Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. M.M


DENGAN GANGGUAN HALUSINASI PENGELIHATAN DI
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TUNJUNGAN

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners


Keperawatan Jiwa”

Disusun Oleh:

LILIK SURIYANTO
202303028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUTTEKNOLOGI KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. M.M


DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENGELIHATAN DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS TUNJUNGAN

Telah disetujui oleh


Pada Tanggal, Juni 2023

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Nugroho Asih Widodo, S.Kep.,Ns.,M.Mkes Sri Hindriyastuti, S.Kep.,Ns.,M.


NIP. 197608312000122002 NIDN. 0613038701

ii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan


Halusinasi penglihatan atau visual.Kondisi tersebut membuat
pengidapnya seolah melihat sesuatu, tetapi sebenarnya tidak ada. Akibatnya,
halusinasi penglihatan dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari pengidapnya (Prabowo, 2014).
Halusinasi penglihatan penderita halusinasi penglihatan akan melihat
sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Objek yang dilihat bisa manusia, benda,
atau cahaya. Misalnya, penderita melihat seseorang di dalam suatu ruangan,
padahal sebenarnya tidak ada ( Keliat,2012)

B. Penyebab halusinasi pengelihatan


1. Sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh.
2. Gangguan jiwa skizofrenia.
3. Penggunaan narkoba atau narkotika tertentu seperti ganja, morphin,
kokain, dan LSD.
4. Mengonsumsi alkohol berkadar di atas 35% seperti vodka, gin di atas
batas kewajaran.
5. Trauma yang berlebihan.

C. Tanda dan Gejalanya


1) Bicara atau tertawa sendiri.
2) Marah tanpa sebab.
3) Mengarahkan telinga ke arah tertentu.
4) Menutup telinga.
5) Menunjuk ke arah tertentu.
6) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
7) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
8) Menutup hidung.

1
9) Sering meludah.
10) Muntah.
11) Menggaruk permukaan kulit.

D. Akibat
Haluinasi pengelihatan dapat beresiko terjadinya isolasi sosial :
menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial.

E. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi pengelihatan


Core Problem

Isolasi social : menarik diri

F. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a. Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di
kamar, banyak diam.
b. Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak
jelas.
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi peneglihatan
Data yang perlu dikaji :
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya melihat cahaya merah di mata kedua mata
orang tua saya

2
Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, berdiam diri di kamar, takut jika
bertemu sesorang.

3. Resiko perilaku kekerasan


Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif
Mengungkapkan pernah membanting gelas
b. Data obyektif
Gelas pecah berserakan

G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan halusinasi peneglihatan
3. Isolasi sosial

H. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I :Resiko perilaku kekerasan
Tujuan umum: Klien dapat melakukan menahan emosi.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat melakukan menahan emosi .
a. Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Ajarkan teknik relaksasi / napas dalam
f. Ajarkan pukul bantal dan guling
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan menghardik dan becakap-cakap.
a. Diskusikan kemampuanmenghardik dan bercakap-cakap
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.

3
c. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien
dengan halusinasi pengelihatan.
b. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klienminum obat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
Diagnosa II: gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan.
Tujuanumum :
Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
Tujuan khusus :
1. Klien mampu mengontrol halusinasinya.
2. Klien mampu mengikuti program
Tindakan :
a) Bantu klien mengenali halusinasi seperti jenis halusinasi, isi halusinasi,
waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi
halusinasi.
b) Latih mengontrol dengan cara menghardik tahapan tindakannya
meliputi:
(1) Jelaskan cara menghardik.

4
(2) Peragakan caara menghardik.
(3) Minta klien memeperagakan ulang.
(4) Pantau penerapann cara ini, beri penguatan perilaku klien
(5) Masukan dalam jadwal kegiatan klien
c) Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul, tahapan:
(1) Jelaskan pentingnya aktivitas yang mengatur atau mengatasi
halusinasinya.
(2) Diskusikan aktivitas yang bisa dilakukan.
(3) Susun jadwal aktivitas tiap hari sesuai denganaktivitas telah dilatih
(dari bangun pagi sampai tidur malam).
(4) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap
perilaku klien yang positif.
d) Tanyakan program pengobatan
(1) Jelaskan pentingnya obat gangguan jiwa.
(2) Jelaskan akibat bila putus obat.
(3) Jelaskan cara mendapatkan obat.
(4) Jelaskan pengobatan ( 5B).
(5) Latih klien minum obat
Diagnosa III : Isolasi sosial
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
a. Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

