AFASIA MOTORIK
Oleh :
1. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Instruksinal Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga memahami
dan dapat melaksanakan perawatan di rumah.
2) Tujuan Instruksinal Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, selama 20 menit diharapkan sasaran
mampu :
Mengulang pengertian afasia motorik tanpa melihat materi dengan
benar.
Menyebutkan kembali penyebab afasia motorik tanpa melihat materi
dengan benar.
Menyebutkan tanda dan gejala afasia motorik tanpa melihat materi
dengan benar.
Mengetahui terapi pada afasia motorik tanpa melihat materi dengan
benar.
2. Strategi Pelaksanaan
1) Metode
Ceramah
Tanya Jawab
2) Media
Leaflet
3) Garis Besar Materi
Pengertian afasia motorik
Penyebab afasia motorik
Tanda dan gejala afasia motorik
Terapi afasia motorik
3. Pengorganisasi dan Job Description
1) Pembimbing
2) Moderator
1) Job description :
Membuka dan menutup kegiatan
Membuat susunan acara dengan jelas
3) Penyaji :
2) Job description :
Menyampaikan materi penyuluhan
4) Observer :
3) Job description :
Mengobservasi jalannya kegiatan
5) Fasilitator :
4) Job description :
Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan
Memotivasi audience untuk bertanya
4. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Respon Peserta Waktu Oleh
1. Pembukaan : 5 Menit Moderator
- Memperkenalkan diri - Membalas salam
- Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan - Mendengarkan
- Melakukan kontrak
waktu - Mendengarkan
- Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan - Mendengarkan
diberikan
5. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
- Keluarga dan pasien di ruang Anggrek
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang rawat Anggrek
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
2) Evaluasi Proses
- Keluarga dan pasien antusias terhadap materi penyuluhan
- Keluarga dan pasien konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Evaluasi Hasil
- Keluarga dan klien mampu menjelaskan pengertian afasia motorik
- Keluarga dan klien mampu menjelaskan penyebab afasia motorik
- Keluarga dan klien mampu menjelaskan tanda dan gejala afasia
motorik
- Keluarga dan klien mampu menjelaskan terapi pada tonsilitis
6. Materi Terlampir
Penyuluh
LAMPIRAN
I. Pengertian
Afasia adalah gangguan fungsi bahasa yang disebapkan cedera atau
penyakit pusat otak. Ini termasuk gangguan kemapuan membaca dan
menulis dengan baik, demikian juga bercakap-cakap, mendengar berhitung,
menyimpulkan dan pemahaman terhadap sikap tubuh. Akhirnya digunakan
gambaran afasia yang diprsentasikan. Kira-kira 1-1,5 juta orang dewasa
diamerika mengalami kecacatan kronik afasia.(Smeltzer dan Bare, 2002).
Afasia adalah gangguan berbahasa akibat gangguan serebrovaskuler
hemisfer dominan, trauma kepala, atau proses penyakit. Terdapat beberapa
tipe afasia, biasanya digolongkan sesuai lokasi lesi.Semua penderita afasia
memperlihatkan keterbatasan dalam pemahaman, membaca, ekspresi
verbal, dan menulis dalam derajat berbeda-beda.
Afasia biasanya berarti hilangnya kemampuan berbahasa setelah
kerusakan otak.Dalam hal ini pasien menunjukkan gangguan dalam
memproduksi dan atau memahami bahasa.
II. Etiologi
Afasia biasanya berarti hilangnya kemampuan berbahasa setelah
kerusakan otak. Kata afasia perkembangan (sering disebut sebagai disfasia)
digunakan bila anak mempunyai keterlambatan spesifik dalam
memperoleh kemampuan berbahasa. Dalam hal ini, perkembangan
kemampuan berbahasa yang tidak sebanding dengan perkembangan
kognitif umumnya.
Stroke, tumor otak, cedera otak, demensi dan penyakit lainnya dapat
mengakibatkan gangguan berbahasa.
Cohen JI. Anatomi dan Fisiologi Laring. Dalam: Adam GL, Boies LR, Higler PA.
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F dan Geissler, A.C.2000.Rencana Asuhan
Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawata Pasien.Jakarta:EGC.
Herdman, T.H. 2011.NANDA Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2009-2011. Jakarta: FKUI.
Herdman,T.H.2012. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan definisi dan
Klasifikasi 2012-2014.Jakarta :EGC.
Higler PA. BOIES. 1997. Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6. Alih Bahasa: Wijaya
C. BOIES Fundamental of Otolaryngology.Jakarta: EGC
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: EGC.