Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui dan diujikan dihadapan Dewan Penguji Akhir Praktika Seniora
pada tanggal 27 Juli 2018
Oleh:
Mengetahui,
Pembimbing I
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tugas Akhir Praktika
Seniora yang berjudul:
Menyetujui,
Moh. Ubaidillah Faqih, S.Kep., Ns., M.Kep Ahmad Faqih Fiddin, S.Kep., Ns
NIK. 45115065 NIK.10213065
Mengetahui,
Kepala RuangInterna
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tugas Akhir Praktika
Seniora yang berjudul:
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua STIKES NU Tuban
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................................. v
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Laporan Pendahuluan ....................................................................... 1
1.1.1 Tinjauan Teori Kasus ..................................................................................... 1
1.2 Tinjauan Medis .............................................................................................. 3
1.2.1 Tinjauan Medis Gastritis................................................................................ 3
1.2.2 Tinjauan Medis Nyeri .................................................................................. 10
1.3 Tinjauan Keperawatan ................................................................................. 30
1.4 CP (Clinical Pathway) ................................................................................. 35
1.5 Trend Issue Penelitian.................................................................................. 36
1.5.1 Kompres Air Hangat .................................................................................... 36
1.5.2 Tujuan Kompres Air Hangat ....................................................................... 36
1.5.3 Efek Terapeutik Kompres Air Hangat ......................................................... 37
1.5.4 Langkah-langkah Kompres Air Hangat ....................................................... 37
BAB 2 TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian.................................................................................................... 39
2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 41
2.3 Aplikasi DAR (Data, Action, Respon) ........................................................ 41
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil ............................................................................................................. 42
3.1.1 Gambaran Kasus .......................................................................................... 42
3.1.2 Analisa Kasus .............................................................................................. 43
3.2 Pembahasan ................................................................................................. 44
3.2.1 Identifikasi Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis Sebelum Diberikan Terapi
Kompres Air Hangat .................................................................................... 44
v
3.2.2 Identifikasi Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis Setelah Diberikan Terapi
Kompres Air Hangat .................................................................................... 45
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 48
4.2 Saran ............................................................................................................ 48
4.1.1 Saran Teoritis ............................................................................................... 48
4.1.2 Saran Praktis ................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
vii
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien
gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Nyeri
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Price, 2006). Penderita gastritis
Salah satu faktor yang dapat menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stres
(Maulidah, 2006)
Data WHO tahun 2011, angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi
tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak
pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%) (Depkes, 2012). Prevalensi gastritis di Jawa Timur pada tahun 2011
mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian (Dinkes Jatim, 2011). Dari
data tahun 2018 ruang Interna RSNU Tuban dalam 3 bulan terkahir didapatkan
18kasus gastritis.
Nyeri gastritis terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung dan
submukosa lambung yang bersifat akut, kronis akibat infeksi dari bakteri, obat-
1
2
terjadinya gastritis salah satunya karena pola makan yang tidak teratur, hal ini
non-farmakologis untuk mengatasi nyeri pada pasien gastritis adalah kompres air
hangat yang dapat mengurangi rasa nyeri dengan memberikan efek relaks dan rasa
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Tujuan dari kompres hangat adalah
pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa
nyeri, dan memperlancar aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien.
Pemberian aplikasi hangat pada tubuh merupakan suatu upaya untuk mengurangi
adalah dengan memberikan terapi kompres air hangat. Adapun terapi non-
farmakologis lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri meliputi teknik
relaksasi nafas dalam, pengalihan perhatian (audio, visual, imajinasi hal yang
menyenangkan). Dan untuk meningkatkan hasil dari terapi kompres air hangat
baik pasien maupun pihak keluarga dapat melakukan terapi kompres air hangat
ketika nyeri muncul. Kompres hangat adalah suatu bentuk terapi sederhana
penghantar hangat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan
mengurangi rasa nyeri (Hartaningsih & Turlina, 2009).Terapi ini efektif untuk
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga
dipergunakan untuk mengurangi berbagai jenis nyeri yang lain (Arovah, 2010).
3
lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus, atau lokal yang di sebabkan oleh
peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifat secara
akut, kronis akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga
lapisan-lapisan tersebut.
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar
merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
2. Gastritis Kronis
2. Minuman beralkohol.
5
secondary syphilis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-
lambung.
lambung.
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan
dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang
tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini
ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa
2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H. pylory).
yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan
penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau
7
merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung (Smeltzer dan Bare, 2001).
2) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual,
4) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
2. Gastritis Kronis
anoreksia (nafsu makan menurun), nyeri ulu hati setelah makan, kembung,
rasa asam di mulut, atau mual dan muntah (Smeltzer & Bare, 2001).
sebagai berikut :
(2010) adalah:
1. Gastritis akut:
3) Perforasi lambung.
2. Gastritis Kronis:
4) Kanker lambung.
gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida
dan istirahat.
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
karenabahaya perforasi.
1) Tirah baring
2) Mengurangi stress
10
3) Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial,
mengalaminya. Nyeri dianggap nyata meskipun tidak ada penyebab fisik atau
dengan status mental atau status psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi
nyeri dalam banyak hal dan tidak hanya membayangkannya saja. Kebanyakan
sensasi nyeri adalah akibat dari stimulasi fisik dan mental atau stimuli emosional.
11
(Potter & Perry, 2005). Berdasarkan definisi- definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa nyeri adalah suatu pengalaman sensori yang tidak menyenangkan dan
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) menyatakan bahwa impuls
system saraf pusat, dimana impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
2013).
oleh pola tertentu, dimana nyeri ini merupakan akibat dari stimulasi
pola adalah rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal medulla
spinalis dan rangsangan aktifitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respon
yang merangsang bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri dan
12
2014).
terdapat subtansi seperti opiet yang terjadi selama alami didalam tubuh,
noksius diubah menjadi aktivitas elektrik pada ujung saraf sensorik (reseptor)
terkait. Proses berikutnya, yaitu transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen
saraf yaitu saraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis,
(ascendens), dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir
hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex. Proses ketiga adalah modulasi
tertentu telah diternukan di sistem saraf pusat yang secara selektif menghambat
13
transmisi nyeri di medulla spinalis. Senyawa ini diaktifkan jika terjadi relaksasi
hingga menimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas.
Bahkan struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas. Sangat
Nyeri diawali sebagai pesan yang diterima oleh saraf-saraf perifer. Zat kimia
perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang terluka ke otak.
Sinyal nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai impuls elektrokimia di
sepanjang nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima
sensoris di otak di mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama
kali dipersepsikan. Pesan lalu dihantarkan ke cortex, di mana intensitas dan lokasi
kemudian turun ke spinal cord. Di bagian dorsal, zat kimia seperti endorphin
dilepaskan untuk mengurangi nyeri di dacrah yang terluka (Potter & Perry, 2005).
Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup. Saat
gerbang terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bisa
ditutup. Stimulasi saraf sensoris dengan cara menggaruk atau mengelus secara
transmisi impuls nyeri. Impuls dari pusat juga dapat menutup gerbang, misalnya
14
motivasi dari individu yang bersemangat ingin sembuh dapat mengurangi dampak
parasimpatis seperti nyeri dalam, berat, berakibat tekanan darah turun nadi turun,
Pada kasus nyeri yang parah dan serangan yang mendadak merupakan
merespon terhadap stimulus nyeri dari reseptor perifer atau korteks cerebral
menimbulkan respon stress seperti turunnya sistem imun pada peradangan dan
menghambat penyembuhan dan kalau makin parah dapat terjadi syok ataupun
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis. Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau durasiterjadinya nyeri, antara
lain:
1. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat,
biasanya kurang dari 6 bulan. Nyeri akut yang tidak diatasi secaraadekuat
2005).
2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan.
yang diarahkan pada penyebabnya. Jadi nyeri ini biasanya dikaitkan dengan
1) Nyeri superfisial, yaitu nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit
dan mukosa.
16
2) Nyeri viseral, yaitu rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi dari
3) Nyeri alih, yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari
penyebab nyeri.
2. Nyeri Sentral. Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,
kata lain nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita itu sendiri.
1. Nyeri nosiseptif
Nosiseptif berasal dari kata “noxsious/harmful nature” dan dalam hal ini
merusak jaringan. Nyeri nosiseptif berdifat tajam, dan berdenyut (Potter &
Perry, 2005).
2. Nyeri Neuropatik
sentuhan atau dingin. Nyeri spesifik terdiri atas beberapa macam, antara lain
nyeri somatik, nyeri yang umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di
bawah kulit (superficial) pada otot dan tulang. Macam lainnya adalah nyeri
menjalar (referred pain) yaitu nyeri yang dirasakan di bagian tubuh yang
jauh letaknya dari jaringan yang menyebabkan rasa nyeri, biasanya dari
cidera organ visceral. Sedangkan nyeri visceral adalah nyeri yang berasal
17
dari bermacam-macam organ viscera dalam abdomen dan dada (Guyton &
Hall, 2008).
spesifik dan sering dapat diperkirakan. Reaksi pasien terhadap nyeri dibentuk oleh
berbagai faktor yang saling berinteraksi mencakup umur, sosial budaya, status
emosional, pengalaman nyeri masa lalu, sumber nyeri dan dasar pengetahuan
episode nyeri, kelemahan, marah, cemas dan gangguan tidur. Toleransi nyeri
akibatnya, ia ingin nyerinya segera reda dan sebelum nyeri tersebut menjadi
Perry, 2005).
2. Kecemasan
Ditinjau dari aspek fisiologis, kecemasan yang berhubungan dengan nyeri
3. Umur
proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani oleh petugas
kesehatan. Di lain pihak, normalnya kondisi nycri hebat pada dewasa muda
dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa tua. Orang dewasa tua
persepsi sensori stimulus serta peningkatan ambang nyeri. Selain itu, proses
penyakit kronis yang lebih umum terjadi pada dewasa tua seperti penyakit
transmisi impuls saraf normal. Cara lansia bereaksi terhadap nyeri dapat
berbeda dengan cara bereaksi orang yang lebih muda. Karena individu
terhadap massa otot lebih besar dibanding individu berusia lebih muda, oleh
pada lansia. Persepsi nyeri pada lansia mungkin berkurang sebagai akibat
diabetes), akan tetapi pada individu lansia yang sehat persepsi nyeri
4. Jenis Kelamin
genetik berperan dalam perbedaan jenis kelamin (Le Mone & Burke , 2008).
5. Sosial Budaya
nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam rnengkaji nyeri dan reaksi
6. Nilai Agama
2005).
anak yang mengalami nyeri kehadiran orang tua sangat penting (Potter &
Perry, 2005).
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Skala deskriptif verbal (VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama di
Skala penilaian numerik atau numeric rating scale (NRS) lebih digunakan
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan: secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
7-9 Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
memukul.
22
VAS adalah suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada ujungnya. Skala ini
Skala wajah terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang
yang sangat sedih sampai wajah yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat)
1. Pendekatan farmakologi
nyeri dengan pemberian obat-obatan pereda nyeri terutama untuk nyeri yang
Menurut Smeltzer & Bare (2002), ada tiga jenis analgesik yakni:
nyeri ringan dan sedang. NSAID dapat sangat berguna bagi pasien yang
nyeri yang sedang sampai berat, seperti nyeri pasca operasi. Efek
menghilangkan gejala lain terkait dengan nyeri seperti depresi dan mual
dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut
transmisi implus nyeri (Potter & Perry, 2006). Penelitian yang dilakukan
kutaneus (slow stroke back massage) terhadap intensitas nyeri haid pada
2) Efflurage Massage
selama 3–5 menit dan berikan lotion atau minyak/baby oil tambahan jika
samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain
(Ekowati, 2011).
3) Distraksi
strategi non farmakologi yang dapat menurunkan nyeri. Hal ini terbukti
4) Terapi Musik
bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik
yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Eka, 2011). Perawat
sejak awal sesuai dengan suasana hati individu, merupakan pilihan yang
dan sugesti yang diberikan sehingga pasien tidak berfokus pada nyeri
Pada saat ini banyak jenis musik yang dapat diperdengarkan namun
adalah musik klasik karena musik ini maknitude yang luar biasa pada
bersama setiap inhalasi (hirup) dan ekhalasi (hembus) (Smeltzer & Bare,
2002).
suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif
privasi pasien, usahakan tangan dan kaki pasien dalam keadaan rileks,
sebanyak tiga kali selama lima menit (Patasik, Tangka & Rottie, 2013).
