Skizofrenia Kel 6
Skizofrenia Kel 6
Disusun oleh :
Kelompok 6 Tingkat 2A
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA
2023
I. IDENTITAS
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Ekonomi
Suku/Bangsa : Indonesia
Golongan Darah : AB
Nama : Tn. P
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Jenis pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Ayah pasien mengatakan, dari sebulan yang lalu pasien sering menyendiri dan mengurung diri di
kamarnya setelah pulang kerja, ayah pasien juga mengatakan bahwa anaknya sudah tidak masuk
kantor semenjak satu minggu terahir, kemarin malam pukul 20.00 WIB pasien berteriak dan
menutup kedua telinganya seperti orang ketakutan, saat keluarga mendekati dan bertanya apa
yang terjadi, pasien mengatakan bahwa pasien melihat bayangan hitam dan mendengar bisikan-
bisikan yang memerintahkan pasien untuk membunuh teman-teman kantornya. Prilaku pasien
berkelanjutan sepanjang malam sampai tadi pagi pukul 04.00 WIB pasien mulai tenang dan
langsung dibawa ke Rumah Sakit.
Bila ya jelaskan
_______________________________________________
3.
Pelaku / usia Korban / Saksi / usia
usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan ✔ 17
Kekerasan dalam ✔ 10
keluarga
Tindakan Kriminal
Jelaskan No. 1,2,3 : Klien pernah mengalami halusinasi yang tidak tertangani saat masih
remaja, klien seringkali melihat orangtuanya bertengkar sejak remaja dan sering mengalami
penolakan oleh temannya saat masa sekolah sehingga klien lebih suka menyendiri hingga
sekarang.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
Gangguan Jiwa?
Gejala Riwayat
Hubungan Keluarga Pengobatan /
perawatan
__________________ _______________ ______________
__________________ _______________ ______________
__ ____ __
Masalah Keperawatan : Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga klien
1) kesadaran: bingung
2) keadaan umum: pasien tampak bingung, baju kurang rapi
3) TTV:
- TD: 12/8 mmHg
- Nadi: 84x/menit
- Suhu: 36,5 C
-Respirasi: 19x/menit
-TB: 170cm
-BB: 67kg
4) kepala: kepala bulat, kulit kepala bersih, tidak ada luka
- rambut : rambut sedikit kotor, lepek, distribusi rambut merata, terdapat ketombe
- mata: mata simetris, replek pupil (+), sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis
- telinga: bentuk simetris, pendengaran normal, ada sedikit serumen
- hidung: hidung simetris, tidak ada sumbatan, mukosa hidung lembab
- mulut dan gigi: mulut simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, gigi tidak ada
karies
- wajah: bentuk wajah bulat, tidak ada bekas luka, warna kulit merata
5) leher: leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, kekuatan otot leher baik
6) dada/thorak:
- paru-paru:
perkusi: vesikuler
- jantung
perkusi: reguler
7) abdomen:
- inspeksi: abdomen datar, tidak ada bekas luka, warna kulit merata, umbilikus tampak
datar masuk kedalam
- palpasi: tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba
- perkusi: kuadran 1 2 3 4 timpani
- auskultasi: bising usus normal 8x/menit
8) ekstremitas atas:
- tangan: tangan simetris, jumlah jari 10, tidak ada bekas luka, warna kulit merata, reflek
bisep (+), reflek trisep (+). reflek bronkoradialis (+), kekuatan otot baik, ROM bebas, crt
< 2 detik
9) ekstremitas bawah:kaki simetris, jumlah jari 10, tidak ada bekas luka, warna kulit merata,
reflek patela (+), reflek achiles (+), reflek babinski (-), kekuatan oto baik, ROM bebas,
crt<2 detik
10) genitalia
- tidak dikaji
11) fungsi sensorik: reflek patologis (-)
12) reflek motorik: 5555 | 5555
5555|5555
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Tinggal 1 rumah
= Pasien
2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien mengatakan biasa saja dan tidak merasa malu, karena
dirinya menyadari keadaannya yang sekarang.
b. Identitas : Klien mengatakan dirinya sebagai seorang laki-laki berusia 28
tahun statusnya belum menikah
c. Peran : klien menyadari bahwa dirinya adalah karyawan swasta, sekarang ini klien tidak
dapat menjalankan perannya karena sering melihat dan mendengar bisikan aneh sehingga
selalu histeris di tempat kerja
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh dan bisa bekerja lagi, klien juga ingin
halusinasinya bisa sembuh karena sangat mengganggu.
e. Harga diri : Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya yang sekarang
dialaminya, klien juga mengatakan ingin bekerja kembali, dan klien berkata
bahwa dirinya akan pulih kembali atau normal kembali.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti : ibunya adalah orang yang sangat berarti di hidup klien karena selalu
ada saat klien berada di masa sulit
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien tidak pernah melakukan kegiatan bermasyarakat, di tempat kerjapun klien lebih
senang menyendiri dan pulang tepat waktu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien selalu merasa bahwa semua orang takut padanya akibat halusinasi yang ia derita
sehingga klien engga untuk bersosialisasi
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah, isolasi sosial
4. Spiritual & kultural
a. Nilai dan keyakinan :
Klien merupakan penganut islam, klien percaya bahwa Tuhan dan Setan itu ada.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan selalu berdoa pada Tuhan jika halusinasinya muncul, klien sering sholat
meskipun tidak tepat waktu, klien merasa bahwa hanya Tuhan-lah yang bisa membantunya
melawan setan-setan yang terkurung di pikirannya.
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan Cara
pakaian berpakaian
tidak sesuai tidak
seperti
biasanya
Jelaskan : penampilan klien rapi, klien memakai kemeja dan dasi seperti kebanyakan orang
kantoran, posisi kancing tepat dan bajunya tidak kusut, klien tampak terawat meskipun raut
wajahnya tampak gelisah
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan adanya masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras ✔ Gagap
Jelaskan : klien sering terbata-bata saat dilakukan anamnesa, meskipun begitu klien dapat
menyelesaikan kalimatnya, klien menggunakan Bahasa Indonesia yang formal dan santun. Klien
mengatakan hal tersebut terjadi karena jarang ada orang yang ingin berkomunikasi dengannya.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang ✔ Gelisah Agitasi
Jelaskan : klien tampak gelisah, berkali-kali kaki klien tampak gemetar dan klien tampak
meremas remas tangannya.
Masalah Keperawatan : Ansietas
4. Alam Perasaan
Sedih ✔ Ketakuta Putus Asa Khawatir
n
Jelaskan : klien mengatakan bahwa ia takut mendengar suara dan melihat bayangan hitam lagi,
klien takut disuruh untuk membunuh teman-temannya, mata klien tampak menyelidik
Masalah Keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi
5. Afek
Datar Tumpul ✔ Labil Tidak
Sesuai
Jelaskan : emosi pasien berubah-ubah terlebih saat menceritakan masa lalunya yang megalami
penolakan dan pernah masuk RSJ
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
Jelaskan : Ayah pasien mengatakan, dari sebulan yang lalu pasien sering menyendiri dan
mengurung diri di kamarnya setelah pulang kerja, ayah pasien juga mengatakan bahwa
anaknya sudah tidak masuk kantor semenjak satu minggu terahir, kemarin malam pukul 20.00
WIB pasien berteriak dan menutup kedua telinganya seperti orang ketakutan, saat keluarga
mendekati dan bertanya apa yang terjadi, pasien mengatakan bahwa pasien melihat bayangan
hitam dan mendengar bisikan-bisikan yang memerintahkan pasien untuk membunuh teman-
teman kantornya
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
8. Proses Pikir
Tangensial ✔ Sirkumstansiality Kehilangan
Asosiasi
9. Isi Pikir
Obsesif Fobia Hipokondria
Waham :
kejaran Dosa
Jelaskan : klien percaya bahwa dirinya istimewa dan memiliki kelebihan yaitu indra ke-6,
klien tetap meyakini hal tersebut dan merasa bahwa orang disekitarnya tidak paham, klien
seringkali mendapat bisikan untuk membunuh teman kantornya karena teman-temannya adalah
setan yang menyamar menjadi manusia.
