Anda di halaman 1dari 15

Smoker Melanosis

Rhian Surya Permana 04074881719009


Pembimbing : drg. Yongky Tamigoes, Sp. PM
Smoker melanosis adalah pigmentasi
pada mukosa mulut karena merokok.
Smoker melanosis terjadi 25% hingga
30% pada pengguna tembakau. Pada
Smoker melanosis, terjadi
peningkatan produksi melanin oleh
melanosit dan deposisi lapisan sel
basal dan lamina propria. Hal ini
Definisi disebabkan karena stimulasi
tembakau pada asap rokok untuk
menghasilkan melanin berlebihan
sehingga terjadi pigmentasi coklat
pada area tersebut
terjadi pada golongan etnis kulit
hitam maupun kulit putih, dimana
meningkatnya pigmentasi yang
berhubungan langsung dengan
kebiasaan merokok bergantung
pada banyaknya jumlah rokok
Etiologi yang dihisap setiap hari, jenis
rokok yang dihisap, lama merokok
dan cara seseorang menghisap
rokok.
terjadi karena efek nikotin pada
tembakau merangsang melanosit
untuk meningkatkan produksi
melanin. Melanin akan melindungi
mukosa dengan mengikat agen
beracun dari asap tembakau yang
PATOGENESIS mudah menembus ke dalam
jaringan. Pigmentasi terjadi karena
sintesa melanin dan perpindahan
melanin dari melanosome ke
keratinocytes
Gambaran klinis
Melanosis difus pada anterior fasial
maksila dan gingiva mandibula, mukosa
bukal, lateral lidah, palatum dan dasar
mulut kadang terlihat di antara para
perokok. Sebagian besar perokok
(termasuk perokok berat) biasanya
kurang menunjukkan perubahan tersebut.
Namun, ada kemungkinan bahwa pada
individu berkulit gelap, sintesis melanin
dirangsang oleh tembakau, yang secara
normal menunjukkan pigmentasi
fisiologis, merokok dapat merangsang
peningkatan pigmentasi oral lebih lanjut.
• Riwayat penyakit
• Dermoskopi
Penegakka
• Mikroskop binokuler stereo
n diagnosis
• Biopsi
Diagnosis banding

1 2

Pigmentasi fisiologis Penyakit Addison


PIGMENTASI
FISIOLOGIS
Pigmentasi fisiologis adalah pewarnaan
yang sering terjadi karena peningkatan
produksi pigmen melanin oleh melanosit
dan didistribusikan merata, terutama pada
gingiva orang-orang bekulit lebih gelap.
Pigmentasi fisiologis terlihat secara klinis
dengan ciri-ciri: bilateral, berbatas jelas,
berbentuk seperti pita (ribbon-like),
berwarna coklat muda hingga coklat tua
yang biasanya terlihat menyebar pada
margin gingiva. Gingiva cekat adalah
bagian paling sering terjadi pigmentasi.
Pewarnaan di daerah lain dapat terjadi
pada mukosa bukal, palatum keras, bibir,
dan lidah dengan batas yang tidak jelas
PENYAKIT
ADDISON
Penyakit ini merupakan insufisiensi
adenokortikal disebabkan destruksi atau
disfungsi dari seluruh korteks adrenal.
Hal ini berpengaruh terhadap fungsi
glukokortikoid dan mineralokortikoid,
untuk mendestruksi autoimun terhadap
melanosit. Gambaran klinis menyerupai
smoker melanosis yaitu, pigmentasi lokal
makula coklat atau difus. Namun yang
membedakan dengan smoker melanosis
adalah pasien mengalami kelemahan
secara progresif, seperti lelah, nafsu
makan kurang, dan kehilangan berat
badan.
• Rencana perawatan yang dapat diberikan
adalah dental health education (DHE) dan
depigmentasi apabila sekiranya dibutuhkan.
DHE yang dapat diberikan adalah berupa
penyuluhan pada pasien bahwa warna coklat
kehitaman pada gusinya adalah suatu akibat
dari paparan rokok. Pasien juga dapat
diinformasikan bahwa smoker melanosis
biasanya hilang dan kembali normal dalam
waktu tiga tahun setelah berhenti merokok.
PERAWATAN Rencana perawatan kedua adalah
depigmentasi. Depigmentasi dapat dilakukan
dengan bedah skalpel, gingivektomi dengan
otograft, elektrosurgeri, cryoseurgeri,
pemakaian bahan kimia seperti 90% fenol
dan 95% alkohol, abrasi dengan bur diamon,
laser Nd:YAG, laser diode semikonduktor,
dan laser karbondioksida
LAPORAN KASUS
Seorang Laki-laki berusia
58 tahun datang ke poli
gigi dan mulut Rumah Pemeriksaan intraoral adanya
Sakit Moehammad Hoesin Lesi makula berwarna coklat
Palembang, dengan kehitaman pada attach
keluhan gusinya berwarna gingiva rahang atas dari regio
coklat kehitaman pada gigi 17 sampai 26 dan pada
rahang atas dan rahang o rahang bawah dari regio gigi
s 33 sampai 44.
bawah. Pasien mengaku
warna pada gusinya
timbul setelah ia memiliki
kebiasaan merokok.

