Oleh :
Deta Indrayanti, S.Kep
NIM. 2130913320040
Oleh:
Deta Indrayanti, S. Kep
NIM. 2130913320040
Mengetahui,
Windy Yuliana B., Ns., M.Biomed Winda Nur Islamy, S.Kep., Ners
NIP. 1990 2014 1 152 NIP. 19940607 201903 2 015
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
1. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan Masuk Rumah Sakit
Demam tinggi sehari sebelum masuk rumah sakit, dan dibawa kerumah sakit dalam perjalanan
menuju ke RS anak kejang 1 kali dengan durasi kurang lebih 10-15 menit, dengan kejang parsial
b. Keluhan Saat ini
Demam dengan suhu tubuh 38,1C, RR 39x/menit dengan saturasi 94% dengan o2 0,6 lpm,
nafas cuping hidung(+) , retraksi dinding dada (+), akral teraba hangat.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluarga mengatakan demam sejak 1 hari yang lalu diberikan PCT namun badan masih
panas dan tidak turun, karna memang ada riwayat kejang maka dibawa keRS. Dan benar 10
menit dalam perjalanan menuju RS anak kejang. Keluhan lain seperti mual dan muntah ibu
mengatakan ada 1 kali saat diIGD, BAB (+) normal, BAK (+).
b. Riwayat Penyakit Dahulu (prenatal, perinatal, postnatal, alergi, pengobatan, cidera,
hospitalisasi, tindakan operasi)
Ibu mengatakan sering mengalami masalah yang sama yakni demam tinggi dan kejang
sudah tidak terhitung sejak usia kurang lebih 8 bulan. Ibu mengatakan riwayat penyakit lain
yakni cerebral palsy yang membuat keterlambatan tumbuh kembang namun sudah diterapi
dan rutin ke dr Anak. Pasien lahir SC di Rumah Sakit, persalinan di tolong oleh dokter. Bayi
tidak langsung menangis, usia kehamilan cukup bulan, bayi tunggal, presentasi kepala,
dengan berat badan lahir 2000 gram, panjang badan 40 cm, lingkar kepala 30 cm, tidak
langsung menangis.
c. Riwayat Keluarga (Sosial, ekonomi, penyakit keluarga)
Keluarga tidak ada memiliki masalah yang sama. Riwayat penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus.
3. RIWAYAT IMUNISASI
a. DPT (+) jumlah: 4 kali usia: 2, 3, 4, 18 bulan.
b. BCG (+) jumlah: 1 kali usia: 2 bulan.
c. Campak (+) jumlah: 1 kali usia: 9 bulan.
d. Hepatitis B (+) jumlah: 4 kali usia: 0, 2,3,4 bulan.
e. Polio (+) jumlah: 4 kali usia: 0, 2, 3, 4 bulan.
f. JE (+) jumlah: 1 kali usia: 12 bulan.
GENOGRAM (3 Generasi)
3th 1bln
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Klien
: Tinggal Serumah
Penjelasan :
An. H usia 3thn 1bln bulan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. An.H tinggal
serumah dengan ayah ibunya serta kakaknya perempuannya. Ayah an.H bukan seorang
berokok dan dilingkungan rumah nya tidak ada yang merokok. Dikeluarga tidak ada
menderita penyakit yang sama dengan An.H.
4. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung/ keluarga terdekat yang dapat dihubungi
2. Status Cairan
SMRS : Susu 6-7 gelas sehari
MRS : susu hanya 4-5 gelas dan tidak habis
3. Aktivitas Bermain Anak
SMRS: memang tidak aktif dan hanya ditempat tidur
MRS : tidak ada perubahan SMRS
4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
SMRS : Normal siang dan malam
MRS : sama seperti SMRS
5. Kebersihan Diri
SMRS : dimandikan pagi dan sore
MRS : hanya diseka 1 kali
6. Obat-obatan :
Inj. Santagesik 150 mg
P.O Sanmol 5ml 3x sehari
Diazepan 2,5 mg 3x sehari
7. Hasil Laboratorium
5. Mata
Posisi bola mata : tidak semetris
Gerakan mata : abnormal
5 5
2 2
8. Integritas Kulit
Kulit putih, lembab, tidak ada lebam, tidak ada edem, tidak ada lesi
9. Toraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, massa (-), retraksi dinding dada (+)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : vesicular (+/+)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : batas atas : ICS 2 garis sternalis sinistra batas kanan : ICS 5 garis paraternal
dextra batas kiri : ICS 5 garis midclavikula sinistra.
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, massa (-), gerakan sesuai nafas
Auskultasi : bising usus (+) normal 18x/m.
Perkusi : timpani (+) di seluruh lapang abdomen.
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), pembesaran organ (-).
10.Genitalia
Frekuensi BAK: tidak terhitung karna menggunakan diapers, diganti jika full atau sudah
bocor
Warna Urine: kuning
Penggunaan Alat bantu berkemih: diapers
Kondisi Blast:
Tidak terkaji
Tanggal defekasi terakhir: tadi pagi 1x
Frekuensi BAB: 1- x sehari
Konsistensi: lembek
Alat bantu (Laksatif): diapers
11.TumbuhKembang
Motorik Kasar: anak belum lancar duduk yakni harusnya diusia sebayanya sudah bisa
berjalan
Motorik Halus: anak belum mampu menyusun 2-4 balok dan lempar barang.
Integritas Personal: anak belum bisa berbicara dengan jelas
12.Status Gizi
Umur : 37 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 10,4 kg
Panjang badan : 84 cm
Berat badan ideal : 11 kg
a BB/U= -0,16 (Gizi Baik)
Z score = BB Hitung – Median baku rujukan
Simpangan baku rujukan
= 10,4 – 10,6
10,6 – 9,4
= -0.16 (Gizi Normal)
b TB/U= 1,7 (Normal)
Z score = TB Hitung – Median baku rujukan
Simpangan baku rujukan
= 84 – 82,7
82,7 – 85,7
= 1,7 (Normal)
c BB/TB= -0,6 (Normal)
Z score = BB Hitung – Median baku rujukan
Simpangan baku rujukan
= 10,4 – 11,0
11,0 – 10,1
= -0.6 (Gizi Normal)
ANALISIS DATA
Nama Klien : An. H
Umur : 3thn 1bln
Ruangan/Kamar : 3b5
RR : 39x/menit
Akral teraba hangat
Hari/Tanggal
No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
Kegiatan
Hari Pertama
1 Senin, 17 Ketidakefektifan Pola Monitor pernafasan (3350) S:
1. Monitor kecepatan irama, kedalaman dan - Ibu mengatakan anak
Januari 2022 Nafas b/d hiperventilasi
kesulitan bernafas
bernafas sudah mulai baik
(00032) 2. Catat pergerakan dinding dada, otot bantu
nafas, retraksi dinding dada maupun O: Deta
pernafasan cuping hidung - An. H terpasang NK
Indrayanti,
3. Monitor pola nafas dengan pemberian 0,6 lpm
(takipneu/bradipneu/dispneu) dengan posisi semi fowler S.Kep
4. Monitor SPO2 - Frekuensi 20 x/menit, irama
5. Monitor keluhan sesak nafas pasien termasuk reguler dan kedalaman
kegiatan yang meningkatkan atau pernafasan normal
memperburuk keadaan pasien - Saturasi oksigen Saturasi
6. Beri bantuan nebulizer jika diperlukan naik menjadi 98%
Pengaturan posisi (0840) - Pernafasan cuping hidung
1. Posisikan pasien untuk mengurangi dispneu masih ada
(missal posisi semi fowler) - Dari skala 2 (deviasi cukup
2. Evaluasi status pernafasan pasien sebelum berat dari kisaran normal)
dan sesudah perubahan posisi menjadi skala 3 (deviasi
Terapi oksigen (3320)
sedang dari kisaran normal)
1. Siapkan peralatan oksigen
2. Berikan oksigen tambahan sesuai anjuran A: Masalah teratasi sebagian
3. Monitor aliran oksigen P: Lanjutkan Intevensi
4. evaluasi efektifitas terapi oksigen - Anjurkan untuk tetap
menggunakan oksigenasi
Hari Kedua
1 Selasa, 18 Ketidakefektifan Pola Monitor pernafasan (3350) S:
1. Monitor kecepatan irama, kedalaman dan - Ibu mengatakan anak
Januari 2022 Nafas b/d hiperventilasi
kesulitan bernafas
bernafas sudah mulai baik
(00032) 2. Catat pergerakan dinding dada, otot bantu
nafas, retraksi dinding dada maupun O:
pernafasan cuping hidung - An. H masih terpasang NK
3. Monitor pola nafas dengan pemberian 0,3 lpm
(takipneu/bradipneu/dispneu) dengan posisi semi fowler
4. Monitor SPO2 - Frekuensi 24x/menit, irama
5. Monitor keluhan sesak nafas pasien termasuk reguler dan kedalaman
kegiatan yang meningkatkan atau pernafasan normal
memperburuk keadaan pasien - Saturasi oksigen 99%
6. Beri bantuan nebulizer jika diperlukan - Pernafasan cuping hidung
Pengaturan posisi (0840) sudah tidak ada
1. Posisikan pasien untuk mengurangi dispneu - Dari skala 2 (deviasi cukup
(missal posisi semi fowler) berat dari kisaran normal)
2. Evaluasi status pernafasan pasien sebelum dan menjadi skala 3 (deviasi
sesudah perubahan posisi sedang dari kisaran normal)
Terapi oksigen (3320)
A: Masalah teratasi sebagian
1. Siapkan peralatan oksigen P: Lanjutkan Intevensi
2. Berikan oksigen tambahan sesuai anjuran - Anjurkan untuk tetap
3. Monitor aliran oksigen menggunakan oksigenasi
Hari ketiga
1 Rabu, 19 Ketidakefektifan Pola Monitor pernafasan (3350) S:
1. Monitor kecepatan irama, kedalaman dan - Ibu mengatakan anak
Januari 2022 Nafas b/d hiperventilasi
kesulitan bernafas
bernafas sudah mulai baik
(08.00 WITA) (00032) 2. Catat pergerakan dinding dada, otot bantu
nafas, retraksi dinding dada maupun O:
pernafasan cuping hidung - An. H Sudah terlepas O2
3. Monitor pola nafas - Frekuensi 24x/menit, irama
(takipneu/bradipneu/dispneu) reguler dan kedalaman
4. Monitor SPO2 pernafasan normal
5. Monitor keluhan sesak nafas pasien termasuk - Saturasi oksigen 99% tanpa
kegiatan yang meningkatkan atau o2
memperburuk keadaan pasien - Pernafasan cuping hidung
6. Beri bantuan nebulizer jika diperlukan sudah tidak ada
Pengaturan posisi (0840) - Dari skala 2 (deviasi cukup
1. Posisikan pasien untuk mengurangi dispneu berat dari kisaran normal)
(missal posisi semi fowler) menjadi skala 3 (deviasi
2. Evaluasi status pernafasan pasien sebelum dan sedang dari kisaran normal)
sesudah perubahan posisi A: Masalah teratasi
Terapi oksigen (3320)
1. Siapkan peralatan oksigen P: Hentikan Intevensi
2. Berikan oksigen tambahan sesuai anjuran - Anjurkan untuk tetap
3. Monitor aliran oksigen menggunakan oksigenasi
jika adanya tanda sesak