5
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
c. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat
klien dengan harag diri rendah.
b. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,B.A.dkk.
(2012).KeperawatanKesehatanJiwaKomunitas:CMHNBasicCourse.Jakart
a:EGC
NANDA.(2012). Nursing Diagnosis : Definitions &Classification 2012-2014.
Philadelphia:NANDAinternational
zahnia .(2016).Principles&PracticeofPsychiatricNursing(9thed)
Philadelphia:Elsevier Mosby
Prabowo.(2014).PengaruhLogoterapiTerhadapPeningkatan Kemampuan
Kognitif dan Perilaku Pada lansia Dengan Harga
DiriRendahdiPantiWredhaPekanbaruRiau.FIKUI:Depok100

7
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Masalah Utama :Gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Pasien mengatakan melihat cahaya merah di kedua mata orang tuanya
2. Diagnosa Perawatan:Gangguan persepsi sensori: Halusiansi pengelihatan
B. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
Tujuan :
Pasien dapat menegenali halusinasinya.
Tindakan Keperawatan :
a. Membantu klien mengenali halusinasi seperti jenis halusinasi, isi
halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat
terjadi halusinasi.
b. Latih mengontrol dengan cara menghardik tahapan tindakannya
meliputi:
a) Bantu klien mengenali halusinasi seperti jenis halusinasi, isi
halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
saat terjadi halusinasi.
b) Latih mengontrol dengan cara menghardik tahapan tindakannya
meliputi:
1) Jelaskan cara menghardik.
2) Peragakan caara menghardik.
3) Minta klien memeperagakan ulang.
4) Pantau penerapann cara ini, beri penguatan perilaku klien
5) Masukan dalam jadwal kegiatan klien
c) Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul, tahapan:
1) Jelaskan pentingnya aktivitas yang mengatur atau mengatasi
halusinasinya.
2) Diskusikan aktivitas yang bisa dilakukan.

8
3) Susun jadwal aktivitas tiap hari sesuai dengan aktivitas telah
dilatih ( dari bangun pagi sampai tidur malam).
4) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap
perilaku klien yang positif.
d) Tanyakan program pengobatan
1) Jelaskan pentingnya obat gangguan jiwa.
2) Jelaskan akibat bila putus obat.
3) Jelaskan cara mendapatkan obat.
4) Jelaskan pengobatan ( 5B).
5) Latih klien minum obat

Strategi Tindakan Pelaksanaan


SP 1Pasien: Membantu klien mengenali halusinasi seperti jenis halusinasi, isi
halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi
halusinasi.
ORIENTASI :
“Selamat sore, Perkenalkan nama saya ........., dari ITEKES CENDEKIA UTAMA
KUDUS. Bagaimana keadaan mas hari ini ? mas terlihat segar“.
”Saya sedang praktik disini selama 2 minggu .kalau boleh tau nama mas siapa
dan senangnya mau di panggil apa ?”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di
ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
” Apakahmasmelihat sesuatu tanpa ada wujudnya ?apa yang anda lihat itu?
Apakah mas melihat sesuatu,bayangan,makhluk?seperti apa kelihatanya?apakah
terus-menerus terlihat, atau hanya sewaktu-waktu saja?berapa hari mas
melihatnya?pada keadaan apa ,apakah pada waktu sendirian?
Apa yang mas rasakan saat mengalami hal itu? apa yang mas lakukan?
Bagaimana kalau kita belajar cara mencegah agar bayangan itu tidak muncul.
Pertama dengan cara menghardik bayangan tersebut, kedua dengan cara
bercakap-cakap,melakukan kegiatan sudah terjadwal dan ke empat minum obat
teratur.

9
Bagaimana kalau kita belajar salah satu yaitu dengan menghardik.
Caranya : apabila mas melihat sesuatu bayangan cahaya merah tutup mata dan
katakan ”pergi-pergi,saya tidak mau lihat,kamu tidak nyata”! Begitu di ulang-
ulang sampai bayangan cahaya merah itu hilang.
Ayo ..!!silahkan mas coba. Iya..bagus itu mas sudah mas bisa.Sebaiknya latihan
ini mas lakukan secara rutin, sehingga sewaktu-waktu halusinasi itu muncul mas
sudah terbiasa.

