Anda di halaman 1dari 16

Perkembangan Individu Pada Masa Remaja

Nera Kumala Sari


Prodi Bimbingan Konseling Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari,
Banjarmasin, Indonesia
E-mail: Nerabanjarmasin@gmail.com

Abstrak Dalam dunia saat ini banyak pertanyaan tentang sebuah hubungan antara pertumbuhan dan
perkembangan yang mana sampai sekarang masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Seperti
kita ketahui menurut pendapat salah satu ahli yaitu (Kartono dalam Sobur, 2009) ia menyatakan yang
mana proses Pertumbuhan sering dikaitkan dengan perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu
dalam waktu tertentu. Sedangkan perkembangan menurut ia adalah sebuah proses yang merupakan
perubahan dari psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis yang
ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar pada waktu tertentu menuju kedewasaan.
Dengan kata lain, pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan
jasmaniah individu, sedangkan perkembangan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan
kejiwaan individu dimana perubahan tersebut akan terwujud dalam tingkah laku yang dapat diamati.
Kita ambil contoh sebagai pembahasan yang mana dalam suatu periode perkembangan yang terjadi
adalah proses pada masa remaja, yang mana kata remaja berasal dari bahasa latin " adolescence"
yang berartikan tentang tumbuh kembang nya pribadi seseorang kearah yang lebih matang. Yang
mana remaja adalah sekelompok individu penduduk yang berusia 10-19 tahun, dan masa remaja
merupakan periode transisis dari masa anak anak ke masa dewasa. Perkembangan individu pada
Masa remaja ditandai dengan masa yang penuh dengan perubahan (pubertas), pubertas sendiri
berartikan sebuah tanda anak yang sudah mulai memasuki ketahap lebih lanjut serta pubertas
sendiri dipicu oleh sebuah hormon, hormon gonodotripin yang mana hormon ini merangsang hormon
exstrogen pada wanita dan hormon testoteron pada pria hormon gonodotropin ini merupakan sebuah
hormon pemicu yang dapat melakukan perubahan bentuk baik bagi wanita maupun pria.
Kata kunci : Remaja, Perkembangan Remaja, Perubahan diri individu .

Abstrac In today's world there are many questions about a relationship between growth and
development which are still being debated among experts. As we know, according to the opinion of
one expert, namely (Kartono in Sobur, 2009) he stated which growth process often Associated with
changes that occur physiologically as a result of the process of maturation of physical functions that
take place normally in the individual within a certain time. Meanwhile, according to him, development
is a process which is a change from psychophysics as a result of the process of maturation of
psychological and physical functions which are supported by environmental factors and the learning
process at a certain time towards maturity. In other words, growth means a process of change related
to the physical life of the individual, while development means a process of change related to the
individual's psyche where these changes will manifest in observable behavior. We take an example
as a discussion which in a period of development that occurs is the process of adolescence, where
the word adolescence comes from the Latin "adolescence" which means about a person's personal
growth and development towards a more mature direction. Adolescence is a group of individual
population aged 10-19 years, and adolescence is a transition period from childhood to adulthood.
Individual development in adolescence is marked by a period filled with changes (puberty), puberty
itself means a sign of children who have begun to enter a more advanced stage and puberty itself is
triggered by a hormone, the hormone gonodotripin which this hormone stimulates the female hormone
extrogen and the female hormone gonodotripin. Testosterone in men, this gonodotropin hormone is a
trigger hormone that can make changes in shape for both women and men.
Keywords: Adolescence, Adolescent Development, Individual self-change.

