V. MEDIA PEMBELAJARAN
LCD
Powerpoint
Meja
Kursi
VIII. MATERI
1. Pengertian Afasia
3. Penyebab Afasia
Gejala afasia adalah tanda-tanda klinis yang tidak normal dari fungsi
reseptif atau ekspresif yang secara reatif mempengaruhi kemampuan
komunikasi seseorang. Gejala-gejala yang dapat mengarah pada
diagnosa afasia adalah sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan berbicara spontan
2. Ketidakmampuan membentuk kata-kata
3. Ketidakmampuan menyebut nama suatu benda/objek
4. Ketidakmampuan mengulang suatu frase
5. Parafasia (mengganti huruf atau kata)
6. Agramatisme (ketidakmampuan berbicara dengan bahasa yang baik
dan baku)
7. Produksi kalimat yang tidak lengkap
8. Ketidakmampuan membaca dan mrnulis
9. Ketidakmampuan untuk memahami bahasa
Para penderita afasia dapat mengalami kesulitan dalam banyak hal. Hal-
hal tersebut sebelumnya merupakan sesuatu yang biasa terjadi di
kehidupannya sehari-hari seperti:
a. Melakukan percakapan berbicara dalam grup atau lingkungan yang
gaduh.
b. Membaca buku, koran majalah atau papan petunjuk di jalan raya.
c. Pemahaman akan lelucon atau menceritakan lelucon.
d. Mengikuti program di televisi atau radio.
e. Menulis surat atau mengisi formulir.
f. Bertelepon
g. Berhitung mengingat angka atau berurusan dengan uang.
h. Menyebutkan nama-namanya sendiri atau anggota keluarga
b. 8-10 Bulan
Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian.Usia
10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya. 9-10 bulan, tidak
memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis.
c. 12-15 Bulan
12 bulan, belum menunjukkan mimik.
12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti
“mama”,“dada”.
12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila
membutuhkan sesuatu.
15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau
“daag”.
15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda.
15 bulan, belum dapat mengucapkan 13 kata.
d. 18-24 Bulan
18 bulan, belum dapat mengucapkan 610 kata.
18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik
perhatian.
21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana.
24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat.
24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti
sikat gigi dan telepon.
24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakata orang
lain.
24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila
ditanya.
e. 30-36 Bulan
30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga.
36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan
pertanyaan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain selain
anggota keluarga.
f. 3-4 Tahun
· 3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah
verbal dan tidak mamiliki minat bermain dengan sesamanya.
· 3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah”
diucapkan “aya”.
· 4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap.
6. Penatalaksanaan afasia
Banyak penderita afasia pernah dirawat dalam periode tertentu di rumah
sakit. Opname di rumah sakit biasanya dilakukan setelah terjadi cedera
otak. Setelah keluar dari rumah sakit, banyak dari mereka yang masih
membutuhkan penanganan lanjutan. Penanganan afasia hampir selalu
diteruskan ke ahli logopedia (=seseorang yang ahli dalam bidang
komunikasi) atau pada ahli terapi wicara.
Tindakan dalam terapi wicara. Berikut, sifat tindakan dalam terapi wicara
dapat dibedakan atas :
a. Kuratif. Tindakan terapi wicara bertujuan untuk menyembuhkan
gangguan/kelainan perilaku komunikasi, agar dapat berkomunikasi
secara wajar.
b. Rehabilitatif atau Habilitatif. Tindakan terapi wicara bertujuan
untuk memulihkan dan memberikan kemampuan kepada penderita
gangguan/kelainan perilaku komunikasi sebagaimana kemampuan
sebelum sakit atau sekurang-kurangnya mendekati kemampuan
komunikasi normal.
c. Preventif. Tindakan terapi wicara bertujuan mencegah terjadinya
gangguan/kelainan perilaku komunikasi, sehingga seseorang dapat
tumbuh dan perkembangan secara wajar.
d. Promotif. Tindakan terapi wicara yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan perilaku komunikasinya sehingga dapat
meningkatkan tingkat kehidupan secara lebih optimal.
Apa yang dapat dilakukan, baik bagi penderita afasia maupun kita atau
siapa saja yang ingin berkomunikasi pada penderita afasia ?
Apabila Anda adalah penderita afasia :
Katakan pada orang lain bahwa Anda menderita afasia.
Pakai kartu penanda, dimana tertulis apa itu afasia.
Jika dengan berbicara tidak berhasil, coba gunakan bahasa isyarat,
gambar, tulisan atau dengan menunjuk untuk memperjelas apa
yang Anda maksudkan.
Minta pertolongan pada keluarga atau teman.
Rencanakan dan siapkan di pikiran Anda atau tulis percakapan
yang akan Anda lakukan.
Rohkamm R, (2004) Middle Cerebral Artery, Language dalam M.D. Color Atlas
of Neurology, lembar 12, 124-127. 2.
R Shane Tubbs, MS, PA-C, PhD, Todd C Hankinson, MD, MBA, Allen R Wyler,
MD, Middle Cerebral Artery. http://emedicine.medscape.com/article/1877617-
overview#aw2aab6b3
Pearl L.P, Emsellem A. Helene, (2014), The Central Nervous System : Brain and
Cord dalam Neurologic a primer on localization, page 3-27.