TERMINASI :
“Bagaimana perasaan mas setelah kita bercakap-cakap dan latihanmenghardik
? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah
sakit ini.”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Mas Mau berapa
kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok sore kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah cara menghardik? Ya bagus, Sampai
jumpa ya”

SP 2 Pasien: Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik tahapan


tindakannya
ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan mas pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana mas , sudah dicoba cara menghardik sore kemarin/ tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
”Ya benar, kita akan latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik”
”Waktunya sekitar 20 menit. Mari kita ke dapur!”
KERJA :
“ Mas cara kedua untuk mencegah /mengotrol halusinasi yang lain adalah
bercakap-cakap dengan orang lain.Jika mas melihat bayangan langsung segera
cari teman untuk di ajak ngobrol.Minta teman untuk mengobrol dengan

10
mas.Contohya begini..”tolong saya melihat bayangan .Ayo ngobrol dengan saya!
atau kalau ada orang di rumah misalnya teman mas katakan:ayo ngobrol dengan
saya,karena saya sedang melihat bayangan . Begitu..mas..bagus!coba sekali
lagi .Bagus! nah terus begitu ya mas!”
”Jadi cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain ya mas.”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan mas setelahmelakukan bercakap-cakap?”
“Bagaimana jika kegiatanbercakap-cakap ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari
Mas Maukegiatanbercakap-cakap? Bagus sekali masbercakap-cakaptiga kali
sehari .”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan kedua,cara menghardik dan
bercakap-cakap . Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua
kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah
harga diri pasien.
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih
dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien

11
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang halusinasi peneglihatan yang ada
pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji Pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien denganhalusinasi peneglihatan
5) Demontrasikan cara merawat pasien denganhalusinasi peneglihatan
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
merawat pasien dengan halusinasi peneglihatan seperti yang telah
perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.
SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian,
tanda dan gejala halusinasi pengelihatan , menjelaskan cara
merawat pasien denganhalusinasi pengelihatan,
mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan halusinasi
peneglihatan, dan memberi kesempatan kepada keluarga
untuk mempraktekkan cara merawat
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat mas ?
Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!”
KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah mas”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, mas itu memang melihat bayangan merah .
Misalnya pada mas merasa ketakutan, berdiam diri di kamar. Dengan kata lain,
anak Bapak/Ibu memiliki dengan pengelihatan yang ditandai dengan munculnya
pikiran-pikiran atau bayangan warna merah. Bila keadaan mas ini terus menerus

12
seperti itu, mas bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya ter jadi
ketakutan jika bertemu dengan orang”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud halusinasi
pengelihatan?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik untuk mas”
” Mas itu telah berlatih dua kegiatan yaitu menghardik dan bercakap-cakap.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan mas untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong
bantumas , ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila mas sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap
perlu memantau perkembangan mas. Jika masalah halusinasi pengelihatan
kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa mas ke
rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
mas ”
”temui mas dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
yang yang mengatakan: Bagus sekali mas , kamu sudah semakin
terampilmenghardik bayangan ”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi dan bagaimana
cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
menhghardik bayangan langsung kepada mas ”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

13
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan masalah halusinasi pegelihatan langsung kepada
pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui mas”
KERJA:
”Selamat pagi mas. Bagaimana perasaan mas hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga mas . Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, keluarga mas juga ingin merawat mas.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua mas ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
Bapak»

14
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan
jadwal Bapak selama di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat
selama mas dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalaumas melihat bayangan warna
merah, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang
lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung
kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”

15
BAB II
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. M.M


DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENGELIHATAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
TUNJUNGAN

I. IDENTITAS
Identitas Klien
Nama : Sdr. M.M
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Berdagang
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Greneng 5/3, Tunjungan
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Diagnose Keperawatan : Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
No. RM : 10-257
Tanggal Pengkajian : 8 Juni 2023 jam 13.00 WIB

Identitas Penanggung jawab


Penanggung jawab : Tn. Y
Alamat :Greneng 5/3, Tunjungan
Hubungan dengan klien :Ayah

16
II. FAKTOR PRESIPITASI
Klien mengatakan melihat cahaya merah di kedua mata orang tuanya.

III. FAKTOR PRESDIPOSISI


 3tahun sebelum masuk rumah sakit, klien melihat cahaya merah di
kedua mata orang tuanya, susah tidur, keluyuran. Hubungan dengan
keluarga baik, tetangga renggang. Dulu sebelum dirawat di rumah sakit jiwa
klien sudah pernah masuk rumah sakit jiwa 1 kali dengan kasus usaha
cahaya merah di kedua mata orang tuanya. Klien tidak mempunyai riwayat
pengguna obat-obat terlarang dan minum alkohol. Klien pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu.Terakhir dirawat pada tahun 2019. Klien saat
diajak ibu pergi mengaji tiba-tiba berhenti terus lari ke perkebunan
menyebabkan klien dirawat kembali di Rumah Sakit Jiwa ini. Keluarga
mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
seperti klien.Klien.Karena klien menjadi kambuh lagi sehingga keluarga
berinisiatif untuk membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Aminogondo Hutomo
Semarang. Klien di bawa pada tanggal 20 Desenber 2019 jam 14.00 WIB.
Di UGD Rumah Sakit Jiwa Aminogondo Hutomo Semarang klien
mendapatkan penangganan medikamentosa, Psikologis, Rehabilitasi pada
tanggal 20 desenber 2019 jam 19.00 WIB klien dipindahkan di ruang untuk
mendapatkan penangganan lebih lanjut.
Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg Nadi : 80 X/Menit
S : 36,5 ° C RR : 20 X/Menit
TB : 163 cm BB : 78 kg
3. Keluhan fisik : tidak ada
4. Head to toe :
Kepala : rambut hitam, pendek, tidak ada ketombe dan kutu

17
Mata : konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik, tak ada
konjungtivitis
Hidung : tak ada polip, tak ada discharge
Telinga : simetris, ada serumen, tak ada gangguan pendengaran
Mulut : bibir tidak kering, tak ada stomatitis, gigi bersih
Leher : tak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorax : simetris, tak ada tarikan otot bantu nafas, tak ada ronkhi
Abdomen : tak ada asites, peristaltik usus 10 x/menit
Ekstremitas : tak ada edema, tak kaku sendi atau otot, rentang gerak
normal
Genetalia : bersih, tak ada hemoroid.
Masalah keperawatan : -
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Laki-laki/perempuan meninggal
= Tinggal serumah
= Hubungan pernikahan
= Cerai / Putus hubungan
= klien

18
Klien adalah anak pertama dari dua bersaudara.Klien tinggal
sendiri bersama orang tua. Keluarga menggunakan teknik komunikasi
terbuka dengan membicarakan masalah secara musyawarah, interaksi
dalam keluarga baik. Didalam keluarga klien jika ada permasalahan
yang mengambil keputusan dalam masalah tersebut adalah
Ibu.Keluarga kooperatif dan mendukung kesembuhan klien.
2. Konsep diri
a. Citra Tubuh
Klien mengetahui saat ditanya bagian yang paling disukai
b. Identittas
klien anak kedua dari empat bersaudara. Klien berpenampilan
sesuai dengan jenis kelamin, klien juga mengatakan dirinya merasa
puas sebagai laki laki, dirumah mampu menjadi kakak yang baik
untuk kedua adiknya.
c. Peran Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui peran dirinya
di dalam keluarga maupun lingkungan. Klien dirumah membantu
orang tua , berdagang di pasar , dan kadang kadang membantu
pekerjaan rumah seperti membereskan rumah seperti menyapu,
menyuci. Setelah di RSJD klien berperan sebagai pasien yang
menjalani program pengobatan dan perawatan seperti klien yang
lain.
d. Ideal Diri
Klien dirumah bersama dengan keluarga.
e. Harga Diri
Klien mampu berkomunikasi dengan baik ke orang lain, klien
mampu mengobrol dengan keluarga dan pada orang lain
3. Hubungan social
a. Orang Yang Berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya
adalah ibu, ayahnya,dan adik-adiknya

19
b. Peran Serta Dalam Kegiatan Kelompok atau Masyarakat
Klien mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan
masyarakat,klien aktif dalam mengikutinya.
c. Hambatan Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain
Klien mampu berkomunikasi dengan baik ke orang lain,
mengobrol, klien mengatakan tidak ada hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain.
4. Nilai,keyakinan dan spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan percaya adanya Allah, klien
mengatakan ingin sholat tepat waktu, rajin dalam beribadah.
VI. Status mental
1. Penampilan umum
Keluarga mengatakan, klien berpenampilan sesuai saat di rumah, klien
menggunakan pakaian, berpenampilan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Rambut klien terlihat pendek rapih, kuku pendek bersih.Serta klien
mandi dan gosok gigi 2 kali sehari.
2. Pembicaraan
Klien mampu memulai pembicaraan, berkomunikasi dengan nada normal
pelan.
3. Aktivitas motorik
Klien membantu keluarga berdagang di pasar.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan senang berkumpul dengan ayah ,ibu dan adik-adiknya.
5. Afek
Afek klien baik, klien berkumpul bersama keluarga
6. Interaksi dan wawancara
Saat di ajak interaksi klien mengatakan mau diajak ngobrol, kontak mata
fokus, klien kooperatif.
7. Persepsi
Klien mengatakan sudah tidak melihart cahaya merah pada mata kedua
orang tua , sudah tidak takut atau tidak menghindar bertemu orang.

