Anda di halaman 1dari 5

PRINSIP DASAR PEMERIKSAAN FISIK

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah selesai mempelajari naskah, mahasiswa memahami prinsip dasar
melakukan pemeriksaan fisik yang benar

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari naskah, mahasiswa:
Mengetahui persiapan sebelum pemeriksaan fisik yang meliputi:
1. Persiapan tempat pemeriksaan
2. Persiapan peralatan/alat bantu yang dipakai
Mengetahui pelaksanaan yang benar dalam pemeriksaan fisik
1. Teknik dasar pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
Mengetahui bagaimana mengakhiri pemeriksaan fisik
1. Mengemukakan hasil pemeriksaan fisik
2. Membuat catatan hasil pemeriksaan

Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari
riwayat keperawatan klien. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan
fungsional klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

PERSIAPAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara memeriksa langsung fisik klien. Karena sangat
mungkin mengganggu privasi klien; pemeriksaan harus dilakukan di tempat yang privasi klien
terjaga dan tidak ada gangguan suara, misalnya:
Di kamar periksa khusus
Di ruang umum, maka perlu diberi penyekat agar tak tampak orang lain

ALAT BANTU PEMERIKSAAN

Berbagai alat bantu perlu disediakan, sehingga siap pakai, mudah diambil, bersih, hangat, ditata
menurut urutan sehingga memudahkan pengambilan, perlu hangat. Alat bantu pemeriksaan yang
diperlukan adalah:
stetoskop : untuk mendengarkan suara dari tubuh
sphygnomanometer: untuk mengukur tekanan darah, uji tourniquet
(ukuran manset disesuaikan pasien : gemuk, kurus, dewasa, anak)
penlight
thermometer
timbangan berat badan
tongue depressor

Alat- alat lain :


ophthalmoskop: melihat bagian dalam mata
otoskop: melihat saluran luar telinga, membran timpani
Snellen's Opthotic chart: tes visi mata, 11 baris
spekulum hidung: melihat rongga hidung
garpu tala: persepsi pendengaran, rasa getar
hammer reflex lengkap dengan alat bulu / jarum : pemeriksaan sensoris
penggaris / meteran

Tujuan dari pemeriksaan fisik secara umum dalam keperawatan adalah untuk menentukan
status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk
menentukan rencana tindakan keperawatan.
Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik, yaitu:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

INSPEKSI
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan.
Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan dan membandingkan
hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
Perhatkan :
Perubahan warna: ikterus, sianosis, pucat, hiperemis
Bentuk
Simetris, asimetris
Diam, bergerak
Penyimpangan dari normal
Hasil pengamatan dinyatakan dalam ukuran:
Panjang: diukur dengan penggaris atau meteran
Dibandingkan dengan normal

PALPASI
Palpasi memakai indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrument yang sensitif
dalam usaha untuk menegaskan apa yang dilihat, disamping untuk menemukan yang tak
terlihat.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi:
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai
Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
Kuku jari perawat harus dipotong pendek
Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir

Palpasi membedakan :

Tekstur: dengan ujung jari (1/lebih ), kasar, lembut, nodul


Dimensi: ukuran dengan penggaris
Konsistensi: dilakukan dengan ujung jari, tergantung densitas/ketegangan
jaringan: lunak, kenyal (seperti karet), keras (seperti batu).. Suhu: perkiraan,
memakai punggung ujung jari (bagian tersebut kulit tipis, banyak saraf), hangat, dingin
Apabila ditemukan benjolan, maka perlu diketahui apakah benjolan
bergerak atau tidak
Kelembaban: lembab, kering
Ballotment: adalah mendeteksi benda yang bergerak dalam cairan
Palpasi dapat juga untuk menemukan getaran ( thrill ) misalnya pada pemeriksaan
struma yang hipertiroid. Juga pada atau pemeriksaan fremitus suara paru.

PERKUSI
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah:
Sonor: suara perkusi jaringan yang normal.
Redup: suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-
paru pada pneumonia.
Pekak: suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.
Hipersonor/timpani: suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya
daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
Cara melakukan perkusi adalah sebagai berikut:
1. Langsung : dengan ibu jari
2. Tidak langsung :
Jari tengah tangan kiri, ditekankan kuat pada kulit sebagai landasan
(pleksimeter)
Ujung jari tengah tangan kanan (fleksor) dengan cepat mengetuk jari
tangan diatas kulit tersebut
Gerakan pada persendian pergelangan tangan, ketuk 2 kali,
dengarkan
Intensitas suara: tergantung keras/tidaknya memukul, --> menentukan
dalamnya bunyi untuk diskriminasi.
Maksimum penjalaran gelombang ketukan adalah kedalaman 7 cm.
Perlu tempat / ruang yang tenang untuk mendengarkan bunyi perkusi.
Kalau perlu kita membungkuk, mendengarkan suara.
Perubahan resonan ke redup lebih mudah dideteksi dibanding perubahan
redup ke resonan. Karena itu, perkusi daerah resonan dulu, baru daerah
redup.

AUSKULTASI
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
Hal-hal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Pada waktu auskultasi: ruangan harus tenang
Penilaian pada pemeriksaan auskultasi meliputi:
Frekwensi: jumlah getaran per menit
Frekwensi tinggi --> bunyi nada tinggi
Frekwensi rendah --> nada rendah
Intensitas: ukuran kuat lemahnya suara
Durasi: lama bunyi terdengar
Kualitas: warna nada, variasi suara
Kemampuan mendengarkan bunyi terbatas:
makin rendah frekwensi, perlu intensitas makin keras
lebih mudah mendengar siulan lemah daripada bunyi nada

Latihan:
Carilah pasangan (dengan teman sebelah anda dan lakukan pengkajian penampilan umum
dan status mental pasangan anda). Dokumentasikan hasil pemeriksaan anda pada tabel di
bawah ini.

Nama:
Tanggal:
No
Kegiatan Hasil
.
Pengkajian
I 1. Kaji usia/tahap perkembangan
dan jenis kelamin
2. Observasi cara berpakaian

3. Observasi kebersihan personal


4. Observasi postur dan cara
berjalan
5. Observasi bentuk dan ukuran
tubuh
Pengkajian status mental dilihat
dari cara bicara, bahasa tubuh,
II
ekspresi wajah, kesesuaian
6. Kaji status emosi
7. Kaji tingkat kecemasan
8. Kaji orientasi terhadap orang,
tempat dan waktu
9. Kaji proses berpikir abstrak
dengan cara menginterpretasikan
bahasa
10. Kaji kemampuan memutuskan
dengan member pertanyaan
sederhana
11. Catat karakteristik cara berbicara
III. Pengukuran Tinggi Badan & Berat Badan
No
Kegiatan Hasil
.
1. Ukur tinggi badan ……………………….cm
2. Timbang berat badan ……………………….kg
IV. Pengukuran Tanda-tanda Vital (Vital Sign)
No
Kegiatan Hasil
.
1. Ukur suhu tubuh …………………………….0C
2. Hitung denyut nadi ……………………….x/menit
3. Hitung laju pernapasan ……………………….x/menit
4. Ukur tensi darah ……………/………….mmHg

DAFTAR PUSTAKA
1. A Guide to Physical Examination and History taking Harper International
Edition : Barbara Bates, JB Lippincot Company, Philadelphia
2. Text Book of Physical Diagnosis; History and Examination International
Edition1989 : Mark H Swartz. WB Saunders , Philadelphia,
3. DeGowin & deGowin Diagnostic Examination 6th edition. Me GrawHill Inc,
New York, 1994
4. Physical Diagnosis ,16 edition; John W Burnside. Williams & Wilkins
Baltimore/London, 1981.
5. Physical Examination. The Medex Primary Health Series. Kealth
Manpowers Development Staff. John A Burns School of Medicine,
University of Hawaii, Honolulu, Hawaii, USA

Anda mungkin juga menyukai