Burhanul Yazid B (ST181011) Cahyani Mulyasari (ST181012) Destria Yeris Aryanto (ST181013) Devi Ervina (ST181014) Dewi Prih Hastuti (ST181015) Dwi Pujiyanti (ST181016) • Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. • Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi. • Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva.Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Pada prinsipnya persalinan lama dapat disebabkan oleh : • Kelaianan tenaga/his tidak efisien (adekuat) • Kelaianan janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar) • Kelaianan jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor) Tanda dan gejala partus lama, yaitu: a. Dehidrasi b. Tanda infeksi Temperature tinggi Nadi dan pernafasan Abdomen meteorismus c. Pemeriksaan abdomen Meteorismus Lingkaran bandle tinggi Nyeri segmen bawah rahim d. Pemeriksaan local vulva-vagina Edema vulva Cairan ketuban berbau Cairan ketuban bercampur mekonium e. Pemeriksaan dalam Edema serviks Bagian terendah sulit didorong ke atas Terdapat kaput pada bagian terendah f. Keadaan janin dalam rahim Asfiksia sampai terjadi kematian g. Akhir dari persalinan lama Rupture uteri imminen sampai rupture uteri Kematian karena perdarahan dan atau infeksi h. Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada partograf. i. Pembukaan serviks kurang dari 1 cm per jam. j. Frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik • Terjadinya kala I lama meliputi kelainan letak janin seperti letak sungsang, letak lintang, presentasi muka, dahi dan puncak kepala, Kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD (cephalopelvic disproportion), kelainan his seperti inersia uteri, incoordinate uteri action. a. Inersia uteri his bersifat biasa, fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari pada bagian-bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang daripada biasa. KU penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali persalinan berlangsung terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin baik. b. His terlampau kuat Disebut juga hypertonic uterine contraction. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus presipitatus. Bahaya partus presipitataus bagi ibu ialah terjadinya perlukaaan luas pada jalan lahir, khususnya vagina dan perineum. Bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu yang singkat. c. Incoordinate uterine action Sifat his berubah. Tonus otot terus meningkat, juga di luar his, dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya. Menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. Disebut sebagai uncoordinated hypertonic uterine contraction. a. Kelaianan kala I Fase laten memanjang Fase aktif memanjang b. Kelainan kala II Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara. Kala II persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam dan diperpanjang sampai 3 jam apabila digunakan analgesi regional. Untuk multipara 1 jam adalah batasnya, diperpanjang menjadi 2 jam pada penggunaan analgesi regional. • Umur kurang dari 16 tahun akan terjadi persalinan macet karna jalan lahir/tempat keluar janin belum berkembamg sempurna/masih kecil. • Tinggi badan kurang dari 140 cm dikuatirkan akan terjadi persalinan macet karna tulang panggul sempit. • Kehamilan pertama dikuatirkan akan terjadi disproporsi janin dalam panggul sehingga akan membahayakan keselamatan janin. • Adanya riwayat persalinan sulit ditakutkan akan terjadi lagi pada kehamilan yang selanjutnya. • Infeksi Intrapartum • Ruptura Uteri • Cincin Retraksi Patologis • Pembentukan Fistula • Cidera Otot-otot Dasar Panggul • Kaput Suksedaneum • Molase kepala Janin 1. Pengkajian Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat Obstetri : Riwayat haid Riwayat kebidanan Riwayat psikososialspiritual dan budaya Pola Kebutuhan sehari-hari Nutrisi, Istirahat tidur, Aktivitas, Eliminasi, Personal Hygiene, seksual. Pemeriksaan fisik 1). Pemeriksaan fisik umum 2). Pemeriksaan khusus abdomen 3). Pemeriksaan dalam 2. Diagnosa keperawatan • Keluarnya cairan sehubungan dengan pemanjangan persalinan dan pembatasan cairan/ tidak adekuatnya intake cairan • Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tidak efektifnya dalam mengikuti proses persalinan • Resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah, adanya perangsangan pada vagina dengan menggunakan alat misal : kateter • Gangguan perfusi jaringan plasenta fetal distres berhubungan dengan memanjangnya proses persalinan 3. Intervensi Dx. 1 : Tujuan : Rehidrasi cairan pasien tercapai dalam proses persalinan • Pemberian cairan IV sesuai program pengobatan • rasional : cairan IV menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh • Cek bibir pasien dan kekeringan membran mukosa dan turgor kulit • rasional : dengan pengkajian klinik tahu tanda-tanda dehidrasi • Monitor cairan pasien intake dan output • rasional : membantu untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh Dx. 2 : Tujuan : Pengurangan rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan • Bantu pasien untuk memberikan support dengan menunggu pasien selama mungkin • Rasional : dengan kehadiran perawat secara kekeluargaan mengurangi rasa nyeri • Pimpin pasien dalam teknik bernafas dan latihan relaksasi • Rasional : mengurangi rasa tidak nyaman • Memberikan rasa nyaman, elusan pinggang dan penggantian posisi • Rasional : mengurangi ketidaknyamanan dan menolong untuk rileks Dx. 3 : Tujuan : Tidak terjadi tanda – tanda infeksi sebagi akbat distosia • Monitor suhu, nadi tiap 2 jam • Rasional : peningkatan nadi adalah salah satu tanda infeksi • Dilakukan vulva higiene sebelum tindakan intra vaginal (dengan menggunakan bahan desinfektan yodium bila tidak alergi dengan yodium • Rasional : dapat mengurangi masuknya kuman/ bakteri pada kulit selama tindakan • Penggunaan sarung tangan steril serta teknik yang baik dan benar selama tindakan intra vaginal • Rasional : meminimalkan masuknya kuman • Perlakukan terhadap intra vaginal jika ada indikasi • Rasional: dengan menggunakan pengkajian dan monitoring dapat mengurangi kemungkinan rupturnya membran ( ketuban) Dx. 4 : Tujuan : perkembangan bunyi jantung janin baik • Observasi tanda-tanda fetal distres • rasional : penurunan indikasi terjadinya fetal distres • Observasi warna campuran amnion • rasional : mekonium keruh atau tidak bersih indikasi fetal distres • Posisi klien miring ke posisi lateral • rasional : pasisi ini mengalirkan darah ke plasenta bertambah