20
8. Proses Pikir
Klien sudah tidak melihat cahaya merah di mata kedua orang tuanya.
9. Isi Pikir
Klien mengatakan sudah tidak ketakutan jika bertemu seseorang di jalan
10. Tingkat Kesadaran dan orientasi
Saat berkomunikasi keadaan sadar penuh, dan tingkat kesadaran klien
baik ditandai klien dapat membantu orang tua berdagang.
11. Memori
Klien mengatakan ingat semua kejadian yang sudah lama terjadi pada
dirinya.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pada saat interaksi tingkat konsentrasi klien baik hal ini ditunjukan ketika
klien diajak komunikasi perhatian klienfocus, pada saat berhitung klien
bisa menjawab pertanyaan berhitung sederhana seperti 6x6 pasien
mampu menjawab 36.
13. Kemampuan Menilai
Klien mampu mengambil keputusan sederhana yaitu klien lebih memilih
berdagang dibandingkan melamun sendirian.
14. Daya tilik diri
Persepsi klien atas masalahnya : klien menyadari bahwa dirinya dulu
sedang sakit dan mengalami perawatan dan pengobatan di RSJ. Klien
mengatakan bila di RSJ perasaannya tenang dan sadar, namun bila di
rumah selalu ketakutan.
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan memenuhi kebutuhan
Klien dapat memenuhi kebutuhan makanan, keamanan, perawatan
kesehatan, pakaian, transportasi, tempat tinggal, keuangan sendiri namun
masih butuh pengawasan.
2. Kegiatan sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Makan

21
Klien bisa makan sendiri, klien makan dengan rapih, dan makan
selalu habis
2) BAB dan BAK
Klien bisa pergi sendiri ke toilet saat ingin BAB dan BAK
3) Mandi
Saat ditanya, klien mandi dan keramas pagi setiap hari 2 x sehari ,
mandi memakai sabun, gosok gigi 2 x sehari.
4) Berpakaian dan berhias
Klien menggunakan baju sesuai dengan tempat pemakaiaan
b. Nutrisi
Klien merasa puas dengan pola makan saat ini, frekuensi makan 3x
sehari dengan lauk pauk yang beragam, klien selalu makan bersama
dengan keluarga
c. Tidur
Klien mengatakan kalau dirinya selalu tidur nyenyak, biasanya klien
tidur mulai pukul 19.30 s.d 05.00, klien juga sering tidur siang,
aktivitas sebelum tidur diisi dengan sholat atau mengobrol dengan
keluarga.
3. Kemampuan klien dalam mengantisipasi masalah dapat dilakukannya
sendiri serta dibantu oleh keluarga
4. Aktivitas di dalam rumah
Merapikan rumah, mencuci pakaian dapat dilakukan secara sendiri oleh
klien
5. Aktivitas di luar rumah
Membantu pekerjaan ayahdan ibu, jalan jalan keluar rumah, olah raga
dilakukan oleh klien sendiri.
VIII. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika mengalami suatu masalah klien lebih senang cerita
kepada keluarga sendiri.

22
IX. Masalah psikososial dan lingkungan
Keluarga sdr. M.M sangat mendukung untuk kesembuhan Sdr. M.M,
keluarga siap menerima,sdr. M.M, keluarga akan berusaha untuk
memberikan dukungan kepada sdr. M.M dengan cara memperhatikan sdr.
M.M, keluarga akan membantu klien minum obat teratur.
X. Pengetahuan
Klien merasa mampu membantu keluarga untuk berjualan di pasar
XI. Aspek medis
1) Diagnosa medis :Skizofrenia
2) Terapi yang diberikan : Risperidone (2 mg) 2 x1 tablet
XII. Analisa data
Tanggal/ jam Data fokus Diagnosa Paraf
8 juni 2023 / DS: Pasien mengatakan Gangguan sensori
13.00 wib melihat cahaya merah di persepsi : halusinasi
mata kedua orangtuanya pengelihatan
sekitar 3 tahun yang lalu
DO: pasien tampak
ketakutan
9 juni 2023 / DS: Pasien mengatakan Isolasi Sosial: Menarik
13.00 wib menghindar jika bertemu diri
seseorang sekitar 3 tahun
yang lalu
DO: Pasien tampak
berdiam diri di kamar
sekitar 3 tahun yang lalu