10) Aromaterapi
terapi yang dapatdigunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas. Zat yang
2014).
mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk
lain (Arovah, 2010). Salah satu bentuk aplikasi yang dapat digunakan
(Hartaningsih & Turlina, 2009). Prinsip kerja dari kompres hangat yaitu
dengan cara memindahkan panas dari buli-buli panas kain yang melapisi
nutrisi, dan leukosit darah yang menuju ke jaringan tubuh yang berujung
1. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama pasien, usia, jenis kelamin, agama, suku/
2) Penanggung Jawab
3) Keluhan Utama
Pada penderita gastritis biasanya mengeluhkan nyeri pada ulu hati dan
2. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-Tanda Vital
Meliputi TD, nadi, RR, suhu, keadaan umum pasien biasanya pasien
tekan di epigastrium.
8) Aktivitas/ Istirahat
9) Integritas Ego
tak berdaya.
10) Eliminasi
(diare, darah warna gelap atau kecoklatan atau merah cerah, berbusa,
Gejala:
1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
perhatian menyempit.
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Pemeriksaan feses
Kriteria Hasil:
nyeri).
c. Intervensi
a) Observasi TTV.
Rasional: posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh pasien dapat
(analgetik) dan jika ada keluhan atau tindakan nyeri yang tidak
berhasil.
mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk mengurangi
dipergunakan untuk mengurangi berbagai jenis nyeri yang lain (Arovah, 2010).
Salah satu bentuk aplikasi yang dapat digunakan yaitu berupa kompres hangat
dengan botol kompres. Kompres hangat adalah suatu bentuk terapi sederhana
penghantar hangat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan
mengurangi rasa nyeri (Hartaningsih & Turlina, 2009). Prinsip kerja dari kompres
hangat yaitu dengan cara memindahkan panas dari buli-buli panas yang melapisi
darah yang menuju ke jaringan tubuh yang berujung pada menurunnya ketegangan
otot sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang dan berangsur menghilang,
Perry, 2005).
dan nutrisi.
1. Siapkan peralatan yang digunakan untuk kompres air hangat seperti buli-
buli panas (kantong karet yang diisi air panas untuk kompres) atau botol
kosong, baskom berisi air hangat (40-46oC), termometer pengukur suhu air
Pastikan tutup buli-buli/ botol tertutup rapat. Bawa buli-buli/ botol berisi air
4. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui efek yang timbul akibat
5. Kompres area nyeri atau area yang memerlukan kompres selama 10-20
menit atau sampai botol air hangat tidak terasa panas atau hangat lagi.
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien
Agama : Islam
07-2018 jam 08.30 dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, perut terasa
panas, lemas kurang lebih 4 hari, nafsu makan menurun kurang lebih 2 hari,
mmHg, suhu: 36oC, RR: 20 x/menit, nadi: 98 x/menit, BB: 45 kg, TB: 155
Tidak ada
39
40
E. Riwayat Pengobatan
Tidak ada.
F. Riwayat Alergi
G. Faktor Resiko
H. Hasil Pemeriksaan
A: tidak ada sesak nafas, tidak ada sumbatan pada jalan nafas, tidak ada
B: pola nafas teratur, tidak ada keluhan sesak, bentuk dada simetris, suara
C: akral hangat, konjungtiva ananemis, tidak pucat, tidak sianosis, CRT < 2
detik, TD: 120/80 mmHg, nadi: 98 x/menit, bunyi jantung normal, irama
jantung reguler.
E:
I. Terapi
3.1 Hasil
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien gastritis di ruang rawat
inap Interna RSNU Tuban pada bulan Mei sampai Juli tahun 2018 sebanyak 18
responden pada penelitian ini yaitu semua pasien gastritis di ruang rawat inap
Interna pada tanggal 2 Juli sampai 16 Juli 2018 sebanyak 3 responden di ruang
kelas III.
K 01 X 02
pre test (observasi awal) terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan (X). Setelah
diberikan perlakuan, kemudian dilakukan kembali post test (observasi akhir). Hal
ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang dihasilkan antara pre test dan
post test.
Keterangan :
42
43
2016).
