEKANISME KPD

Ketuban pecah dalam persalinan secara umum


disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan
berulang.
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu
terjadi perubahan biokimia selaput ketuban
inferior rapuh
Degradasi kolagen o/ MMP (metaloproteinase) yg
dihambat o/ inhibitor spesifik
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan
degradasi ektraselular matriks.

Menjelang persalinan keseimbangan mengarah ke


degradasi proteolitik dari matrix extraseluler

MEKANISME

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda

Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah

Melemahnya selaput ketuban ada hubungannya


dengan pembesaran uterus,kontraksi rahim,dan
gerakan janin
Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan
hal fisiologis
Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal,
misalnya infeksi yang menjalar dari vagina
Ketuban pecah dini sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks , solusio plasenta

FAKTOR RISIKO

Berkurangnya asam askorbik sebagai


komponen kolagen
Kekurangan tembaga dan asam askorbik
yang berakibat pertumbuhan struktur
abnormal karena antara lain merokok

PEMERIKSAAN

Dengan inspekulo dilihat adanya cairan


ketuban keluar dari cavum uteri
Pemeriksaan pH vagina perempuan
hamil sekitar 4,5;bila ada cairan ketuban
pHnya sekitar 7,1-7,3
USG , dikonfirmasi dengan adanya
oligohidramnion

TATALAKSANA

Pastikan Diagnosis
Tentukan Umur Kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal
ataupun infeksi janin
Apakah dalam keadaan inpartu,terdapat
kegawatan janin

TATALAKSANA

Koservatif

Rawat di Rumah Sakit, berikan antibiotik (ampisilin


4x500 mg atau eritromisin ,metronidazol 2x500mg )
Jika umur kehamilan < 32-34 minggu , dirawat selama
air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak
keluar lagi. Terminasi pada kehamilan 37mgg
Jika 32-37 minggu,belum inpartu,tidak ada infeksi, tes
busa negatif beri deksametason , observasi
Jika 32-37mgg, in partu, tidak ada infeksi tokolitik
(salbutamol), dexametason, & induksi sesudah 24jam
Jika32-37 minggu , ada infeksi , beri antibiotik dan
lakukan induksi,nilai tanda tanda infeksi (suhu
,leukosit ,tanda-tanda infeksi intrauterin)

TATALAKSANA

Aktif

Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan


oksitosin. Bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostol 25ug50ug tiap 6jam maksimal 4 kali
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan
antibiotik dosis tinggi & persalinan diakhiri
pelvik < 5 lakukan pematangan servik,
kemudian induksi, tidak berhasil sc
Skor pelvik > 5 induksi persalinan
Skor

Skor
pelvik
(Bishop
Score)

KOMPLIKASI
Persalinan Prematur
Infeksi maternal ataupun neonatal
Hipoksia ok kompresi tali pusat
Sindrom Deformitas Janin
insiden sc

KEHAMILAN DENGAN
GANGGUAN HORMONAL
(ENDOKRIN)
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
TIROID

Kehamilan vs Gangguan
Endokrin

Kehamilan gangguan endokrin


Kelainan endokrin yang umumnya terjadi
pada ibu hamil:

Diabetes Melitus
Tiroid

Faktor faktor predisposisi yang


mempengaruhinya:

Genetik
lingkungan

Diabetes Pregestasional

Gestational Diabetes Melitus

Intoleransi KH dalam derajat yang bervariasi dengan


onset atau first recognition selama kehamilan.

Walaupun intoleransi glukosa normal, hanya 35%


yang GDM.

Pertimbangkan unrecognized overt diabetes.

Stc. Kehamilan dengan hiperglikemia puasa sebelum


24 minggu = overt diabetes.

Epidemiologi:

DM Gestasional

Gangguan toleransi glukosa saat hamil


Pada kehamilan trimester I kadar
glukosa 55-65% respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin
Sebagian besar asimtomatis
Di Indonesia insiden sekitar 1,9-3,6%

KLASIFIKASI DIABETES

Diabetes tipe 1 (disebabkan oleh


destruksi sel yang akan menyebabkan
defisiensi absolut insulin)
Diabetes tipe 2 (disebabkan oleh defek
sekresi insulin yang progresif karena
adanya insulin yang resisten)
Tipe spesifik diabetes lainnya
(disebabkan oleh faktor genetik,
penyakit eksokrin pankreas, atau obatobatan)
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)

Perempuan hamil dengan


Diabetes

Kebanyakan ibu mengetahui mereka diabetes


gestational setelah di test antara minggu ke
24 28 masa kehamilan
Klas I : Diabetes gestasional timbul
pada waktu hamil dan menghilang setelah
melahirkan
Klas II : PreGestasional diabetes
diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil

FAKTOR
RESIKO

Patofisiologi
/Fungsi insulin
tidak optimal
perubahan
kinetika insulin
dan resistensi
insulin
Komposisi sumber energi dalam plasma ibu (kadar
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi)
Ibu
hamil

Perubahan
hormonal (HPL,
progesteron,
kortisol, prolaktin
puncak T III)

Difusi terfasilitasi
membran plasenta,
dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi
komposisi sumber
energi abnormal

Hiperinsulinemia janin
gangguan metabolik
(hipoglikemia,
hipomagnesemia,
hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan

FISIOLOGI METABOLISME GLUKOSA PADA


KEHAMILAN NORMAL
Ambilan glukosa sirkulasi plasenta

Efek hormon-hormon
gestasional

Produksi glukosa dari hati

KADAR GLUKOSA PLASMA


IBU
Produksi
alanin
( prekusor glukoneogenesis)

Efektifitas ekskresi
ginjal

Patofisiologi
Perubahan
hormon selama
hamil

Hormon
diabetogenik
hasil sekresi
plasenta
Resistensi
insulin
Diabetes
melitus
gestasional
Kadar gula
darah tinggi
pada ibu dan
bayi

GH
Corticotropin
releasing hormone
Placental
lactogen
Progesteron

PATOFISIOLOGI

http://www.womenfitness.net/gestational_diabetes.htm

DAMPAK PADA JANIN


Jumlah/fungsi insulin #
optimal
Perubahan kinetika dan resistensi
insulin
Komposisi sumber
plasma
Gula darah
Insulin

energi

dalam

Difusi terfasilitasi dalam membran


plasenta
Sirkulasi janin komposisi sumber energi
abnormal
Janin mengalami gangguan metabolik

