Nim : 180204060
Tn. K berusia 39 tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta. Status menikah, tapi belum
memiliki anak. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masalah, akibatnya sebagian besar
para pekerjanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk salah satunya Tn. K
Akibatnya kondisi keuangan Tn. K memburuk, sehingga membuat istrinya meminta cerai karena
Tn. K tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada istrinya. Dan Tn. K pun menjadi putus asa dan
ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
a.) Pengkajian
1. Identitas Klien
Usia : 39 tahun
Status : Kawin
Alamat : Medan
2. Alasan Masuk
Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar rumah pasien
3. Faktor Predisposisi
Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat ia
bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan
jiwa.
4. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja
Masalah Keperawatan:
5. Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun dan
klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N: 80x/mnt,
TD 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 55 Kg dan TB 165 cm.
3. Keputusasaan
SP I : Mengidentifikasi beratnya masalah, resiko bunuh diri, ancaman bunuh diri dan
percobaan bunuh diri.
SP II : latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri, latihan afirmasi dan buat
daftar aspek positif diri sendiri.
d.) Evaluasi
1. Klien mulai membuka diri kepada perawat dan menceritakan masalah dan ancaman yang
dialami oleh klien
Ny. S masuk melalui instalasi gawat darurat diantar oleh keluarganya dengan keluhan karena
mengamuk sejak 3 hari sebelum masuk klien suka tiap sebentar gonta ganti baju tanpa alasan
yang jelas, keluar masuk rumah, emosi labil, mengikuti kemauan sendiri, tidur malam tidak
nyenyak, sering mandi tengah malam, marah-marah pada orang lain jika kemauannya tidak
dipenuhi. Berkelahi dengan orang lain, memecahkan perabotan rumah tangga, berbicara dan
senyum-senyum sendiri, terkadang menangis tanpa sebab, keluarga kemudian mengurung klien
dikamar karena klien mengamuk sampai memukul anggota keluarga / orang lain yang ada
didekatnya, karena tidak ada perubahan ± 1 hari maka keluarga membawa klien ke RS Jiwa.
a.) Pengkajian
1. Identitas Klien
Insial : NY. S
Umur : 22 tahun
2. Faktor Predisposisi
* Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan pergi lambat ke dokter jiwa, kedokter spesialis ataupun ketempat praktek
dan rumah sakit jiwa sampai klien menceritakan kalau dirinya kenal dengan dokter disana
dan banyak lagi yang disebutnya. Klien mengatakan biasanya mengambil obat ke poliklinik
setiap 2 minggu sekali. Klien mengatakan juga pernah dibawa kedukun ataupun di beri
pengajian dan hasilnya tidak begitu berarti.
* Riwayat Kekerasan
Klien mengatakan waktu kecil tidak pernah dianiaya atau mengalami kekerasan oleh orang
lain atau keluarga
Klien mengatakan ibunya sudah meninggal sejak tahun 2005. Klien mengatakan ibunya
adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan belum sempat membahagiakan ibunya,
namun tuhan telah mengambilnya.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
N : 84 x/mnt
S : 370C
RR : 20 x/mnt
2. Ukur
TB : 158 cm
BB : 57 kg
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan matanya sakit karena terjatuh didepan kamar, saat observasi mata klien
masih bengkak dan ada tanda lebam agak kehitaman
Data subjektif
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa dia hebat dan pintar, klien mengatakan dia
bisa memerintahkan orang ditempat kerjanya, klien mengatakan dia yang merakit bom
molotof, klien juga mengatakan dia kuliah di AIM, klien juga mengatakan dia lulusan
universitas di London klien mengatakan bisa membuat lampu dengan sekali tepuk. Klien
tampak membanggakan diri sambil membusungkan dadanya ketika bercerita bahwa dia
yang membuat bom molotof, semua yang dikatakan klien diulang berkali-kali ( 2 3 kali
perhari ), klien mengatakan hal yang berbeda dengan kenyataan secara berulang-ulang, klien
sulit diorientasi ke realita, kalau bercerita klien sering menguji orang lain kemudian
mengatakan orang lain bodoh dengan rawut wajah meremehkan orang lain.
MK : Gangguan isi pikir : waham kebesaran
6. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif b.d. koping keluarga tidak efektif
7. Perubahan isi pikir : waham kebesaran b.d. penatalaksanaan regimen terapeutik tidak
efektif
3.) Intervensi
SP I : latihan orientasi realita : yaitu orientasi orang, tempat dan waktu serta lingkungan
sekitar
4.) Implementasi
5.) Evaluasi
Evaluasi dari masing-masing tindakan yang dilakukan dilihat dari respon klien secara
subjektif yaitu ungkapan perasaan san dan pemahaman klien secara verbal, kemudian respon
klien yang ditampilkan secara verbal diamati secara objektif. Dari evaluasi tindakan
diperoleh hasil bahwa intervensi dari diagnosa I dan diagnosa II dan dari masing-masing
tujuan khusus intervensi tercapai sesuai rencana.