LUKA BAKAR
Disusun dan diketik untuk memenuhi kebutuhan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Di Susun Oleh :
Nama : Nurjanah (171030100256)
Kelas : VIII-E Keperawatan
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
LUKA BAKAR
1. DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (Musliha,
2010). Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas
(thermal), bahan kimia, elektrik dan radiasi (Suryadi, 2001).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi juga disebabkan oleh kontak dengan suhu
rendah (Masjoer, 2003). Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas yang
memberikan gejala tergantung luas dalam dan lokasi lukanya (Tim Bedah, FKUA, 1999).
Jadi, luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia,
elektrik maupun radiasi.
2. ETIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin di
pindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Berbagai faktor dapat menjadi
penyebab luka bakar, beratnya luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak
dengan sumber panas (misalnya suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar,
sumber panas: api, air panas dan minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi
ruangan saat terjadi kebakaran dan ruangan yang tertutup. Faktor yang mempengaruhi
beratnya luka bakar antara lain :
a. Keluasan luka bakar
b. Kedalaman luka bakar
c. Umur pasien
d. Agen penyebab
e. Fraktur atau luka lain yang menyertai
f. Penyakit yang dialami terdahulu seperti diabetes, ginjal, jantung, dll.
g. Obesitas
h. Adanya trauma inhalasi
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut Wong dan Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
a. Grade I Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri
sekali, sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
b. Grade II Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian
dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan
(adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat nyeri,
sembuh dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
c. Grade III Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-
putihan (seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau
hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan
mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
4. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.
Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik, derajat
luka bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang
terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung pada
penyebabnya. Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk ke
dalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektrolit
tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi
perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstra vaskuler melalui kebocoran kapiler yang
berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian
terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok hipovolemik apabila tidak
segera ditangani (Hudak dan Gallo, 1996). Menurunnya volume intra vaskuler
menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan GFR (Rate Filtrasi Glomerulus) akan menurun
sehingga haluaran urine meningkat. Jika resitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler
tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resitasi cairan adekuat, maka cairan
interstisial dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga terjadi fase diuresis.
5. PATHWAY
Tekanan cairan
Gagal nafas Hipoxia otak
intravaskuler
MK : Hipovolemia MK :
Kerusakan volume
Jalan nafas tidak efektif cairan
Gangguan Gangguan perfusi
jaringan
sirkulasi
7. KOMPLIKASI
a. Curting Ulcer / Dekubitus
b. Sepsis
c. Pneumonia
d. Gagal Ginjal Akut
e. Deformitas Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut
Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah edema paru akibat sindrom gawat panas
akut (ARDS, acute respiratory disters syndrome) yang menyerang sepsis gram
negatif. Sindrom ini diakibatkan oleh kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan
kedalam ruang interstisial paru. Kehilangan kemampuan mengembang dan gangguan
oksigen merupakan akibat dari insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis
sistemik (wong, 2008).
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium dan elektrolit, ureum
kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO2 dan PCO2). Pemeriksaan Radiologi, Foto
Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui tekanan vena sentral.
9. PENATALAKSANAAN
a. Resusitasi Airway, Breathing, Circulation
1) Pernafasan :
udara panas → mukosa rusak → oedem → obstruksi ; efek toksik dari asap :
HCN, NO2, HCL, Bensin → iritasi → bronkhokontriksi → obstruksi → gagal
nafas
2) Sirkulasi :
Gangguan permeabilitas kapiler : cairan dan intra vaskuler pindah ke ekstra
vaskuler → hipovolemi relatif → syok → ATN → gagal ginjal
b. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka
c. Resusitasi cairan → Baxter
d. Monitor urine dan CVP
e. Topikal dan tutup luka
1) Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% (1:30) + buang jaringan nekrotik
2) Tulle
3) Silver sulfa diazin tebal
4) Tutup kassa tebal
5) Evaluasi 5-7 hari, kecuali balutan kotor
f. Obat-obatan
7) Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian
8) Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur
9) Analgetik : kuat (morfin, petidine)
10) Antasida : kalau perlu