I. PENDAHULUAN
Masa remaja (adolescence) merupakan peralihan masa perkembangan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif dan
psikososial (Papalia dkk, 2009). Masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan
berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Pada masa remaja semua
tugas perkembangan dipusatkan pada upaya penanggulangan sikap dan pola perilaku yang
kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Dalam hal ini
Santrock (2007) mengatakan bahwa tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri
memasuki masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang tersulit dalam hidup seseorang.
Masa remaja ini dianggap sebagai periode badai dan tekanan, yaitu suatu masa dimana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan psikis. Hurlock (1980)
mengatakan bahwa dalam pandangan orang dewasa remaja seringkali menjadi sasaran dari
rasa cemas dan frustrasi, bahkan sampai saat ini masa remaja sering dipandang sebagai masa
yang menegangkan dan menyulitkan. Masa krisis pada remaja terjadi ketika remaja harus
menemukan identitas dirinya dan mengembangkan potensi dirinya dengan tepat (Hurlock,
1980). Erikson (dalam Santrock, 2007) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa
berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point (poin penting) dari pengalaman
remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada
perkembangan identitas ini. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya,
maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya,
mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang menyimpang (delinquent), melakukan
kriminalitas, atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat. Dalam pencarian identitas
ini, remaja membutuhkan dukungan dan bimbingan untuk pencapaian tugas perkembangan
yang satu ini. Keberhasilan pencapaian dari tugas perkembangan ini tidak sepenuhnya berasal
dari diri remaja itu sendiri.
Orang tua merupakan tokoh yang berpengaruh dalam proses pencarian identitas pada
remaja (Santrock, 2007). Relasi dan peran orang tua pada masa remaja sangat penting bagi
perkembangan diri remaja. Remaja juga sering melakukan sesuatu hal tanpa berpikir panjang
terhadap akibat yang akan terjadi selanjutnya. Sehingga usaha untuk mewujudkan generasi
penerus yang diharapkan akan sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu penulis akan mencoba
membahas mengenai perkembangan individu pada masa remaja .
III. PERUMUSAN MASALAH
Dengan adanya bagian pada latar belakang diatas pembahasan tentang perkembangan, maka
dari itu saya akan merumuskan atau mengurutkan pembahasan apa saja yang akan saya bahas
dalam pembuatan artikel ini, rumusan masalah nya yaitu sebagai berikut :
1. Definisi Perkembangan
2. Definisi Remaja
3. Ciri – Ciri Masa Remaja
4. Aspek – Aspek Perkembangan Masa Remaja
5. Perubahan & Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja

III. METODE PENELITIAN


Metode yang saya gunakan dalam pembuatan artikel ini ialah metode kepustakaan
( library research ), yang mana studi kepustakaan dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian
kegiatan yang bersamaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat dan
mengetik serta mengolah bahan penelitian .
Menurut (Zed, 2003: hal 4-5). Dalam penelitian studi pustaka setidaknya ada empat
ciri utama yang penulis perlu perhatikan diantaranya : Pertama, bahwa penulis atau peneliti
berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka, bukan dengan pengetahuan
langsung dari lapangan. Kedua, data pustaka bersifat “siap pakai” artinya peniliti tidak
terjung langsung kelapangan karena peneliti berhadapan langsung dengan sumber data yang
ada di perpustakaan. Ketiga, bahwa data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam
arti bahwa peneliti memperoleh bahan atau data dari tangan kedua dan bukan data orisinil
dari data pertama di lapangan. Keempat, bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh runga
dan waktu.
Berdasarkan dengan hal diatas, maka pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menelaah dan/atau mengekplorasi beberapa Jurnal, buku, dan dokumen-
dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun elektronik) serta sumber-sumber data dan atau
informasi lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian atau kajian.
IV. PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan

Perkembangan ialah sebuah perubahan yang terjadi selama proses pertumbuhan


menuju keadaan yang lebih dewasa dibanding sebelumnya sehingga terbentuk organ" atau
sel" yang memiliki fungsu dan struktur yang berbeda pula. Dengan kata lain perkembangan
adalah suatu gejala perubahan dalam fungsi dari organ" yang telah mengalami pertumbuhan
tersebut. Jadi perkembangan adalah suatu proses dalam diri individu yang bersifat kualitatif
atau fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah yang lebih baik
progresif menuju ke arah yang dewasa.
Definisi - Definisi tengang perkembangan pada umumnya mencakup unsur" sebagai
berikut yaitu :