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir, waham
Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : klien mengatakan dirinya tidak bisa membedakan khayalan dan kenyataan, klien
mengatakan halusinasinya nyata karena ia memang mempunyai indra ke-6
Masalah Keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat jangka
jangka panjang pendek
Gangguan daya ingat Konfabulasi
saat ini
Jelaskan : klien mengatakan bahwa berhitung adalah hal yang mudah mengingat tingkat
pendidikannya adalah S1 Ekonomi dan merupakan pekerjaan sehari-harinya dikantor
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
Jelaskan : Kemampuan penilaian klien baik dan tidak ada masalah, klien dapat
mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri , misalnya klien akan mandi
dulu setelah bangun kemudian klien baru makan
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
Jelaskan : klien merasa bahwa penyakitnya ini terjadi karena lingkungan yang selalu
mengasingkannya dan juga keluarganya yang tidak harmonis
Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir
1. Makan
✔ Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB / BAK
✔ Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
✔ Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
✔ Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung
Mencuci pakaian ✔
Pengaturan keuangan ✔
Transportasi ✔
Lain-lain
Jelaskan : klien tidak mengalami masalah pada nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, klirn hanya
mengalami insomnia jika halusinasinya terjadi dan itupun sangat jarang, klien mempunyai
system pendukung yang kuat yaitu ibu dan Tuhan-nya, klien dapat meminum obat secara
mandiri, klien merasa tidak membutuhkan bantuan apapun kecuali bantuan untuk mengusir
halusinasinya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Jelaskan : klien suka menghindari keramaian dan merasa damai saat kesepian, klien suka
membaca jurnal ekonomi untuk menyibukkan dirinya agar halusinasinya tidak datang
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
XI. PENGETAHUAN
Koping Obat-obatan
Lainnya : -
______________________________________________
Umur : 28 th
Ruang : Jiwa
1. Isolasi sosial b.d perubahan status mental d.d merasa ingin sendiri, merasa tidak aman di tempat
umum, menarik diri, tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain
2. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi b.d gangguan penglihatan dan pendengaran d.d
mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
XV. INTERVENSI
Label Dx Kep : Isolasi Sosial [SDKI D.0121]
Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Kategori: Relasional
Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Kategori: Relasional
3. Untuk meningkatkan
keterampilan
komunikasi pada
pasien.
Observasi
Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Kategori: Relasional
Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Kategori: Relasional
Definisi : Isolasi sosial merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.
Kategori: Relasional
Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Kategori: Psikologis
Subkategori : Integritas
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
Persepsi sensori membaik (L.09083) A. Manajemen
Halusinasi (I.09288)
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan
selama ..x24jam diharapkan Kriteria hasil Observasi Observasi
untuk membuktikan bahwa persepsi sensori 1. Monitor perilaku
membaik adalah: yang 1. Untuk
mengindikasikan Mengidentifikasi
halusinasi perilaku klien
2. Monitor dan yang berkaitan
sesuaikan tingkat dengan
aktivitas dan
halusinasi.
stimulasi lingkungan
3. Monitor isi
Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]
Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Kategori: Psikologis
Subkategori : Integritas
halusinasi (mis: 2. Mengetahuidan m
kekerasan atau enyesuaikan aktiv
membahayakan diri) itas dan Stimulasi
Terapeutik untuk pasien
1. Pertahankan 3. Mengetahui isi ha
lingkungan yang lusinasi pasien
aman
2. Lakukan Tindakan Terapeutik
keselamatan Ketika
tidak dapat 1. Memberikan ras
mengontrol perilaku a nyaman pada p
(mis: limit setting, asien
pembatasan wilayah, 2. Untuk memperta
pengekangan fisik, hankan keselama
seklusi) tan pasien
3. Diskusikan perasaan 3. Untuk mengetah
dan respons terhadap ui perasaan dan r
halusinasi esponpasien
4. Hindari perdebatan 4. Untuk memberik
tentang validitas an rasa saling pe
halusinasi rcaya
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan memonitor
sendiri situasi 1. Agar pasien dap
terjadinya halusinasi at mengontrol ke
2. Anjurkan bicara pada tika terjadi halus
orang yang dipercaya inasi
untuk memberi 2. Agar pasien dap
dukungan dan umpan at mengontrol ha
balik korektif lusinasinya deng
terhadap halusinasi an cara mengeks
3. Anjurkan melakukan presikan apa yan
distraksi (mis: g dirasakan
mendengarkan 3. Memberikan ras
music, melakukan a ketenangan pa
aktivitas dan Teknik da pasien
relaksasi) 4. Agar pasien dap
4. Ajarkan pasien dan at mengetahui ba
keluarga cara gaimana cara me
mengontrol ngontrol halusin
Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]
Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Kategori: Psikologis
Subkategori : Integritas
Kriteria Awal Target halusinasi asi
Hasil Kolaborasi Kolaborasi
Verbalisasi Cukup Menurun 1. Kolaborasi
mendengar meningkat (5) pemberian obat 1. Untuk dapat me
bisikan (2) antipsikotik dan mberikan dampa
Vernalisasi Cukup Menurun antiansietas, jika k ketenangan pa
melihat meningkat (5) perlu da pasien
bayangan (2)
Verbalisasi Cukup Menurun
merasakan meningkat (5)
sesuatu (2)
melalui
indera
perabaan B. Minimalisasi
Verbalisasi Cukup Menurun
Rangsangan
merasakan meningkat (5)
sesuatu (2) (I.08241)
melalui Observasi
indera Observasi
1. dengan
penciuman 1. Periksa status mengetahui
Verbalisasi Cukup Menurun mental, status status mental,
merasakan meningkat (5) sensori, dan tingkat status sensori,
sesuatu (2) kenyamanan (mis: dan tingkat
melalui nyeri, kelelahan) kenyamanan
indera Terapeutik dapat
pengecapan 1. Diskusikan tingkat menentukan
Distorsi Cukup Menurun toleransi terhadap intervensi yang
sensori meningkat (5) beban sensori (mis: tepat.
(2) bising, terlalu terang) Terapeutik
2. Batasi stimulus 1. dengan berdiskusi
lingkungan (mis: dapat mengetahui
Perilaku Cukup Menurun cahaya, suara,
halusinasi meningkat (5) beban sensori
aktivitas) yang dialami
(2) 3. Jadwalkan aktivitas pasien
harian dan waktu 2. dengan
Respons Cukup Meningkat istirahat membatasi
sesuai menurun (5) 4. Kombinasikan stimulus
stimulus (2) prosedur/Tindakan lingkungan dapat
dalam satu waktu, meminimalisir
sesuai kebutuhan rasa tidak nyaman
Label Dx Kep : Gangguan Persepsi Sensori [SDKI D.0085]
Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Kategori: Psikologis
Subkategori : Integritas
1. Menganjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
R/ Klien mulai mencoba
berinteraksi dengan nakes
yang merawatnya meskipun
terbata-bata
2. Menganjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
R/ Klien bersedia melakukan
terapi aktivitas kelompok
membaca
3. Menganjurkan berbagi
pengalaman dengan orang lain
R/ Klien dapat membagi
pengalamannya dengan
perawat saat anamnesa
4. Melatih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
R/ Klien tampak kesulitan