Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Landasan Teori

A. Gambaran umum

Mursicatio buccarum berasal dari kata latin morsus (gigitan) istilah ini
digunakan dalam penyebutan perubahan pada mukosa mulut yang disebabkan
karena menggigit pipi (Langlais, 2009). Prevalensi mursicatio buccarum
lebih tinggi pada pasien yang mengalami stress atau masalah psikologis
(Neville dkk., 2009). Lesi ini tidak ada hubungannya dengan ras dan jenis
kelamin (Langlais, 2009).

Lesi putih pada rongga mulut ini disebabkan adanya iritasi kronis akibat
menghisap-isap atau menggigit-gigit pipi. Hal tersebut akan menyebabkan
area trauma menjadi lebih tebal, luka, dan lebih pucat daripada jaringan di
sekitarnya. Lesi ini seringkali muncul pada orang yang sedang mengalami
stress tinggi atau orang yang mempunyai kebiasaan menggigit-gigit pipi,
bibir maupun lidah (Greenberg dan Glick, 2003. Penegakan diagnosis
diperlukan pemeriksaan secara visual dan anamnesis kepada pasien
(Langlais, 2009).

Penampakan klinis dari lesi ini sering ditemukan bilateral pada mukosa
bukal, namun ada juga yang unilateral dikombinasikan dengan adanya lesi
pada bibir, lidah, atau keduanya (Neville dkk., 2009). Pada awalnya akan
muncul plak putih yang sedikit menonjol, tidak teratur dalam pola difuse yang
menutupi daerah trauma. (Langlais, 2009). Area putih menebal seperti bekas
cabikan didominasi dengan area eritematous dan permukaan yang kasar
(Neville dkk., 2009). Bertambahnya cidera menimbulkan respon hiperplastik
yang memperbesar ukuran plak. Cedera yang bersifat resisten dapat
menimbulkan persisten dan pembesaran plak dengan zona eritema dan
ulserasi traumatik yang tidak teratur (Langlais, 2009).
Pemeriksaan histopatologis hasil biopsi menyatakan adanya
hiperkeratosis yang menyebar dengan jumlah keratin yang banyak. Tidak ada
perawatan yang perlu dilakukan selama lesi dirasa tidak mengganggu pasien.
Apabila pasien memerlukan perawatan dapat dilakukan dengan membuat
cetakan akrilik yang menutupi permukaan fasial gigi untuk menghindari
akses mukosa bukal (Neville dkk., 2009).
BAB II
KASUS

A. Kasus

Seorang wanita usia 22 tahun datang dengan keluhan adanya garis


putih pada pipi kanan bagian dalam tidak sakit. Pasien pernah ke dokter gigi
sebelumnya. Pasien seorang mahasiswa dan kebiasaan menggigit pipi dan
diperparah saat kondisi stres. Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya lesi
berbentuk plak berwarna putih irreguler, timbul,dengan ukuran lebar kurang
lebih 2-3mm dengan panjang kurang lebih 1 cm saat, di swab tidak hilang,
pada mukosa bukal unilateral, asimptomatik.

1. Pemeriksaan subjektif
CC: pasien datang dengan keluhan adanya garis putih pada pipi
PI: lesi timbul sudah beberapa tahun yang lalu, tidak sakit.
PMH: t.a.k.
PDH: pernah dilakukan pencabutan gigi graham bawah beberapa bulan
yang lalu.
FH: t.a.k.
SH: seorang mahasiswa, suka menggigit pipi, bibir, dan kuku.

2. Pemeriksaan objektif
Terdapat lesi berbentuk linier berwarna putih irreguler, timbul,dengan
ukuran lebar kurang lebih 2-3mm dengan panjang kurang lebih 1 cm saat,
di swab tidak hilang, pada mukosa bukal kanan, asimptomatik.
Gambar klinis pasien

3. Treatment: tidak perlu perawatan hanya menghilangkan kebiasaan buruk


menggigit pipi, bibir, dan kuku.
4. Different diagnosis: linier alba
Daftar Pustaka

Langlais, R. P., Miller, C. S., 2009, Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering
Ditemukan, EGC, Jakarta.

Neville, B. W., Damm, D. D., Allen, C. M., 2009, Oral and Maxillofacial
Pathology, Elsevier, Philandelphia.

Greenberg, M. S., Glick, M., 2003, Burket’s Oral Medicine Diagnosis and
Treatment, BC Decker Inc, Ontario.
RESUME

BIDANG ILMU PENYAKIT MULUT

“Mursicatio Buccarum”

Disusun Oleh:
Nur Faizah Ulfa
G4B017048

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROFESI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO

2018

Anda mungkin juga menyukai