10 Juni 2023/ DS: Pasien mengatakn Defisit perawatan diri


13.00 wib ngamuk memecahkan
gelas 3 tahun yang lalu
DO: Pasien tampak
mrah-marah

23
XIII. Pohon masalah

Resiko perilaku
Efek kekerasan

Gangguan sensori
Care Problem persepsi : halusinasi
pengelihatan

Isolasi social : menarik


Etiologi diri

XIV. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Penglihatan
2. Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Resiko perilaku kekerasan
XV. Rencana Tindakan Keperawatan
Tanggal Rencana keperawatan
Diagnosa
jam Tujuan Tindakan Rasional
8 juni Gangguan Setelah di lakukan SP 1 1) Untuk
2023 persepsi tindakan keperawatan 1) Bantu klien memudahkan dalam
13.00 wib sensori: 1 x 30 Menit dengan mengenali halusinasi penentuan intervensi
Halusinasi kriteri hasil (1)Klien seperti jenis halusinasi, selanjutnya dan
Penglihatan mampu mengenali isi halusinasi, waktu melatih klien dalam
halusinasi yang terjadinya, frekuensi, mengontrol
dialaminya. situasi pencetus, halusinasinya dengan
(2)Klien mampu perasaan saat terjadi cara menghardik.
mengontrol halusinasi. (2) Untuk mengetahui
halusinasinya. apakah klien mampu
(3)Klien mampu bercakap-cakap saat
mengikuti program. halusinasinya muncul.
13.30 wib 2) Latih mengontrol

24
Tanggal Rencana keperawatan
Diagnosa
jam Tujuan Tindakan Rasional
dengan cara
menghardik tahapan
tindakannya meliputi:
(1) Jelaskan cara
menghardik.

(2) Peragakan caara


menghardik.
(3) Minta klien
memeperagakan ulang.
(4) Pantau penerapann
cara ini, beri penguatan
perilaku klien
(5)Masukan dalam
jadwal
13.40 wib kegiatan klien SP 2
1) Evaluasi SP 1 (3) Untuk
2)Latih berbicara mengetahui apakah
bercakap-cakap klien telah
dengan orang lain mempratekkan cara
saat halusinasi muncul. mengontrol halusinasi
3) Masukkan dalam dengan cara yang
jadwal kegiatan klien. telah diajarkan dan
15.10 wib SP 3 klien beraktivitas saat
1) Evaluasi SP 2 halusinasinya muncul.
2) Latih kegiatan agar
halusinasi tidak
muncul, tahapan:
(1) Jelaskan
pentingnya aktivitas
yang mengatur atau
mengatasi

25
Tanggal Rencana keperawatan
Diagnosa
jam Tujuan Tindakan Rasional
halusinasinya.
(2) Diskusikan
aktivitas yang bisa
dilakukan.
(3) Susun jadwal
aktivitas tiap hari
sesuai dengan aktivitas
telah dilatih ( dari (4) Untuk
bangun pagi sampai mengetahui apakah
tidur malam). klien telah
(4) Pantau pelaksanaan memperaktekkan cara
jadwal kegiatan, mengontrol halusinasi
berikan penguatan dengan cara yang
terhadap perilaku klien telah diajarkan dan
yang positif. klien rutin minum
SP 4 obat.
16.00 wib 1) Evaluasi Sp 1, Sp 2,
dan Sp 3
2) Tanyakan program
pengobatan
(1) Jelaskan
pentingnya obat
gangguan jiwa.
(2) Jelaskan akibat bila
putus obat.
(3)Jelaskan cara
mendapatkan obat.
(4) Jelaskan
pengobatan ( 5B).
3) Latih klien minum
obat

26
Tanggal Rencana keperawatan
Diagnosa
jam Tujuan Tindakan Rasional

9 juni Isolasi Setelah dilakukan SP 1 (1)Untuk


2023 sosial: tindakankeperwatan (1) Membina memudahkan
13.00 Menarik diri 1 x 30 menit dengan hubungan saling intervensi selanjutnya
wib kriteria hasil percaya dengan klien dan klien memiliki
(1) Klien mampu (2) Identifikasi banyak teman dan
menyadari isolasi penyebabisolasi sosial tidak mengalami
sosial (3) Berdiskusi tentang isolasi sosial.
(2) Klien mampu keuntungan
berinteraksi dengan berhubungan dengan
orang lain orang dan kerugian
tidak berhubungan
dengan orang lain
(4) Masukan dalam
jadwal kegiatan klien
13.10 wib SP 2
(1) Evaluasi SP 1
(2) Latih cara (2)Untuk mengetahui
berkenalan dengan satu apakah klien telah
orang mempraktekan cara
(3) Masukan dalam latihan berkenalan
jadwal kegiatan klien
13.40 wib SP 3
(1) Evaluasi SP 1
dan SP 2
(2) Latih cara Klien mampu
berkenalan dengan dua berkenalan secara
orang atau lebih mandiri.
(3) Masukkan dalam
jadwal kegiatan klien
10 juni Resiko Setelah di lakukan SP1 latih napas dalam Klien terasa nyaman
perilaku tindakan keperawatan