Hiperinsulinemi
a

Macrosomia

The American College of Obstetricians and Gynecologists


(2000) : bayi dengan berat lahir lebih dari 4500 g.

fetal hyperinsulinemia selama tengah akhir kehamilan


memicu pertumbuhan tubuh yang berlebihan

neonatal hypoglycemia

Yang berperan: IGF-I, IGF-II, epidermal growth factor,


leptin, dan adiponectin

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes tantangan glukosa (Glucose Challenge Test)


50 gram glukosa dilarutkan dalam 1
gelas air
1
jam
Ambil contoh darah vena

Kadar glukosa 140 mg


(+)
Pemeriksaan test toleransi
glukosa oral

Kadar glukosa < 140 mg


(-)
Pemeriksaan ulang pada kehamilan 2630 minggu

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes toleransi glukosa oral


Makan cukup kalori minimal 3 hari sebelum
pemeriksaan
Semalam sebelum pemeriksaan puasa 8-12
jam
Contoh darah diambil pagi hari
Diberi beban glukosa 75 gram dalam
200 ml air
2 jam
Contoh darah plasma vena diambil

KRITERIA DIAGNOSIS

Untuk membedakan klasifikasi tersebut


dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
ulang pasca persalinan

DMH hasil tetap abnormal


DMG hasil kembali normal

Kadar glukosa plasma 2 jam pp

>200 mg/dl : diabetes mellitus (jika baru diketahui


saat hamil, DMG)
140-200 mg/dl : toleransi glukosa terganggu (TGT)
<140 mg/dl : normal

KRITERIA DIAGNOSIS

Reduksi Urin

Hasil yang (+) menunjukkan adanya


glukosuria
Dapat digunakan untuk tes skrining dan
kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa
dijadikan pedoman

Reduksi (+): masih mungkin oleh sebab


lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,
dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200
300 mg%

PENATALAKSANAAN

Prinsip penanganan

Kontrol gula darah


Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin
diberikan melalui drips
Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik
Pada bayi baru lahir yang hipoglikemia infus
glukosa

PENATALAKSANAAN
GDP 105130mg/dL

GDP
>130mg/dL

Diet
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
Kalori untuk kehamilan 300-500
kalori/hari
Kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5
gr/kgBB
2 minggu
GDP <105 mg/dL
GD2JPP <120
mg/dL

GDP >105 mg/dL


GD2JPP >120
mg/dL

DMG : insulin dosis rendah, lama kerja


intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari

Diet

DMH : lebih sering, dapat dikombinasikan antara


insulin kerja pendek dan intermediate

Diet + insulin

Pengelolaan obstetrik
DM Pada Kehamilan

Kontrol antenatal pantau keadaan klinis


ibu dan janin tek darah, TFU, DJJ, kadar
gula darah ibu, USG, kardiotokografi (jika
memungkinkan).

Penilaian dilakukan tiap mgu (sejak


usia kehamilan 36mgu).

Penilaian paling ideal skor fungsi


dinamik janin-plasenta (FDJP).
Janin sehat nilai FDJP > 6, dapat
dilahirkan pada usia kehamilan cukup
minggu dg persalinan normal.

Gawat janin nilai FDJP < 5 (gawat


janin)

Pemantauan pergerakan janin (normal >


10x/12 jam).

Bila
akan
melakukan
terminasi

amniosentesis
terlebih
dahulu
u/
memastikan kematangan janin (bila usia
kehamilan < 38 mg).
Kehamilan DMG dengan komplikasi rawat
sejak usia kehamilan 34 mgu terapi
insulin.
Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG
memerlukan perawatan khusus.

PENATALAKSANAAN
DM terkendali

DM tidak terkendali

Monitor setiap minggu GD,


USG, CTG

Rawat
Monitor setiap minggu GD,
USG, CTG

Janin sehat
40 minggu

Gawat
janin
Makrosomi
a
IUGR

Amniosentesi
s
Paru matang

Partus
normal

Paru belum
matang
Steroid

Terminasi

Pengobatan insulin
DM PREGETASIONAL diberi insulin dengan
dosis yang sama seperti sebelum kehamilan
DM GESTASIONAL insulin dosis rendah,
lama kerja intermediate dan diberikan 12x/hari. Dapat dikombinasikan antara insulin
kerja pendek dan intermediate

Obat hipoglikemik oral tidak digunakan


dalam DMG karena efek teratogenitasnya
dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar
melalui ASI.

Gambar 4. Lokasi Penyuntikan


Insulin pada Wanita Hamil

Gambar 5. Contoh Pen untuk


Menyuntikkan Insulin
Terapi obat pengendali glukosa
darah oral pada diabetes
gestasional tidak
direkomendasikan oleh ADA
maupun ACOG karena obat-obat
tersebut dapat melalui plasenta,
merangsang pancreas janin, dan
menyebabkan hiperinsulinemia
pada janin.

Saat bangun tidur


Sebelum makan
Sesudah makan

Pantau glukosa
darah
Insulin
Aktivitas fisik

Pembatasan glukosa
Makan sedikit-sedikit tetapi
sering
Konsumsi serat, sayuran, dan
serealia

Pengaturan diet
Lakukan ANC
lebih sering

Tata Laksana

Cara dan waktu persalinan

Keputusan untuk melakukan persalinan


lebih awal ( 38 minggu ) dengan cara
induksi persalinan atau seksio caesar
dilakukan atas pertimbangan adanya
resiko kematian perinatal yg berhub
dengan makrosomia, distorsi bahu,
gawat janin, sindrom distress respirasi
Jika BBJ > 4500 gr seksio caesar

Pengelolaan
pascapersalinan

Pascapersalinan jarang memerlukan


insulin.
DM terkontrol dengan diet*, setelah
persalinan tidak perlu diperiksa kadar
glukosanya.
6 mgu pascapersalinan pemeriksaan
DM
Skrining DM dilakukan berkala bagi yang
KGD puasa selama kehamilan
Konseling menyusui pemberian ASI
perbaiki kontrol gula darah.

Pengelolaan pasca
persalinan

Harus direncanakan penggunaan


kontrasepsi (sekali mengalami DMG
kehamilan selanjutnya dapat mengalami
juga)
Bagi perempuan yg obes penurunan BB
dengan diet dan OR resiko terjadinya
DM menurun

Komplikasi

Ibu meningkatkan resiko


preeklampsia, hipertensi, terjadinya DM
tipe 2 di kemudian hari
Bayi meningkatkan resiko
makrosomia(bayi besar > 4 kg), trauma
persalinan, hiperbilirubinemia,
hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubinemia neonatal, RDS,
kematian

Komplikasi pada Ibu dan


Bayi

Makrosomia risiko kematian janin saat


dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu
janin dapat tersangkut
Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi
beberapa jam setelah bayi dilahirkan,
karena ibu hiperglikemia (kadar gula darah
berlebihan)
yang
menyebabkan
bayi
menjadi hiperinsulinemia (kadar hormone
insulin dalam tubuh janin berlebihan).

Gestational Diabetes Mellitus


Associated Conditions
Macrosomia

In this condition, the babys body is larger than normal. Large-bodied babies
may be injured during natural delivery through the vagina, so the baby may
need to be delivered through cesarean section.

Hypoglycemia

In this condition, the babys blood glucose is too low. Breastfeeding may
need to be started right away to get more glucose into the babys system. If
breastfeeding is not possible, then the baby may need to get glucose put
directly into the blood through a thin, plastic tube in his or her arm.

Jaundice

In this condition ,the babys skin turns yellowish. The white parts of the eye
may also change color slightly. If treated, this is not a serious problem.

Respiratory
Distress
Syndrome (RDS)

In this condition, the baby has trouble breathing. The baby may need oxygen
or other help breathing if he or she has this condition.

Low Calcium and


Magnesium
Levels in Babys
Blood

In this condition, spasms in the hands and feet, or twitching and cramping of
muscles can occur. The condition can be treated through supplementation
with magnesium and calcium supplements.
PBRC 2009

Keep in mind that just because you have gestational diabetes,

112 of 42

it does not

Pengaruh terhadap
kehamilan

Abortus dan partus prematurius

hidramnion

Pre-eklampsia

Kesalahan letak janin

Insufisiensi plasenta

Pengaruh terhadap
persalinan

Inersia Uteri dan atonia uteri

Distosia karena janin

Kelahiran mati

Persalinan lebih sering ditolong


secara operatif

Angka kejadian perdarahan dan


infeksi tinggi

Morbiditas dan mortalitas ibu


tinggi

Pengaruh terhadap Janin

Hambatan pertumbuhan
Karena timbul kelainan
pada pembuluh darah
ibu dan perubahan
metabolik selama masa
kehamilan.
Makrosomia
Bayi pada waktu lahir
besar akibat
penumpukan lemak di
bawah kulit.
Cacat bawaan karena
diabetes mellitus yang
tidak diobati waktu
kehamilan.
Meningkatnya kadar
bilirubin bayi serta
gangguan napas dan

Pengaruh terhadap nifas

Luka luka jalan lahir sulit sembuh

Perdarahan dan infeksi puerperal


lebih tinggi

KEHAMILAN DENGAN
GANGGUAN TIROID

DEFINISI

Penyakit tiroid kelainan dimana kelenjar tiroid


menghasilkan sedikit atau berlebihan hormon tiroid
Hormon tiroid hipertiroidisme
Hormon tiroid hipotiroid
Hormon tiroid Triiodotironin (T3) dan tiroxin (T4)
berefek pada metabolisme, perkembangan otak,
pernapasan, jantung dan fungsi sistem persarafan,
formasi sel darah, suhu tubuh, kekuatan otot,
tulang, kelembaban kulit, siklus menstruasi, BB
dan kolesterol
Hormon tiroid diatur oleh hormon thyroid
stimulating hormon (TSH)

KEHAMILAN
& FUNGSI
TIROID

Hormon
Kehamilan
hCG =
TSH

Estroge
n

Produks
i
Hormon
tiroid

Tiroid
binding
globulin

Sumber
pembentukan tiroid
didapat dari sumber
makanan garam
beriyodin
250 g/hari

Berguna untuk
perkembangan otak bayi
dan sistem saraf

Trisemester
pertama
bergantung pada
ibu

Minggu ke 10-12
kelenjar tiroid
mulai bekerja
sendiri

KEHAMILAN DENGAN KELAINAN


TIROID
HIPERTIROID
HIPOTIROID
Etiologi : Graves disease,
Hiperemesis gravidarum

Etiologi : Hashimotos disease

Gejala : denyut jantung cepat dan


irregular, tremor, BB

Gejala : extreme fatigue, cold


intolerance, kram otot, konstipasi,
permasalahan daya ingat atau
konsentrasi

Diagnosa: ultrasensitive TSH test

Diagnosa: ultrasensitive TSH test

Komplikasi : gagal jantung


kongestif, preeklampsia, thyroid
storm, kelahiran prematur, low birth
weight
Komplikasi pada anak : denyut
jantung cepat, penambahan BB ,
irritabilitas, pembesaran kelenjar
tiroid

Komplikasi pada anak :


ketidakmampuan kognitif dan
perkembangan pada bayi

Pengobatan: propylthiouracil,
methimazole , atau pembedahan

Pengobatan: synthetic thyroxine

Hipertiroid
a.

Definisi
Merupakan kelainan yang terjadi ketika
kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroid yang berlebihan dari kebutuhan
tubuh
Insiden kehamilan dengan gejala klinik
tirotoksikosis atau hipertiroidisme
adalah 1 : 2.000 kehamilan.

Hipertiroid
Patofisiologi
1. Peningkatan konsentrasi hCG
Peningkatan konsentrasi hCG

Merangsang kelenjar tiroid

Peningkatan sintesis hormon tiroid

Hipertiroid

Hipertiroid
2. Peningkatan ekskresi iodida
Peningkatan GFR

Pengeluaran iodin melalui ginjal

konsentrasi iodin plasma

Pembesaran kelenjar tiroid (kompensasi)

Hormon tiroid yang cukup (eutiorid)

Hipertiroid
3. Peningkatan TBG
Estrogen selama kehamilan

Peningkatan TBG (2 x normal)

Peningkatan ikatan tiroksin

Mekanisme umpan balik pelepasan TSH

TT4 (hormon tiroksin total) dengan FT4

Hipertiroid
Penyebab

Gejala

Tanda

Lab

Graves disease

Intoleransi
panas
BB menurun
Palpitasi
Berkeringat

Takikardi >100
curah
jantung
tekanan nadi
Oftalmiopati
Dermopati

T4 dan
FT4
TSH
(+) anti tiroid
antibodi

Hiperemesis
gravidarum

Mual muntah
hebat
BB

Dehidrasi

T4,FT4 normal
atau sedikit
TSH normal
Gangguan
elektrolit

Mola hidatidosa

Mual/muntah
Perdarahan
trimester I

Toksemia

perkembangan
bayi

T4, FT4
TSH
bhCG

Penatalaksanaan Hipertiroid
Dosis

Efek / Komplikasi

Pengawasan

Thionamides
Propylthiouracil
(PTU)