- Indikasi kasus terapi bedah


d/ Smoker a
P oral medicine.
Melanosis
Depigmentasi Gingiva
• Diagnosa sementara pada kasus adalah Smoker
melanosis yang ditegakkan berdasarkan anamnesa
dan pemeriksaan klinis pada pasien. Dari
anamnesa dan pemeriksaan klinis diketahui bahwa
terdapat lesi makula berwarna coklat kehitaman
pada attach gingiva rahang atas dari regio gigi 17
sampai 26 dan pada rahang bawah dari regio gigi
33 sampai 44, pada pasien laki-laki berusia 58
tahun yang memiliki kebiasaan merokok.

PEMBAHASAN
• Pada kasus ini Smoker melanosis merupakan
bentuk respon jaringan terhadap kebiasaan
merokok yang yang dimiliki pasien. nikotin pada
tembakau merangsang melanosit untuk
meningkatkan produksi melanin. Melanin akan
melindungi mukosa dengan mengikat agen
beracun dari asap tembakau, yang mana mudah
menembus ke dalam jaringan. Pigmentasi terjadi
karena sintesa melanin dan perpindahan melanin
dari melanosome ke keratinocytes.
• Tidak ada perawatan khusus untuk kasus  Smoker
melanosis  selain mendorong pasien untuk
berhenti merokok karena alasan kesehatan.
Pigmentasi biasanya sembuh dalam beberapa
waktu jika kebiasaan merokok dihilangkan.
Perawatan depigmentasi terdiri dari beberapa cara
yaitu  gingivectomy, gingivectomy dengan free
gingival autografting , electrosurgery,
cryosurgery, bahan kimia seperti fenol 90%, dan
teknik abrasi dengan bur diamond. Perawatan
dengan teknik abrasi gingiva dengan
menggunakan bur diamond adalah prosedur yang
PEMBAHASAN
mudah, aman dan peralatan yang digunakan
sederhana. Selain itu, apabila diperlukan prosedur
perawatan yang berulang dapat dilakukan dengan
mudah dan aman.

• Kebiasaan merokok merupakan faktor penyebab


utama timbulnya lesi ini, oleh karena itu selain
perawatan depigmentasi gingiva pasien juga
dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan
merokoknya. Prognosis dari kasus ini baik karena
pasien memiliki sikap yang kooperatif.
• Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa diagnosa lesi pada attach
ginggiva rahang atas dari regio gigi
17 sampai 26 dan pada rahang
bawah dari regio gigi 33 sampai 44
pasien adalah Smoker melanosis.
Lesi pada pasien ini terjadi akibat
Kesimpula pasien memiliki kebiasaan
merokok. Perawatan yang
n dilakukan pada kasus ini adalah
depigmentasi gingiva, edukasi
untuk menjaga kebersihan rongga
mulut, serta anjuran untuk
menghentikan kebiasaan
merokoknya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai