Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN DIAGNOSA SKIZOFRENIA


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Endah Sarwendah., S.Kep.,Ners., M.Kep

Disusun oleh :

Maharani Drupadi M.H 144012022021


Muhammad Ridho Y 144012022024
Raden Agus Suyogi S 144012022030
Rintani Apriliani 144012022035
Santi Astuti 144012022040
Siti Nurhalimah 144012022045
Silva Miftahul F 144012022042
Widya Desty 144012022051

Kelompok 6 Tingkat 2A
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA
2023
I. IDENTITAS

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

a) Identitas Klien

Nama : Tn. A

Tempat Tanggal Lahir : 02 April 1995

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : S1 Ekonomi

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Suku/Bangsa : Indonesia

Status Perkawinan : Belum menikah

Golongan Darah : AB

Diagnosa Medis : Skizofrenia

Tanggal Masuk RS : 28 Maret 2024

Tanggal Pengkajian : 28 Maret 2024

No. Medrec : 144012022

Alamat : Jln. Moh Hatta, Perum Kencana Raya Blok C No. 4

b) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. P

Umur : 49 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam
Jenis pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Hubungan dengan klien : Orang Tua

Alamat : Jln. Moh Hatta, Perum Kencana Raya Blok C No. 4

II. Alasan masuk Rumah Sakit

Ayah pasien mengatakan, dari sebulan yang lalu pasien sering menyendiri dan mengurung diri di
kamarnya setelah pulang kerja, ayah pasien juga mengatakan bahwa anaknya sudah tidak masuk
kantor semenjak satu minggu terahir, kemarin malam pukul 20.00 WIB pasien berteriak dan
menutup kedua telinganya seperti orang ketakutan, saat keluarga mendekati dan bertanya apa
yang terjadi, pasien mengatakan bahwa pasien melihat bayangan hitam dan mendengar bisikan-
bisikan yang memerintahkan pasien untuk membunuh teman-teman kantornya. Prilaku pasien
berkelanjutan sepanjang malam sampai tadi pagi pukul 04.00 WIB pasien mulai tenang dan
langsung dibawa ke Rumah Sakit.

III. Faktor Predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa ✔ Ya Tidak


lalu ?

Bila ya jelaskan
_______________________________________________

2. Pengobatan Berhasil ✔ Kuran Tidak


sebelumnya g Berhasil
berhasi
l

3.
Pelaku / usia Korban / Saksi / usia
usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual
Penolakan ✔ 17

Kekerasan dalam ✔ 10
keluarga

Tindakan Kriminal

Jelaskan No. 1,2,3 : Klien pernah mengalami halusinasi yang tidak tertangani saat masih
remaja, klien seringkali melihat orangtuanya bertengkar sejak remaja dan sering mengalami
penolakan oleh temannya saat masa sekolah sehingga klien lebih suka menyendiri hingga
sekarang.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami Ya ✔ Tidak

Gangguan Jiwa?

Gejala Riwayat
Hubungan Keluarga Pengobatan /
perawatan
__________________ _______________ ______________
__________________ _______________ ______________
__ ____ __

Masalah Keperawatan : Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga klien

5. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio,psiko,sosio,kultural spiritual) :


Semasa sekolah klien seringkali mengalami penolakan akibat dirinya pernah dirawat karena
gangguan jiwa (halusinasi) sehingga klien dijauhi karena teman-temannya merasa takut, sejak
saat itu klien menjadi penyendiri. Saat dirumah klien sering menyaksikan orang tuanya
bertengkar dan sering merasa bahwa semua hal buruk yang terjadi di keluarganya adalah
kesalahannya.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

IV. Pemeriksaan Fisik

1) kesadaran: bingung
2) keadaan umum: pasien tampak bingung, baju kurang rapi
3) TTV:
- TD: 12/8 mmHg
- Nadi: 84x/menit
- Suhu: 36,5 C
-Respirasi: 19x/menit
-TB: 170cm
-BB: 67kg
4) kepala: kepala bulat, kulit kepala bersih, tidak ada luka
- rambut : rambut sedikit kotor, lepek, distribusi rambut merata, terdapat ketombe
- mata: mata simetris, replek pupil (+), sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis
- telinga: bentuk simetris, pendengaran normal, ada sedikit serumen
- hidung: hidung simetris, tidak ada sumbatan, mukosa hidung lembab
- mulut dan gigi: mulut simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, gigi tidak ada
karies
- wajah: bentuk wajah bulat, tidak ada bekas luka, warna kulit merata
5) leher: leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, kekuatan otot leher baik
6) dada/thorak:
- paru-paru:

inspeksi: pergerakan dada simetris, tidak ada bekas luka

palpasi: tidak ada nyeri tekan

perkusi: vesikuler

auskultasi: tidak ada suara napas tambahan

- jantung

inspeksi: bentuk sismetris, tidak ada bekas luka

palpasi: tidak ada nyeri tekan

perkusi: reguler

auskultasi: S1 S2 tunggal reguler, S3 S4 tidak terdengan murmur

7) abdomen:
- inspeksi: abdomen datar, tidak ada bekas luka, warna kulit merata, umbilikus tampak
datar masuk kedalam
- palpasi: tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba
- perkusi: kuadran 1 2 3 4 timpani
- auskultasi: bising usus normal 8x/menit
8) ekstremitas atas:
- tangan: tangan simetris, jumlah jari 10, tidak ada bekas luka, warna kulit merata, reflek
bisep (+), reflek trisep (+). reflek bronkoradialis (+), kekuatan otot baik, ROM bebas, crt
< 2 detik
9) ekstremitas bawah:kaki simetris, jumlah jari 10, tidak ada bekas luka, warna kulit merata,
reflek patela (+), reflek achiles (+), reflek babinski (-), kekuatan oto baik, ROM bebas,
crt<2 detik
10) genitalia
- tidak dikaji
11) fungsi sensorik: reflek patologis (-)
12) reflek motorik: 5555 | 5555

5555|5555

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram :

= Perempuan

= Laki-laki
= Meninggal

= Tinggal 1 rumah
= Pasien
2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien mengatakan biasa saja dan tidak merasa malu, karena
dirinya menyadari keadaannya yang sekarang.
b. Identitas : Klien mengatakan dirinya sebagai seorang laki-laki berusia 28
tahun statusnya belum menikah
c. Peran : klien menyadari bahwa dirinya adalah karyawan swasta, sekarang ini klien tidak
dapat menjalankan perannya karena sering melihat dan mendengar bisikan aneh sehingga
selalu histeris di tempat kerja
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh dan bisa bekerja lagi, klien juga ingin
halusinasinya bisa sembuh karena sangat mengganggu.
e. Harga diri : Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya yang sekarang
dialaminya, klien juga mengatakan ingin bekerja kembali, dan klien berkata
bahwa dirinya akan pulih kembali atau normal kembali.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti : ibunya adalah orang yang sangat berarti di hidup klien karena selalu
ada saat klien berada di masa sulit
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien tidak pernah melakukan kegiatan bermasyarakat, di tempat kerjapun klien lebih
senang menyendiri dan pulang tepat waktu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien selalu merasa bahwa semua orang takut padanya akibat halusinasi yang ia derita
sehingga klien engga untuk bersosialisasi
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah, isolasi sosial
4. Spiritual & kultural
a. Nilai dan keyakinan :
Klien merupakan penganut islam, klien percaya bahwa Tuhan dan Setan itu ada.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan selalu berdoa pada Tuhan jika halusinasinya muncul, klien sering sholat
meskipun tidak tepat waktu, klien merasa bahwa hanya Tuhan-lah yang bisa membantunya
melawan setan-setan yang terkurung di pikirannya.

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan adanya masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan Cara
pakaian berpakaian
tidak sesuai tidak
seperti
biasanya

Jelaskan : penampilan klien rapi, klien memakai kemeja dan dasi seperti kebanyakan orang
kantoran, posisi kancing tepat dan bajunya tidak kusut, klien tampak terawat meskipun raut
wajahnya tampak gelisah
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan adanya masalah keperawatan

2. Pembicaraan
Cepat Keras ✔ Gagap

Inkohere Apatis Lambat


n

Membisu Tidak Mampu Memulai


Pembicaraan

Jelaskan : klien sering terbata-bata saat dilakukan anamnesa, meskipun begitu klien dapat
menyelesaikan kalimatnya, klien menggunakan Bahasa Indonesia yang formal dan santun. Klien
mengatakan hal tersebut terjadi karena jarang ada orang yang ingin berkomunikasi dengannya.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang ✔ Gelisah Agitasi

Tik Grimas ✔ Tremor Kompulsif


e

Jelaskan : klien tampak gelisah, berkali-kali kaki klien tampak gemetar dan klien tampak
meremas remas tangannya.
Masalah Keperawatan : Ansietas

4. Alam Perasaan
Sedih ✔ Ketakuta Putus Asa Khawatir
n

Khawatir Gembira Berlebihan

Jelaskan : klien mengatakan bahwa ia takut mendengar suara dan melihat bayangan hitam lagi,
klien takut disuruh untuk membunuh teman-temannya, mata klien tampak menyelidik
Masalah Keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi

5. Afek
Datar Tumpul ✔ Labil Tidak
Sesuai

Jelaskan : emosi pasien berubah-ubah terlebih saat menceritakan masa lalunya yang megalami
penolakan dan pernah masuk RSJ
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

6. Interaksi Selama Wawancara


Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah
Tersinggun
g

✔ Kontak Mata Defensif Curiga


Kurang
Jelaskan : selama wawancara pasien kooperatif hanya saja tidak dapat mempertahankan kontak
mata dan sering menunduk
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
7. Persepsi
Halusinasi

✔ Pendengaran ✔ Penglihatan Perabaan

Pengecapan Pembauan Lain-lain sebutkan


…………

Jelaskan : Ayah pasien mengatakan, dari sebulan yang lalu pasien sering menyendiri dan
mengurung diri di kamarnya setelah pulang kerja, ayah pasien juga mengatakan bahwa
anaknya sudah tidak masuk kantor semenjak satu minggu terahir, kemarin malam pukul 20.00
WIB pasien berteriak dan menutup kedua telinganya seperti orang ketakutan, saat keluarga
mendekati dan bertanya apa yang terjadi, pasien mengatakan bahwa pasien melihat bayangan
hitam dan mendengar bisikan-bisikan yang memerintahkan pasien untuk membunuh teman-
teman kantornya
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan

8. Proses Pikir
Tangensial ✔ Sirkumstansiality Kehilangan
Asosiasi

Flight of Blocking Pengulangan


Ideas Pembicaraan

Jelaskan : pembicaraan berbelit-belit tetapi sampai pada intinya


Masalah Keperawatan : isolasi sosial, harga diri rendah

9. Isi Pikir
Obsesif Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide Yang Terkait ✔ Pikiran magis

Waham :

Agama Somatik/ ✔ Kebesaran ✔ Curiga


Hipokondrik

Nihilistik Sisip piker Siar piker Kontrol piker

kejaran Dosa

Jelaskan : klien percaya bahwa dirinya istimewa dan memiliki kelebihan yaitu indra ke-6,
klien tetap meyakini hal tersebut dan merasa bahwa orang disekitarnya tidak paham, klien
seringkali mendapat bisikan untuk membunuh teman kantornya karena teman-temannya adalah
setan yang menyamar menjadi manusia.
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir, waham