100 - 150 mg tiap 8


jam

Ibu
Skin rash
Agranulositosis (0.5%)
Hepatitis TFT

Methimazole
(Tapazole)

10-15 mg tiap 8 jam


Fetus

Fetus
Hipotiroid

Tiap 4 minggu dan


menyesuaikan
dengan terapi antitiroid

Adrenergic Blockers
Propranolol
(Inderal)

20 - 40 mg tiap 6
jam

Atenolol
(Tenormin)

50 - 100 mg tiap
hari

Fetus
Intrauterine growth
retaration
Respiratory distress
Bradikardi
Hipoglikemia
Hipoterimia

Denyut Jantung

Pembedahan
Thyroidectomy

Ibu
Keguguran
Hipoparatiroid
Paralysis nervus
laringeus

Sca++
TFTs

Komplikasi Hipertiroid
Maternal :
Resiko kelahiran prematur
CHF
Pre-eklampsia
Badai tiroid
Fetus :
Mortalitas
BBLR
Goiter pada janin

Hipotiroid
a.

Penyebab
Autoantibodi (antithyroid peroxidase)
Tirotoksikosis graves

b. Diagnosis
Kadar Tiroksin (T4) bebas yang rendah
Kadar tirotropin yang meningkat

Hipotiroid
c. Insiden dalam kehamilan
Insiden kejadian hipotiroid adalah sekitar
2,5 %
Defisiensi kelenjar tiroid klinik ditemukan
pada 1,3 per 1.000 dan subklinis 23 per
1.000 orang.

Hipotiroid
d. Efek Hipotiroid Subklinis pada Hasil
Akhir Kehamilan
Fungsi tiroid sangat bergantung pada cukup
tidaknya asupan iodin.
Defisiensi asupan iodin pada awal
kehamilan keadaan hipotiroid pada ibu.
Hipotiroid dengan gambaran klinik yang
jelas berhubungan dengan keadaan
perinatal yang buruk.
Jika gangguan tiroid dapat diatasi sebelum
terjadi kehamilan perinatal dapat normal.

Hipotiroid
Ibu dengan keadaan hipotiroid :
1. Anak <10 persentil
2. Beresiko terjadinya ketidakseimbangan
psikomotor
3. Persalinan prematur
4. Solusio plasenta
5. Perawatan bayi di NICU

Hipotiroid
e. Penatalaksanaan
Terapi pengganti yang digunakan adalah

Tiroksin
Dosis

: 50-100 g per hari


Kadar serum tirotropin diukur setiap 4-6 minggu
dan dosis tiroksin ditingkatkan antara 25-50 g
sampai mencapai nilai normal.

Asupan iodin saat kehamilan yang


dianjurkan adalah 220 g/hari
mempengaruhi perkembangan
neurologik janin.

Hipotiroid
f. Hipotiroid kongenital
Insiden : 1 di antara 4.000-7.000 bayi
75 % bayi dengan hipotiroid memiliki
kondisi agenesis kelenjar tiroid atau
dishormonogenesis sedangkan 10%
lainnya menderita hipotiroid transien.
Terapi : Pengganti tiroksin secara dini dan
agresif kecuali pada yang menderita
hipotiroid kongenital yang berat.

KEHAMILAN DENGAN
HIPERTENSI

Sindroma HELLP
Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya
hemolisis, peningkatan enzim hepar,
disfungsi hepar, dan trombositopenia
H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzyme
LP : Low platelet count

Diagnosis

Tidak khas : malaise, lemah, nyeri


kepala, mual, muntah
Ada tanda dan gejala preeklampsia
Tanda hemolisis intravaskular (kenaikan
LDH, AST, dan bilirubin indirek)
Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit
hepar (kenaikan ALT, AST, LDH)
Trombositopenia

Klasifikasi

Berdasarkan kadar trombosit (Klasifikasi


Mississippi)
Klas I

Klas II

Klas III

Kadar trombosit
(/ml)

50000

> 50000
100000

> 100000
150000

LDH (IU/l)

600

600

600

AST dan/atau ALT


(IU/l)

40

40

40

Terapi Medikamentosa

Mengikuti terapi preeklampsia-eklampsia + monitor


ketat trombosit tiap 12 jam
Trombosit < 50000/ml atau ada tanda koagulopati
konsumtif => periksa waktu protombin, waktu
tromboplastin parsial, dan fibrinogen
Trombosit < 100000/ml atau 100000 150000/ml +
tanda2 eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium
=> diberi dexamethason 10 mg i.v. / 12 jam
Trombosit > 100000/ml + penurunan LDH +
perbaikan gejala2 => terapi deksametason
dihentikan
Trombosit < 50000/ml => tranfusi trombosit

Prognosis

Kematian ibu bersalin cukup tinggi yaitu


24%
Penyebab : kegagalan kardiopulmonar,
gangguan pembekuan darah,
perdarahan otak, ruptur hepar, dan
kegagalan organ multipel
Kematian perinatal cukup tinggi,
terutama karena persalinan preterm

Kondisi yang bisa dialami oleh setiap


wanita hamil biasanya terjadi setelah
kehamilan 20 minggu

PreeklampsiaEklampsia
final dan yang paling parah tahap
preeklamsia dan terjadi ketika
preeklampsia tidak diobati.

DEFINISI & EPIDEMIOLOGI

Hipertensi terjadi pada 5-10%


kehamilan, salah satu dari deadly triad
(hipertensi, perdarahan, infeksi)
Epidemiologi (negara berkembang):

16% kematian maternal ok hipertensi, 13%


ok perdarahan,8% ok aborsi,2% ok sepsis

Klasifikasi:

Hipertensi gestasional
Preeclampsia & eclampsia
Hipertensi kronik dg superimposed
preeklamsia
Hipertensi kronik

KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan National High Blood Pressure
Education Program (NHBPEP) tahun 2000 :
HG-Hipertensi Gestasional ( istilah sebelumnya
adalah pregnancy induced hypertension yang
mencakup pula hipertensi transien)
Pre Eklampsia
Eklampsia
Pre Eklampsia super imposed pada Hipertensi
Kronis
HK-Hipertensi Kronis

Dari : Cunningham FG et al : Hypertensive Disorder In Pregnancy in


Williams Obstetrics , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005

KLASIFIKASI
(The National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP))
Gestational hypertension /
Kehamilan hipertensi

1. TD-Tekanan darah 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam


kehamilan.
2. Tidak terdapat Proteinuria, TD kembali normal dalam waktu < 12
minggu pasca persalinan.
3. Diagnosa akhir hanya dapat ditegakkan pasca persalinan.
4. Dapat disertai dengan gejala PE Berat : nyeri epgastrium atau
trombositopenia.

Hipertensi kronis

1. TD 140 / 90 mmHg sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan


20 minggu dan tidak terkait dengan penyakit trofoblas gestasional
2. HT terdiagnosa pertama kali setelah kehamilan 20 minggu dan
menetap sampai > 12 minggu pasca persalinan

Preeklampsia / eklampsia

1. BP 140/90 mm Hg atau lebih setelah minggu kehamilan 20 dalam


wanita dengan tekanan darah normal sebelumnya dan dengan
proteinuria (> 0,3 g protein dalam urin h spesimen-24).
2. Eklampsia didefinisikan sebagai serangan yang tidak dapat
disebabkan penyebab lain pada wanita dengan preeklampsia

Superimposed
preeklampsia (pada
hipertensi kronis)

1. Proteinuria new onset 300 mg / 24 jam pada penderita


hipertensi yang tidak menunjukkan adanya proteinuria sebelum
kehamilan 20 minggu.
atau
2. Peningkatan TD atau kadar proteinuria secara tiba tiba atau
trombositopenia < 100.000/mm3 pada penderita hipertensi dan
proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.

Hipertensi pada
Kehamilan

Tanpa adanya proteinuria, umumnya hipertensi tidak


terlalu berbahaya, namun berdampak pada 15%
kematian ibu di USA.

Penyebab tidak diketahui.

Berbagai spektrum hipertensi dalam kehamilan


(2000)
HiperProtein-

Spektrum

tensi

Diderita sejak

uria

Hipertensi kronis

>140/
>90

Umur
kehamilan <
20 minggu

Hipertensi gestational

>140/
>90

Umur
kehamilan >
20 minggu

Hipertensi kronis
superimposed preeklampsia

>140/
>90

Umur
kehamilan <
20 minggu

Umur

Tindak Lanjut (pada


kasus)

Tekanan darah harus dipantau


selama kehamilan.
Jika tekanan darah hanya meningkat
sedikit dan kehamilan belum masuk
trimester 3, cukup bedrest.
Setelah melahirkan, waspadai
tekanan darah tinggi (hipertensi)
yang menetap.

HIPERTENSI GESTASIONAL

Diagnosis wanham dg TD >=140/90


mmHg utk pertama kali, ditengah
kehamilan namun tidak ada proteinuria
~50% dari HT gestasional preeclamsia
(tanda: proteinuria, trombositopenia,
gejala spt nyeri epigastrium, sakit kepala)
Apabila HT gestasional kembali N
12mgg postpartum, & tidak ada gejala
preeclamsia, maka disebut: transient
hypertension

PRE-EKLAMSIA

Definisi:

Sindrom spesifik kehamilan yg dapat memberikan


dampak ke setiap sistem organ

Beberapa tanda pre-eklamsia:

BP >= 140/90mmHg, > 20mgg masa hamil


(sistolik > 30mmHg & diastol > 15mmHg sudah
tidak dipakai). Pengukuran min 2x selang 4jam
Proteinuria: 300mg/24jam, atau >=1+ dipstick,
atau urine protein: kreatinin >= 0.3 (hati nilai
proteinuria dapat dipengaruhi konsentrasi urin)
Edema generalisata, atau BB > 0.57kg/mgg
(edema tungkai tidak dipakai lg sebagai tanda
pre-eklamsia)

EPIDEMIOLOGI

Beberapa insiden

Preeklamsia sering pada wanita muda &


nulipara, pada wanita > tua > sering
mengalami HT kronik dg superimposed preeklamsia
Pre-eklamsia pada nulipara (3-10%) > dari
multipara
Wanham dg BMI < 20 (4.3%), BMI > 35
(13.3%)

Faktor Risiko

Primigravida
Sosial ekonomi
DM
Mola hidatidosa
Kehamilan ganda
Hidrops fetalis
Umur wanita > 35 thn
Obesitas

ETIOLOGI
Belum diketahui jelas, ada beberapa teori:
Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Teori intoleransi imunologik antara ibujanin
Teori genetik

1 Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Pada proses implantasi normal, akan terjadi


remodeling arteri spiralis

A. spiralis akan diinvasi endovascular trofoblas


Sel invasi ini akan me-replace endotel, lap. Otot, jar.
Sekitar a. spiralis. Penggantian ini bersifat superficial
Setelah diganti p.d dapat > membesar (10x >
besar) aliran darah utero-plasenta
Pada pre-eklamsia invasi tidak komplit (hanya p.d
desidual, tidak p.d miometrial) dilatasi p.d tidak
sempurna aliran darah, hipoksia, iskemi plasenta
pelepasan placental debris rx inflmasi

2 Intoleransi Imunologik

N: tubuh wanham tidak akan menolak /


toleransi terhadap fetal/placental antigen,
terganggunya proses regulasi ini
mediator inflamasi pre-eklamsia

Disini primigravida mempunyai insiden >>

Intoleransi imun, mungkin dapat terjadi ok


paternal / placental antigenic load me

Cth: fetus dg trisomi 13 ada gen yg


mengkode antiangiogenic factor
Namun, wanham dg riwayat ter-ekspos dg
placental/paternal antigen, akan ter-imunisasi
dari pre-eklamsia. Hal ini tidak berlaku u/
wanham dg riwayat aborsi

2- Intoleransi Imunologik

Intoleransi imun, dapat terjadi ok


immune maladaption

Pada wanham dg bakat pre-eklamsia, vili


trofoblas menghasilkan HLA-G
(imunosupresif) lebih sedikit
N pada kehamilan Th >> Tcell2
(penghasil Ab) > Tcell1 (penghasil
cytokine), namun pada kondisi ini Tcell1
> Tcell2

3-Teori Genetik

Mulai dicurigai adanya keterlibatan


genetik ok:

Risiko 20-40% pre-eklamsi pada anak


perempuan dg ibu pre-eklamsia
Risiko 11-37% utk saudara perempuan dari
wanham pre-eklamsia
Risiko 22-47% pada studi kembar

GAMBARAN KLINIK PREEKLAMPSIA

Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan:

Pertambahan BB yang berlebihan


Edema
HT
Proteinuria

Pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif.


