Anda di halaman 1dari 27

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Proses perhitungan statistic yang dapat dilihat pada lampiran dan

kemudian hasilnya disajikan pada bab ini. Pengolahan data yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner kepada responden mengenai Hubungan Tingkat Stres

Psikologis dan Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada Siswa

Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Maret-juli tahun 2021 dengan jumlah responden 155 siswa.

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan untuk menjelaskan distribusi frekuensi dan

presentase (%) dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi

karakteristik responden. Variabel independen yaitu Tingkat Stres Psikologis

dan Pola Konsumsi Kopi pada Siswa Kelas XII di SMAN 1 Rumpin

Kabupaten Bogor dan variabel dependen yaitu dengan kejadian gastritis

pada Siswa kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor.

a. Karakteristik Responden

1) Jenis Kelamin

Penelitian ini dilakukan dengan 155 responden pada siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan cara mengisi from

kuesioner melalui google from secara online. Hasil distribusi


karakteristik berdasarkan jenis kelamin responden disajikan pada

diagram berikut.

Diagram 5.1

Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin

siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155)

Berdasarkan Diagram 5.1 distribusi frekuensi karakteristik jenis

kelamin siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155

responden, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya responden

berjenis perempuan berjumlah 85 responden (54,8%) dan hampir

setengahnya berjenis kelamin laki-laki berjumlah 70 responden

(45,2%).
2) Usia

Penelitian ini dilakukan dengan 155 responden pada siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan cara mengisi from

kuesioner melalui google from secara online. Hasil distribusi

karakteristik berdasarkan usia responden disajikan pada diagram

berikut.

Diagram 5.2

Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan umur siswa

SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155)

Berdasarkan Diagram 5.2 distribusi frekuensi karakteristik usia

siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155 responden,

didapatkan bahwa lebih dari setengahnya umur responden berusia 17

tahun berjumlah 78 responden (50.3%), hampir setengahnya berusia


18 tahun berjumlah 72 responden (46.5%) dan sebagian kecil berusia

19 tahun berjumlah 5 responden (3.2%).

3) Jurusan

Penelitian ini dilakukan dengan 155 responden pada siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan cara mengisi from

kuesioner melalui google from secara online. Hasil distribusi

karakteristik berdasarkan jurusan responden disajikan pada diagram

berikut.

Diagram 5.3

Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan Jurusan siswa

SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155).

Berdasarkan Diagram 5.3 distribusi frekuensi karakteristik jurusan

siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155 responden,


didapatkan bahwa lebih dari setengahnya yang masuk jurusan IPS

berjumlah 91 responden (58.7%) dan yang masuk jurusan IPA

berjumlah 64 responden (41.3%).

4) Tingkat Stres Psikologis

Penelitian ini dilakukan dengan 155 responden pada siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan cara mengisi from

kuesioner melalui google from secara online. Hasil distribusi

karakteristik berdasarkan usia responden disajikan pada diagram

berikut.

Diagram 5.4

Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan tingkat stress

psikologis siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155).


Berdasarkan Diagram 5.4 distribusi frekuensi karakteristik tingkat

stress psikologis siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155

responden, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya responden

memiliki tingkat stress psikologis normal berjumlah 81 responden

(52.3%), sebagian besar memiliki tingkat stres psikologis ringan 56

responden (36.1%), sebagian kecil memiliki tingkat stress psikologis

sedang berjumlah 15 responden (9.7%), sebagian kecil memiliki

tingkat stress psikologis parah berjumlah 2 responden 1.3%). Dan

hampir tidak ada yang memiliki stress psikologis sangat parah

berjumlah 1 responden (0.65%).

5) Pola Konsumsi Kopi

Penelitian ini dilakukan dengan 155 responden pada siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan cara mengisi from

kuesioner melalui google from secara online. Hasil distribusi

karakteristik berdasarkan usia responden disajikan pada diagram

berikut,
Diagram 5.5

Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan pola konsumsi

kopi siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155).

Berdasarkan Diagram 5.4 distribusi frekuensi karakteristik pola

konsumsi kopi siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155

responden, didapatkan bahwa hampir setengahnya kadang-kadang

memiliki pola konsumsi kopi berjumlah 49 responden (31.6%)

sebagian kecil sering memiliki pola konsumsi kopi berjumlah 31

responden (20.0%), dan sebagian kecil sering sekali memiliki pola

konsumsi kopi berjumlah 26 responden (16.8%). hampir

setengahnya responden tidak pernah memiliki pola konsumsi kopi

berjumlah 49 responden (31.6%),


6) Kejadian Gastritis

Penelitian ini dilakukan dengan 155 responden pada siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan cara mengisi from

kuesioner melalui google from secara online. Hasil distribusi

karakteristik berdasarkan usia responden disajikan pada diagram

berikut.

Diagram 5.5

Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan kejadian

gastritis siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155).

Berdasarkan Diagram 5.4 distribusi frekuensi karakteristik kejadian

gastritis siswa SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155

responden, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya responden

mempunyai penyakit gastritis yang berjumlah 108 responden


(69.7%) dan yang tidak mempunyai penyakit gastritis berjumlah 47

responden (30.3%)

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariate merupakan analisis terhadap Hubungan Tingakat Stres

Psikologis dan Pola Konsumsi Kopi dengan kejadian gastritis pada siswa

kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan jumlah 155

responden dengan menggunakan uji chin square.

a. Tingkat Stres Psikologis dengan Kejadian Gastritis

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara

Tingkat Stres Psikologis dengan Kejadian gastritis pada siswa kelas XII di

SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor.


Tabel 5.1

Analisis Hubungan Tingkat Stres Psikologis dengan Kejadian

Gastritis pada Siswa kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor

(n=155).

Analisa Bivariat
Tingkat Terjadinya Gastritis Total P-Value
Tidak Ya
Stress
N % N % N % 0,000
Psikologis
Normal 12 14,8 69 85,2 81 100,0
Ringan 25 44,6 31 55,4 65 100,0
Sedang 8 53,3 7 46,7 15 100,0
Parah 1 50,0 1 50,0 2 100,0

Sangat 1 0,6 0 0,6 1 100,0

parah
Total 47 30,0 108 69,7 155 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan hasil Hubungan Tingkat Stres

Psikologis dan Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada Siswa

Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh

sebagian besar responden memiliki tingkat stress psikologis dengan


kejadian gastritis normal berjumlah 69 responden (85,2%), dan sebagian

kecil memiliki tingkat stress psikologis dengan kejadian gastritis tidak

normal berjumlah 12 responden (14,8%), hampir sebagian besar memiliki

tingkat stress psikologis ringan dengan kejadian gastritis berjumlah 31

responden (55,4%), dan hampir sebagian besar tidak memiliki tingkat

stress psikologis ringan dengan kejadian gastritis 25 responden (44,6%),

sebagian kecil memiliki tingkat stress psikologis sedang dengan kejadian

gastritis berjumlah 7 responden (46,7%), dan sebagian kecil tidak

memiliki tingkat stress psikologis sedang dengan kejadian gastritis

berjumlah 8 responden (53,3%), sebagian kecil memiliki tingkat

psikologis parah dengan kejadian gastritis berjumlah 1 responden (50,0%),

dan sebagian kecil tidak memiliki tingkat psikologis parah dengan

kejadian gastritis 1 responden (50,0%), Tidak ada tingkat stress psikologis

sangat parah dengan kejadian gastritis berjumlah 0 responden (0,6%) dan

hampir sebagian kecil tidak memiliki tingkat stress psikologis sangat

parah dengan kejadian gastritis berjumlah 1 responden (0,6%).

Hasil uji statistic chi square dengan nilai p-value 0,000 maka dari itu

Hɑ diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara Tingkat Stres Psikologis dengan Kejadian Gastritis pada

siswa kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor.


b. Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara

Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian gastritis pada siswa kelas XII di

SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor.

Table 5.2

Analisis Hubungan Pola konsumsi kopi dengan Kejadian Gastritis

pada Siswa kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor (n=155).

Analisa Bivariat
Pola Kejadian Gastritis Total P-Value
Tidak Ya
Konsumsi
N % N % N % 0,000
kopi
Tidak 2 4,1 47 95,9 49 100,0

pernah
Kadang- 9 18,4 40 81,6 49 100,0

kadang
Sering 18 58,1 13 41,9 31 100,0
Sering 18 69,2 8 30,8 26 100,0

sekali
Total 47 30,3 108 69,7 155 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan hasil Hubungan Tingkat Stres

Psikologis dan Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada Siswa

Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh

sebagian besar pernah mempunyai pola konsumsi kopi dengan kejadian

gastritis berjumlah 47 responden (95,9%), dan sebagian kecil tidak pernah

memiliki pola konsumsi kopi dengan kejadian gastritis berjumlah 2

responden (4,1%), sebagian besar kadang-kadang memiliki pola konsumsi

kopi dengan kejadian gastritis berjumlah 40 responden (81,6%) dan

sebagian kecil kadang-kadang tidak memiliki pola konsumsi kopi dengan

kejadian gastritis berjumlah 9 (14,8%), sebagian kecil sering memiliki

pola konsumsi dengan kejadian gastritis berjumlah 13 (41,9%) dan hampir

sebagian besar sering tidak memiliki pola konsumsi kopi dengan kejadian

gastritis berjumlah 18 responden (58,1%), sebagian kecil sering sekali

konsumsi kopi dengan kejadian gastritis 8 responden (30,8%) dan hampir

sebagian besar sering sekali tidak memiliki pola konsumsi kopi dengan

kejadian gastritis berjumlah 18 responden (69,2%).

Hasil uji statistic chi square dengan nilai p-value 0,000 maka dari itu

Hɑ diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada

siswa kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor.


B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini hasil penelitian Hubungan Tingkat Stres Psikologis

dan Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada siswa kelas XII di

SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor.

1. Jenis Kelamin

Dari hasil analisis digram 5.2 didapatkan bahwa sebagian besar siswa

kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155 responden

dengan jenis kelamin perempuan yaitu 85 responden (54.8%). Maka dapat

disimpulkan bahwa rata-rata responden yang berjenis kelamin perempuan

lebih banyak dari responden yang berjenis kelamin laki-laki.

Jenis kelamin merupakan factor internal yang menentukan kebutuhan gizi,

sehingga ada pengaruh antara jenis kelamin dengan kejadian gastritis,

gastritis lebih banyak diderita perempuan, karena kaum perempuan lebih

peduli dan perhatian pada berat badan dan penampilan, sehingga

perempuan berusaha menurunkan berat badan melalui jalan mengatur

frekuensi, jumlah dan jenis makanan konsumsi sebisa mungkin agar tidak

menjadi gemuk.

Dari hasil analisis responden berdasarkan jenis kelamin diatas dapat

dijelakan bahwa perempuan memang lebih rentan terhadap stress

dibandingkan dengan laki-laki karena beberapa factor diantaranya, factor

biologis ; perempuan sangat mudah terkena stress saat terjadi perubahan

hormonal pada tubuh mereka, kemudian factor psikologis ; kebanyakan


perempuan adalah tipe pemikir keras dan cenderung memikirkan sesuatu

hal secara mendalam. Terlalu banyak berfikir juga merupakan penyebab

kuat mengapa perempuan rentan mengalami stress.

Dari hasil analisis responden berdasarkan jenis kelamin diatas dijelaskan

bahwa laki-laki memang lebih rentan sering mengkonsumsi kopi, setiap

hari sering mengkonsumsi kopi tanpa makan terlebih dahulu, setiap

kumpul bareng teman-temannya pasti mengkonsumsi kopi. bergadang

sambil mengkonsumsi kopi.

2. Usia

Dari hasil analisis digram 5.2 didapatkan bahwa sebagian besar siswa

kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155 responden,

didapatkan bahwa lebih dari setengahnya umur responden berusia 17

tahun berjumlah 78 responden (50.3%).