10. Tingkat Kesadaran


✔ Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi :
Waktu Tempat Orang

Jelaskan : klien mengatakan dirinya tidak bisa membedakan khayalan dan kenyataan, klien
mengatakan halusinasinya nyata karena ia memang mempunyai indra ke-6
Masalah Keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi

11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat jangka
jangka panjang pendek
Gangguan daya ingat Konfabulasi
saat ini

Jelaskan : klien tidak mengalami gangguan memori


Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung
sederhana

Jelaskan : klien mengatakan bahwa berhitung adalah hal yang mudah mengingat tingkat
pendidikannya adalah S1 Ekonomi dan merupakan pekerjaan sehari-harinya dikantor
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

13. Kemampuan Penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Kemampuan penilaian klien baik dan tidak ada masalah, klien dapat
mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri , misalnya klien akan mandi
dulu setelah bangun kemudian klien baru makan
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

14. Daya tilik diri /insight


Mengingkari penyakit ✔ Menyalahkan hal-hal diluar
yang diderita dirinya

Jelaskan : klien merasa bahwa penyakitnya ini terjadi karena lingkungan yang selalu
mengasingkannya dan juga keluarganya yang tidak harmonis
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
✔ Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB / BAK
✔ Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
✔ Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
✔ Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


✔ Tidur siang lama : 14.00 s/d 16.00

✔ Tidur malam lama : 22.30 s/d 06.00

✔ Aktivitas sebelum / sesudah tidur : 07.00 s/d 15.00


6. Penggunaan obat
✔ Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan ✔

Menjaga kerapihan rumah ✔

Mencuci pakaian ✔

Pengaturan keuangan ✔

Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja ✔

Transportasi ✔

Lain-lain

Jelaskan : klien tidak mengalami masalah pada nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, klirn hanya
mengalami insomnia jika halusinasinya terjadi dan itupun sangat jarang, klien mempunyai
system pendukung yang kuat yaitu ibu dan Tuhan-nya, klien dapat meminum obat secara
mandiri, klien merasa tidak membutuhkan bantuan apapun kecuali bantuan untuk mengusir
halusinasinya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING

IX. Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih

Teknik relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif ✔ Menghindar


Olah raga Mencederai diri

✔ Lainnya : membaca jurnal Lainnya : berdiam diri


ekonomi dirumah

Jelaskan : klien suka menghindari keramaian dan merasa damai saat kesepian, klien suka
membaca jurnal ekonomi untuk menyibukkan dirinya agar halusinasinya tidak datang
Masalah Keperawatan : isolasi sosial

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

1) Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan


Klien mengalami masalah saat bersosialisasi dengan orang lain, klien takut dengan
adanya penolakan
2) Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Klien tidak terbiasa ada dalam keramaian
3) Masalah dengan pendidikan, uraikan
Tidak ada masalah
4) Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pekerjaan klien lakukan dengan professional, semua baik saja sampai terjadi halusinasi
yang menyuruh klien untuk membunuh teman kantornya
5) Masalah dengan perumahan, uraikan
Keluarga klien sering bertengkar
6) Masalah dengan ekonomi, uraikan
Tidak ada
7) Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Tidak ada
8) Masalah lainnya, uraikan

Masalah Keperawatan : isolasi sosial

XI. PENGETAHUAN

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Lainnya : -
______________________________________________

Jelaskan : klien tidak mengalami deficit pengetahuan


Masalah keperawatan : tidak ada masalah

XII. ASPEK MEDIK

Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid


Terapi medik : Antipsikotik

XIII. ANALISA DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. A

Umur : 28 th

No. Medrec : 144012022

Ruang : Jiwa

No Data Etiologi Masalah

1 DS : Faktor presipitasi Isolasi sosial


- Ayah pasien ↓
mengatakan, dari sebulan
yang lalu pasien sering Faktor sosial budaya
menyendiri dalam ↓
mengurung di kamarnya
setelah pulang kerja Riwayat penolakan
- Ayah pasien lingkungan
mengatakan, bahwa

anaknya sudah tidak
masuk kantor semenjak kegagalan dalan
satu minggu terakhir berhubungan sosial
DO :

- Pasien lebih suka
menunnduk ketika diajak Menarik diri
berbicara ↓
- Paien lebih suka diam
daripada melakukan Isolasi sosial
kegiatan

2 DS : - Pasien mengatakan bahwa Faktor Predisposisi Gangguan persepsi


pasien melihat bayangan hitam sensori : Halusinasi
dan mendengar bisikan bisikan ↓
yang memerintahkan pasien Faktor Psikologis
untuk membunuh teman teman
kantornya ↓
-Perilaku pasien Korban penolakan
berkelanjutan sepanjang malam ↓
sampai tadi pagi pukul 04.00
WIB Kegagalan berulang

Stres berlebihan

DO : -Pasien berteriak dan ↓


menutup kedua telinganya seperti Gangguan persepsi
orang ketakutan sensori : Halusinasi

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial b.d perubahan status mental d.d merasa ingin sendiri, merasa tidak aman di tempat
umum, menarik diri, tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain
2. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi b.d gangguan penglihatan dan pendengaran d.d
mendengar suara bisikan atau melihat bayangan

XV. INTERVENSI
Label Dx Kep : Isolasi Sosial [SDKI D.0121]

Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Kategori: Relasional

Subkategori : Interaksi Sosial

NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DX
D.01 A. Promosi Sosialisasi
21 Keterlibatan Sosial (I.13498)