 Adanya perubahan fungsi psikologis yang bersifat kualitatis, yaitu perubahan yang
dapat dilihat melalui adanya kemampuan dalam bertingkah laku
sosial,emosional,moral serta intelektual.
 Perubahan yang terjadi pada diri individu merupakan proses yang berkesinambungan
dan berkelanjutan sehingga perkembangan ( perubahan ) pada tahap kehidupan
(periode) sebelumnya mempengaruhi perkembangan pada periode sesudahnya.
 Perubahan yang mengarah pada pencapaian kematangan berupa kemampuan tingkah
laku secara fisik , sosial,moral sesuai dengan kondisi individu yang bersangkutan .
Istilah akhir dari perkembangan ialah berartikan tentang sebuah rangkaian perubahan
progresif yang terjadi pada remaja karena adanya proses kematangan beljar, perkembangan
sendiri bukan saja sekedar penambahan tinggi badan pada fisik remaja melainkan suatu
proses integrasi dari organisasi atau struktur dan fungsi tingkah laku yang komplek dari
remaja yang bersangkutan, mengarah pada tingkat yang lebih tinggi dan bersifat menetap
serta tidak dapat diputar kembali.
B. Definisi Remaja

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to
grow maturity yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence seperti
yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik. Menurut teori Piaget, mengemukakan bahwa masa remaja
adalah: Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu bernitegrasi dengan
masyarakat dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang – orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang–kurangnya dalam
memecahkan masalah. Masa remaja secara umum dianggap dimulai dengan pubertas, proses
yang mengarah kepada kematangan seksual, atau fertilitas-kemampuan untuk bereproduksi.
Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua
puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam semua ranah
perkembangan. (Papalia, 2008). Dan juga berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan
pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21
tahun: masa remaja akhir. Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun),
transisi keluar dari masa kanak-kanak, menawarkan peluang untuk tumbuh—bukan hanya
dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan social. Sebagian anak muda
kesulitan menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu di antara anak
muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif,
dan minoritas yang akan berhadapan dengan masalah besar (Offer 1987:Offer &Schonert-
Reichl. 1992).
Untuk memahami masa remaja ini, pada paparan berikut dijelaskan tentang pendapat
atau pandangan para ahli (filsafat, antropologi, dan psikologi), yaitu sebagai berikut:

 Aristoteles, berpendapat bahwa aspek terpenting bagi remaja adalah kemampuannya


untuk memilih dan determinasi diri (selft-determination) sebagai tanda
kematangannya.
 Jean-Jacques Rousseau, berpendapat bahwa pada usia 15-20 tahun, individu sudah
matang emosinya, dan dapat mengubah sikap selfishness (memerhatikan atau
mementingkan diri sendiri) ke interest in others (memerhatikan orang lain).
 Stanley Hall, sebagai pionir dalam studi ilmiah tentang remaja berpendapat bahwa
adolesen adalah masa strom and stress, masa penuh konflik, yaitu sebagai periode
yang berada dalam dua situasi, antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan
pemberontakan dengan otoritas orang dewasa.
Selanjutnya the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry membuat
pengelompokan remaja menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

 Remaja awal, dengan rentang usia antara 11-13 tahun. Pada tahapan ini, kemampuan
berfikir mulai tumbuh dan pada umumnya sudah mulai berfikir tentang masa depan
meskipun dalam taraf terbatas dan aspek moral selalu menjadi perhatian.
 Remaja pertengahan, dengan rentang usia antara 14-18 tahun. Kemampuan berfikir
terus meningkat, sudah mulai mampu menetapkan sebuah tujuan, tertarik pada hal-hal
yang lebih rasional dan mulai berfikir tentang makna sebuah kehidupan
 Remaja akhir, dengan rentang usia antara 19-24 tahun., Mereka sudah mulai memiliki
kemampuan untuk memikirkan sebuah ide mulai dari awal sampai akhir, kemampuan.
C. Ciri- Ciri Masa Remaja

 Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan pesat, lebih cepat dibandingkan
masa kanak-kanak dan dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu,
remaja membutuhkan makan dan tidur lebih banyak.
 Perkembangan Seksual
Pada anak laki-laki diantaranya: mengalami mimpi pertama (mimpi basah), pada
lehernya tumbuh seperti buah jakun yang membuat suaranya seperti pecah, dan di
sekitar bibir dan kemaluannya mulai tumbuh rambut. Pada anak perempuan
diantaranya: rahimnya sudah mulai bisa dibuahi atau sudah menstruasi (datang bulan),
di bagian mukanya mulai tumbuh jerwat, penimbunan lemak membuat dadanya mulai
tumbuh, pinggulnya mulai melebar, dan pahanya mulai membesar.
 Cara Berfikir Kausalitas
Yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat, remaja mulai berfikir kritis sehingga
dia akan melawan bila orang tua, guru, dan lingkungan masih menganggapnya
sebagai anak kecil. Bila guru dan orang tua tidak tahu cara berpikir remaja, akibatnya
timbulah kenakalan remaja.
 Emosi Yang Meluap-Meluap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon.
Suatu saat ia bisa sedih sekali dan lain waktu bisa senang sekali. Hal ini terlihat pada
remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya karena
misalnya diplototi. Dan emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari
pada pikiran yang realitas.
 Mulai Tertarik Pada Lawan Jenis
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam
kehidupan sosial remaja mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya dan mulai
berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian melarangnya,
akan menimbulkan masalah, dan remaja akan cenderung tertutup dengan orang
tuanya.
 Menarik Perhatian Lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dalam lingkungannya, berusaha
mendapatkan status dan peranan seperti kegitan remaja di kampung-kampung yang
diberi peranan, pasti ia akan melaksanakan dengan baik. Bila tidak diberi peranan
maka ia akan melakukan perbuatan untuk menarik perhatian masyarakat, bila perlu
maka akan melakukan perkelahian dan kenakalan lainnya. Remaja akan berusha
mencari peranan di luar rumah bila orang tua tidak memberi peranan kepadanya
karena menganggapnya sebagai anak kecil.
D. Aspek – Aspek Perkembangan Masa Remaja

** Perkembangan dan pertumbuhan fisik pada masa remaja **


Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja,
yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis. Pada mulanya, tanda-tanda
perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas.Baik anak laki-laki ataupun
perempuan mengalami pertumbuhan yang cepat, yang di sebut “growuth spurt” (percepatan
pertumbuhan), di mana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan
dimensi badan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa perkembangan fisik berdasarkan
pendapat Elizabeth B.Hurock bahwa yang terjadi selama masa remaja tersebut:
a) Perubahan eksternal ( perubahan tubuh)

 Tinggi badan , Rata – rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usis
17 tahun dan 18 tahun dan rata – rata anak laki – laki kira – kira setahun sesudahnya.
Anak yang pada masa bayi diberi imunisasi biasanya lebih tinggi dari usia ke usia,
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi imunisasi, yang karena itu lebih banyak
menderita sakit sehingga cenderung memperlambat pertumbuhan.
 Berat badan, Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan
tinggi. Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian – bagian tubuh yang tadinya
hanya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
 Proporsi tubuh , Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh
yang baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak
lagi kelihatan terlalu pangjang.
 Organ seks, Baik organ seks pria maupun organ seks wanita, mencapai ukuran yang
matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa
tahun kemudian.
b) Perubahan Internal

 Sistem pencernaan, Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot – otot diperut dan dinding –
dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan
kerongkongan bertambah panjang.
 Sistem peredaran darah, Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17
tahun atau 18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal
dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana
jantung sudah matang.
 Sistem pernafasan, Kapasitas paru – paru anak perempuan hampir matang pada usia
17 tahun, anak laki – laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
 Sistem endokrin, Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan
ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada awal masa puber.
Kelenjar – kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai
ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

** Perkembangan Intelektual (Kognitif) Pada Masa Remaja **


Pengertian Intelektual
Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar,
membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Menurut English dan English dalam bukunya “ A Comprehensive Dictionary of
Psychological and Psychoanalitical Term”. Intelek (kognitif) berarti:k

 Kekuatan mental dimana manusia dapat berpikir.


 Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan
dengan berpikir.
 Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.

Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language istilah
intellect berarti kecakapan untuk berpikir mengamati atau mengerti kecakapan untuk
mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan dan sebagainya. Pada usia remaja
secara mental anak telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan
kata lain, berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak serta sistematis dan
ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berfikir konkrit. Pada periode ini, idealnya para
remaja sudah memiliki pola fikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
kompleks dan abstrak. Kemampuan berfikir para remaja berkembang sedemikian rupa
sehingga mereka dengan mudah dapat membayangankan banyak alternatif pemecahan
masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Para remaja tidak lagi menerima
informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya
dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga tidak mengintegrasikan pengalaman masa
lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk
masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu
mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Secara kritis, remaja akan lebih
banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama
ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya
kenyataan lain diluar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat
bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain.
** Perkembangan intelegensi dan kognitif pada masa remaja **
Remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Disamping itu, masa remaja
ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe. Prontal lobe ini berfungsi dalam
aktivitas kognitif tingkat tinggi. Perkembangan prontal lobe tersebut sangat berpengaruh
terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan
penalaran yang memberinya suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang
baru. Kemudian, dalam kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya, menjadikan remaja
mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan.

 Perkembangan kognitif menurut teori Piaget , Ditinjau dari prespektif teori kognitif
Piaget: Maka pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional
formal yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira – kira
antara 11 – 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau
dewasa. Disamping itu, remaja pada masa ini juga mampu berpikir secara sistematik,
mampu memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan suatu
permasalah.
 Perkembangan pengambilan keputusan, Remaja adalah masa dimana terjadi
peningkatan pengambilan keputusan. Dalam hal ini, mulai mengambil keputusan –
keputusan tentang masa depan,memilih teman,dll. Dalam hal pengambilan keputusan
ini, remaja lebih tua ternyata lebih kompeten dibanding anak – anak. Apabila
dibandingkan dengan remaja yang lebih tua,remaja yang lebih muda mempunyai
kemampuan yang kurang dalam ketrampilan pengambilan keputusan. Tidak jarang
remaja terpaksa mengambil keputusan – keputusan salah oleh orientasi masyarakat.
 Perkembangan kognisi sosial, Menurut Dacey dan Kenny, yang dimaksud dengan
kognisi sosial adalah: Kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu – isu
dalam hubungan interpersonal yang berkembang dalam usia dan sejalan dengan
pengalaman serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana
melakukan interaksi dengan mereka.
** Perkembangan emosi pada masa remaja **
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu
masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Pertumbuhan pada tahun – tahun awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak
lambat. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk
pada masa puber. Oleh karena itu, perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan
emosi yang sangat khas pada usia ini. Sikap, perasaan atau emosi seseorang telah ada dan
berkembang semenjak ia bergal dengan lingkungannya. Timbulnya sikap, perasaan atau
emosi itu (positif atau negatif) merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu
secara unik dengan benda-benda fisik lingkungannya, dengan orang tua dan saudara-saudara,
serta pergaulan sosial yang lebih luas. Sebagai suatu produk dari lingkungan (lingkungan
internal dan eksternal) yang juga berkembang, maka sudah tentu sikap, perasaan/emosi itu
juga berkembang. Bentuk-bentuk emosi yang sering nampak dalam masa remaja awal antara
lain adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri-hati, sedih, gembira, kasih sayang dan
ingin tahu.
** Perkembangan sosial remaja **
Percepatan perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan dengan pemasakan
seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial remaja.
Sebelum masa remaja sudah ada saling hubungan yang lebih erat antara anak – anak yang
sebaya. Sering juga timbul kelompok – kelompok anak, perkumpulan – perkumpulan untuk
bermain bersama atau membuat rencana bersama, misalnya untuk kemah, atau saling tukar
pengalaman, merencanakan aktivitas bersama misalnya aktivitas terhadap suatu kelompok
lain. Aktivitas tersebut juga dapat bersifat agresif, kadang – kadang kriminal seperti mencuri,
penganiayaan, dll, dalam hal ini dapat dilakukan kelompok anak nakal. Oleh karena itu,
timbul masalah – masalah seperti:

