Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HEPATOCELULAR CARCINOMA (HCC)


DIRUANG PENYAKIT DALAM PRIA RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 10 Januari – 16 Januari 2022

Oleh

Nanda Media Caesaria, S.Kep

NIM. 2130913320043

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nanda Media Caesaria, S.Kep

NIM : 2130913320043

Judul : Laporan Pendahuluan Hepatocelular Carcinoma (HCC) Diruang Penyakit


Dalam Pria RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarbaru, 10 Januari – 16 Januari 2022

Mengetahui

Pembimbing Akademik Stase Keperawatan Pembimbing Lahan


Medikal Bedah

Noor Diani, Ns, M.Kep., Sp.Kep.MB Helda Iriani,S. Kep, Ns. M. Kep
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 198307152011012003
Hepatocelular Carcinoma (HCC)

Pengertian Etiologi Manifestasi Klinis


HCC merupakan pertumbuhan sel yang 1. Keluhan sakit perut atau rasa
berlangsung secara tidak normal pada Hepatitis B dan C, sirosis hati yang
penuh ataupun ada rasa
bagian hati yang ditandai dengan disebabkan oleh alkohol, diet tinggi
bengkak di perut kanan atas
meningkatnya jumlah sel dalam hati yang aflatoksin, penderita diabetes,
2. Nafsu makan berkurang, berat
memiliki kemampuan membelah dan obesitas, dan seringnya terkena
badan menurun, dan rasa
disertai dengan perubahan sel hati menjadi paparan terhadap bahan kimia.
lemas.
ganas (Butar Butar, 2014). (Maharani, 2015)
3. Keluhan lain terjadinya perut
membesar karena ascites
Kanker hati primer dapat berasal dari
(penimbunan cairan dalam
hepatosit (karsinoma hepatoselular) atau
rongga perut), mual, tidak bisa
dari duktus empedu (kongaliokarsinoma).
tidur, nyeri otot, berak hitam,
Kanker hati sekunder timbul akibat
demam, bengkak kaki,
metastasis kanker dari bagian tubuh lain
kuning, muntah, gatal, muntah
yang mengalirkan darahnya ke hati melalui
darah, perdarahan dari
vena porta atau kanker lain (Corwin,
dubur, dan lain-lain. (Aprianty,
2008)
2016)

Patofisiologi

Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik.
Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada
penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. Tumor hati yang paling sering adalah metastase
tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal
ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan
untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor
biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan
reseksi lokal lagi. (Hidayat, 2006)
Stadium Hepatoceluar Carcinoma Pemeriksaan penunjang,
(Doengoes, 2000) :
1. Biopsi
1. Stadium I : Satu fokal tumor 2. Radiologi
berdiameter \ hati. 3. Ultrasonografi
2. Stadium II : Satu fokal tumor 4. CT scan
berdiameter > 3cm. Tumor sebatas 5. Angiografi
pada segment I atau multi-fokal tumor 6. MRI (Magnetic Resonance
terbatas padlobus kanan atau lobus Imaging)
kiri hati. 7. PET (Positron Emission
3. Stadium III : Tumor pada segment I Tomography) (Maharani, 2015)
meluas ke lobus kiri (segment IV)
atau ke lobus kanan segment V dan Komplikasi Penatalaksanaan
VIII atau
tumordengan invasi peripheral ke Komplikasi yang sering terjadi pada 1. Tindakan bedah hati digabung dengan
sistem pembuluh darah (vascular). sirosis adalah asites, perdarahan tindakan radiologi. Terapi yang paling
4. Stadium IV : Multi-fokal atau diffuse saluran cerna bagian atas, ensefalopati ideal untuk kanker hati stadium dini
tumor yang mengenai lobus kanan dan hepatika, dan sindrom hepatorenal. adalah tindakan bedah yaitu reseksi
lobus kiri hati atau tumor dengan Sindrom hepatorenal adalah suatu (pemotongan) bahagian hati yang
invasi ke dalam pembuluh darah hati keadaan pada pasien dengan hepatitis terkena kanker dan juga reseksi daerah
(intra hepaticvaskuler) ataupun kronik, kegagalan fungsi hati, sekitarnya.
pembuluh empedu (biliary duct). hipertensi portal, yang ditandai 2. Transplantasi Hati
dengan gangguan fungsi ginjal dan 3. Tindakan non-bedah hati
sirkulasi darah Sindrom ini Tindakan non-bedah merupakan pilihan
mempunyai risiko kematian yang untuk pasien yang datang pada stadium
tinggi. (Suriadi & Yuliani, 2010) lanjut. Suriadi & Yuliani,2010):
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosa Keperawatan (Nanda, 2018)


1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan 1. Nyeri akut (00132)
a. Keluhan Utama 2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
b. Riwayat penyakit sekarang
(00002)
c. Riwayat kesehatan dimasa lalu
d. Riwayat penyakit keluarga 3. Intoleransi Aktivitas (00092)
3. Pemeriksaan fisik: Head to toe
4. Ketidakefektifan pola napas (00032)
4. Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan
Psikososial 5. Risiko Cedera (00035)
5. Pemeriksaan penunjang
6. Gangguan citra tubuh (00118)
7. Risiko kerusakan integritas kulit (00047)
8. Kelebihan volume cairan (00026)
Rencana Keperawatan

Nyeri akut (00132) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Intoleransi Aktivitas (00092)


Outcome: Dari Outcome:
Tingkat nyeri (2102) Kebutuhan Tubuh (00002) Konservasi Energi (0002)
Setelah diberikan intervensi keperawatan Outcome: Setelah diberikan intervensi
1×30 menit diharapkan pasien memenuhi Status Nutrisi : Asupan Makanan & Cairan keperawatan 1×24
kriteria hasil: (1008) jam diharapkan pasien memenuhi
1. Panjangnya episode nyeri Setelah diberikan intervensi keperawatan kriteria
2. Mengerinyit 1×24 jam diharapkan pasien memenuhi hasil:
3. Ekspresi wajah kriteria hasil: 1. Menyeimbangkan aktivitas dan
4. Frekuensi napas 1. Asupan makanan secara oral istirahat
5. menjadi deviasi ringan 2. Asupan cairan secara oral 2. Melaporkan kekuatan yang cukup
Intervensi: Intervensi: untuk
Manajemen Nyeri (1400) Manajemen Gangguan Makan (1030) 3. beraktivitas
1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Kolaborasi dengan tim untuk 4. Menyadari keterbatasan energi
komprehensif yang meliputi mengembangkan rencana perawatan Intervensi:
lokasi,karakteristik, onset/durasi, dengan melibatkan klien dan keluarga Manajemen energi (0180)
frekuensi, kualitas,intemsitas atau 2. Rundingkan dengan tim dan klien untuk 1. Kaji status fisiologis pasien yang
beratnya nyeri dan faktor pencetus mengatur target pencapaian berat badan menyebabkan kelelahan sesuai
2. Gunakan tindakan pengontrol nyeri jika tidak dalam rentang sesuai umur dengan konteks usia dan
sebelum nyeri bertambah berat dan bentuk tubuh perkembangan
3. Bantu keluarga dalam mencari dan 3. Monitor asupan makanan 2. Bantu pasien untuk menjadwalkan
menyediakan dukungan 4. Anjurkan makan sedikit-sedikit tapi periode istirahat
4. Kendalikan faktor lingkungan sering 3. Bantu pasien identifikasi pilihan
yang dapat mempengaruhi respon 5. Arahkan pasien untuk memilih sendiri aktivitas aktivitas Yang akan
pasien terhadap ketidaknyamanan makanan yang disukai untuk dilakukan
Pemberian Analgesik (2210) merangsang nafsu makan
1. Tentukan lokasi,karakteristik,
kualitas, dan keparahan nyeri
sebelum mengobati pasien
2. Pilih analgesik atau kombinasi
analgesik yang sesuai ketika lebih
dari satu diberikan
3. Cek adanya riwayat alergi obat
4. Tentukan pilihan obat
analgesik,berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
5. Cek perintah pengobatan meliputi
obat,dosis, dan frekuensi obat
analgesik yang diresepkan

Ketidakefektifan pola napas Risiko Cedera (00035) Gangguan citra tubuh (00118)
(00032) Outcome: Outcome:
Outcome: Pengetahuan:Pencegahan Jatuh (1828) Citra tubuh (1200)
Status pernapasan (0415) Setelah diberikan intervensi keperawatan Setelah diberikan intervensi keperawatan
Setelah diberikan intervensi 1×24 jam 1×6 jam
keperawatan 1×60 diharapkan pasien memenuhi kriteria hasil: diharapkan pasien memenuhi kriteria
menit diharapkan pasien memenuhi 1. Penggunaan pencahayaan lingkungan hasil:
kriteria hasil: yang benar 1. Gambaran internal diri
1. Frekuensi pernapasan 2. Penggunaan prosedur perpindahan 2. Kepuasan dengan fungsi tubuh
2. Irama pernapasan yang aman 3. Penyesuaian terhadap perubahan
3. Kepatenan jalan napas 3. Pentingnya alur jalan yang jelas tampilan fisik
4. Kedalaman inspirasi Intervensi: 4. Penyesuaian terhadap perubahan
5. Penggunaan otot bantu napas Identifikasi risiko (6610) fungsi tubuh
Intervensi: 1. Kaji ulang data yang didapatkan dari Intervensi:
Terapi oksigen (3320) pengkajian risiko secara rutin Peningkatan citra tubuh (5220)
1. Pemberian terapi oksigen dan 2. Identifikasi adanya sumber-sumber 1. Fasilitasi kontak dengan individu
berkolaborasi agensi untuk membantu menurunkan yang mengalami perubahan yang
2. dengan dokter factor risiko sama dalam hal citra tubuh
3. Monitor aliran oksigen 3. Instruksikan factor risiko dan rencana 2. Tentukan harapan citra diri pasien
4. Monitor posisi perangkat (alat) untuk mengurangi factor risiko diadasrkan pada tahap perkembangan
pemberian Pencegahan jatuh (6490) 3. Tentukan perubahan fisik saat ini
5. oksigen 1. Identifikasi kekurangan baik kognitif apakah berkontribusi pada citra diri
6. Pertahankan kepatenan jalan atau fisik dari pasien yang mungkin pasien
napas meningkatkan potensi jatuh pada 4. Monitor frekuensi dari pernyataan
7. Monitor efektivitas terapi lingkungan tertentu mengkritisi diri
oksigen 2. Identifikasi perilaku dan factor yang Peningkatan harga diri (5400)
8. Monitor peralatan oksigen untuk mempengaruhi risiko jatuh 1. Monitor pernyataan pasien mengenai
memastikan bahwa alat tersebut 3. Identifikasi karakteristik dari harga diri
tidak mengganggu upaya pasien lingkungan yang mungkin 2. Tentukan kepercayaan diri pasien
untuk bernafas meningkatkan potensi jatuh dalam hal penilaian diri
4. Sediakan alat bantu untuk 3. Bantu pasien untuk menemukan
menyeimbangkan gaya berjalan penerimaan diri
4. Jangan mengkritisi (pasien) secara
negatif

Risiko kerusakan integritas kulit (00047) Kelebihan volume cairan (00026)


Outcome: Outcome:
Integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa (1101) Keseimbangan cairan (0601)
Setelah diberikan intervensi keperawatan 1×24 jam Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam
diharapkan pasien memenuhi kriteria hasil: diharapkan pasien memenuhi kriteria hasil:
1. Suhu kulit 1. Keseimbangan intake dan output
2. Sensasi 2. Asites
3. Integritas kulit Intervensi:
4. Tekstur Manajemen cairan (4120)
Intervensi: 1. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output (pasien)
Pengecekan kulit (3590) 2. Monitor status hidrasi (misalnya membran mokusi lembab,
1. Amati warna,kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
dan ulserasi pada ekstremitas 3. Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
2. Gunakan alat pengkajian untuk mengidentifikasi pasien 4. PAP, dan PCWP jika ada
yang berisiko mengalami kerusakan kulit 5. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi
3. Monitor warna dan suhu kulit cairan misalnya (peningkatan berat jenis, peningkatan
4. Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet 6. BUN, penurunan hematokrit, dan peningkatan kadar
5. Monitor untuk adanya kekeringan yang berlebihan dan osmomalitas urin)
kelembaban 7. Berikan terapi IV seperti yang ditentukan
6. Ajarkan anggota/pemberi asuhan mengenai tanda- tanda
kerusakan kulit, dengan tepat
POHON MASALAH
DAFTAR PUSTAKA

Apriany, Dyna. 2016. Asuhan Keperawatan Medikal bedah dengan Keganasan. Bandung : PT
Refika Aditama.

Butar-Butar, A.M.C. 2013. Prevalensi karsinoma hepatoselular di rumah sakit haji adam malik
Medan pada tahun 2009-2012. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Corwin, E. J. (2008). Handbook of Pathopysiology. USA: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Doengoes, Marilynn, E., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Salemba.
Medika.

Maharani, S. (2015). Mengenal 13 Jenis Kanker dan Pengobatannya. Yogjakarta: KATAHATI

Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius.

Suriadi & Yuliani. 2010. Buku Pegangan Praktek Klinik. Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah Edisi 2. Jakarta : CV.Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai