Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN HEPATOCELULLAR CARSINOMA (HCC)


DI RUANG PENYAKIT DALAM WANITA

Tanggal 20 -25 Desember 2021

Oleh:

Dedi Iswari, S.Kep


NIM. 2130913310029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJRABARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN HEPATOCELULLAR CARSINOMA (HCC)
DI RUANG PENYAKIT DALAM WANITA

Oleh:

Dedi Iswari, S.Kep


NIM. 2130913310029

Banjarmasin, 20 Desember 2021

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructure,

Agianto, Ns., M.N.S., Ph.D. Helda Iriani, S.Kep, Ns., M.Kep


NIP. 19820818 2008 12 1003 NIP.198307152011012003
HEPATOCELULLAR CARSINOMA (HCC) ETIOLOGI (HUSSODO, 2009) MANIFESTASI KLINIS

Merupakan pertumbuhan sel yang berlangsung 1. HEPATISIS B 1. Nyeri bagian abdomen kanan atas
secara tidak normal pada bagian hati yang 2. HEPATITIS C 2. Nafsu makan menghilang
ditandai dengan meningkatnya jumlah sel 3. SIROSIS HEPATIS 3. Berat badan menurun drastis
dalam hati yang memiliki kemampuan 4. ANFLAKTOSIN
4. Pembengkakan abdomen akibat acites.
membelah (mitosis) dan disertai dengan sel hati 5. ALKOHOL
5. Cairan juga menimbulkan pembengkakan di buah zakar
menjadi ganas (Butar, 2013) dan kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(HUSSODO, 2009) 6. Timbul tanda-tanda pembengkakan payudara pada laki-
STADIUM KLINIS (Desen, 2008) laki dan munculnya varises.
Ia Tumor tunggal diameter ≤ 3 cm tanpa emboli 1. Pemeriksaan laboratorium
7. Terdapat masalah penggumpalan darah yang berakibat
tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe
pemeriksaan Alfa - fetoprotein dari luka dan perdarahan
peritoneal ataupun jauh
(AFP) yaitu protein serum 8. Kelelahan yang diikuti koma akibat penumpukan
Ib Tumor tunggal atau dua tumor dengan
normal yang disintesis oleh sel ammonia dalam tubuh
diameter ≤ 5 cm di separuh hati, tanpa emboli
tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe hati fetal. 9. Penguningan mata dan kuku serta tinja berwarna tanah
peritoneal ataupun jauh liat dan berbau khas
IIa Tumor tunggal atau dua tumor dengan 2. Ultrasonografi (USG) 10. Nyeri tulang
diameter gabungan ≤ 10 cm di separuh hati, Abdomen
atau dua tumor dengan gabungan ≤ 5 cm di
gambaran mosaik, formasi PENANGANAN & PERAWATAN
kedua belahan hati kiri dan kanan tanpa
emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe septum, bagian perifer 1. Reseksi Hepatik (Bedah)
peritoneal ataupun jauh sonolusen (ber -halo),
2. Ablasi Tumor
IIb Tumor tunggal atau multiple dengan diameter bayangan lateral yang dibentuk
Ablasi (pengangkatan) tumor bertujuan untuk
gabungan ≥ 10 cm di separuh hati, atau tumor oleh pseudokapsul fibrotik, serta
menghancurkan sel kanker hati primer menggunakan
multiple dengan gabungan ≥ 5 cm di kedua penyangatan eko posterior
panas (ablasi radiofrekuensi – radiofrequency ablation -
belahan hati kiri dan kanan tanpa emboli
tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe RFA) atau alkohol (injeksi etanol perkutan –
peritoneal ataupun jauh 3. Strategi Skrining Dan percuteneous ethanol injection - PEI).
IIIa Tidak peduli kondisi tumor, terdapat emboli Surveilans 3. Kemoterapi
tumor di pembuluh utama vena porta atau 4. Radioterapi
Skrining dimaksudkan sebagai
vena kava inferior, metastasis kelenjar limfe
aplikasi pemeriksaan diagnostik
peritoneal jauh salah satu daripadan ya
pada populasi umum,
IIIb Tidak peduli kondisi tumor, tidak peduli
sedangkan surveillance adalah
emboli tumor, metastasis
aplikasi berulang pemeriksaan
diagnostik pada populasi yang
beresiko untuk suatu penyakit
sebelum ada bukti bahwa
penyakit tersebut sudah terjadi.
PATHWAY
HEPATITIS B HEPATITIS C ALFLAKTOSIN
ALKOHOL, steroid anabolic,
androgen yang berlebihan,
Bahan kontrasepsi oral,
Integrasi DNA virus ke INFEKSI SEL HATI MUTASI GEN Penimbunan zat besi yang
DNA sel hati berlebihan dalam hati

INFLAMASI KRONIK

Peningkatan poliferasi
hepatosit SIROSIS HEPATIS

HEPATOMA (HCC)

Gangguan
Pembedahan Peningkatan kadar ASITES
metabolism protein
bilirubin

Albumin Menurun
Luka Post Operasi Penguningan mata, Dinding perut Kelebihan Volume
kuku, dan tinja menegang Cairan
berwarna tanah liat Tekanan Osmotik
menurun
Diagfragma tertekan
Resiko Infeksi Nyeri
Cairak ektraseluler
meningkat
↓ Ekspansi Nyeri daerah uluhati
Penekanan pada pamenurun
lambung
Nyeri
Sesak nafas
Mual

Pola Nafas Tidak


Ketidakseimbangan Efektif
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
No Diagnosis Keperawatan Perencanaan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Nyeri Kronis (00133) b.d Tingkat Nyeri (2102) Manajemen Nyeri (1400)
gangguan metabolik Setelah dilakukan tindakan keperawawatan 1. Lakukan pengkajian komprehensif
selama 1x8 jam diharapkan tingkat nyeri 2. Pastikan perawatan analgesic bagi
pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil: pasien dilakukan pemantauan yang ketat
1. Nyeri yang dilaporkan 3. Berikan individu penurunan nyeri yang
2. Mengerang dan menangis optimal dengan peresepan analgesic
3. Ekspresi nyeri wajah 4. Gunakan tindakan pengontrol nyeri
4. Kehilangan nafsu makan sebelum nyeri bertambah berat
1
5. Mual 5. Dukung istirahat dan tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri
Keterangan:
1 = Berat
2 = Cukup Berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Tidak ada
Ketidakseimbangan Nutrisi Nafsu Makan (1014) Manajemen Nutrisi (1100)
Kurang dari Kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawawatan 1. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
Tubuh (00002) b.d faktor selama 1x8 jam diharapkan nafsu makan yang dibutuhkan untuk memenuhi
biologis pasien dapat meningkat dengan kriteria hasil: persyaratan gizi
1. Hasrat/keinginan untuk makan 2. Atur diet yang diperlukan
2. Intake nutrisi 3. Ciptakan lingkungan yang optimal
2 4. Monitor kecenderungan terjadinya
Keterangan: penurunan dan kelebihan berat badan
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
3 Kelebihan Volume Cairan Keparahan Cairan Berlebihan (0603) Manajemen Cairan (4120)
(00026) b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawawatan 1. Monitor status hidrasi
mekanisme regulasi selama 1x8 jam diharapkan keparahan cairan 2. Monitor hasil laboratorium yang relevan
berlebihan pasien dapat berkurang dengan dengan retensi cairan
kriteria hasil: 3. Monitor tanda-tanda vital
1. Edema tangan 4. Berikan cairan yang tepat
2. Edema kaki 5. Kaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
3. Asites
4. Malaise
5. Koma

Keterangan:
1 = Berat
2 = Cukup Berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Tidak ada
Mual (00134) b.d rasa Kontrol Mual dan Muntah (1618) Manajemen Mual (1450)
nyaman/minuman yang tidak Setelah dilakukan tindakan selama 1x8 jam 1. Lakukan penilaian lengkap terhadap
enak diharapkan mual dan muntah pasien dapat mual
terkontrol dengan kriteria hasil: 2. Observasi tanda-tanda nonverbal dari
1. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab ketidaknyamanan
2. Melaporkan mual, muntah-muntah dan 3. Evaluasi dampak dari pengalaman mual
muntah yang terkontrol pada kualitas hidup
3. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol 4. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
4
kepada profesional kesehatan menyebabkan atau berkontribusi
terhadap mual
Keterangan: 5. Dorong pola makan dengan porsi sedikit
1= Tidak pernah menunjukkan
2= Jarang Menunjukkan
3= Kadang-kadang menunjukkan
4= Sering ditunjukkan
5= Secara konsisten ditunjukkan
5 Ketidakefektifan Pola Nafas Status Pernapasan (0415) Monitor Pernafasan (3350)
(00032) b.d keletihan Setelah dilakukan intervensi selama 1x30 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman,
menit diharapkan status pernafasan pasien dan kesulitan bernafas
dapat meningkat dengan kriteria hasil: 2. Catat pergerakan dada
1. Frekuensi pernafasan 3. Monitor pola napas
2. Irama pernafasan 4. Monitor saturasi oksigen
3. Saturasi oksigen 5. Monitor peningkatan kelelahan,
4. Kedalaman inspirasi kecemasan dan kekurangan udara pada
pasien
Keterangan: 6. Monitor keluhan sesak napas pasien
1= Deviasi berat dari kisaran normal
2= Deviasi yang cukup berat dari kisaran
normal
3= Deviasi sedang dari kisaran normal
4= Deviasi ringan dari kisaran normal
5= Tidak ada deviasi dari kisaran normal
Resiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi selama 1x30 Kontrol Infeksi (6540)
menit diharapkan masalah resiko infeksi tidak 1. Perawat mempertahankan teknik aseptic
terjadi dengan Kriteria hasil: 2. Perawat menganjurkan kepada keluarga
Kontrol Resiko (1902) untuk membatasi pengunjungan
1. Pasien terbabas dari tanda dan gejala 3. Perawat melakukan kebersihan tangan
6
infeksi (panas, pus kemerahan) sebelum dan sesudah menggunakan
2. Suhu tubuh klien direntang normal (36,5- sarung tangan sebagai alat pelindung
37,5C) 4. Peawat memberikan terapi medis
3. Jumlah leukosit klien dalam rentang antibiotic sesuai indikasi
normal (4,0-10,5 ribu/uL) 5. Observasi tanda dan gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Butar Butar , Asri Merlin Claudia (2013). Prevalensi Karsinoma Hepatoseluler di Rumah Sakit
Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009-2012. Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan.
Budi, hussodo, U., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi ke V . Jakarta : Balai
Penerbit FKUI : 685-691.
Desen,W., 2008. Tumor Abdomen Dalam Buku Ajar Onkologi Klinik edisi 2 . Jakarta: Balai
PenerbitFKUI : 408-423.

Anda mungkin juga menyukai