 Dorongan untuk dapat berdiri sendiri dan krisis originalitas


Dalam perkembangan sosial remaja, dapat dilihat adanya dua macam gerak:
satu yaitu memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju ke arah
teman – teman sebaya. Dua macam arah gerak ini tidak merupakan dua hal
yang berturutan meskipun yang satu dapat terkait pada yang lain.Hal itu
menyebabkan bahwa gerak pertama tanpa adanya gerka yang kedua dapat
menyebabkan rasa kesepian. Anak – anak perempuan dan laki – laki betul –
betul ada dalam situasi yang sama dalam status interim yang sama. Mereka
sama – sama berusaha untuk mencapai kebebasan, mereka punya
kecenderungan yang sama untuk menghayati kebebasan tadi sesuai dengan
usia dan jenis seksnya. Adanya kesempatan yang berbeda antara laki – laki
dan perempuan dalam masyarakat, bahwa perempuan juga ingin menduduki
fungsi yang penting dalam masyarakat. Dorongan seperti ini yang
memungkinkan adanya ingin berdiri sendiri.
 Konformitas kelompok remaja
Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat berkembanglah suatu iklim
kelompok dan norma – norma kelompok tertentu. Ewert menyebutnya sebagai
pemberian norma tingkah laku oleh pemimpin dalam kelompok itu. Juga
meskipun norma – norma tersebut tidak merupakan norma – norma yang
buruk,namun terdapat bahaya bagi pembentukan identitas remaja.
 Remaja dalam waktu luang
Krisis originalitas remaja nampak paling jelas pada waktu luang yang sering
disebut sebagai waktu pribadi orang (remaja) itu sendiri. Pengisian waktu
luang dengan baik dengan cara yang sesuai dengan umur remaja,masih
merupakan masalah bagi kebanyakan remaja. Kebosenan, segan untuk
melakukan apa saja merupakan fenomena yang sring kita jumpai. Hal ini
sering dinilai negatif sebagai tanda desintegrasi dalam diri remaja. Sebetulnya
dapat pula dipandang positif. Yaitu bila hal tadi dipandang sebagai suatu tanda
tidak puas terhadap tuntutan luar untuk melibatkan diri dengan aktivitas –
aktivitas yang dianggapnya tidak ada artinya. Hal ini merupakan sikap
penolakan terhadap tuntutan dunia luar untuk datang pada pendapat sendiri
dan pada pilihan sendiri mengenai kesibukan – kesibukan yang baginya lebih
berarti.

 Hubungan dengan orang tua


Perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi dalam perkembangan remaja
mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orang tua remaja. Orang tua
tidak dipandang sebagai otoritas yang serba tahu secara optimal
mengembangkan pandangan – pandangan yang lebih matang dan realistis dari
orang tua mereka. Dengan demikian, keterkaitan dengan orang tua selama
masa remaja dapat berfungsi adaptif yang menyediakan landasan yang kokoh
dimana remaja dapat menjelajahi menguasai lingkungan – lingkungan baru
dan dunia sosial yang luas.
 Seksualitas
Salah satu kehidupan yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan
minat dan motivasi terhadap seksualitas. Dorongan seksualitas remaja itu
sangat tinggi dari dorongan seksualitas orang dewasa. Untuk melepaskan diri
dari dorongan seksualitas tersebut, remaja berusaha mengekspresikan
dorongan seksualnya dengan berbagai bentuk tingkah laku seksual, mulai dari
melaksanakan aktivitas berpacaran, berkencan, dll. Meskipun seksualitas
merupakan bagian normal dari perkembangan tapi perilaku seksual tersebut
disertai resiko – resiko yang tidak hanya ditanggung oleh remaja tapi juga
orang tua.
F. Perkembangan Fisik Remaja
1. Fase Pra-Remaja yaitu :

 Pertumbuhan badan sangat cepat. Wanita nampak lebih cepat daripada laki-laki,
sehingga dapat menyebabkan seks antagonisme (terjadi saling menjauhi bahkan
bermusuhan)
 Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering berjalan tak seimbang, sehingga
dapat menimbulkan kekakuan dan kekurangan serasian (canggung).
 Seks primer dan skunder mulai berfungsi dan produktif, ditandai dengan mimpi
pertama bagi laki-laki, dan menstruasi pertama bagi perempuan.
2. Fase Remaja yaitu :

 Bentuk badan lebih banyak memanjang daripada melebar, terutama bagian badan,
kaki, dan tangan.
 Akibat berproduksinya kelenjar hormon, maka jerawat sering timbul di bagian muka.
 Timbulnya dorongan-dorongan seksual terhadap lawan jenis, akibat matangnya
kelenjar seks (gonads).
3. Fase Adolescence (akhir masa remaja ) yaitu :

 Pertumbuhan badan merupakan batas optimal, kecuali pertambahan berat badan.


 Keadaan badan dan anggotanya menjadi berimbang, muka berubah menjadi simetris
sebagaimana layaknya orang dewasa.

Remaja dikenal sebagai periode yang duduk pada tahap perkembangan fisik di mana
alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi
itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Dan di antara perubahan-
perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah
pertumbuhan tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai haid pada wanita
dan mimpi basah pada pria, serta pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder.
Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu :

 Percepatan pertumbuhan yaitu menjadikan perbedaan dan keanekaragaman proporsi


tubuh.
 Proses kematangan seksual yaitu pada remaja berjalan secara individual, sehingga
hanya mungkin untuk memberikan ukuran rata-rata dan penyebarannya saja.

Adapun perubahan-perubahan fisik remaja dalam literatur yang lain adalah :


Pada wanita :
Pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan
menjadi panjang). Pertumbuhan payudara. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di
kemaluan. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya. Bulu
kemaluan menjadi keriting. Haid (menstruasi). Tumbuh bulu-bulu ketiak.
Pada pria :
Pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh. Testis membesar. Tumbuh bulu kemaluan yang
halus, lurus dan berwarna gelap. Awal perubahan suara. Ejakulasi (keluar mani). Bulu
kemaluan menjadi keriting. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap
tahunnya. Tumbuh bulu-bulu halus di wajah (kumis, jenggot). Tumbuh bulu ketiak. Akhir
perubahan suara. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap. Tumbuh bulu di dada.
Pertumbuhan tinggi / panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat
dikatakan berjalan sama. Sesudah itu mulai permulaan percepatan pertumbuhan pada wanita,
sedang percepatan pada anak pria lebih kemudian. Pertumbuhan maksimum yang dicapai
anak wanita terjadi pada usia rata-rata 11,5 dan 13, 8 tahun. Percepatan pertumbuhan wanita
dimulai lebih dulu, pada wanita usia 12-13 tahun menjadi nampak lebih besar dari anak pria,
tetapi selanjutnya anak pria segera menyusul dan melebihi anak wanita. Perkembangan
remaja ini tidak selalu sama. Ada yang sudah matang di usia 12 tahun, namun ada juga yang
matang baru usia 14, 15 bahkan 16 tahun. Perubahan yang sangat penting bagi permulaan
datangnya masa adolesen adalah perubahan kelenjar kelamin (sex glands). penyebab
perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam
sistem endoktrin yaitu kelenjar pituitari dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu
masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang
aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik antara lain :
Faktor Keluarga yaitu meliputi faktor keturunan dan lingkungan keluarga.Faktor Gizi yang
erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi. Faktor Emosional yang bertalian dengan
gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya. Faktor Jenis Kelamin dimana
laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan wanita.
Faktor Kesehatan.

V. PENUTUP
Kesimpulan

Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian perubahan progesif


yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Daele sebagaimana
dikutip Hurlock (1980: 2) menyatakan “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif.”
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya
tidak bisa diukur oleh alat ukur. Contohnya pematangan sel ovum dan sperma atau
pematangan hormon-hormon dalam tubuh. Masa Remaja : dari usia 15 - 18 tahun. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Tanpa ranah kognitif,sulit
dibayangkan seseorang dapat berfikir.upaya pengembangan kognitif siswa secara terarah,baik
oleh orang tua maupun oleh guru sangat penting.upaya pengembangan fungsi ranah kognitif
akan berdampak positif bukan hanya terhadap ranah kognitif sendiri,melainkan juga terhadap
ranah afektif dan psikomotor seperti yang akan penyusun uraikan lebih lanjut.
Saran

Berdasarkan hasil rangkuman, maka saya dapat mengemukakan saran yaitu, Remaja
merupakan tahap awal seorang anak untuk tumbtnguh menjadi seorang dewasa yang cerdas
dan berpengetahuan luas. Oleh sebab itu, orang tua harus memperhatikan setiap
perkembangan yang dialami oleh anaknya, khususnya perkembangan intelektual (kognitif).
Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang akan merusak dirinya sendiri.
Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan jalan memberikan kebebasan
terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab sendiri. Hendaknya juga
pengembangan remaja / generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus
perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal ketrampilan
kepemimpinan, kesegaran jasmani dan kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi
pekerti yang luhur. Untuk itu perlu diciptakan iklim yang sehat sehingga memungkinkan
kreativitas remaja / generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggung jawab.
Berdasarkan hal itu berarti remaja perlu mendapat perhatian khusus dalam pendidikan dan
keikutsertaannya dalam masyarakat karena mereka mempunyai kewajiban yang harus
didukung hak-haknya untuk mempersiapkan diri sebagai generasi yang ada.

Daftar pustaka

Situs web, Sumber Buku & Jurnal

1. Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press


2. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005
3. Handayani, Wiji dan Purnami, Sri, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras,
2008),
4. Mutadin, Zainun. Penyesuaian diri Remaja. Jakarta : 2002
5. Mubin dan Cahyadi, Ani, Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. CIPUTAT PRESS
GROUP, 2006.
6. Rumini, Sri dan Sundari, Siti, Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2004
7. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perkembangan-individu/ diakses
pada ( jam 19.35 WITA, 2 juli 2021 )
8. http://www.perkembangananak.com/2012/09/mendidik-anak-kewajiban-orangtua/
diakses pada ( jam 19:00 WITA,2 juli 2021 .
Sekian dan Terimakasih Ulun Ucapkan Bu, Jika Ada Kesalahan Dalam
Penulisan Maupun Pembuatan Artikel Ulun Harap Ibu Bisa mengoreksi
kan nya Agar Dikemudian Hari Ulun Bisa Mengembangkan dan Lebih
Bisa Umtuk Menulis dan Memperbaiki Artikel Nya Dengan Baik Dan

Benar. Wassalamualaikum wr.wb 💙

Anda mungkin juga menyukai