27
Tanggal Rencana keperawatan
Diagnosa
jam Tujuan Tindakan Rasional
2023 kekerasan 1 x 30 menit dengan
13.00 wib kriteria hasil Klien dapat
Klien menahan emosi melampiaskan
14.00 wib Klien tidak SP 2 ajarkan untuk marahya .
membanting barang pukul bantal

CATATAN PERKEMBANGAN

28
Nama Pasien : Sdr.M.M Nama Mahasiswa: Lilik s

Lokasi : Greneng 5/3 NIM : 202303028

Tanggal : 8/6/2023, Jam 13.00 wib

Implementasi Evaluasi
Data (DO & DS) S: klien mengatakan melihat cahaya
Klien mengatakan melihat cahaya merah merah
Diagnosa Keperawatan O: Membuat jadwal kegiatan menata
Halusinasi penegelihatan kursi sebelum dan setelah makan
Tindakan Keperawatan A: Hubungan saling percaya sudah
1) Membantu klien mengenali halusinasi terbina dengan baik
seperti jenis halusinasi, isi halusinasi, waktu P: lanjutkan intervensi Sp2
terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, Latihan bercakap-cakap atau
perasaan saat terjadi halusinasi. berkomunikasi
2) Melatih mengontrol dengan cara
menghardik tahapan tindakannya meliputi:
(1) Menjelaskan cara menghardik.
(2) Memeragakan caara menghardik.
(3) Memintainta klien memeperagakan
ulang.
(4)Memantau penerapann cara ini, beri
penguatan perilaku klien
(5)Memasukan dalam jadwal
RTL (Planning perawat)
1. Latih pasien cara menghardik
2. Bimbing klien untuk bercakap-
cakap

29
Tanggal: 9/8/2023 Jam 13.00 wib
Implementasi Evaluasi
Data (DO & DS) S: klien mengatakan melihat cahaya
Klien mengatakan melihat cahaya merah merah
O: Membuat jadwal kegiatan menata

Diagnosa Keperawatan kursi sebelum dan setelah makan

Halusinasi pengelihatan A: Hubungan saling percaya sudah

Tindakan Keperawatan terbina dengan baik

1. Membina hubungan saling percaya P: lanjutkan intervensi Sp2


Latihan bercakap-cakap atau
2. Memvalidasi masalah dan latihan
P: ulangi intervensi Sp2
sebelumnya
Latihan kegiatan bercakap-cakap
3. Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
4. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
RTL (Planning perawat)
1. Latih pasien cara menghardik
2. Bimbing klien untuk bercakap-cakap

30
Lampiran :
1. Pertemuan ke 1
a. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
Klien mengatakan melihat bayangan cahaya merah 3 tahun yang lalu
2) Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan
3) TUK :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat menyebutkan penyebab halusinasi penegelihatan
c) Klien dapat menyebutkan keuntungan cara menghardik dan
bercakap-cakap orang lain dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
b. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1) Oreintasi
a) Salam terapeutik
”selamat sore mas? Sedang apa?...”
”Boleh saya temeni?...”
b) Evaluasi/validasi
”bagaimana perasaan mas sore ini?...”
”coba ceritakan bagaimana perasaan mas , mungkin saya bisa
bantu?...”
c) Kontrak
 Topik : ”Bagaimana kalau kita menghardik tentang hal-hal
yang menyebabkan mas halusinasi penegelihatan serta
keuntungan dan kerugian halusinasi penegelihatan ?...”
 Tempat : ”Mau dimana kita menghardik ? Bagaimana kalau
disini?...”
 Waktu : ”Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit...”

31
2) Kerja
a) ”Boleh saya temeni?”
b) ”apa penyebab yang menimbulkan mas halusinasi
pengelihatan ?”
c) ”apakah keuntungan mas apabila mampu mengahardik?”
d) ”apa kerugian jika mas tidak mau menghardik ?”
e) ”bagaimana mas , sekarang jika sudah tahu kerugian tidak
menghardik ?”
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien
 Evaluasi subyektif
”saya melihat cahaya merah”
 Evaluasi obyektif
Klien mampu mengutarakan masalah yang dialami
b) Tindak lanjut
”baiklah mas , kita sudah saling kenal dan mas sudah tahu
keuntungan dan kerugian menhgardik ”
”coba mas ulangi apa saja keuntungan dan kerugian menghardik ”
c) Kontrak yang akan datang
 Topik
Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk mempelajari
cara mengatasi halusinasi pengelihatan secara bertahap”
 Waktu
“Jam berapa mas ,.... jam 13.00 WIB ya”
 Tempat
”bagaimana kalau di ruang tamu ini aja mas ”
2. Pertemuan ke 2
a. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
Klien sudah tahu keuntungan dan kerugian jika tidak menghardik

32
Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan
2) TUK :
Melaksanakan hubungan secara bertahap :
a) Klien-perawat
b. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1) Oreintasi
a) Salam terapeutik
”selamat sore mas ?
b) Evaluasi/validasi
”bagaimana perasaan mas sore ini?...”
”kemarin sore sudah tahu keuntungan dan kerugian jika tidak
menghardik ya?...”
”coba ulangi apa saja keuntungan dan kerugian jika tidak
menghardik ?...”
c) Kontrak
 Topik : ”kemarin sore kita sudah belajar keuntungan dan
kerugian jika tidak menghardik ”
 Tempat : ”kita jadi bincang-bincang diruang ini mas ?...”
 Waktu : ”Mau berapa lama? Kemarin sore mas janji 15
menit...”
2) Kerja
a) ”cara untuk melaksanakan menghardik ”
b) ”coba mas praktikan sendiri cara yang saya ajarkan tadi”
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien
 Evaluasi subyektif
”saya akan belajar menghardik ”
 Evaluasi obyektif
Klien mendemonstrasikan cara menghardik di depan keluarga
dan perawat.

33
b) Tindak lanjut
”coba mas ulangi cara menghardik bertahap dengan perawat dan
keluarga”
c) Kontrak yang akan datang
 Topik
Bagaimana kalau nanti sore kita ketemu lagi untuk mempelajari
cara bercakap-cakap bertahap dengan perawat danserta
keluarga/masyarakat”
 Waktu
“Jam berapamas,....jam 13.00 WIB ya”
 Tempat
”bagaimana kalau diruang tamu ini aja mas ....”
3. Pertemuan ke 3
a. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
Klien sudah mampu mendemonstrasikan cara menghardik dan
bercakap-cakap bertahap dengan perawat dan keluarga lainnya
2) Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori halusinasi pengelihatan
3) TUK :
a) Melaksanakan menghardik dan bercakap-cakap bertahap :
 Klien-perawat-keluarga/masyarakat
b) Mengungkapkan perasaannya setelah menghardik dan bercakap-
cakap dengan perawat-keluarga/masyarakat
b. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1) Oreintasi
a) Salam terapeutik
”selamat sore mas? Bagaimana perasaannya sore ini?...”
b) Evaluasi/validasi
”apakah yang saya ajarkan tadi sore sudah dipraktekan?...”
”coba ulangi cara yang saya ajarkan tadi sore ?...”

34
c) Kontrak
 Topik : ”Tadi sore kita sudah pelajari cara menghardik dan
bercakap-cakap bertahap dengan perawat,keluarga/masyrakat”
 Tempat : ”kita jadi bincang-bincang diruang tamu ini ya
mas?...”
 Waktu : ”Mau berapa lama? Tadi pagi bapak janji 20 menit...”
2) Kerja
a) ”coba mas praktikan”.
b) ”Bagaimana perasaan mas setelah menghardik dan bercakap-
cakap berinteraksi dengan orang lain?”
3) Terminasi
a) Evaluasi respon klien
 Evaluasi subyektif
”saya senang sudah mampu menghardik dan bercakap-cakap
berinteraksi dengan orang lain”
 Evaluasi obyektif
Klien mendemonstrasikan caramenghardik dan bercakap-
cakapbertahap dengan perawat dan, keluarga/masyarakat..
b) Tindak lanjut
”cobamas ulangi cara 1 dan 2 yang sudah saya ajarkan”
c) Kontrak yang akan datang
 Topik
”Bagaimana kalau besuk kita ketemu lagi bersama keluarga
untuk pemberian informasi dalam memberikan dukungan dan
cara merawat mas”
 Waktu
“Jam berapamas,....13.00 WIB ya”
 Tempat
”bagaimana kalau diruang ini aja ya mas”

35

Anda mungkin juga menyukai