Ciri dari penelitian ini adalah menggunakan pengaruh sebab akibat dengan
mengurangi intensitas nyeri salah satunya yaitu dengan pemberian terapi kompres
air hangat. Pemberian terapi kompres air hangat yang diharapkan dapat
mengurangi rasa nyeri dengan memberikan efek relaks dan rasa hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan kompres hangat. Kompres air hangat dapat
dilakukan dengan menempelkan botol atau buli-buli yang berisi air hangat ke
daerah tubuh yang nyeri selama kurang lebih 10-20 menit atau sampai tidak terasa
hangat lagi. Tujuan dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa,
membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran
mengalami nyeri dalam kategori nyeri sedang sebelum diberikan terapi kompres
air hangat.
mengalami nyeri dalam kategori nyeri ringan setelah diberikan terapi kompres air
hangat.
skala nyeri dari responden yang telah diberikan terapi kompres air hangat
cenderung menurun, dari skala nyeri sedang menjadi skala nyeri sedang dan dari
3.2 Pembahasan
3.2.1 Identifikasi Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis Sebelum Diberikan Terapi
skala nyeri 6 (nyeri sedang), dan 1 responden mengalami nyeri dengan skala 7
45
terapi farmakologi sesuai advis dokter, nyeri masih terasa (hilang timbul) sesaat
mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk mengurangi
dipergunakan untuk mengurangi berbagai jenis nyeri yang lain (Arovah, 2010).
Salah satu bentuk aplikasi yang dapat digunakan yaitu berupa kompres hangat
dengan botol kompres. Kompres hangat adalah suatu bentuk terapi sederhana
penghantar hangat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan
3.2.2 Identifikasi Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis Setelah Diberikan Terapi
menggunakan botol berisi air hangat yang diletakkan pada area tubuh pasien yang
terasa nyeri dan dilakukan setiap kali pasien merasa nyeri timbul, terapi ini
dilakukan selama 10-15 menit atau sampai botol berisi air hangat sudah tidak
terasa hangat lagi, dengan harapan nyeri yang dialami pada pasien gastritis
diberikan terapi kompres air hangat 2 responden mengalami nyeri sedang dan 1
responden mengalami nyeri berat. Data yang diperoleh peneliti dapat diketahui
bahwa setelah diberikan terapi kompres air hangat nyeri yang dialami responden
46
mengalami penurunan yaitu dari nyeri berat menjadi nyeri sedang dan dari nyeri
sedang menjadi nyeri ringan, hal ini karena dengan pemberian kompres air hangat
mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk mengurangi
dipergunakan untuk mengurangi berbagai jenis nyeri yang lain (Arovah, 2010).
Prinsip kerja dari kompres hangat yaitu dengan cara memindahkan panas dari
buli-buli panas yang melapisi kompres ke dalam tubuh yang akan mengakibatkan
nutrisi, dan leukosit darah yang menuju ke jaringan tubuh yang berujung pada
menurunnya ketegangan otot sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Anis Rofiqoh, dkk
(2017) tentang pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intensitas
didapatkan hasil dari 20 responden dengan kategori nyeri sedang, setelah diberikan
terapi kompres air hangat rata-rata intensitas nyeri responden dalam kategori ringan
Menurut Hidayat & Ulfa (2008) kompres air hangat memenuhi kebutuhan rasa
otot. Kompres air hangat bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah sehingga
meningkatkan sirkulasi darah ke bagian yang nyeri menurunkan ketegangan otot yang
dapat mengurangi nyeri akibat spasme otot atau kekauan otot (Potter & Perry, 2010).
47
Hal ini didukung pernyataan oleh Price & Wilson (2014) kompres air hangat
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
dalam kategori nyeri sedang dan 1 responden mengalami nyeri dalam kategori
berat. Setelah diberikan intervensi terapi kompres air hangat nyeri yang dialami
responden menurun dari yang nyeri sedang menjadi nyeri ringan dan dari nyeri
Keberhasilan dari terapi ini juga memerlukan dukungan dari kelurga pasien,
dan untuk meningkatkan hasil dari terapi kompres air hangat baik pasien maupun
pihak keluarga dapat melakukan terapi kompres air hangat secara mandiri ketika
nyeri muncul.
4.2 Saran
gastritis.
1. Bagi Institusi
Bagi institusi khususnya ruang rawat inap Interna RSNU Tuban diharapkan
48
49
Dari penelitian ini diharapkan terapi kompres air hangat dapat dilakukan
merasa lebih nyaman dan dapat memberikan efek relaks pada pasien,
secara mandiri.