Usia merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi seseorang

dalam memperoleh pengetahuan. Usia yang rentan terkena stress karena

menghadapi dinamika kehidupan yaitu pada usia produktif, yaitu

diantaranya 15-45 tahun. Di usia produktif sering tidak bisa mengontrol

koping stresnya sehingga berpengaruh terhadap respon tubuh yang bisa

menimbulkan penyakit salah satunya penyakit gastritis.remaja adalah

masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa atau usia belasan tahun, atau

cenderung seseorang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah


diatur mudah terangsang perasaan. Batas usianya adalah 10-19 tahun dan

belum menikah sarwono, 2012).

Pada usia tersebut merupakan usia dengan berbagai kesibukan karena

pekerjaan dan kegiatan lainnya. Sehingga lebih cenderung untuk terpapar

factor-faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terkena gastritis,

seperti pola makan tidak teratur, pola konsumsi kopi, stress ditempat kerja,

kebiasaan merokok dan pola hidup tidak sehat lainnya akibat berbagai

aktivitas, kesibukan di usia produktif dan pendidikan yang kurang

(Nurheti, 20013).

3. Jurusan

Dari hasil analisis digram 5.3 didapatkan bahwa sebagian besar siswa

kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dari 155 responden,

didapatkan bahwa lebih dari setengahnya yang masuk jurusan IPS yaitu 91

responden (58.7%)

Dari hasil analisis responden berdasarkan jurusan diatas dapat dijelakan

bahwa salah pilih jurusan bisa membuat siswa stress, mereka stress sama

tugas yang diberikan guru karena tidak paham, tidak nyaman sama mata

pelajaranya, ketika siswa banyak tugas yang harus dikerjakan, stress tugas

belum kelar sampe lupa makan itu bisa menyebabkan penyakit gastritis.

4. Tingkat stress psikologis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai Tingkat Stres

Psikologis pada Siswa Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor


dengan jumlah responden 155 responden, didapatkan bahwa lebih dari

setengahnya responden memiliki tingkat stress psikologis normal

berjumlah 81 responden (52.3%).

Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan

seorang individu untuk berespons atau melakukan tindakan. Respons atau

tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis (Potter dalam

Heriana, 2014).

Stress adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan yang

terganggu. Stress merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh

setiap orang. Disaat seseorang mengalami tingkat stress dapat berpengaruh

terhadap system pencernaan. Kerika sedang dilanda stress berat kelenjar

liur dapat menghentikan aliran air liur, atau dalam kasus lain,

mengalirkannya berlebihan sehingga lambung meningkatkan asam

lambungnya sehingga menumbulkan zat asam, rasa mual dan luka.

Hasil ini sesuai dengan penelitian fadilah (2014) yaitu beberapa factor

yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien yang dirawat di

RSUD labuang baji makasar dengan hasil dari 38 responden didapat hasil

23 (60,5%), sehingga saat seseorang mengalami tingkat stress maka orang


tersebut cenderung menderita gastritis karena stress dapat merespon

lambung untuk memproduksi asam lambung lebih banyak.

Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh peneliti siswa kelas XII

di SMAN 1 Rumpin banyak yang mengalami stres. Baik stres ringan,

sedang, parah dan sangat parah. Stres yang terjadi pada siswa kelas XII di

SMAN 1 Rumpin penyebabnya dari berbagai faktor. Faktor utamanya

yaitu beban tugas yang terlalu berat, guru yang terlalu ketat, tuntutan tugas

dalam organisasi dan kondisi fisik dan psikis siswi itu sendiri. Sehingga

dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa tingkat stres dapat mempengaruhi

terjadinya gastritis.

5. Pola konsumsi kopi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai Pola Konsumsi Kopi

pada Siswa Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan

jumlah responden 155 responden, didapatkan bahwa hampir setengahnya

kadang-kadang memiliki pola konsumsi kopi berjumlah 49 responden

(31.6%).

Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa

kimia, termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang

disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang

lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan


lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi mukosa lambung. Kopi

merupakan biji-bijian dari pohon jenis coffea. Kopi termasuk ke dalam

famili Rubiaceae, subfamili Ixoroideae, dan suku Coffeae (Panggabean

2011 dalam Wahyuni, 2013).