Setelah dilakukan Tindakan Observasi Observasi


keperawatan selama ..x24jam
diharapkan Tingkat isolasi sosial 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
meningkat dengan kriteria hasil : kemampuan penyebab isolasi
melakukan interaksi soaial dan
dengan orang lain memudahkan
Kriteria Awal Target 2. Identifikasi hambatan dalam intervensi
Hasil melakukan interaksi selanjutnya
Minat Cukup Meningka dengan orang lain 2. Meanyakan kepada
Interaksi Menurun t pasien apa
(2) (5) Terapeutik hambatan interaksi
Minat Cukup Meningka dengan orang lain
terhadap Menurun t 1. Motivasi berpartisipasi
aktivitas (2) (5) dalam aktivitas baru Terapeutik
dan kegiatan kelompok
Verbalisasi Cukup Meningka 2. Motivasi berinteraksi
Sosial Menurun t 1. Agar pasien dapat
di luar lingkungan berinteraksi
(2) (5) (mis: jalan-jalan, ke
Verbalisasi Cukup Meningka dengan orang lain
toko buku) dalam kegiatan
Ketidakaman Menurun t 3. Diskusikan kekuatan
an di tempat (2) (5) kelompok
dan keterbatasan dalam 2. Agar pasien dapat
umum berkomunikasi dengan merasakan dan
orang lain menyesuaikan
4. Berikan umpan balik dengan lingkungan
Perilaku Cukup Meningka positif pada setiap sekitar pasien
menarik diri Menurun t peningkatan 3. Agar pasien dapat
(2) (5) kemampuan membina
Edukasi hubungan yang
baik dan pasien
1. Anjurkan berinteraksi merasa nyaman
dengan orang lain dengan orang di
secara bertahap sekitarnya
2. Anjurkan ikut serta 4. Agar pasien
kegiatan sosial dan merasa di dukung
kemasyarakatan oleh orang di
sekitarnya dalam
Label Dx Kep : Isolasi Sosial [SDKI D.0121]

Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Kategori: Relasional

Subkategori : Interaksi Sosial

3. Anjurkan berbagi melakukan


pengalaman dengan interaksi dengan
orang lain orang lain
4. Latih bermain peran Edukasi
untuk meningkatkan
keterampilan 1. Agar pasien dapat
komunikasi berinteraksi dan
menyesuaikan diri
dengan orang lain

2. Agar pasien dapat


terbiasa bergabung
dengan orang
lingkungan sekita

3. Untuk meningkatkan
keterampilan
komunikasi pada
pasien.

4. Agar pasien terbiasa


untuk berkomunikasi
dengan orang lain

Observasi

B. Terapi Aktivitas 1. Untuk melatih otot


(I.01026)
Label Dx Kep : Isolasi Sosial [SDKI D.0121]

Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Kategori: Relasional

Subkategori : Interaksi Sosial

Observasi tubuh pasien


1. Identifikasi defisit 2. : Untuk
tingkat aktivital mengetahui tingkat
2. Identifikasi kelemahan
kemampuan 3. Untuk
berpartisipasi dalam meningkatkan gaya
aktivitas tertentu
gerak otot
3. Identifikasi sumber
daya untuk aktivitas 4. Untuk mengetahui
yang diinginkan daya rasa pasien
4. Identifikasi strategi 5. Untuk mengetahui
meningkatkan waktu yang efektif
partisipasi dalam 6. Untuk mengetahui
aktivitas tingkat
5. Identifikasi makna
kemampuan pasien
aktivitas rutin (mis:
bekerja) dan waktu
luang Terapeutik
6. Monitor respons
emosional, fisik, 1. Untuk
sosial, dan spiritual mengajarkan
terhadap aktivitas strategi kepada
Terapeutik pasien
1. Fasilitasi fokus pada 2. Untuk membuat
kemampuan, bukan rentang gerak
defisit yang dialami efektif
2. Sepakati komitmen 3. Untuk mengetahui
untuk meningkatkan
tingkat kemauan
frekuensi dan rentang
aktivitas pasien
3. Fasilitasi memilih 4. Untuk mengetahui
aktivitas dan tetapkan aktivitas yang
tujuan aktivitas yang dapat digunakan
konsisten sesuai sesuai dengan
kemampuan fisik, rentang gerak
psikologis, dan sosial
5. untuk membuat
4. Koordinasikan
pemilhan aktivitas nyaman
sesuai usia 6. Untuk membuat
5. Fasilitasi makna pasien untuk lebih
Label Dx Kep : Isolasi Sosial [SDKI D.0121]

Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Kategori: Relasional

Subkategori : Interaksi Sosial

aktivitas yang dipilih konsisten


6. Fasilitasi transportasi 7. untuk membuat
untuk menghadiri rasa nyaman
aktivitas, jika sesuai
8. Untuk membantu
7. Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam pasien
menyesuaikan meningkatan
lingkungan untuk rentang gerak
mengakomodasi 9. Untuk mengetahui
aktivitas yang dipilih incame pasien
8. Fasilitasi aktivitas rutin 10. untuk membatasi
(mis: ambulasi,
rentang gerak yang
mobilisasi, dan
perawatan diri), sesuai berlebih
kebutuhan 11. untuk membuat
9. Fasilitasi aktivitas agar lebih efektif
pengganti saat 12. untuk
mengalami meningkatkan daya
keterbatasan waktu, kerja otot
energi, atau gerak
13. untuk mengetahui
10. Fasilitasi aktivitas
motorik kasar untuk respon motoric
pasien hiperaktif 14. Untuk membuat
11. Tingkatkan aktivitas rasa tanggung
fisik untuk memelihara jawab dan
berat badan, jika sesuai kepekaan
12. Fasilitasi aktivitas 15. Untuk mencegah
motorik untuk
adanya anxiety
merelaksasi otot
13. Fasilitasi aktivitas 16. untuk membantu
aktivitas dengan pasien
komponen memori 17. Untuk memberikan
implisit dan emosional semangat
(mis: kegiatan 18. Untuk mencapai
keagamaan khusus) goals yang sudah
untuk pasien demensia,
ditentukan
jika sesuai
14. Libatkan dalam 19. Untuk membuat
permainan kelompok lebih efektif
yang tidak kompetitif, 20. Untuk memberi
terstruktur, dan aktif
Label Dx Kep : Isolasi Sosial [SDKI D.0121]

Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Kategori: Relasional

Subkategori : Interaksi Sosial

15. Tingkatkan support


keterlibatan dalam
aktivitas rekreasi dan Edukasi
diversifikasi untuk
menurunkan 1. Agar pasien paham
kecemasan (mis: vocal tentang apa goals
group, bola voli, tenis yang dicapai
meja, jogging, 2. Agar klien dapat
berenang, tugas
mengontrol diri
sederhana, permainan
sederhana, tugas rutin, sendiri
tugas rumah tangga, 3. Untuk melatih
perawatan diri, dan tingkat rentang
teka-teki dan kartu) gerak
16. Libatkan keluarga 4. Untuk mengetahui
dalam aktivitas, jika daya incame yang
perlu
baik
17. Fasilitasi
mengembangkan 5. Untuk memberikan
motivasi dan semangat kepada
penguatan diri pasien
18. Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau Kolaborasi
kemajuannya sendiri 1. Untuk membantu
untuk mencapai tujuan kekuatan otot
19. Jadwalkan aktivitas 2. Untuk
dalam rutinitas sehari- meningkatkan daya
hari
rentang gerak
20. Berikan penguatan
positif atas partisipasi pasien
dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari, jika perlu
2. Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang dipilih
3. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan Kesehatan
4. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau terapi,
jika sesuai
5. Anjurkan keluarga
untuk memberi
penguatan positif atas
partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
terapis okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas, jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau
program aktivitas
komunitas, jika perlu

Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]

Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.

Kategori: Psikologis

Subkategori : Integritas
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
Persepsi sensori membaik (L.09083) A. Manajemen
Halusinasi (I.09288)
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan
selama ..x24jam diharapkan Kriteria hasil Observasi Observasi
untuk membuktikan bahwa persepsi sensori 1. Monitor perilaku
membaik adalah: yang 1. Untuk
mengindikasikan Mengidentifikasi
halusinasi perilaku klien
2. Monitor dan yang berkaitan
sesuaikan tingkat dengan
aktivitas dan
halusinasi.
stimulasi lingkungan
3. Monitor isi
Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]

Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.

Kategori: Psikologis

Subkategori : Integritas
halusinasi (mis: 2. Mengetahuidan m
kekerasan atau enyesuaikan aktiv
membahayakan diri) itas dan Stimulasi
Terapeutik untuk pasien
1. Pertahankan 3. Mengetahui isi ha
lingkungan yang lusinasi pasien
aman
2. Lakukan Tindakan Terapeutik
keselamatan Ketika
tidak dapat 1. Memberikan ras
mengontrol perilaku a nyaman pada p
(mis: limit setting, asien
pembatasan wilayah, 2. Untuk memperta
pengekangan fisik, hankan keselama
seklusi) tan pasien
3. Diskusikan perasaan 3. Untuk mengetah
dan respons terhadap ui perasaan dan r
halusinasi esponpasien
4. Hindari perdebatan 4. Untuk memberik
tentang validitas an rasa saling pe
halusinasi rcaya
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan memonitor
sendiri situasi 1. Agar pasien dap
terjadinya halusinasi at mengontrol ke
2. Anjurkan bicara pada tika terjadi halus
orang yang dipercaya inasi
untuk memberi 2. Agar pasien dap
dukungan dan umpan at mengontrol ha
balik korektif lusinasinya deng
terhadap halusinasi an cara mengeks
3. Anjurkan melakukan presikan apa yan
distraksi (mis: g dirasakan
mendengarkan 3. Memberikan ras
music, melakukan a ketenangan pa
aktivitas dan Teknik da pasien
relaksasi) 4. Agar pasien dap
4. Ajarkan pasien dan at mengetahui ba
keluarga cara gaimana cara me
mengontrol ngontrol halusin
Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]

Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.

Kategori: Psikologis

Subkategori : Integritas
Kriteria Awal Target halusinasi asi
Hasil Kolaborasi Kolaborasi
Verbalisasi Cukup Menurun 1. Kolaborasi
mendengar meningkat (5) pemberian obat 1. Untuk dapat me
bisikan (2) antipsikotik dan mberikan dampa
Vernalisasi Cukup Menurun antiansietas, jika k ketenangan pa
melihat meningkat (5) perlu da pasien
bayangan (2)
Verbalisasi Cukup Menurun
merasakan meningkat (5)
sesuatu (2)
melalui
indera
perabaan B. Minimalisasi
Verbalisasi Cukup Menurun
Rangsangan
merasakan meningkat (5)
sesuatu (2) (I.08241)
melalui Observasi
indera Observasi
1. dengan
penciuman 1. Periksa status mengetahui
Verbalisasi Cukup Menurun mental, status status mental,
merasakan meningkat (5) sensori, dan tingkat status sensori,
sesuatu (2) kenyamanan (mis: dan tingkat
melalui nyeri, kelelahan) kenyamanan
indera Terapeutik dapat
pengecapan 1. Diskusikan tingkat menentukan
Distorsi Cukup Menurun toleransi terhadap intervensi yang
sensori meningkat (5) beban sensori (mis: tepat.
(2) bising, terlalu terang) Terapeutik
2. Batasi stimulus 1. dengan berdiskusi
lingkungan (mis: dapat mengetahui
Perilaku Cukup Menurun cahaya, suara,
halusinasi meningkat (5) beban sensori
aktivitas) yang dialami
(2) 3. Jadwalkan aktivitas pasien
harian dan waktu 2. dengan
Respons Cukup Meningkat istirahat membatasi
sesuai menurun (5) 4. Kombinasikan stimulus
stimulus (2) prosedur/Tindakan lingkungan dapat
dalam satu waktu, meminimalisir
sesuai kebutuhan rasa tidak nyaman
Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]

Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.

