Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Materi : Asfiksia
Waktu pertemuan : 30 menit
Pertemuan ke : 1(satu)
Sasaran : ibu-ibu atau keluarga bayi yang ada di ruangan perinatologi
Target : ibu yang bayinya mengalami asfiksia yaitu bayi neldawati,bayi ilen

1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima materi ini, orang tua pasien atau keluarga memahami tentang
penyakit Asfiksia dan penanganannya.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima materi ini, keluarga mengetahui apa itu asfiksia, penyebab asfiksi,
tanda dan gejal serta cara penanganannya.
2. Pokok Bahasan : Asfiksia
3. Sub Pokok Bahasan
· Pengertian asfiksia
· Penyebab asfiksia
· Tanda dan gejala asfiksia
· Penanganan asfiksia
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap kegiatan Kegiatan pengajar Kegiatan peserta
didik
Pendahuluan 1. Menyapa dan memperkenalkan diri Memperhatikan
(5 menit) kepada orang tua dan pasien
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan Memperhatikan
ini, meliputi TIU dan TIK.
3. Menjelaskan manfaat mempelajari tentang Memperhatikan
penyakit asfiksia dan penanganannya.
Penyajian 2 1. Menggali pengetahuan peserta Menjawab
(15 menit) tentang Asfiksia
2. Memberi reinforcement positif Mendengar dan
memperhatikan
3. Menjelaskan pengertian Asfiksiaberdasarkan Mendengar dan
teori memperhatikan
4. Menjelaskan penyebab terjadinya Mendengar dan
asfiksia pada bayi. memperhatikan
5. Menjelaskan tanda dan gejala asfiksia Mendengar dan
memperhatikan
6. Menjelaskan cara penanganan asfiksia Mendengar dan
memperhatikan
7. Memberi kesempatan pada peserta untuk Mengajukan
bertanya pertanyaan
8. Memberi reinforcement positif
Mendengar dan
9. Menjawab pertanyaan yang diajukan memperhatikan
Mendengar dan
memperhatikan
Penutup 4 1. Mengevaluasi materi yang telah dipelajari. 1. Mengemukakan
(10 menit) 2. Presentator mengadakan evaluasi tentang pendapat
materi yang telah diberikan 2. Mendengar dan
3. Presentator menyimpulkan materi memperhatikan
4. Moderator menyimpulkan hasil diskusi 3. Mendengar dan
5. Moderator memberikan salam memperhatikan
4. Menjawab
salam

5. Media dan Alat Pengajaran


· Leaflet
6. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Diskusi
7. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
· Kelompok penyuluh dan peserta berada pada posisi yang sudah direncanakan.
· Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
· Pre planning telah disetujui.
· Media dan alat pengajaran telah tersedia.
2. Evaluasi Proses
· Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
· Peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai.
· Peserta berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil.
· Menyebutkan pengertian BBLR
· Menyebutkan masalah yang umum terjadi pada bayi premature
· Menyebutkan penatalaksanaan BBLR
· Menyebutkan apa saja makanan bayi dengan BBLR
· Menyebutkan criteria pemulangan bayi dengan BBLR
Materi Pembelajaran

A. Defenisi
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga kadar O2 dan O2 tidak seimbang akibatnya menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut.
B. Etiologi asfiksia
a) Asfiksia dalam kehamilan ; biasanya terjadi karena penyakit infeksi, keracunan,
obat-obatan ataupun cedera selama kehamilan.
b) Asfiksia dalam persalinan : Kekurangan O2, tekanan terlalu kuat dari kepala anak
pada plasenta, pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
ataupun perdarahan banyak
C. Tanda dan gejala
a) Pada Kehamilan : Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari
100 x/mnt(dilakukan cek DJJ), halus dan tidak teratur serta adanya pengeluaran
mekonium.
b) Pada bayi setelah lahir : Bayi pucat dan kebiru-biruan; sulit untuk bernafas atau
tidak ada; kekurangan oksigen (sesak nafas)
D. Penanganan asfiksia
Jika ditemukan adanya bayi baru lahir yang mengalami asfiksia maka seorang ibu harus
memberikan tindakan cepat seperti membuka jalan nafas atau memberi bantuan untuk
bernafas dengan cara memberikan napas buatan lewat mulut atau hidung. Kemudian
letakkan bayi pada lingkungan yang hangat dan keringkan badannya. Posisikan kepala
bayi sedikit lebih tinggi dari dada bayi. Pantau terus bagaimana pernapasan bayi serta
periksa suhunya, apakah mengalami demam atau tidak
Namun, jika dengan penanganan seperti di atas tidak berhasil, maka segeralah bawa bayi
ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih intensif.
Pada pelayanan kesehatan tersebut bayi akan mendapatkan bantuan napas lewat oksigen
dan obat-obatan.
Referensi
Bagian Ilmu Kesehatan nak, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3, FKUI. 1995.
Original Article : http://www.mayoclinic.com/health/respiratory-synctial-
virus/DS00414
www.terbit@harianterbit.com / 2006
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Penerbit Media Aesculapius,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Elana Pearl Ben-Joseph, MD Originallyreviewed by: And Steven Dowshen. MD, Date
reviewed: May 2004
www.Google.com/Bronchiolitis in Childreen-Keep Kids Healthy.htm.
www.eMedicine-Pediatrics, BronchiolitisArticle by Mark Louden, MD. FACEP.htm

Anda mungkin juga menyukai