PENDAHULUAN
Pada akhir semester setelah melihat pengumuman hasilnya banyak nilai yang minus.
Satu jam setelah pengumuman tersebut terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya.
Seperti bolak-balik tanpa tujuan didepan rumah kost temannya dan tidak mau pulang
kerumah. Kadang-kadang tertawa dan berbicara sendiri, menjerit histeris sambil berkata
akan membunuh salah satu dosen yang memberi nilai D, kemudian menangis. Ia tidak
mau diajak masuk kedalam rumah dan berkata tidak mengenal teman-temannya serta
membuka pakaiannya.
a. Psikotest
b. Emosi Labil
c. Stress
a. Psikotest adalah test psikologi yang dilakukan pada orang yang sadar/ sehat/ normal
untuk mengetahui tingkah laku dan mengetest kemampuan kognitif.
b. Emosi labil adalah perasaan yang berubah-ubah atau perasaan yang mudah goyah
tidak teratur.
1
c. Stress adalah suatu reaksi individu terhadap tuntutan atau tekanan yang berasal dari
lingkungan atau dari dalam diri sendiri.
2. Mengapa seseorang yang memiliki emosi labil tidak tahan terhadap stress ?
a. Karena kesal
5. Suka memasukkan tangan kedalam saku baju apakah ada hubungannya dengan
tingkat emosi klien ?
6. Peran keluarga ?
2
7. Bagaimana cara melakukan psikotest terhadap emosi labil dan stress ?
a. Terjadi penolakan, kontrol terlalu berat, kurang dapat kepercayaan, dan tidak
mampu menghadapi situasi
a. Halusinasi
c. Isolasi Sosial
3
4. Langkah 4
1. Mengapa seseorang yang memiliki emosi labil tidak tahan terhadap stress ?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang menjadi sangat mudah untuk marah
sehingga tidak mampu mengendalikan sikap sendiri. Salah satu diantaranya adalah
fokus pikiran. Bila pikiran fokus pada hal-hal yang baik/ positif maka suasana
emosi di dalam hatipun lebih tenang. Namun bila kita berkonsentrasi untuk lebih
mendengarkan perkataan orang lain atau situasi lingkungan sekitar niscaya suasana
hati menjadi bias dan cenderung kacau balau. Sadar ataupun tidak kebiasaan inilah
yang membuat banyak orang melakukan kesalah, merugikan orang lain dan juga
diri sendiri.
Perawat harus mengkaji diri mereka sendiri secara jujur sebelum mereka dapat
mulai memahami bagaimana mereka mempengaruhi klien mereka baik dengan
kata-kata atau tindakan. Perawat harus memberikan perhatian pada “pencetus”
yang memperkuat perasaan yang terjadi dalam berespon terhadap situasi tertentu.
Perawat tidak dapat menyangkal bahwa mereka mempunyai perasaa, ide-ide, nilai,
dan pengharapan atau menyangkal bahwa mereka membuat penilaian. Kesadaran
diri sangat penting dalam memahami dan menerima orang lain. Semua orang
membuat keputusan tentang diri mereka, lingkungan, dan orang lain dengan dasar
kerangka asuan personal.
Kuis dapat membantu mengukur tingkat gejolak emosi. Daniel Goleman, psikolog
lulusan Harvard University dan penulis buku Emotional Intelligence pernah
mengatakan, bahwa keberhasilan seseorang dalam hidupnya tidaklah terutama
disebabkan oleh IQ-nya, tetapi lebih-lebih bagaimana emosionalitasnya dapat
dimanajemeni dengan baik. Dengan kata lain, keberhasilan seseorang sangat
ditentukan oleh kecerdasan emosinya. Memang, tidak satu pun alat tes yang bisa
dipakai untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang secara tepat, tetapi ada
banyak situasi dimana gejolak emosi yang dirasakan dapat diukur. Pertanyaan-
pertanyaan merupakan petunjuk kasar untuk mengukur kecerdasan emosi yang
dimiliki.
4
4. Peran keluarga ?
Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri.
Harga diri adalah sifat yang diwariskan secara genetik. Pengaruh
lingkungan sangat penting dalam pengembangan harga diri. Faktor-faktor
predisposisi dari pengalaman masa anak-anak merupakan faktor kontribusi
pada gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap perlakuan
dan respon orang tua. Penolakan orang tua menyebabkan anak memilki
ketidakpastian tentang dirinya dan hubungan dengan manusia lain. Anak
merasa tidak dicintai dan menjadi gagal mencintai dirinya dan orang lain.
Faktor Presipitasi
1. Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi
dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi
konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor yang dapat mempengaruhi
gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi
penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan
prosedur tindakan dan pengobatan.
6. Diagnosa keperawatan yang muncul ?
a. Halusinasi
c. Isolasi Sosial
5
7. Kiat-kiat agar tidak stress sebagai mahasiswa/i keperawatan ?
d. Tenangkan Pikiran
Sebenarnya berat ringan masalah itu, bukan dari masalah itu sendiri. Melainkan
pikiran kita. Jika kita merasa masalah itu berat, maka beratlah masalah itu, dan
sebaliknya. Jadi, pikiran kitalah yang menentukan. Saat ini, yang harus
dilakukan adalah menenangkan pikiran, dan memilah masalah yang sedang
dihadapi, untuk dapat mencari solusinya. Akan sangat baik jika di saat ini ada
teman atau siapa saja yang bisa menemani.
1. Jangka Pendek
b. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis identitas (musik
keras, pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus-menerus)
6
2. Jangka Panjang
b. Identitas negatif
Yaitu asumsi yang bertentangan atau tidak wajar dengan nilai dan harapan
masyarakat.
3. Pertahanan Ego
b. Islamic Value
7
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
a. Gangguan konsep diri digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
sosial.
b. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain.
c. Konsep diri adalah penilaian subjektif individu terhadap dirinya, perasaan sadar/tidak
sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran, dan tubuh.
d. Konsep diri merupakan konsep kritis yang perlu dimengerti oleh semua profesi yang
berhubungan dengan manusia (helping profesional).
2.2 Etiologi
a. Pola asuh orang tua, sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak akan
menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri.
Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan
asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan
dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak
sayang.
c. Depresi, orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk
8
menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara
negatif.
a. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka sendiri.
c. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
d. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan.
1. The significant others, yaitu orang lain yang kita anggap penting atau biasa, dimana
konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri
sendiri melalui cermin orang lain dengan cara pandangan diri merupakan interpretasi
diri pandangan orang lain terhadap diri sendiri. Sebagai contoh anak sangat
dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan
dirinya. Pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup atau
pengaruh sosial budaya akan mempengaruhi konsep diri sepanjang hidup kita, selalu
saja ada orang yang kita anggap penting dan berpengaruh pada diri kita sehingga akan
membentuk konsep diri seseorang. Pertama-tama orang yang mempengaruhi konsep
diri kita adalah orang tua kita. Semua manusia akan memandang penting orang tua
9
sehingga orang tua bisa dikatakan sebagai pemberi pengaruh yang pertama dan utama
bagi pembentukan konsep diri kita. Ketika mulai memasuki usia TK, kita mengenal
significant others lan, biasanya guru. Begitu seterusnya, sepanjang hidup kita bertemu
dengan orang-orang yang kita anggap berpengaruh besar pada diri kita.
2. Reference group, yaitu kelompok yang dipakai sebagai acuan. Kelompok tersebut
memberi arahan dan pedoman agar kita mengikuti perilaku yang sesuai dengan norma
yang berlaku dalam kelompok tersebut. Ini terkait dengan salah satu sifat manusia
yang selalu hidup dalam kelompok. Tidak ada manusia yang hidup menyendiri,
kecuali karena terpaksa. Semua manusia membutuhkan orang lain.
3. Teori perkembangan. Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang
secara bertahap sejak lahir seperti mulai membedakan dirinya dengan orang lain.
Dalam melakukan kegiatannya, memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan
dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman
atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan
interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau
masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
4. Self perception (persepsi diri sendiri), yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan
penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.
Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif
sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat
dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual, dan penguasaan
lngkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu
dan sosial yang terganggu.
Konsep diri dipelajari mulai kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan
orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu
mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri atas komponen: citra diri,
ideal diri, harga diri, dan penampilan peran, dan identitas personal. Respon individu
terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu dari
adaptif sampai maladaptif. Staines (dalam Stuart and Sunden, 1995) mengatakan bahwa
10
konsep diri memiliki peranan penting dalam terbentuknya pola kepribadian seseorang
karena konsep diri merupakan inti pola kepribadian, konsep ini mempengaruhi berbagai
sifat dalam diri seseorang.
2.6 Akibat
Mekanisme : Berubah atau berhentinya fungsi peran seseorang yang disebabkan oleh
penyakit merupakan akibat dari gangguan konsep diri.
2. Keputusasaan
3. Menarik diri
Mekanisme koping terdiri dari pertahanan koping jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri
dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri (misalnya
konser musik, menonton televisi secara obsesif).
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya ikut serta dalam
klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng).
c. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu (misal: olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas).
11
d. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar dari
hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya: penyalahgunaan obat).
a. Penutupan identitas adalah adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu.
b. Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat.
2.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
2) Menanamkan gagasan
3) Mendorong aspirasi
b. Penatalaksanaan Medis
1) Clorpromazine ( CPZ )
Untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran
diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku aneh, tidak
bekerja, hubungan sosial dan melakukan aktivitas rutin. Efek samping: sedasi,
gangguan otonomik serta endokrin.
2) Trihexyphenidyl ( THP )
Untuk segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca enchepalitis dan idiopatik.
Efek samping: hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
12
3) Haloperidol ( HPL )
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas dalam fungsi netral serta fungsi
kehidupan sehari-hari. Efek samping: sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
Terapi yang tearah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan
aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang
direncanakan sesuai tujuan.
5) Psikoterapi
13
2.10 Diagnosa Keperawatan Gangguan Konsep Diri
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
a) Kriteria evaluasi :
(4) Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat
(1) Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal
(3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
14
(7) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasional :
2) TUK II : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a) Kriteria evaluasi :
b) Intervensi
a) Kriteria evaluasi :
15
b) Intervensi
(1) Diskusi dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan dalam sakit
a) Kriteria hasil
b) Intervensi
(1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan yang membutuhkan
bantuan total
Rasional : Contoh perilaku yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk
melaksanakan kegiatan
a) Kriteria evaluasi
b) Intervensi
16
(1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
a) Kriteria evaluasi
b) Intervensi
(1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
17
2.12 Islamic Value Gangguan Konsep Diri
“ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tingi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang
beriman.”
Dari ayat tersebut, dijelaskan seorang mukmin derajatnya paling tinggi maka dilarang
untuk bersikap lemah serta bersedih hati yang akan menyebabkan seorang mukmin
menjadi lemah jiwanya dan harus menjadi jiwa seorang mukmin yang kuat.
Hurlock menyatakan remaja dengan konsep diri negatif akan muncul jika seseorang
mengembangkan perasaan rendahdiri, serta ragu, kurang PD, serta memandang dirinya
lemah tidak berdaya, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik dan tidak memiliki
daya tarik terhadap hidup.
Belajar menerima kenyataan bukanlah suatu perkara mudah karena manusia tidak
hanya memiliki sifat baik, namun juga sifat buruk. Belajar menerima kenyataan butuh
proses. Zikir mengajarkan kita dapat menerima kenyataan. Dalam zikir kita juga diajari
untuk pasrah kepada Allah. Zikir akan menjadikan jiwa kita mudah menerima segala
keputusan dan takdir Allah. Jiwa orang-orang yang berzikir selalu melihat kebaikan
dibalik semua realitas hidupnya.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak
didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang
terhadap dirinya. Terdapat beberapa gangguan konsep diri yang dibagi atas jenis-
jenisnya. Gangguan konsep diri dibagi menjadi persepsi diri, citra tubuh, harga diri,
penampilan peran, dan identitas diri.
3.2 Saran
Kita harus mengerti, tahu dan memahami mengenai gangguan konsep diri. Agar
tindakan serta penanganan terhadap masalah ini dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20