Kategori: Psikologis

Subkategori : Integritas

Edukasi 3. dilakuan agar


1. Ajarkan cara pasien memiliki
meminimalisasi aktivitas erjadwal
stimulus (mis: seingga gangguan
mengatur rangsang sensori
pencahayaan dapat
ruangan, mengurangi diminimalkan
kebisingan, 4. Pasien dapat
membatasi menghindari
kunjungan) penyevab yang
dapat
Kolaborasi menimbulkan
1. Kolaborasi dalam rangsangan
meminimalkan sensori yang tidak
prosedur/tindakan nyata
2. Kolaborasi edukasi
pemberian obat yang
mempengaruhi 1. dilakuakan untuk
persepsi stimulus memberkan
lingkungan yang
nyaman dan
meminimalkan
stimulus
Kolaborasi
1. mengefisiensi
waktu pemberian
Tindakan
2. membantu pasien
berpikir lebi
tenang dan jerni

XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


DX
D.0121 Kamis, 28 A. Promosi Sosialisasi (I.13498) S: Klien mengatakan
Maret 2024 bahwa ia mulai belajar
Observasi
bersosialisasi dengan
1. Mengidentifikasi kemampuan lingkungannya sedikit
melakukan interaksi dengan demi sedikit
orang lain
R/ klien kesusahan untuk O: Klien tampak
berinteraksi dengan orang lain melakukan kegiatan
2. Mengidentifikasi hambatan
melakukan interaksi dengan
berkelompok dan mulai
orang lain membaca buku
R/ Klien tidak terbiasa
bersosialisasi selama ini A: Isolasi Sosial Belum
teratasi
Terapeutik

1. Memotivasi berpartisipasi P : Intervensi yang


dalam aktivitas baru dan dilanjutkan
kegiatan kelompok
R/ Klien tampak tertarik pada 1) Mengidentifikasi
kegiatan membaca buku kemampuan
berkelompok melakukan interaksi
2. Memotivasi berinteraksi di dengan orang lain
luar lingkungan (mis: jalan- 2) Memotivasi
jalan, ke toko buku) berpartisipasi dalam
R/ klien mengatakan bahwa aktivitas baru dan
took buku adalah tempat kegiatan kelompok
amannya 3) Mendiskusikan
3. Mendiskusikan kekuatan dan kekuatan dan
keterbatasan dalam keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang berkomunikasi
lain dengan orang lain
R/ Klien kesulitan untuk 4) Menganjurkan
memulai pembicaraan dan berinteraksi dengan
mempertahankan kontak mata orang lain secara
4. Memberikan umpan balik bertahap
positif pada setiap 5) Melatih bermain
peningkatan kemampuan peran untuk
R/ Klien tampak senang ada meningkatkan
yang mengapresiasinya keterampilan
Edukasi komunikasi

1. Menganjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
R/ Klien mulai mencoba
berinteraksi dengan nakes
yang merawatnya meskipun
terbata-bata
2. Menganjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
R/ Klien bersedia melakukan
terapi aktivitas kelompok
membaca
3. Menganjurkan berbagi
pengalaman dengan orang lain
R/ Klien dapat membagi
pengalamannya dengan
perawat saat anamnesa
4. Melatih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
R/ Klien tampak kesulitan