6. Kejadian Gastritis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai Kejadian Gastritis

pada Siswa Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan

jumlah responden 155 responden, didapatkan bahwa lebih dari

setengahnya responden mempunyai penyakit gastritis yang berjumlah 108

responden (69.7%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menderita

gastritis. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran

pencernaan yang paling sering terjadi. Gastritis lambung merupakan

gangguan umum diskontinuitas dari mukosa lambung, yang disebabkan

oleh berbagai faktor seperti alkohol, stres, obat antiinflamasi, dan lain-

lain. Penderita gastritis umumnya mengalami gangguan pada saluran

pencernaan atas, berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan

perasaan penuh di perut, mual, muntah, dan bersendawa (Saroinsong, dkk,

2014). Gastritis terjadi karena ketidaksesuaian lambung dengan makanan

yang dimakan seperti makanan yang pedas (cabai atau merica) atau
makanan yang40 memiliki kadar lemak tinggi, sehingga produksi asam

lambung tidak terkontrol (Yuliarti, 2009).

Hartati, dkk (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penyakit

gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin.

Beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang

usia produktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

memiliki umur 20 – 29 tahun sebanyak 54 orang (77,1%). Hal ini berarti

bahwa responden berada pada rentang usia yang produktif, yaitu produktif

di dalam bekerja. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis

karena tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan

kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor

lingkungan.

7. Hubungan Tingkat Stres Psikologis dengan Kejadian gastritis

Berdasarkan tabel 5.1 penelitian dengan 155 responden pada siswa kelas

XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor, penelitian ini menunjukan

bahwa Hasil analisis diperoleh sebagian besar responden memiliki tingkat

stress psikologis dengan kejadian gastritis normal berjumlah 69 responden

(85,2%), dan sebagian kecil memiliki tingkat stress psikologis dengan

kejadian gastritis tidak normal berjumlah 12 responden (14,8%),


Berdasarkan uji chi square dengan nilai p-value = 0,000 (nilai a < 0,05)

maka dari itu Hα diterima dan Hₒ ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Tingkat Stres psikologis

dengan Kejadian Gastritis pada Siswa Kelas XII di SMAN 1 Rumpin

Kabupaten Bogor.

Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena

diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering dijumpai

timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa mual, muntah,

nyeri, perdarahan, rasa lemas, nafsu makan menurun atau sakit kepala.

Penyakit gastritis dapat menyerang dari dari semua tingkat usia maupun

jenis kelamin yang menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang

usia produktif. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis karena

tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan

serta stress yang mudah terjadi akibat pengaruh factor-faktor lingkungan

(Hartati,ddk, 2014).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhanang Prasetyo

(2015) dengan judul Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Gastritis di

Klinik Dhanang Husada Sukoharjo, metode observasional analitik

deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan


insidental sampling pada 70 wanita usia produktif yang datang ke klinik

Dhanang Husada Sukoharjo dengan gejala gastritis. Penelitian dilakukan

di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo. Cara pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan chi square. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan stres pada

tingkat sedang yaitu sebanyak 28 orang (40,0%), responden menderita

gastritis sebanyak 39 orang (44,3%) dan ada hubungan antara stres dengan

kejadian gastritis (2 = 20,93) dan secara statistik signifikan (p = 0,000 <

0,05), dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan terkena

gastritis. Pasien hendaknya menekan terjadinya stres karena dapat

menyebabkan terjadinya gastritis, salah satu upaya mengurangi stres

adalah dengan mengurangi jam kerja ataupun menambah waktu istirahat.

Berdasarkan hasil analisis peneliti menyimpulkan bahwa, semakin berat

tingkat stres maka akan mempengaruhi kejadian gastritis seseorang.

Dalam penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara tingkat stres

psikologis dengan kejadian gastritis dengan p-value=0,000

8. Hubungan Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan hasil Hubungan Tingkat Stres

Psikologis dan Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada Siswa
Kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh

sebagian besar pernah mempunyai pola konsumsi kopi dengan kejadian

gastritis berjumlah 47 responden (95,9%), dan sebagian kecil tidak pernah

memiliki pola konsumsi kopi dengan kejadian gastritis berjumlah 2

responden (4,1%).

