Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Lingkungan Xii Kelurahan

Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 Agnes Silvina Marbun* Remicha Juwita Marpaung** Edriani Sari Samosir***

Abstrak

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan distoliknya diatas 90 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi perdarahan otak, gagal jantung, gagal ginjal, dan kebutaan karena pecahnya pembuluh darah. Disebut dengan The Silen Killer atau pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Penggunaan obat hipertensi modern dapat menimbulkan efek samping, oleh karena itu, obat tradisional biasa menjadi pilihan, salah satunya mentimun. Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan hipertensi adalah mentimun (Cucumis sativus Linn). Tujuan untuk mengetahui pengaruh jus mentimun sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan dengan quasy eksperimen design dengan rancangan one group pre post test. Penelitian ini dilakukan selama 6 hari dan tekanan darah diukur sebelum dan sesudah diberikan jus mentimun. Penelitian ini akan dilakukan di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang dan diambil dengan teknik purposive sampling menggunakan Uji Paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95% pada nilai = < 0,05. Hasil uji statistik tekanan darah sistol dan distol pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun adalah 152.31/ 104.23 mmHg dan tekanan darah sistol dan distol pada penderita hipertensi setelah diberikan jus mentimun adalah 134.62/94.62 mmHg. Kesimpulan bahwa ada pengaruh jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun dan sesudah diberikan jus mentimun. Saran kepada petugas pusksmas hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Jus Mentimun

PENDAHULUAN Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat secara kronik dan melebihi batas normal. Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah peresisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan distoliknya diatas 90 mmHg. Disebut dengan The Silen Killer atau pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala (Palmer, 2005). Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120140 mmHg tekanan sistolik dan 80 90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi perdarahan otak, gagal jantung, gagal ginjal, dan kebutaan karena pecahnya pembuluh darah (Sutanto, 2010). Penggunaan obat hipertensi modern dapat menimbulkan efek samping, oleh karena itu, obat tradisional biasa menjadi pilihan, salah satunya mentimun. Mentimun dapat menurunkan tekanan darah. Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan hipertensi adalah mentimun (Cucumis sativus Linn), bawang putih, seledri, belimbing manis, rosella (Soeryoko, 2010). Mentimun (Cucumis sativus Linn) mempunyai kandungan mineral, yaitu kalium, magnesium, dan fosfor. Kalium meningkatkan ekskresi Na, menurunkan sekresi renin, vasodilatasi arteriol dan menurunkan respon terhadap vasokonstriktor endogen, magnesium juga merupakan vasodilatasi kuat karena menurunkan kontraktilitas otot polos pembuluh darah.

Para ahli menjawab alasan mengapa khasiat mentimun untuk darah tinggi sangat baik. Alasannya adalah sifat diuretik pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin (Kholish, 2011). Hipertensi ataupun tekanan darah tinggi adalah keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Soeryoko, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan perubahan dimana tekanan darah meningkat secara kronik. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri (Kholish, 2011). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan quasy eksperimen design dengan rancangan one group pre post test. Penelitian eksperimen bertujuan untuk melihat pengaruh jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan pre test dan post test dengan memberikan jus mentimun pada penderita hipertensi selama 6 hari. Dalam 6 hari penelitian dilakukan pengukuran tekanan darah setelah dan sebelum diberikan jus mentimun. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia penelitian ini berlangsung pada 24 April 24 Mei Tahun 2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 pada Mei sebanyak 28 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel untuk tujuan tertentu, ditentukan sendiri oleh peneliti dengan kriteria inklusi sbb : a) usia antara 45 sampai 65 tahun, b) tidak ada penyakit penyerta, c) tekanan darah apabila 140/90 mmHg 170/120 mmHg, d) bersedia menjadi responden. Adapun jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah setiap pasien yang memenuhi persyaratan sesuai kriteria sebanyak 26 orang. Pengukuran tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun diukur dengan menggunakan sphygmomanometer. Penderita dinyatakan hipertensi apabila sistol >140 mmHg dan diastol >90 mmHg. Dengan jumlah sampel yg didapatkan dijadikan data awal sebelum dilakukan perlakuan, setelah data awal didapatkan maka diberikan perlakuan dengan memberikan jus mentimun. Jus mentimun diberikan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore selama 6 hari. Dalam 6 hari penelitian dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun yaitu pada pagi hari dan pengukuran tekanan darah setelah diberikan jus mentimun dilakukan pada sore hari dengan menggunakan sphygmomanometer. Analisa yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi dengan menggunakan Uji Paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95% pada nilai = < 0,05.

HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang dilakukan pada 28 responden didapat bahwa karakteristik responden dapat dilihat tabel dibawah ini : Tabel 1 Rata-Rata Tekanan Darah Sistol Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Mentimun di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 (n=26)
Variabel Sistol Sebelum diberikan Jus Mentimun Sistol Sesudah diberikan Jus Mentimun Mean Std. Deviation Varian Max Min

148.8 5

8.162

66.615

170

140

134.6 2

6.469

41.846

150

130

Tabel 2 Rata-Rata Tekanan Darah Diastol Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Mentimun Di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 (n=26)
Variab el Diastol Sebelu m Diberik an Jus Mentim un Mea n Std. Deviati on Varia n Ma x Mi n

104. 23

7.027

49.38 5

120

90

Diastol Sesudah Diberik an Jus Mentim un 94.6 2 5.084 25.84 6 100 90

PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan XII diketahui bahwa tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun rata-rata adalah 148/104 mmHg. Tekanan darah diukur pada pagi hari sebelum diberikan jus mentimun. Tekanan darah yang meningkat disebabkan oleh beberapa faktor seperti hilangnya elastisitas jaringan pada usia tua, mengkonsumsi asupan garam yang tinggi, stress yang dialami, dan beberapa responden sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sudah melakukan aktivitas yang banyak sehingga tekanan darah dapat meningkat. Tekanan darah sesudah diberikan jus mentimun rata-rata 135/95 mmHg. Tekanan darah menurun dapat dilihat dari beberapa faktor seperti beberapa dari sampel mengkonsumsi obat anti hipertensi, kurangnya responden mengkonsumsi asupan garam, kondisi responden tidak dalam konsisi stress saat dilakukan pengukuran tekanan darah dan mengkonsumsi jus mentimun tiga kali dalam sehari secara berkelanjutan menyebabkan tekanan darah menjadi turun. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa adanya perbedaan yang signifikan rata-rata antara tekanan darah responden sebelum diberikan jus mentimun dan tekanan darah sesudah diberikan jus mentimun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.

Tabel 3 Hasil Uji t Dependent Berdasarkan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah Diberikan Jus Mentimun Di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 (n=26)

N o

Jus Mentimun

Mean

df

CI 95%

P Val ue

Sistol Sebelum Diberikan Terapi Jus Mentimun Diastol Sebelum Diberikan Terapi Jus Mentimun

44.615

24.001

25

40.78 748.44 4

0,0 00

Sistol Sesudah Diberikan Terapi Jus Mentimun Diastol Sesudah Diberikan Terapi Jus Mentimun

