Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE MATERNITAS
PRE EKLAMSI BERAT

Nama : Gede Guspranata Bonary


NIM Ners : 19.901.1084

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Wira Medika PPNI Bali
2015
A Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi preeklamsia berat
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
(Nanda, 2012)
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria dan /
atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan IV:2010)
Preeklamsia digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah
ini :
a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg
atau lebih.
b. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif;
c. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
e. Edema paru dan sianosis.(Ilmu Kebidanan : 2005)

2. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum dketahui secara pasti. Pada
penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada
berbagai alat. Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole,
retensi Na dan air dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit
ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang
menyertai preeklamsi.
a. Vasospasmus menyebabkan :
1) Hypertensi
2) Pada otak (sakit kepala, kejang)
3) Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
4) Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
5) Pada hati (icterus)
6) Pada retina (amourose)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia
yaitu :
1) Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan molahidatidosa
2) Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
3) Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
4) Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
c. Faktor Perdisposisi Preeklamsi
1) Molahidatidosa
2) Diabetes melitus
3) Kehamilan ganda
4) Hidrocepalus
5) Obesitas
6) Umur yang lebih dari 35 tahun

3. Manifestasi Klinis
a. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka.
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1) TD > 140/90 mmHg atau
2) Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3) Diastolik>15 mmHg
4) tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai
sebagai preeklamsi
d. Proteinuria
1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan
kuwalitatif +1 / +2.
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau
urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.

4. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ ,
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari
timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi
aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.Vasospasme dapat diakibatkan
karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia
yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan
perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta
sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
5. Pathway
Pre Eklamsi

Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan

Ekspansiplasma

↑ekspansi massa sel darah

Anemia fisiologis pada
kehamilan

Peningkatan volume plasma darah


Vasodilatasi

↓albumin serum ↓resistensi vasculer


sistemik /sistemik
↓tekan vasculer resisten
(SVR)

↑curah jantung
↓ ↑aliran plasma ginjal
Hipertensi arterial ↓
↓ Laju filtrasi
Ketidak efektifan glomerulus↑
perfusi jaringan ↓
an osmotik keloid
perifer Hepatoseluler GFR

Hemokonsentrasi endoteliosis glumerulus
↓ ↓
↑hematoksit maternal SRAA protein realease

Perfusi organ maternal↓ Edema
termasuk perfusi ke unit ↓
janin uretroplasma Intoleransi aktivitas

Vasospasme siklik lanjut
menurunkan perfusi
organ dengan
menghancurkan sel-sel
darah merah

Kapasitas O2 maternal↓

Kontraksi IUGR
jalan lahir

IUFD
↓ ↓
Nyeri akut Duka cita


Penanganan pre eklamsi

Berat Ringan


˂ 36 minggu ≥ 36 minggu Konservatif
↓ ↓
Konservatif
Aktif Membaik Memburuk
Membaik Gagal ↓ ↓ ↓
↓ (12-24 jam) Akhiri kehamilan Tunggu Akkhiri
Tunggu Aterm ↓ aterm pada ≥ 37
↓ Akhiri ↓ minggu
Akhiri kehamilan Partus biasa
kehamilan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid
biasanya > 7 mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

7. Komplikasi
Tergantung derajat preeklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain
atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver
Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular
Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan
kematian. Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

8. Penatalaksanaan Preeklampsia Berat


Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan
diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti :
kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap
pemantauan janin dengan klinis, USG, kardiotokografi.
a) Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di
daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap.Penderita ditangani aktif bila
ada satu atau lebih kriteria ini.
1) Ada tanda-tanda impending eklampsia
2) Ada hellp syndrome
3) Ada kegagalan penanganan konservatif
4) Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
5) Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus
dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2
gram intravena diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan
sebanyak 2 gram per jam drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat
pemberian MgSO4 : – frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada
tanda-tanda gawat napas – diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam sebelumnya –
refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : – ada tanda-tanda intoksikasi –
atau setelah 24 jam pasca persalinan – atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah
terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Ca-glukonas
10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3 menit).Obat
anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau
tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmHg.Obat yang dipakai umumnya
nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat
diberi tambahan 10 mg lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu,
dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley,
atau prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi
atau ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan pervaginam kala 2,
bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
b) Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan
konservatif.Medisinal : sama dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan
bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre-eklampsia ringan, selambatnya dalam
waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini
dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi.
jangan lupa : oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik : pemantauan
ketat keadaan ibu dan janin. bila ada indikasi, langsung terminasi.
Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan.
Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari
perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring.Diet tinggi
protein, dan rendah lemak, karbohidat, garam dan penambahan berat badan yang
tidak berlebihan perlu dianjurkan.
c). Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa
memberikan diuretika dan obat anthipertensi, memang merupakan kemajuan yang
penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. (Wiknjosastro H,2006).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun,
Jenis kelamin,
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama : biasanya klien dengan preeklamsia mengeluh demam,
sakit kepala,
2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
3) Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM
4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia
sebelumnya
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
c. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.

d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya
menggunakan kontrasepsi.
e Pola aktivitas sehari-hari
1). Aktivitas
Gejala :
Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau
penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.
Tanda :
Pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
2) Sirkulasi
Gejala :
Biasanya terjadi penurunan oksegen.
3) Abdomen
Gejala :
a) Inspeksi :
Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah adanya
sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )
b) Palpasi :
Leopold I :
Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba massa
besar, lunak, noduler
Leopold II :
Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian – bagian kecil janin di sebelah
kanan.
Leopold III :
Biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV :
Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
c) Auskultasi :
Biasanya terdengar BJA 142 x/1’ regular
4) Eliminasi
Gejala :
Biasanya proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup, oliguria
5) Makanan / cairan
Gejala :
Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-muntah
Tanda :
Biasanya nyeri epigastrium,
6) Integritas ego
Gejala :
Perasaan takut.
Tanda :
Cemas.
7) Neurosensori
Gejala :
Biasanya terjadi hipertensi
Tanda :
Biasanya terjadi kejang atau koma
8) Nyeri / kenyamanan
Gejala :
Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
Tanda :
Biasanya klien gelisah.
9) Pernafasan
Gejala :
Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing, sonor
Tanda :
Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.
10) Keamanan
Gejala :
Apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
11) Seksualitas
Gejala :
Status Obstetrikus
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
2) Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
3) Pemeriksaan Fisik (Persistem)
a). Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang
dari 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan
aktifitas, krekes mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus
pada kaki.
b). Sistem cardiovaskuler
Inspeksi :
Apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
Palpasi :
Tekanan darah :
Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi tingkat dasar
setetah 20 minggu kehamilan,
Nadi :
Biasanya nadi meningkat atau menurun
Leher :
Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena Jugularis, jika
ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan.
Edema periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu
dingin
Auskultasi :
Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya fotal
distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
c). System reproduksi
1). Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
2). Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah,
adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
3). Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema,
periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus.
d). Sistem integument perkemihan
1) Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat
gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium,
(Fungsi ginjal menurun).
2) Oliguria
3) Proteinuria
e). Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
f). Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri
atas), anoreksia, mual dan muntah.
g. Pengelompokan Data
1). Data Subyektif
a) Biasanya ibu mengeluh Panas
b) Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
c) Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
d) Biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
e) Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
f) Biasanya mengeluh nyeri
g) Skala nyeri (2-4)
h) Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
i) Klien biasanya sering mual muntah
j) Klien biasanya sering bertanya
k) Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
2). Data Obyektif
a) Biasanya teraba panas
b) Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
c) Biasanya ibu tampak kejang
d) Biasanya ibu tampak lemah
e) Biasanya penglihatan ibu kabur
f) Biasanya klien tampak cemas
g) Biasanya klien tampak gelisah
h) Biasanya klien tampak kurus,
i) biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
j) Tonus otot perut tampa tegang
k) Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
l) Biasanya tamapa cemas
m) Biasanya DJJ bayi cepat >160
n) Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
o) biasanya ibu tampak cemas
p) Bianyasa skala nyeri 4 = nyeri berat (skala nyeri 1-5)
q) aktivitas janin menurun
r) DJJ meningkat >160

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang bisa didapat dari pengkajian diatas yaitu:
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor
biologi,
c. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme
regulasi.
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan
Kognitif.

3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat intensitas
1. Ambang nyeri setiap
keperawatan selama …x… nyeri pasien orang berbeda, dengan
jam diharapkan nyeri dapat demikian akan dapat
berkurang atau pasien dapat menentukan tindakan
mengantisipasi nyerinya perawatan yang sesuai
dengan kriteria hasil : dengan respon pasien
2. Jelaskan penyebab nyeri
a. Pasien mengerti terhadap nyerinya.
kepada pasien 2.
penyebab nyerinya
Pasien dapat
b. Pasien mampu
memahami penyebab
3. Ajarkan pasien
beradaptasi terhadap
nyeri yang muncul
mengantisipasi nyeri
nyerinya 3.
dengan nafas dalam bila Dengan nafas dalam
HIS timbul otot-otot dapat
berelaksasi , terjadi
vasodilatasi pembuluh
darah, expansi paru
optimal sehingga
kebutuhan 02 pada
4. Bantu pasien dengan jaringan terpenuhi
mengusap/massage pada
4. Untuk mengalihkan
bagian yang nyeri
perhatian pasien

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor
biologi.
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan asuhan1. Kaji adanya alergi
1. Untuk mengetahui
keperawatan selama …x… makanan apakah pasien ada
jam, diharapkan nafsu alergi makanan
makan pasien meningkat 2. Anjurkan pasien untuk
2. Intake Fe dapat
atau normal dengan kriteria meningkatkan intake
meningkatkan
hasil : Fe
kekuatan tulang
a. BB meningkat atau
3. Berikan substansi gula
3. Substansi gula dapat
normal
meningkatkan energi
b. Tidak ada tanda-tanda
pasien
mal nutrisi
4. Untuk memenuhi
4. Berikan makanan yang
status gizi pasien
terpilih (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
5. Catatan harian
5. Ajarkan pasien makanan dapat
bagaimana membuat mengetahui asupan
catatan makanan nutrisi pasien
harian
c. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan Gngguan mekanisme
regulasi.

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


Setelah diberikan asuhan 1. Pantau masukan dan
1. Pembatasan dalam
keperawatan selama …x… pengeluaran cairan pemberian cairan dapat
jam diharapkan volume cairan setiap hari. mengurangi odema.
2. 2.
seimbang degan kriteria hasil:
Timbang berat badan Mengetahui peningkatan
a. Tidak terdapat tanda-
secara rutin. berat badan yang
tanda edema.
berlebih
3.
b. Hasil laboratorium 3.
Pantau tanda-tanda
Menjaga peningkatan
hematokrit dalam batas
vital, catat waktu
vital sign berlebih.
normal.
pengisian kapiler. 4.
c. Menggunakan 4.
Kaji ulang masukan Kesesuaian dalam
pemahaman tentang
diit dari protein dan pemberian informasi
kebutuhan akan
kalori, berikan dapat mengurangi
pemantauan peningkatan
informasi sesuai tingkat kecemasan.
tekanan darah, protein
5.
dengan kebutuhan.
dan urine.
5.
Menghindari edema
Perhatikan tanda-tanda
anasarka. Krena cairan
edema berlebihan atau
yang tidakmampu
berlanjut.
6. keluar.
6.
Kaji distensi vena Pembesaran vena
jugularis. jugularis merupakan
tanda dari
7. pembengkakan dri
jantung.
Kolaborasi dengan ahli
7.
gizi dalam pengaturan Diet rendah garam akan
diet rendah garam. memngurangi asupan
Na dalam tubuh.
8. Kolaborasi dalam
8.
Pemberian diuretik akan
pemberian antidiuretik
mengurangi cairan yang
tertimbun di tubuh
melalui urine.

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Tingkat kecemasan
1. Tingkat kecemasan ringan
keperawatan selama …x… pasien dan sedang bisa ditoleransi
jam, diharapkan kecemasan dengan pemberian
pasien berkurang atau pengertian sedangkan yang
hilang dengan kriteria hasil berat diperlukan tindakan
a. Ibu tampak tenang 2. Jelaskan mekanisme medikamentosa
2.
b. Ibu kooperatif terhadap proses persalinan
Pengetahuan terhadap
tindakan perawatan
proses persalinan
c. Ibu dapat menerima
diharapkan dapat
kondisi yang dialami
3. Kaji dan tingkatkan mengurangi emosional
sekarang
mekanisme koping pasien yang maladaptive.
3.
pasien yang efektif
Kecemasan akan dapat
4. Beri support system teratasi jika mekanisme
pada pasien koping yang dimiliki pasien
efektif
4. Pasien dapat mempunyai
motivasi untuk menghadapi
keadaan yang sekarang
secara lapang dada
asehingga dapat membawa
ketenangan hati

e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan


Kognitif.
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan1. Berikan informasi tentang
1. Pemberian informasi dapat
keperawatan selama …x… tanda dan gejala yang mencegah komplikasi
menit diharapkan mengindentifikasi kondisi
pengetahuan pasien yang memburuk.
2. Pasien dapat
bertambah dengan kriteria
2. Berikan informasi tentang
mempertahankan konsumsi
hasil :
jaminan protein adekuat
protein yang adekuat
a. Pasien mampu
dalam diit klien dengan
mengungkapkan
kemungkinan atau pre-
pemahaman tentang
eklamsia ringan. 3. Informasi yang diperoleh
proses penyakit.
akan mempertahankan status
3. Pertahankan agar klien
b. Pasien tidak merasa
kesehatan pasien.
dapat informasi tentang
cemas.
kondisi kesehatan, hasil
tes, dan kesejahteraan
janin.

4. Implementasi keperawatan
Implementasi disesuaikan dengan intervensi

5. Evaluasi
S
O
A
P

Anda mungkin juga menyukai