Pre-eklampsia berat didapatkan:

TD Sistolik 160 mmHg


TD Diastolik 110 mmHg
Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
Trombosit < 100.000/mm3
Oliguria < 400 ml/24 jam
Proteinuria > 3 g/liter
Nyeri epigastrium, mual atau muntah-muntah
Skotoma & gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
(diplopia, penglihatan kabur)
Perdarahan retina
Edema pulmonum
Koma

LALU KENAPA RX INFLAMASI PREEKLAMSIA?

Rx inflamasi rusaknya / cederanya sel


endotel
Adanya perubahan2 rx inflamasi yg
terjadi pada wanham dg pre-eklamsia

Reaksi
inflamasi
Reactive
oxygen species
& free radicals
(hidroksil)

Dari
destruksi
membran sel

Kerusakan
endotel

Mengganggu
produksi nitric oxide
(NO)
Mengganggu
produksi
prostaglandin

Pembentukan
peroksidase lipid

Koagulasi mikrovaskuler
trombositopenia

permeablitas
kapiler edema &
proteinuria
Pembentukan lipidladen macrophage

KERUSAKAN ENDOTEL /
AKTIVASI ENDOTEL

Produksi NO

Favor sekresi
koagulan

prostaglandin

Endotelin
daripada kadar
wanham N
N: wanham tidak
peka thd
vasopresor
jadi peka thd
vasopresor

Agregrasi
di endotel
o/
trombosit
trombositope
nia

Prostasiklin:trom
boxane A2 =
me

VASOSPASME

permeablita
s&kebocoran
kapiler
Perubahan
endotel
glomerulus

Edema &
proteinuri
a
HIPERTENSI
EDEMA
PROTEINURIA

MANIFESTASI KLINIS

Organ

Perubahan PA

Perubahan fisiologi anatomi

Plasenta

Spasmus arteriola spiralis desidua


Menipisnya sinsitium
Menebalnya dinding PD dlm vili
Mesoderm jd fibrotik

Menurunnya aliran darah ke


plasenta
Pertumbuhan janin akan terganggu

Ginjal

Hiperplasia glomerulus, sel


jukstaglome
Kelainan tubulus henle

GFR menurun

Hati

Tampak t4 perdarahan yg tdk


teratur

Otak

Edema
Anemia
Perdarahan

Resistensi PD otak meninggi

Retina

Spasmus arteriola
Vena berlekuk

Perubahan aliran darah dlm korteks


serebri/retina.
Scotomata, pandangan kabur, atau
diplopia, biasa terjadi pada preeklamsi parah & eklamsi.
kebutaan: dapat terjadi, jarang, &
reversible.

Paru

Edema, abses

Terjd dekompensasi kordis kiri

Jantung

Degeneratif miokardium

cardiac afterload, cardiac


preload (hipovolemi), dapat tjd
hemokonsentrasi
Trombositopenia biasanya
kembali N 3-5hr pasca persalinan,

Uji diagnosa
Uji diagnostik dasar

Uji lab dasar

Uji untuk hipertensi

Pengukuran tekanan
darah
Analisa protein dlm
urin
Pemeriksaan edema
Pengukuran tinggi
fundus uteri
Funduskopi

Evaluasi hematologik
(hematokrit, jmlh
trombosit,morfologi
eritrosit)
Fungsi hati
Fungsi ginjal

Pengukuran tekanan
darah
Pemberian infus
angiostensin 2

Pengobatan
Pre eklamsia ringan
Istirahat yg cukup
Pemberian fenobarbital 3 X 300 mg
sehari
Pengakhiran janin
Pemberian obat diuretika dan
antihipertensi tdk di anjurkan

Pre eklamsia berat


Larutan MGSO4 40% sebanyak 10
ml scr IM dan diulang 4 gr tiap 6 jam
Antihipertensi
Obat hipotensi, glukosa 20% scr IV
Menghentikan kehamilan

Pencegahan

Istirahat yg cukup
Membatasi aktivitas sehari-hari
Diet tinggi protein
Diet rendah lemak, KH, garam
Penambahan BB tdk berlebihan

Eklampsia

Penyakit dengan tanda2 pre eklampsia


disertai kejang2 bahkan koma yg
didahului dgn gejala nyeri kepalla di
daerah frontal, gangguan penglihatan,
mual, nyeri epigastrium

Klasifikasi
Tingkat awal

Tingkat
kejangan tonik

Tingkat
kejangan kronik

Koma

Berlangsung 30
detik
Mata terbuka
tanpa melihat
Kelopak mata
dan tangan
bergetar
Kepala diputar
ke ka/ki

Kurang kebih 30
Otot dan wajah
manjadi kaku
Tangan
menggenggam
Kaki
membengkok ke
dlm
Pernapasan
berhenti
Muka sianotik
Lidah tergigit

1-2 menit
Spasmus otot
menghilang
Semua otot
berkontraksi
Mulut membuka
dan menutup
Lidah tergigit
lagi
Bola mata
menonjol
Mulut berbusa
Penderita tdk
sadarkan diri

perlahan- lahan
penderita sadar
kembali akan
tetapi dpt terjd
serangan lg dan
berulang
sehingga
penderita tetap
dlm keadaan
koma

Komplikasi

Solusio plasenta
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru
Nekrosis hati
Kelainan ginjal
Sindrom HELLP ( Hemolisis, Elevated Liver
enzymes, Low Platelet)

Pencegahan

Meningkatkan jumlah balai kesehatan


untuk ANC
Mencari tiap pemeriksaan tanda2 pre
eklamsia dan mengobati segera mungkin
Mengakhiri kehamilan sedapat mungkin
pd kehamilan 37 minggu ke atas jika
tanda-tanda pre eklamsia tdk dpt di obati
lg.

Penanganan

Sodium pentothal
MGSO4 40% sebanyak 10 ml scr IM
kemudian di ulang 4 gr tiap 6 jam
Lytic cocktail ( petidin 100 mg,
klorpromazin 100 mg, prometazin 50
mg)
Antihipertensi

Obat antihipertensi
Jenis

Dosis

Metildopa

3 X 125 mg/hari s.d 3 X 500 mg/hr

Klonidin

3 X 0,1 mg/hr s/d 0,3 mg/500 ml


glukosa 5%/6 jam

Pindolol

1 X 5 mg/hr s/d 3 X 10 mg/hr

Prazosin

3 X 1 mg/hr s/d 3 X 5 mg/hr

Labetalol

3 X 100 mg/hr

Hidralazin

4 X 25 mg/hr atau parenteral 2,5 mg


5 mg

Nifedipin

3 X 10 mg/hr

PROGNOSIS

Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada


kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi.
Kematian ibu berkisar antara 9,8% - 25,5%.
Kematian bayi lebih tinggi, yakni 42,2% - 48,9%
Kematian ibu & bayi di negara maju lebih kecil.
Kematian ibu biasanya disebabkan oleh:

Perdarahan otak
Dekompensasio kordis dengan edema paru-paru
Payah-ginjal
Masuknya isi lambung ke dalam jalan pernapasan waktu
kejangan

Kematian janin terutama disebabkan oleh hipoksia


intrauterin & prematuritas.
Pre-eklampsia & eklampsia tidak menyebabkan HT
menahun

Pada penderita eklampsia pada kehamilan pertama frekuensi


HT 15 tahun kemudian atau lebih, tidak lebih tinggi daripada
mereka yang hamil tanpa eklampsia.

KEHAMILAN DENGAN
FAKTOR RESIKO LAIN

Faktor Resiko Lain

Ibu < 18 tahun atau> 35 tahun


Ibu yang kurus atau kelebihan berat badan untuk
tinggi
Status ibu menderita anemia (rendah jumlah sel darah
merah) dan status gizi buruk
Status sosial ekonomi rendah
Sebelumnya melahirkan lebih dari empat kali
Lahir prematur sebelumnya (lahir sebelum 37 minggu
kehamilan)
Sebelumnya kelahiran bayi yang sangat besar atau
sangat kecil
Riwayat keluarga penyakit genetika atau bayi
sebelumnya dengan cacat lahir
Penggunaan narkoba (rokok, alkohol, obat-obatan)
Pra-kondisi medis yang ada termasuk diabetes,
tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung
Infertilitas obat atau perawatan (lebih mungkin
menghasilkan beberapa Kelahiran)

Anemia pada Kehamilan


Adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadarnya < 10.5g
% pada trimester 2
Kekurangan gizi dan perhatian yang
kurang terhadap ibu hamil merupakan
predisposisi anemia defisiensi besi ibu
hamil

Epidemiologi
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di
Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan
anemia dalam kehamilan

Etiologi
Defisiensi besi
Infeksi
Kekurangan asam folat
Kelainan hemoglobin
Perdarahan

Derajat Anemia pada Ibu Hamil


1.
2.
3.
4.

Hb
Hb
Hb
Hb

11 gr% :
9-10 gr%
7 8 gr%
< 7 gr% :

Tidak anemia
: Anemia ringan
: Anemia sedang
Anemia berat

Klasifikasi

Anemia Defisiensi Besi

Anemia Megaloblastik

disebabkan oleh karena kekurangan asam folik

Anemia Hipoplastik

terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah

disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk


sel darah merah baru

Anemia Hemolitik

disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah


merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala
utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala
komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital

Gejala dan Tanda

Lemah
Pucat
Mudah pingsan
Cepat lelah
Sering pusing
Mata berkunang-kunang
Malaise
Lidah luka
Nafsu makan turun (anoreksia)
Konsentrasi hilang
Nafas pendek (pada anemia parah)
Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda

Kebutuhan Fe selama kehamilan


300 gr janin dan plasenta
500 gr penambahan eritrosit ibu
Kebutuhan total 800 gr

Membutuhkan tambahan 2-3 mg


besi/hari

Akibat Anemia Kehamilan


Trimester I
Abortus
Missed Abortus
Kelainan kongenital

Trimester II
Persalinan prematus
Perdarahan antepartum
Gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim
Asfiksia intrauterin
sampai kematian
BBL rendah
Gestosis dan mudah
terkena infeksi
IQ rendah
Dekompensasio kodis
kematian ibu

Akibat Anemia Kehamilan


Saat inpartu
Gangguan his
Janin lahir dengan
anemia
Ibu cepat lelah
Gangguan perjalanan
persalinan perlu
tindakan operatif

Pascapartus
Atonia uteri
perdarahan
Retensio plasenta
Perlukaan sukar
sembuh
Mudah terjadi frbris
puerperalis
Gangguan involusi
uteri
Kematian ibu tinggi

Diagnosa
Pemeriksaan kadar Hb
Pemeriksaan sel darah tepi

2.Rokok:
Tembakau:

Risiko maternal:abortus, solusio plasenta,


insufisiensi placenta, berat lahir rendah, dan
plasenta previa, KPD adalah salah satu
komplikasi.
Risiko perinatal: sindrom kematian bayi
mendadak/SIDS, penyakit paru kronis, otitis
media.
Seorang perokok pasif mempunyai resiko sama
dengan perokok aktif.
Bayi yang lahir dari seorang perokok mempunyai
ukuran pjg tubuh, kepala, dada yang lebih kecil,
pH tali pusat yang rendah dan menunjukkan
kelainan pada pemeriksaan Neurologik.

Pengaruh Rokok

ketika Anda merokok bayi dan plasenta


adalah kekurangan oksigen dan nutrisi
Plasenta kemudian menyebar lebih lanjut ke
seluruh rahim, mencoba mencari luas
permukaan lebih rahim dari yang untuk
menarik oksigen dan nutrisi
Nikotin yang terkandung dalam rokok efek
vasokontriksi kuat dan meningkatkan tekanan
darah, frekuensi jantung, peningkatan epinefrin
dan CO2 (meningkatkan resiko kasus terjadinya
abortus spontan, plasenta abnormal, pre
eklampsia, eklampsia, BBLR)

3.Alkohol:
Risiko Maternal:

Meningkatkan tekanan darah,palpitasi, dan gangguan


kepribadian

Risiko perinatal:

Fetal Alcohol Syndrome (FAS) yang terdiri dari:

Gangguan pertumbuhan janin


Gangguan kecerdasan dan perilaku
Hiperaktivitas
Iritabilitas
Kelainan otak, jantung, tulang belakang
Anomali kraniofasial
Muka yang khas posisi telinga rendah, dan tidak paralel,
muka panjang, kepala kecil, bibir atas lebih tipis, tulang
hidung pendek dan mendatar

Mekanisme teratogenik alkohol tidak diketahui


tetapi mungkin berhubungan dengan metabolit
asetaldehid.
Kadar asetaldehid yang tinggi dalam darah
menyebabkan kelainan FAS pada bayi. Pada tingkat
seluler metabolit ini menyebabkan kerusakkan
sintesis protein sehingga sel-sel mengalami
hambatan pertumbuhan.
Konsumsi alkohol lebih dari 20 g/hr berhubungan
dengan peningkatan kejadian persalinan preterm
dan ikterus neonatarum.
Konsumsi alkohol juga meningkatkan resiko abortus
trimester kedua dan meningkatkan mortalitas janin
hingga 50%.
Untuk janin yang dilahirkan oleh wanita peminum
alkohol berat depat terjadi gejala withdrawal dalam

Maternal Cigarette Smoking


Nicotine in Fetus
Effects on Fetal Brain
General Development

Perinatal Morbidity/Mortality
Growth Retardation
Behavioral Anomalies

Maternal-Fetal Unit
Hypoxia/Ischemia
CO, HCN
Anorexia
Risky Behaviors:
Other drugs/alcohol
Prenatal Care
Socioeconomic

Nicotine is a Neuroteratogen
Cell damage and deficits in cell number
Impaired synaptic activity
Receptor-Mediated, therefore low threshold
Affects Cell Replication/Differentiation Switchover
Initiates the Program for Cell Death
Morphological changes subtle but detectable in adulthood
Does altered neurochemistry account for functional deficits?

How Prenatal Nicotine Exposure Predisposes the Brain


to Nicotine Addiction in Adolescence
Prenatal Nicotine
Reproduction
Permanent Change?
Profound Loss of
Synaptic Activity
on Withdrawal cognitive deficits,
depression make
quitting difficult

ACh/Serotonin Dysfunction
Emerging in Adolescence

Mood
Reward
Learning & Memory

Higher Susceptibility
of Adolescent Brain
CNS Damage
to Pathways Mediating
Mood, Reward,
Learning & Memory

Effects Relieved
by Nicotine Intake
BUT
Relatively Insensitive
High Doses Required

Adolescent smoking is the cause


of smoking during pregnancy

Pengaruh Alkohol
Janin berkembang memiliki toleransi
sangat sedikit untuk alkohol masalah
yg serius
Mengganggu kemampuan untuk
mendapatkan oksigen yang cukup dan
nutrisi untuk perkembangan sel normal
di otak dan organ tubuh lainnya

Fetal Alcohol Syndrome (FAS)


Adalah pola cacat mental dan fisik yang
berkembang pada beberapa bayi yang
belum lahir ketika ibu minum alkohol
berlebihan selama kehamilan
FAS cacat yang serius

Akibat Alkohol pada Kehamilan

kecil ukuran tubuh dan berat badan rendah


pertumbuhan terlambat
cacat tulang rusuk dan tulang dada
tulang belakang melengkung dan dislokasi hip
membungkuk, menyatu, berselaput, atau hilang
jari tangan atau kaki
gerakan sendi terbatas
kepala kecil
abnormalitas wajah
kelopak mata terkulai
rabun
strabismus

Kehamilan dengan Faktor Resiko yang lain


UMUR

Kehamilan Remaja :

< 18 tahun memiliki resiko kehamilan dan


persalinan yang tinggi
Pasien sering anemia dan BBLR oleh karena
:
Status sosial ekonomi rendah
Pendidikan kurang
Nutrisi yang buruk
Akses pelayanan antenatal kurang
Penyalah guna obat

Kehamilan Pada Usia TUA :


Primigravida Tua memiliki resiko
kehamilan dan persalinan tinggi oleh
karena :
Hipertensi esensial
Diabetes Gestasional
Perdarahan antepartum
Sindrome Downs

Merokok :

Wanita hamil tidak boleh merokok, dpt


mnyebabkn:
Abortus
Berat anak 150 300 g kurang dari normal
Kematian perinatal sedikit meningkat
Cheilopalatoschizis

Alkohol :
Pecandu alkohol berat ( > 120g perhari ) :

IUGR
Hambatan perkembangan
Komplikasi neurologis pada anak

Pecandu alkohol sedang (100-120g perhari


):

Kejadian abortus spontan meningkat


Lingkaran kepala anak yang lebih kecil

PENYULIT KEHAMILAN
KONDISI INDIVIDU
ANJURAN
Ibu hamil muda
Boleh melakukan
dan khawatir
hubungan seksual
hubungan seksual secara normal
selama periode
tersebut

Ibu hamil dengan


lat kontrasepsi
dalam rahim

Pastikan
kehamilan
tersebut
intrauterin.
Ekstraksi apabila
pencabutan

ALASAN
Gaya gravitasi
uterus
menyebabkan
dokter berpesan
agar hati-hati
dalam melakukan
hubungan seksual
AKDR tidak
mengganggu
proses kehamilan,
tetapi risiko
infeksi lebih
tinggi.

PENYULIT KEHAMILAN
KONDISI INDIVIDU
ANJURAN
Ibu hamil dengan Suplemen zat
anemia
besi ( sulfas
ferosus) dan
pilihkan jenis
makanan yang
bergizi tinggi
( susu, sayuran,
buah segar, ikan,
telur ayam )
Ibu hamil dan
Dianjurkan untuk
perokok berat
menghentikan
kebiasaan
merokok selama
hamil

ALASAN
Zat besi adalah
zat penting
pembentukan sel
darah merah

Merokok dapat
mengurangi
kapasitas butirbutir darah merah
untuk mengikat

PENYULIT KEHAMILAN

Usia

Riwayat kehamilan sebelumnya

Diatas 35 tahun rentan terhadap DMG,


hipertensi
Abortus

Berapa jarak kehamilan yang baik?

Sebaiknya jangan saat ibu memberi ASI

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono P, Ilmu Kebidanan, Edisi 4, Jakarta: Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008
Williams Obstretics 21 st Ed: F.Gary Cunningham
(Editor), Norman F.Grant MD,Kenneth J,.,Md Leveno,
Larry C.,Iii,Md Gilstrap,John C.,Md Hauth, Katherine
D.,Clark,Katherine D.Wenstrom,by McGraw-Hill
Profesional (April 27,2001)
Prof.Dr.Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstretis,
edisi 2 jilid 1, Editor Dr. Delfi Lutan, SpOG Kapita
Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama ,
Editor Arif Mansjoer , Kuspuji Triyanti, Rakhmi
Savitri , Wahyu Ika Wardani , Wiwiek Setiowulan

Thank you
..

Anda mungkin juga menyukai