40.000

22.804

25

36.37 843.61 3

0,0 00

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired t-test ada perbedaan rata-rata tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun dan sesudah diberikan jus mentimun pada penderita hipertensi di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2013 dengan (p=0,000). Penurunan tekanan darah terjadi karena mentimun mempunyai kandungan kalium menyebabkan penghambatan pada ReninAngiotensin System juga menyebabkan terjadinya penurunan sekresi aldosteron, sehingga terjadi penurunan reabsorpsi natrium dan air di tubulus ginjal. Akibat dari mekanisme tersebut, maka terjadi peningkatan diuresis yang menyebabkan berkurangnya volume darah, sehingga tekanan darah pun menjadi turun. Selain itu, kalium juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer, akibatnya terjadi penurunan resistensi perifer, dan tekanan darah juga menjadi turun. Hal tersebut tejadi karena kandungan didalam mentimun yaitu potassium, magnesium, dan fosfor pada mentimun yang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi. Mentimun juga bermanfaat sebagai detoksifikasi karena kandungan air sangat tinggi hingga 90% membuat mentimun memiliki efek diuretic. Mineral yang kaya dalam mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin (Kholis, 2011). Sesuai dengan penelitian Rianto (2011), ada pengaruh jus mentimun (cucumis sativus Linn) terhadap tekanan darah dan penelitian ini didukung oleh pendapat Hariada (2011) dan Saputra (2006). Ada pengaruh jus mentimun (cucumis sativus Linn) pada tekanan darah dengan nilai (p < 0,01). Setelah melakukan penelitian ini,

peneliti menemukan beberapa kelemahan yaitu peneliti tidak mengukur berat badan, tinggi badan, stress yang dialami sehingga peneliti tidak menemukan faktor lain penyebab meningkatnya tekanan darah pada penderita hipertensi. Peneliti juga tidak membatasi responden yang mengkonsumsi obat anti hipertensi sehingga peneliti tidak mengetahui tekanan darah yang turun disebabkan oleh obat atau jus mentimun yang diberikan. Selain itu peneliti menemukan responden yang setelah diberikan jus mentimun selama enam hari tetapi tekanan darahnya tetap seperti sebelum diberikan jus mentimun. Hal tersebut dikarenakan stress yang dialami dan responden yang mengkonsumsi makanan yang mengandung asupan garam yang berlebihan pada saat dilakukan penelitian. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistol dan diastol pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun adalah 148/104 mmHg, tekanan darah sistol dan diastol pada penderita hipertensi setelah diberikan jus mentimun adalah 135/95 mmHg. Ada pengaruh jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus mentimun dan sesudah diberikan jus mentimun dengan nilai p=0,000 < 0,05. Disarankan pada petugas puskesmas untuk menambahkan SOAP dalam pemberian jus mentimun untuk menurunkan tekanan darah. KEPUSTAKAAN

Dalimartha, Setiawan. 2000. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. Gunawan, lany. 2001. Hipertensi (tekanan darah tinggi). Yogyakarta : Kanisius. Hariada, Lauw Haris ( 0410033 ) (2011) Pengaruh Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) Pada Tekanan Darah Perempuan dan Laki-Laki Dewasa. Other thesis, Universitas Kristen Maranatha. Diperoleh tanggal 2 maret 2012 dari situs http://repository.maranatha.edu/id/epr int/1733. Jain, Ritu, 2011. Pengobatan alternatif untuk mengatasi tekanan darah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Kholish, Nur. 2011. Bebas hipertensi seumur hidup dengan terapi herbal. Yogyakarta:Real Books. Kusnul, Zauhani, 2012. Efektivitas pemberian jus mentimun terhadap tekanan darah. Diperoleh tanggal 2 Maret 2012 diakses dari situs http://www.journal.unipdu.ac.id/inde x.php/seminas/article/view/173. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salembah medika. Palmer, Anna. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga. Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth. Jakarta: EGC. Soeryoko, Hery. 2010. 20 tanaman obat terpopuler penurun hipertensi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Soeria, Anjdati. 2012. 101 Resep ampuh sembuhkan asam urat, hipertensi, dan obesitas. Yogyakarta : Araska. Susilo, Yekti, 2011. Cara jitu mengobati hipertensi.Yogyakarta : Penerbit Andi. Wijoyo, Padmiarso. 2011. Rahasia penyembuhan hipertensi secara alami. Jakarta : Bee Media AGRO. Williams, Bryan. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga. Wiryowidagdo, Sudjaswadi. 2007. Tanaman obat untuk penyakit jantung, darah tinggi dan kolesterol. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai