Oleh :
NIM : 2130913320043
Mengetahui
Identitas Bayi
Nama bayi : By.Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Umur : 13 Januari 2022 jam 20.32 WITA/ 11 Hari
Nama Org tua : Ny. M
Pendidikan ayah/ibu : SMP/SMA
Pekerjaan ayah/ibu : Wiraswasta( supir truk borongan/IRT
Usia ibu : 32 Tahun
Diagnosis medis : BBLR+Asfiksia
Alamat : Komp. Wengga Trikora
Tanggal dirawat : 13 Januari 2022
Agama : Kristen Protestan
Keluhan Utama :
Ny. M mengatakan anaknya kuning jadi oleh dokter di lakukan terapi sinar, Nadi :
128x/menit, Suhu: 36,70C, RR: 42x/menit, SpO2= 98%,
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Pre natal
a. Jumlah kunjungan :±6x Bidan/dokter
b. Penkes yang didapatkan : menjaga nutrisi selama kehamilan
c. HPHT :-
d. Kenaikan BB selama hamil : 5 kg
e. Komplikasi kehamilan : tidak ada
f. Obat-obatan yang didapat : obat tambah darah dan vitamin
g. Riwayat hospitalisasi : tidak ada
h. Pemeriksaan selama hamil : pada usia kehamilan 36 minggu pasien melakukan
pemeriksaan ke praktek bidan karena ibu mengeluarkan cairan
i. Lain-lain, sebutkan : 4 hari sebelum kelahiran di usia kehamilan 36 ibu
mengatakan mengeluar cairan seperti air, kemudian dibawa ke bidan untuk melakukan
pemeriksaan, katanya tidak apa-apa bukan air ketuban, ibu pulang dan selama 4 hari ibu
tetap mengeluarkan cairan, kemudian pada tgl 13 januari 2022 ibu mengeluarkan cairan
bercampur darah, saat masih dirumah ibu sudah pembukaan ke 2 kemudian ibu diawal ke
IGD RSD Idaman Banjarbaru samapi di rumah sakit ibu sudah pembukaan ke 5 tidak
selang bebrapa lama ibu sudah pembukaan 10 dan bayi dilahirkan pada pukul 20.32
WITA dengan jenis kelamin perempuan BB 1970, P: 43, LK 30cm, LLA 6 cm, LD
26cm.
Natal
a. Lama persalinan : ±2 jam
b. Komplikasi persalinan () tidak ada (√) ada
Kalau ada, sebutkan plasenta letak rendah
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Tempat melahirkan : rumah bersalin ( ) rumah ( ) RS ( √)
Lain-lain :Tidak ada
e. Penolong persalinan: Bidan dan Dokter
Post natal
a. Usaha nafas : (√ ) ada, bayi aspiksia
b. Trauma lahir : (√ ) tidak ada
c. Skor APGAR : 7/8/8
d. Obat-obatan yang diberikan kepada neonates
Aminosterile 2cc/jam
e. Interaksi orang tua dan bayi: ibu rutin setiap jam pemberian ASI selalu datang keruang
perawatan untuk memberikan ASI/3 jam dan melihat kondisi anaknya dan juga untuk
mengantarkan peralatan bayi
Riwayat Ibu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga, namun nenek dari ibu pasien memiliki Koleterol
tinggi
Genogram
9 11
4
tahu hari
tahu
n
Keterangan:
g. Lingkungan rumah
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kedua saudaranya di komplek wengga
trikora, Rumah permanen milik sendiri dengan tipe 6x12 , lingkungan rumah bersih,
sambah selalu di angkut setiap pagi oleh petugas kebersihan.
j. Lain-lain
Tidak ada
b. Status Nutrisi
Bayi menetek minum ASI 8x 20-25 ml/H atau setiap 3 jam/H
1,8−3,2 −1,4
BB/U = = =-3,4, BB/U: ˂ -3 SD (Gizi buruk)
2,8−3 0.4
c. Status Cairan
Input :
Bayi menetek minum ASI 8x 20-25 ml/H atau setiap 3 jam/H
25x8 = 200 ml/H
Output :
Urin : ± 100 cc
Muntah : - cc/hari
d. Obat-obatan
No Obat Dosis Indikasi
Merupakan suplemen dengan
kombinasi vitamin B kompleks
1. Solvita dan vitamin lainnya yang dapat
digunakan untuk membantu
perkembangan pada otak bayi.
Lacto-B adalah probiotik yang
berbentuk bubuk dan berfungsi
untuk membantu mempercepat
penyembuhan diare pada anak.
2. Lacto B Probiotik juga dapat digunakan
untuk mencegah diare akibat
penggunaan antibiotik, dan
mengurangi gejala kram perut dan
perut kembung.
g. Pemeriksaan laboratorium : 24/01/2022 11.56
V V
V V
V V
b. Bunyi napas
(√ ) terdengar di semua lapang paru ( ) tidak terdengar
( ) menurun
c. Respirasi
Spontan (√) tanpa bantuan O2, jumlah: 42x/menit
Sungkup/boxhead ( ), jumlah: x/menit
Ventilasi assisted CPAP :
11. Jantung
a. Bunyi normal sinus rhytm (√), jumlah: 128 x/menit
b. Murmur ( ) PMI ( ): Lokasi: -
c. Lain-lain: Tidak ada
d. Waktu pengisian kapiler : <2 detik
e. Denyut nadi
Nadi perifer Berat Lemah Tidak ada
Brakhial – kanan
Brakhial – kiri
Femoral – kanan
Femoral – kiri
12. Ekstremitas
Gerakan bebas (√) ROM terbatas ( ) tidak terkaji ( )
Ekstremitas atas Normal (√) abnormal ( )
Ekstremitas bawah Normal (√) abnormal ( )
Panggul Normal (√) abnormal ( )
Tidak terkaji ( )
13. Umbilikus Normal (√) abnormal ( ) Inflamasi ( )
Drainase ( )
14. Genital
Labia mayora minora bersih dan normal, tidak memperlihatkan kelainan
15. Anus Anus ada dan berfungsi dengan baik untuk defekasi, anus tidak
memperlihatkan kelainan
16. Spina Normal (√) abnormal ( ) Sebutkan:
17. Kulit
a. Warna pucat () jaundice (√) warna pink ( )
Kuku ( ) sirkumolar ( )
Sianosis pada periorbital ( ) seluruh tubuh ( )
Kering (√)
b. Kemerahan (rash): sebutkan
c. Tanda lahir ( tidak ada)
d. Turgor kulit elastis (√) tidak elastis ( - ) turgor kulit <2 detik, edema (- )
e. Lanugo (- )
18. Suhu
Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
(√) Inkubator dan terapi sinar ( ) suhu ruang ( ) Boks terbuka
Suhu Kulit : 36,7 C
0
ANALISIS DATA
Nama Klien : (Bayinya Ny. M)
Umur : 11 hari
Ruangan/Kamar : Cendrawasih/level 2
No. Data Penyebab Masalah
1. DS: Berat badan lahir Ikterik neunatus
Ibu pasien mengatakan pasien rendah
terlihat kekuningan padahal
kemarin kuning sudah mulai
hilang,
DO:
- Kulit pasien tampak ikterik
pada bagian wajah sampai
leher, bagian dada, dan
sklera
- Hasil pemeriksaan
laboratorium bilirubin total
12,45mg/dl, bilirubin direk
0,45 mg/dl dan bilirubin
indirek 12,0 mg/dl.
Tanggal Paraf
No. Masalah (Nama Perawat)
Keperawatan Ditemukan Teratasi
2. Risiko Kerusakan Integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan kulit : pengobatan Resiko dari kerusakan
Kulit dengan faktor risiko keperawatan selama 1 x 8 jam topical (3584) integritas kulit
terapi radiasi (00047) masalah teratasi dengan kriteria 1. Pakaikan pasien pakaian berhubungan dengan
hasil:
Intergritas jaringan : kulit yang longgar pemajanan suhu
dan membran mukosa 2. Pakaikan popok yang long- lingkungan terlalu lama
1. Integritas kulit dari gar dengan tepat ini perlu ditangani, jika
cukup terganggu (3) 3. Sapu kulit denga bubuk obat tidak ditangani maka
menjadi tidak dengan tepat akan terjadi komplikasi
terganggu (5)
4. Jaga alas kasur tetap bersih lainya.
2. Suhu kulit (3) menjadi
dan bebas berkerut 5.
tidak terganggu (5)
Periksa kulit setiap hari
3. Pengelupasan kulit (3)
menjadi tidak 5. Dokumentasikan derajat
terganggu (5) kerusakan kulit
Kontrol Infeksi (6540)
1. Bersihkan area lingkungan
dengan baik
2. Ganti peralatan perawatan
perpasien sesuai protokol in-
stitusi
3. Jaga lingkungan aseptik
yang optimal
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Waktu Waktu Catatan Perkembangan
Tindakan TT TT
Dx
Tgl/jam Tgl/jam (SOAP)
Kep
Hari Pertama
1 24 Januari Monitor TTV 24Januari S:
2022/15.00 1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan Nanda 2022/18.000 Ibu pasien mengatakan pasien terlihat Nanda
WITA status pernapasa denan tepat Media WITA kekuningan padahal kemarin kuning sudah Media
2. Memonitor warna kulit, suhu dan Caesaria, mulai hilang, Caesaria,
kelemaban S.Kep S.Kep
3. Memonitor dan laporkan tanda dan gejala O:
hipertermia 1. Hasil TTV
N: 128 x/m
Fototerapi: neonatus RR: 42 x/m
1. meobservasi tanda-tanda warna kuning T: 36,7oC
2. menutupi kedua mata bayi, hindari SPO2: 98%
penekan yang berlebih 2. Kulit pasien tampak kuning, tampak
3. membuka penutup mata setiap 4 jam atau kering dan sedikit mengelupas, bibir
saat lampu dimatikanmonitor edema pada tampak kering
mata, drainase dan warna 3. BB:1827 gr
4. mengubah posisi bayi setiap 4 jam per 4. Penjadwalan untuk fototrapi
protokol
5. menimbang BB setiap pagi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. meobservasi tanda-tanda warna kuning
2. menutupi kedua mata bayi, hindari
penekan yang berlebih
3. menimbang BB setiap pagi
4. monitor TTV
Hari Kedua
1 25 Januari Monitor TTV 25 Januari S:
2022/21.00 1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan Nanda 2022/21.30 Ibu pasien mengatakan pasien terlihat Nanda
WITA status pernapasa denan tepat Media WITA kekuningan sudah mulai hilang Media
2. Memonitor warna kulit, suhu dan Caesaria, Caesaria,
kelemaban S.Kep O: S.Kep
3. Memonitor dan laporkan tanda dan gejala 1. Hasil TTV
hipertermia N: 130 x/m
RR: 32 x/m
Fototerapi: neonatus T: 36,6oC
1. meobservasi tanda-tanda warna kuning SPO2: 99%
2. menutupi kedua mata bayi, hindari 2. Tindakan foto terapi sudah di jad-
penekan yang berlebih walkan
3. membuka penutup mata setiap 4 jam atau 3. Fototrapi di mulai tgl 25-01-2022 jam
saat lampu dimatikanmonitor edema pada 10.00 wita
mata, drainase dan warna 4. Warna kuning pada kulit sudah mulai
4. mengubah posisi bayi setiap 4 jam per hilang
protokol 5. Pasien tampak menangis kuat,
5. menimbang BB setiap pagi 6. Menetek kuat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
status pernapasa denan tepat
2. Memonitor warna kulit, suhu dan
kelemaban
3. Memonitor dan laporkan tanda dan gejala
hipertermia
2 25 Januari Perawatan kulit : pengobatan topical (3584) 25 Januari S:
2022/22.00 1. Pakaikan pasien pakaian yang longgar 2022/22.30 Ibu pasien mengatakan anaknya melakukan
WITA 2. Pakaikan popok yang longgar dengan Nanda WITA terapi sinar Nanda
tepat Media Media
Caesaria, O: Caesaria,
3. Sapu kulit denga bubuk obat dengan S.Kep 1. Pasien minum 8x20-25cc/H S.Kep
tepat
2. Turgor kulit <2 detik
4. Jaga alas kasur tetap bersih dan bebas 3. CRT <2 detik
berkerut 4. BB 1827
5. Periksa kulit setiap hari 5. Pasien tampak BAK (+) BAB (+)
6. Dokumentasikan derajat kerusakan 6. Warna urine tampak terang
kulit 7. Setiap 2 jam sekali mengatur posisi
pasien untuk fototerapi
Kontrol Infeksi (6540)
1. Bersihkan area lingkungan dengan baik A: Masalah teratasi sebagian
2. Ganti peralatan perawatan perpasien P: Lanjutkan intervensi
sesuai protokol institusi 1. Pakaikan pasien pakaian yang long-
3. Jaga lingkungan aseptik yang optimal gar
2. Pakaikan popok yang longgar dengan
tepat
3. Sapu kulit denga bubuk obat dengan
tepat
4. Jaga alas kasur tetap bersih dan bebas
berkerut
5. Periksa kulit setiap hari
6. Dokumentasikan derajat kerusakan
kulit
7. Bersihkan area lingkungan dengan
baik
8. Ganti peralatan perawatan perpasien
sesuai protokol institusi
9. Jaga lingkungan aseptik yang optimal
Hari Ketiga
1 26 Januari Monitor TTV 26 Januari S:
2022/06.00 1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan Nanda 2022/07.00 Ibu pasien mengatakan anak sudah mulai ter- Nanda
WITA status pernapasa denan tepat Media WITA lihat merah tidak kuning lagi, Media
2. Memonitor warna kulit, suhu dan Caesaria, Caesaria,
kelemaban S.Kep O: S.Kep
3. Memonitor dan laporkan tanda dan gejala 1. Hasil TTV
hipertermia a. N: 143 x/m
b. RR: 33 x/m
Fototerapi: neonatus c. T: 36,7oC
1. meobservasi tanda-tanda warna kuning d. SPO2: 99%
2. menutupi kedua mata bayi, hindari 2. Tindakan foto terapi masih jalan
penekan yang berlebih 3. Warna kuning pada kulit sudah
3. membuka penutup mata setiap 4 jam atau tampak tidak ada
saat lampu dimatikanmonitor edema pada 4. Pasien tampak menangis kuat
mata, drainase dan warna 5. Menetek Kuat
4. mengubah posisi bayi setiap 4 jam per 6. Siatur posisi setiap 2 jam sekali
protokol
5. menimbang BB setiap pagi A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
4. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
status pernapasa denan tepat
5. Memonitor warna kulit, suhu dan
kelemaban
6. Memonitor dan laporkan tanda dan gejala
hipertermia
2 26 Januari Perawatan kulit : pengobatan topical (3584) 26 Januari S:
2022/07.30 1. Pakaikan pasien pakaian yang longgar 2022/08.00 Ibu mengatakan saat menetek bayi sudah
WITA 2. Pakaikan popok yang longgar dengan Nanda WITA tidak kuning dan terlihat merah Nanda
tepat Media O: Media
Caesaria, 1. Pasien minum 8x20-25cc/H Caesaria,
3. Sapu kulit denga bubuk obat dengan
S.Kep 2. Pasien tidak terlihat tanda kerusakan S.Kep
tepat
integritas kulit karna fototerapi
4. Jaga alas kasur tetap bersih dan bebas 3. Tidak ada lesi, kemerahan dan peruba-
berkerut 5. Periksa kulit setiap hari han struktur kulit.
5. Dokumentasikan derajat kerusakan kulit A: Masalah teratasi
P: Intervensi Dihentikan tidak ada tanda-
Kontrol Infeksi (6540) tanda Risiko Kerusakan Integritas Kulit
1. Bersihkan area lingkungan dengan
baik
2. Ganti peralatan perawatan perpasien
sesuai protokol institusi
3. Jaga lingkungan aseptik yang optimal