Anda di halaman 1dari 12

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik


Pendidikan Dasar
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Joko Sutarto, M. Pd.

Oleh :

Diyah Kusuma Wati (0103517014)


Fathi Falaha Zauma (0103517020)
Nurus Sa’adah (0103517029)
Ary

PROGAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD)


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
A. KONSEP PERKEMBANGAN:
PERKEMBANGAN SEBAGAI BAGIAN DARI PSIKOLOGI
Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyche dan logos (bahasa
Yunani). Psyche berarti jiwa atau ruh sedangkan logos berarti ilmu. Jadi
secara etimologis psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa atau ruh. Para
ahli seperti halnya Watson (1878-1985), Wundt (1897), Kohnstamm &
Palland (1984), Myers (1996), Feldman (1996) dan tokoh-tokoh yang lain
menjelaskan bahwa psikologi merupakan sebuah cabang ilmu yang
mempelajari perilaku karena perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat
dan diukur (Muslikah, 2012: 1).
Sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan psikologi memiliki beberapa
cabang ilmu atau aliran, hal ini dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan
lapangan yang dipelajari. Dari beberapa cabang atau aliran ilmu psikologi
yang ada tersebut, salah satunya yang akan dibahas dalam hal ini adalah
terkait dengan psikologi perkembangan. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu
ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari
kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa psikologi perkembangan adalah
cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari sceara sistematis perkembangan
perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang
mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan
dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang
rentang hidupnya (lifespan) (Desmita dalam Muslikah, 2012: 2). Dari sana
dapat dikatakan bahwa psikologi perkembangan merupakan suatu cabang
ilmu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya berserta latar belakang yang mempengaruhinya
Berdasarkan pemahaman di atas maka dapat kita tarik secara singkat bahwa
dengan mempelajari psikologi perkembangan dapat kita ambil beberapa
manfaat didalamnya, diantaranya yaitu: 1) Untuk mengetahui tingkah laku
individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya. 2)
Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase
perkembangannya 3) Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus
pada tingkat perkembangan tertentu. 4) Agar dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi perubahanperubahan yang akan dihadapi anak. 5) Khusus bagi
guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
Pada dasarnya hubungan antara pertumbuhan dan perkembangan masih
menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Pertumbuhan sering dikaitkan
dengan perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri
individu dalam waktu tertentu (Kartono dalam Sobur, 2009:128). Sedangkan
perkembangan menurut Kartono (dalam Sobur, 2009:128) merupakan
perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
psikis dan fisis yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar pada
waktu tertentu menuju kedewasaan. Sementara itu, perkembangan menurut
Yusuf dalam Muslikah (2012:3) adalah proses terjadinya berbagai perubahan
yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik terhadap fisiknya maupun
psikisnya. Dengan kata lain, pertumbuhan berarti proses perubahan yang
berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu, sedangkan
perkembangan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan kejiwaan
individu dimana perubahan tersebut akan terwujud dalam tingkah laku yang
dapat diamati.
Sedikitnya ada empat istilah yang berdekatan bahkan saling terkait
pengertiannya. Pertama, pertumbuhan (growth), Kedua Perkembangan
(development), Kematangan (maturation), dan Keempat perubahan (change).
Berikut akan dicoba dibahas secara singkat tentang hakikat keempat konsep
tersebut agar dapat dibedakan satu dengan yang lain.
1. Pertumbuhan (growth)
Dalam perkembangan maka terjadi pula yang namanya sebuah
pertumbuhan (growth). Istilah pertumbuhan atau growth ini merupakan
sebuah kata yang lazimnya digunakan dalam disiplin ilmu biologi oleh
sebab itu dalam memahaminya akan lebih bersifat biologis. Pertumbuhan
dapat dijelaskan sebagai sebuah proses kenaikan massa dan volume yang
dikarenakan adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi
selama proses tersebut. Hal ini dijelaskan pula oleh Chaplin (2002) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan adalah suatu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu
keseluruhan.
Senada dengan pendapat tersebut Desmita (2009) menjelaskan
istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam
ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki,
kepala, jantung, paru-paru, dam sebagainya. Dengan kata lain disini tidak
berkaitan dengan pola pikir, ingatan, ataupun perkembangan mental
seseorang. Dari berbagai definisi tersebut dapat kita pahami bahwa
pertumbuhan ialah suatu perubahan secara biologi yang dialami oleh
makluk hidup yaitu berupa pertambahan ukuran, baik volume, bobot,
maupun jumlah sel yang bersifat irreversible. Perubahan yang bersifat
irreversible ini maksudnya suatu perubahan yang tidak dapat kembali ke
semula, contohnya seekor bayi harimau yang tumbuh menjadi dewasa
maka tidak dapat kembali menjadi bayi harimau lagi.
2. Perkembangan (development)
Dijelaskan oleh Perkembangan ialah perubahan yang terjadi selama
proses pertumbuhan menuju keadaan yang lebih dewasa dibanding
sebelumnya sehingga terbentuk organ-organ atau sel-sel yang memiliki
fungsi dan struktur yang berbeda pula. Dengan kata lain perkembangan
adalah suatu gejala perubahan dalam fungsi dari organ-organ yang telah
mengalami pertumbuhan tersebut. Pada aspek ini lebih ditekankan pada
perubahan fungsi atau psikis yang lebih kompleks sehingga pada
perkembangan ini tidak dapat diukur dengan mudah tetapi hanya bisa
dilihat gejala perubahannya. Jadi proses perkembangan ini berjalan seiring
dengan terjadinya pertumbuhan pada makhluk hidup. Pengertian lain
dijelaskan oleh Santrock (2007) dimana perkembangan memiliki makna
sebagai pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut
sepanjang rentang hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan
pertumbuhan, meskipun melibatkan juga penuaan.
Sebagai contoh proses yang terjadi pada sebuah tanaman buah dari
bibit pohon yang kecil menjadi besar dengan pohon rindang, daun lebat
dan buah yang rabum. Dalam proses tersebut menunjukkan kedua proses
pertumbuhan dan perkembangan. Karena dalam pertumbuhan tinggi dan
bertambahnya volume pohon, terdapat juga proses perkembangan yaitu
berupa perubahan sel-sel di dalam pohon menuju tahap lebih dewasa
sehingga akhirnya mampu menghasilkan buah. Senada dengan hal tersebut
Desmita (2009) menjelaskan bahwa perkembangan tidak terbatas pada
pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya
juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-
menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
memilki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuham,
pematangan dan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak lahir sampai
meninggal seorang individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa
mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan
berkesinambungan, atau dapat diartikan bahwa perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan dari proses perubahan yang ada dalam
individu baik terkait dengan fisik, mental, sifat dan ciri-ciri yang baru pada
level yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan, pematanangan dan
belajar.
3. Kematangan (maturation)
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan atau perkembangan.
Jika tidak, maka ia tidak akan berfungsi atau mati. Pertumbuhan yang
dialami adalah pertumbuhan fisik dan mental. Namun kenyataannya,
sering kita jumpai orang yang matang secara fisik atau usia tetapi
mentalnya tidak matang. Orang yang tidak dewasa atau tidak matang bisa
menghambat pertumbuhan orang lain yang ada disekitarnya. Selain itu,
kerugian dari ketidakmatangan adalah dapat menghambat dalam masa
depan, karena dia akan mengalami kesulitan dalam bergaul, dan dalam
melakukan setiap peran kehidupan yang dimilikinya.
Banyak orang mendeskripsikan dewasa sebagai matang atau tua
dan sebaliknya kekanak-kanakan sering didefinisikan sebagai terlalu muda
atau belum cukup umur. Pendefinisian yang terlalu abstrak terlebih karena
usia tidak pernah bisa membatasi perkembangan psikologis. Dapat
dipahami bersama bahwa kita tidak hanya bisa berfikir bahawa
perkembangan sebagaimana dihasilkan oleh proses-proses biologis,
kognitif, dan sosioemosional yang paling mempengaruhi, tetapi juga oleh
kedewasaan dan pengalaman yang mempengaruhi. Dijelaskan Santrock
(2007) Kedewasaaan atau kematangan (maturation) ialah urutan
perubahan yang teratur yang disebabkan oleh cetak biru genetik yang kita
miliki masing-masing. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa
kematangan terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami,
menghayati, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan
sehari-hari. Atau bisa juga dikatakan bahwa kematangan (maturity) adalah
kemampuan untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah
terpancing oleh reaksi yang provokatif, yang ditandai dengan :
a. Bertahan untuk tidak impulsif
b. Mengendalikan emosi (rasa marah, frustrasi dll)
c. Mampu berespon secara kalem dalam situasi frustrasi
d. Mampu mengelola stress secara efektif
e. Mengendalikan emosi negatif dan bertindak secara konstruktif untuk
f. mencari penyelesaiannya
g. Mampu menenangkan orang lain disamping menenangkan diri sendiri
4. Perubahan (change)
Baik dalam sebuah proses perkembangan, pertumbuhan maupun
kedewasaan setiap individu selalu mengalami perubahan di dalamnya.
Konsep perubahan dalam perkembangan disini menjelaskan bahwa setiap
perubahan yang ada dalam diri individu baik dalam hal bentuk fisik, pola
pikir maupun kedewasaan itu sendiri adalah bagian penting yang mau
tidak mau akan dilalui oleh setiap manusia sebagai sesuatu yang
berkesinambungan. Perlu digarisbawahi bahwa proses perkembangan
berkesinambungan tidak berarti tak terelakkan. Interaksi dinamis antara
kekuatan dari dalam dan luar individu inilah yang bisa jadi akan
menghasilkan perubahan, tetapi perubahan tersebut belum tentu teratur,
sistematis, atau, bahkan perubahan itu menuju ke arah yang benar.
Perubahan tidak terjadi ketika manusia menghadapi tuntutan
lingkungan baru, dimana perubahan tersebut belum tentu berjalan dengan
baik, misalnya: peranan baru atau tanggungjawab baru. Unsur-unsur
biologis sangat berarti bagi manusia dalam mengendalikan, memanipulasi,
maupun menguasai lingkungan. Hal ini didukung dengan apa yang
disampaikan oleh Desmita (2009:8) bahwa perubahan-perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri
dengan lingkungan dimana ia hidup. Upaya atau tujuan yang ada dalam
setiap perubahan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk
melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang
diinginkan baik secara fisik maupun psikis, kesemua hal tersebut
merupakan sebuah upaya dalam mewujudkan aktualisasi dalam diri
individu. Desmita (2009:8) juga menjelaskan bahwa secara garis besar
perubahan yang terjadi dalam perkembangan dibagi menjadi empat bentuk
a. Perubahan dalam ukuran besarnya
b. Perubahan-perubahan dalam proporsinya
c. Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
d. Timbulnya atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.
B. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
1. Seumur hidup (life-long)
Perkembangan yang menyangkut berbagai macam perubahan akan
berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan.
2. Multidimentional
Perkembangan menyangkut berbagai macam ranah perkembangan seperti
faktor fisik, intelektual yang menyangkut perkembangan kognitif dan
bahasa, emosi, sosial dan moral.
3. Multidirectional
Ranah-ranah perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu.
Sebagai contoh, pada masa bayi, perkembangan yang tumbuh pesat
adalah ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama
dengan ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal,
perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibandingkan
dengan perkembangan yang lain.
4. Lentur (plastis)
Hal ini berarti perkembangan berbagai macam ranah dapat distimulasi
untuk berkembang secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir
anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan
pada anak untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan
berbagai macam cara dari hasil eksplorasinya.

Secara rincinya jika dilihat dari fisik dan psikir, antara lain:
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan
organ-organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir,
mengingat, dan berkreasi)
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis
(perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas)
3. Lenyapnya tanda-tanda yang alam; tanda-tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis
(lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif).
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan
karakter seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa
ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).

C. PRINSIP-PRINSIP PEKEMBANGAN
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never
ending process) artinya manusia secara terus menerus berkembang
dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek
perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial
saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya
perkembangan terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari
tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya.
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Maksudnya,
perkembangan fisik dan menta mencapai kematangannya pada waktu dan
tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dijelaskan dengan contoh yaitu :
a. Sampai usia dua tahun, anak memusatkan unuk mengenal
lingkungannya.
b. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk
menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain)
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase
perkembangan. Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang
normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase
perkembangan.

D. FASE-FASE PERKEMBANGAN
Santrok dan Yussen dalam Raharjo (2018: 12) menjelaskan bahwa
untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan
pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan
fase. Fase-fase tersebut, yaitu:
1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan
yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap
dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam
waktu Iebih kurang sembilan bulan.
2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai
18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada
orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai
misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung
sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut
masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri
banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan
dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama
beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan
temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang
berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa
usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan
dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi
menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri
bertambah pula.
5. Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-
kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22
tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat,
perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya
karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut
pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-
upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya Iebih
logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di
luar keluarga. Pada saat ini para ahli perkenibangan tidak lagi
berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini.
Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang
terjadi sepanjang hayat.

E. IMPLIKASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DALAM


PENDIDIKAN
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muslikah, Sigit Haryadi. 2012. Perkembangan Individu. Semarang: UNNES.

Raharjo, Tri Joko. 2018. Fase-Fase Perkembangan Peserta Didik. Semarang:


UNNES.

Santrock, John W. 2007. Pekembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai