Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Oleh:
Adita Ramadhany Avivatin
22030034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

Nama :Adita Ramadhany Avivatin


Prodi : Profesi Ners
NIM : 22030034
Tugas laporan pendahuluan “Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya”
dibuat sebagai syarat untuk melengkapi tugas Praktik Klinik Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa pada tanggal 5 September – 2 Oktober 2022

Surabaya, 3 September 2022


Mahasiswa

Adita Ramadhany Avivatin


NIM. 22030034

Mengetahui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Ns. Sukma Ayu C. K., M.Kep., Sp.Kep.J Dini Mei Widayanti, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP.03043 NIP.03011
Mengetahui,
Pembimbing Klinik

KUSNOTO
HALUSINASI
A. DEFINISI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidungan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar) Surya,
(2011) dalam Pambayung (2015).
B. ETIOLOGI
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Pambayun (2015), faktor-faktor yang
menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah sebagai
berikut :
1. Faktor presdiposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom
tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor
penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian.
b. Faktor neurologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal, khususnya
dopamin, serotonin, dan glutamat.
2. Faktor presipitasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
c. Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur, kelelahan,
infeksi, kurangnya latihan, hambatan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan.
d. Lingkungan, meliputi : isolasi social, kurangnya dukungan sosial, tekanan
kerja, kurang ketrampilan dalam bekerja, stigmatisasi, kemiskinan,
ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
e. Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah, putus
asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri, merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang,
C. POHON MASALAH

Resiko perilaku
kekerasan

Halusinasi

Isolasi sosial

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial
2. Data yang perlu di kaji
a. Resiko perilaku kekerasan
 Data subjektif
1) Klien mengatakan benci atau kesal dengan seseorang
2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah
 Data objektif
1) Mata merah, wajah memerah, Nada suara tinggi dan keras, bicara
menguasai
2) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam
3) Merusak dan melempar barang-barang
b. Halusinasi
 Data subjektif
1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
 Data objektif
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
3) Klien berhenti berbicara di tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
c. Isolasi sosial
 Data subjektif
Klien mengatakan tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
 Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila di suruh memilih
alternatif tindakan, apatis, ekspresi sedih, komunikasi verbal
kurang, aktivitas menurun, kurang memperhatikan kebersihan
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Halusinasi
2. Isolasi sosial
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Halusinasi
1. Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan sensori persepsi:
Halusinasi
2. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Salam terapeutik (perkenalkan diri, jelaskan tujuan,
ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas)
b. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
c. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
d. Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungannya
2) Klien dapat mengenal halusinasinya
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi
(verbal dan non verbal)
c. Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah
ada suara yang di dengar dan apa yang di katakan suara itu,
katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu
tetapi perawat tidak, katakan perawat akan membantu
d. Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi,
waktu, frekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang di
rasakan saat terjadi halusinasi
e. Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi
halusinasi
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya
a. Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi
halusinasi
b. Diskusikan manfaat cara yang di gunakan klien dan cara
baru untuk mengontrol halusinasinya
c. Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi
d. Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan
e. Beri kesempatan melakukan cara yang telah di pilih dan
beri pujian jika berhasil
f. Libatkan klien dalam TAK : stimulusn persepsi
4) Klien dapat dukungan dari keluarga
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
gejala, cara memutus halusinasi, cara merawat,
informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat
bantuan
b. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 2 : Isolasi Sosial
1. Tujuan umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain
2. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
b. Jelaskan tujuan pertemuan
c. Jujur dan menepati janji
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian pada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
a. Kaji pengetahuan klien tetang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-
tanda serta penyebab yang muncul
d. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
d. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
e. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
f. Diskusikan dengan klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
g. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
4) Klien dapat melaksanakan interaksi sosial secara bertahap
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Bermain perang tentang cara berhubungan atau berinteraksi
dengan orang lain
c. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
d. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah di
capai

Anda mungkin juga menyukai