D.0121 Kamis, 28 B. Terapi Aktivitas (I.01026) S: klien mengatakan


Maret 2024 bahwa ia dapat
Observasi mengikuti terapi aktivitas
1. Mengidentifikasi defisit dan merasa seperjuangan
tingkat aktivitas dengan pasien lainnya,
R/ Klien mengalami isolasi klien mengatakan ia
sosil sejak remaja sehingga mulai terbiasa
sangat canggung ssaat melakukan kegiatan
berhadapan dengan orang lain berkelompok
2. Mengidentifikasi kemampuan O: klien tampak shalat
berpartisipasi dalam aktivitas
berjamaah, olahraga,
tertentu
membaca buku bersama
R/ klien ikut berpartisipasi
dan sering bercerita
dalam kegiatan yang ia ssuka
dengan pasien lainnya
seperti membaca buku
A: isolasi sosial teratasi
3. Mengidentifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
sebagian
diinginkan P: intervensi tetap
R/ RS mempunyai banyak dilanjutkan
buku bacaan sehingga klien
tidak bosan
4. Mengidentifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
R/ Klien senang membaca
buku bersama pasien lain
5. Mengidentifikasi makna
aktivitas rutin (mis: bekerja)
dan waktu luang
R/ Klien mengatakan bahwa
bekerja dan membaca
membuatnya lupa akan
kehidupannya yang
menyedihkan dan
halusinasinya hilang saat
dirinya menyibukkan diri
6. Memonitor respons
emosional, fisik, sosial, dan
spiritual terhadap aktivitas
R/ Klien tampak menikmati
terapi aktivitas yang dilakukan
Terapeutik
1. Memfasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang dialami
R/ Klien mampu
berkomunikasi jika trust sudah
terjalin, klien bahkan mau
menceritakan masa lalunya
pada perawat
2. Menyepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
R/ Klien sepakat akan
melakukan lebih banyak
interaksi
3. Memfasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis,
dan sosial
R/ Klien melakukan terapi
membaca bersama dan
sesekali roleplay dengan
pasien lain, klien masih
mengalami kesulitan
berkomunikasi
4. Mengkoordinasikan pemilhan
aktivitas sesuai usia
R/ Aktivitas yang diberikan
sesuai dengan usia dan tingkat
pendidikan pasien
5. Memfasilitasi makna aktivitas
yang dipilih
R/ Aktivitas yang dipilih
merupakan hobby klien dan
membuat klien merasa
nyaman
6. Memfasilitasi aktivitas rutin
(mis: ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri), sesuai
kebutuhan
R/ klien dapat melakukan
ADL secara mandiri
7. Memfasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energi,
atau gerak
R/ Klien lebih memilih untuk
tidur dan mendengarkan
music clasic
8. Memfasilitasi aktivitas
motorik untuk merelaksasi
otot
R/ Klien melakukan meditasi
bersama pasien lain
9. Meningkatkan keterlibatan
dalam aktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan (mis:
vocal group, bola voli, tenis
meja, jogging, berenang, tugas
sederhana, permainan
sederhana, tugas rutin, tugas
rumah tangga, perawatan diri,
dan teka-teki dan kartu)
R/ klien ikut dalam yoga dan
meditasi
10. Memfasilitasi
mengembangkan motivasi dan
penguatan diri
R/ klien bersemangat ingin
sembuh
11. Memfasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
R/ Klien merasa setelah
tinggal di bangsal jiwa dirinya
mulai berubah kea rah yang
lebih baik
12. Menjadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
R/ Klien tampak membaca
buku setiap hari
Edukasi
1. Menjelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
R/ Klien dapat memahami
metode aktivitas fisik sehari-
hari
2. Menganjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial, spiritual,
dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan Kesehatan
R/ klien shalat berjamaah dan
melakukan olahraga rutin,
klirn juga sering membaca
buku
3. Menganjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
R/ Klien mengatakan bahwa
ia senang melakukan TAK
karena banyak orang yang
senasib dengannya
4. Menganjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif
atas partisipasi dalam aktivitas
R/ Ibu klien menjenguk dan
membawa makanan kesukaan
klien untuk mengapresiasi
perubahan klien

D.0085 Kamis, 28 C. Manajemen Halusinasi S : Klien mengatakan


Maret 2024 (I.09288) bahwa ia masih melihat
bayangan hitam dan
Observasi
1. Memonitor perilaku yang
mendengar suara untuk
mengindikasikan halusinasi membunuh saat
R/ Pasien mengatakan bahwa pikirannya kosong
ia masih melihat bayangan
hitam dan mendengar suara O: klien dapat
2. Memonitor dan sesuaikan mengontrol
tingkat aktivitas dan stimulasi halusinasinya sesekali
lingkungan
R/ Ruang pasien sangat terang
A : Gangguan Persepsi
dan dekat dengan nurse
station Sensori : Halusinasi
3. Memonitor isi halusinasi (mis: pendengaran dan
kekerasan atau penglihatan belum
membahayakan diri) teratasi
R/ Isi halusinasi pasien adalah
membunuh rekan kerjanya P : Intervensi dilanjutkan
Terapeutik
1. Mempertahankan lingkungan 1) Memonitor perilaku
yang aman yang
R/ Tidak ada barang mengindikasikan
berbahaya disekitar pasien halusinasi
2. Melakukan Tindakan 2) Memonitor isi
keselamatan Ketika tidak halusinasi (mis:
dapat mengontrol perilaku kekerasan atau
(mis: limit setting, pembatasan membahayakan diri)
wilayah, pengekangan fisik, 3) Menganjurkan
seklusi) memonitor sendiri
R/ klien masih dapat situasi terjadinya
menghardik halusinasinya halusinasi
3. Mendiskusikan perasaan dan 4) Menganjurkan
respons terhadap halusinasi melakukan distraksi
R/ klien merasa takut dan (mis: mendengarkan
gelisah karena ia tidak mau music, melakukan
membunuh siapapun dan aktivitas dan Teknik
menjadi kriminal relaksasi)
4. Menghindari perdebatan 5) Mengkolaborasikan
tentang validitas halusinasi pemberian obat
R/ Perawat memahami kondisi antipsikotik dan
pasien antiansietas, jika
Edukasi perlu
1. Menganjurkan memonitor
sendiri situasi terjadinya
halusinasi
R/ Klien kesulitan untuk
melakukan sendiri
2. Menganjurkan bicara pada
orang yang dipercaya untuk
memberi dukungan dan
umpan balik korektif terhadap
halusinasi
R/ klien sering bercerita pada
nakes yang sedang bertugas
3. Menganjurkan melakukan
distraksi (mis: mendengarkan
music, melakukan aktivitas
dan Teknik relaksasi)
R/ Klien membaca buku untuk
mengalihkan halusinasinya
4. Mengajarkan pasien dan
keluarga cara mengontrol
halusinasi
R/ Klien dapat
mempraktikkan kembali cara
mengontrol halusinasi
Kolaborasi
2. Mengkolaborasikan
pemberian obat antipsikotik
dan antiansietas, jika perlu
R/ Klien meminum obatnya
tepat waktu
D.0085 Kamis, 28 D. Minimalisasi Rangsangan S: Klien mengatakan
Maret 2024 (I.08241) bahwa ia takut tempat
gelap dan ingin
Observasi
1. Memeriksakan status mental,
kamarnya sangat terang
status sensori, dan tingkat
kenyamanan (mis: nyeri, O : klien dapat
kelelahan) memninimalisir stimulus
R/ Klien mengatakan ia baik- dengan cara memberikan
baik saja jika tidak sedang penerangan dikamarnya
halusinasi dan menyibukkan diri
Terapeutik dengan membaca
1. Mendiskusikan tingkat
toleransi terhadap beban A : Gangguan Persepsi
sensori (mis: bising, terlalu
Sensori: Halusinasi
terang)
R/ Klien takut kegelapan teratasi sebagian
2. Membatasi stimulus
lingkungan (mis: cahaya, P: Intervensi dihentikan
suara, aktivitas)
R/ Klien meminta agar
disediakan lingkungan yang
tenang tapi tidak sepi
3. Menjadwalkan aktivitas
harian dan waktu istirahat
R/ Klien menyetujui jadwal
yang diberikan
Edukasi
1. Mengajarkan cara
meminimalisasi stimulus (mis:
mengatur pencahayaan
ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi
kunjungan)
R/ Klien membuat kamarnya
seterang mungkin
Kolaborasi
1. Mengkolaborasikan dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
R/ Klien tidak keberatan
mengenai tindakan apapun
yang diberikan
2. Mengkolaborasikan
pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi
stimulus
R/ Dokter memberikan
antipsikotik
D.0121 Jum’at, 29 Promosi Sosialisasi (I.13498) S: Klien mengatakan
Maret 2024 lingkungan ini
Observasi
menerimanya dan merasa
1. Mengidentifikasi kemampuan aman bersosialisais dengan
melakukan interaksi dengan mereka, klien mulai
orang lain terbiasa berinteraksi
R/ klien dapat berinteraksi dengan pasien lain
dengan pasien lain
O: klien tampak
Terapeutik
melakukan kegiatan
2. Mengidentifikasi kemampuan peribadatan dan olahraga
melakukan interaksi dengan bersama, klien tampak
orang lain mengikuti roleplay
R/ klien dapat memulai
pembucaraan telebih dahulu A : Isolasi sosial teratasi
3. Memotivasi berpartisipasi
dalam aktivitas baru dan P : Intervensi dihentikan
kegiatan kelompok
R/ Klien mengikuti shalat
berjalaah dan olahraga yoga
bersama para pasien
4. Mendiskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang
lain
R/ Klien merasa lingkungan
ini menerimanya dan merasa
aman bersosialisais dengan
mereka
Edukasi
5. Menganjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
R/ Klien dapat berinteraksi
6. Melatih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
R/ Klien melaukan roleplay
D.0121 Jum’at, 29 E. Terapi Aktivitas (I.01026) S: klien mengatakan
Maret 2024 bahwa ia dapat
Observasi
mengikuti terapi aktivitas
1. Mengidentifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas dan merasa seperjuangan
tertentu dengan pasien lainnya,
2. Mengidentifikasi strategi klien mengatakan ia
meningkatkan partisipasi mulai terbiasa
dalam aktivitas melakukan kegiatan
3. Memonitor respons
emosional, fisik, sosial, dan
berkelompok dan sudah
spiritual terhadap aktivitas mau untuk
Terapeutik berkomunikasi dengan
1. Memfasilitasi memilih orang lain
aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, O: klien tampak shalat
dan sosial berjamaah, olahraga,
2. Memfasilitasi aktivitas rutin
membaca buku bersama
(mis: ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri), sesuai dan sering bercerita
kebutuhan dengan pasien lainnya
3. Memfasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energi, A: isolasi sosial teratasi
atau gerak
4. Memfasilitasi aktivitas
motorik untuk merelaksasi P: intervensi dihentikan
otot
5. Meningkatkan keterlibatan
dalam aktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan (mis:
vocal group, bola voli, tenis
meja, jogging, berenang, tugas
sederhana, permainan
sederhana, tugas rutin, tugas
rumah tangga, perawatan diri,
dan teka-teki dan kartu)
6. Memfasilitasi
mengembangkan motivasi dan
penguatan diri
7. Menjadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
Edukasi
1. Menjelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
2. Mengajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
3. Menganjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial, spiritual,
dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan Kesehatan
4. Menganjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
5. Menganjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif
atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
1. Mengkolaborasikan dengan
terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor
program aktivitas, jika sesuai
2. Meruujukan pada pusat atau
program aktivitas komunitas,
jika perlu
D.0085 Jum’at, 29 F. Manajemen Halusinasi S : Klien mengatakan
Maret 2024 (I.09288) bahwa ia masih
mendengar dan melihat
Observasi
bayangan hitam sesekali
1) Memonitor perilaku yang
mengindikasikan halusinasi
O : Klien tampak masih
R/
kesulitan menghardik
2) Memonitor isi halusinasi (mis:
kekerasan atau membahayakan halusinasinya
diri)
3) R/ A : Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Edukasi belum teratasi
4) Menganjurkan memonitor
sendiri situasi terjadinya P : intervensi manajemen
halusinasi halusinasi dan kolaborasi
R/
5) Menganjurkan melakukan
antipsikotik dijadwalkan
distraksi (mis: mendengarkan ulang
music, melakukan aktivitas dan
Teknik relaksasi) I : implementasi
R/ manajemen halusinasi
Kolaborasi dan terapi aktivitas
1. Mengkolaborasikan diperpanjang
pemberian obat antipsikotik
dan antiansietas, jika perlu E: klien bersedia
R/ menerima semua
prosedur tindakan yang
akan diberikan padanya

R : klien dirawat di RSJ


Maharani Drupadi M.H
Muhammad Ridho Y Analisa data & diagnosa
LEMBAR
Raden Agus Suyogi S Identitas, Alasan masuk
Rintani Apriliani Psikososial-Aspek medic,
implementasi evaluasi
Santi Astuti Pemeriksaan Fisik,
implementasi
Siti Nurhalimah Analisa Data – Diagnosa,
Implementasi
Silva Miftahul F Intervensi
Widya Desty A Faktor predisposisi,
impelementasi
PENUGASAN

Anda mungkin juga menyukai