Berdasarkan uji chi square dengan nilai p-value = 0,000 (nilai a < 0,05)

maka dari itu Hα diterima dan Hₒ ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Pola Konsumsi Kopi

dengan Kejadian Gastritis pada Siswa Kelas XII di SMAN 1 Rumpin

Kabupaten Bogor.

Kopi merupakan minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan

senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati

yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui

merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga

menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung.

Iritasi lambung tersebut menyebabkan penyakit maag atau gastritis. Orang

yang mengidap penyakit maag mempunyai asam lambung yang sensitif.

Kafein di dalam kopi bisa mempercepat proses terbentuknya asam

lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam lambung berlebih dan

membuat perut terasa kembung. Rahma, dkk (2013).


Berdasarkan hasil analisis peneliti menyimpulkan bahwa, semakin sering

mengkonsumsi kopi maka akan mempengaruhi kejadian gastritis seseorang.

Dalam penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara pola konsumsi

kopi dengan kejadian gastritis dengan p-value=0,000


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan Tingkat Stres Psikologis dan

Pola Konsumsi Kopi dengan Kejadian Gastritis pada Siswa Kelas XII di SMAN

1 Rumpin Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2021

dengan jumlah 155 responden yang ikut serta dalam pengisian lembar kuesioner

melalui google form secara online. Maka kesimpulan peneliti yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah

1. Teridentifikasi karakteristik Jenis Kelamin Siswa Kelas XII SMAN 1

Rumpin Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya

responden berjenis perempuan berjumlah 85 responden (54,8%)

2. Teridentifikasi karakteristik Usia Siswa Kelas XII SMAN 1 Rumpin

Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya umur

responden berusia 17 tahun berjumlah 78 responden (50.3%).

3. Teridentifikasi karakteristik Jurusan Siswa Kelas XII SMAN 1 Rumpin

Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya jurusan IPS

berjumlah 91 responden (58,7%).

4. Teridentifikasi karakteristik Tingkat Stres Psikologis Siswa Kelas XII

SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa lebih dari

setengahnya responden memiliki tingkat stress psikologis normal berjumlah

81 responden (52.3%
5. Teridentifikasi karakteristik Pola Konsumsi Kopi Siswa Kelas XII SMAN 1

Rumpin Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa hampir setengahnya kadang-

kadang memiliki pola konsumsi kopi berjumlah 49 responden (31.6%).

6. Teridentifikasi karakteristik Terjadinya Gastritis Siswa Kelas XII SMAN 1

Rumpin Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa lebih dari setengahnya

responden mempunyai penyakit gastritis yang berjumlah 108 responden

(69.7%).

7. Teridentifikasi hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat stress psikologis dengan terjadinya gastritis pada

siswa kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan nilai (p-

value = 0,000 < 0,05).

8. Teridentifikasi hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat

hubungan antara pola konsumsi kopi dengan kejadian gastritis pada siswa

kelas XII di SMAN 1 Rumpin Kabupaten Bogor dengan nilai (p-value =

0,000 < 0,05.

B. Saran

1. Bagi Lahan Penelitian

Diharapkan agar pihak sekolah yang terkait dapat memberikan pendidikan

kesehatan agar menentukan langkah strategis untuk dapat meningkatkan

pelayanan kesehatan pada siswa khususnya pada pencegahan gastritis salah

satunya dengan cara pemberian penyuluhan atau informasi tentang gastritis

dan penerapan diet gastritis


2. Bagi Responden

Hindari kebiasaan makan makanan yang berisiko menimbulkan gastritis

sehingga tingkat kekambuhan gastritis dapat di cegah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

perpustakaan dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dimasa yang

akan datang yang berkaitan dengan hubungan tingkat stress psikologis dan

pola konsumsi kopi dengan kejadian gastritis

Anda mungkin juga menyukai