Anda di halaman 1dari 8

KASUS WAHAM

Pengkajian :

Pengkajian dilakukan pada hari jumat 17 november 2015 pukul 09.00 WIB penulis
melakukan studi kasus dengan waham kebesaran pada Ny.A di ruang flamboyan RSJ Amino
Gondo Utomo Semarang , didapatkan data sebagai berikut . Ny.A umur 28 tahun .

Alasan masuk :

Ny.A merasa ia hebat dan pintar ,memerintah orang di tempat kerjanya ,dia yang merakit
Bom molotof serta mengatakan bisa membuat lampu dengan sekali tepuk , sebelumnya
pasien bekerja menjadi tukang jahit dan selalu memanjangkan kuku jempol kakinya karena
menurut klien tukang jahit harus panjang kuku jempolnya biar mudah menjahit. Tanpa alasan
yang jelas, keluar masuk rumah, emosi labil, mengikuti kemauan sendiri, tidur malam tidak
nyenyak, sering mandi tengah malam, marah-marah pada orang lain jika kemauannya tidak
dipenuhi. Berkelahi dengan orang lain, memecahkan perabotan rumah tangga, berbicara dan
senyum-senyum sendiri, terkadang menangis tanpa sebab, keluarga kemudian mengurung
klien dikamar karena klien mengamuk sampai memukul anggota keluarga / orang lain yang
ada didekatnya, karena tidak ada perubahan ± 1 hari maka keluarga  membawa klien ke RSJ
Amino Gondo Utomo Semarang .

Faktor Predisposisi

 Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu

Masuk RS Jiwa kali ini bukanlah untuk yang pertama kalinya. Klien mengatakan ini adalah
yang kelima kalinya masuk RS Jiwa. Keluhan penyakit seperti ini atau gangguan jiwa pada
klien dirasakan lebih kurang 10 tahun yang lalu. Klien mengatakan terakhir dirawat satu
setengah tahun yang lalu pulang dengan tenang (pengertian ada, kontak sosial baik ) dengan
anjuran  untuk kontrol teratur di poliklinik atau puskesmas terdekat dan minum obat secara
teratur. Klien mengatakan sejak 1 minggu  yang lalu tidak minum obat, ia yang memegang
dan mengatur obatnya serta ia sering kelupaan minumnya.

Klien telah lima kali masuk RS jiwa yaitu :

1.      Rawat I pada tahun 2000

2.      Rawat II pada tahun 2001

3.      Rawat III pada tahun 2001

4.      Rawat IV pada tahun 2004

5.      Rawat V pada tahun 2005


Setiap kali masuk rumah sakit jiwa Amino Gondoutomo Semarang keluarga mengatakan
klien datang dengan emosi labil, suka mengamuk dan marah-marah dirumah, keluarga
didekatnya dipukuli sampai keluarga takut
KASUS JIWA HALUSINASI

Seorang perawat mengkaji pasien (laki-laki, 35tahun) asal Blora yang baru dipindah
ruangan. Keterangan di RM, pasien masuk karena mengamuk, saat perawat bertanya alasan
masuk klien menjawab karena tidak tahan dengan suara yang sering didengar di rumah yang
menyuruh untuk memukul orang lain. Saat dilakukan pengkajian klien kurang focus,
bingung, gelisah, terlihat mengercitkan dahi dan cenderung menengok ke arah tertentu seolah
mendengar suara. Saat ditanya oleh perawat klien merespon tetapi tiba-tiba langsung diam.
Saat perawat bertanya tanggal lahir klien menjawab lupa, saat perawat bertanya siapa yang
mengantar ke rumah sakait , klien menjawab orang tua. Tidak ada anggota keluarga yang
pernah masuk RSJ. Klien terpukul karena ditinggal ayahnya saat usia 7 tahun. Saat kecil
sering melihat pertengkaran kedua orang tuanya.

Penampilan klien lusuh, baju tidak rapid an ada bau pesing. Klien anak pertama dari 3
bersaudara yang semuanya laki-laki, saudara yang lain sudah menikah, orang tua masih
lengkap, klien tinggal bersama orang tuanya.

Di saat yang lain klien terlihat membantu membereskan gelas setelah selesai makan sambil
menghitung jumlah gelas, saat ditanya oleh kawannya jumlah gelas yang terkumpul klien
menjawa 10 ditambah 7 ada 17. Klien seorang guru matematika sebelumnya. Honorer dengan
pendapatan 250 ribu perbulan. Klien ingin menikah tetapi masih ragu karena dana kurang.
Klien ingin menjadi pNS hanya saja belum diangkat-angkat. Sebulan lalu tunangannya putus
dan gagal menikah karena factor ekonomi tidak sanggup membayar mahar yang sudah
ditetapkan, klien mengatakan malu. Klien anak pertama dari 3 bersaudara dan bertanggung
jawab membiayai sekolah adek-adeknya. Klien ingin jadi orang kaya.

Saat ini (saat pengkajian) ini klien mendengar suara yang mengolok-olok dirnya bahwa dia
bodoh tak berharga dan tak bisa diandalkan. Suara terdengar saat maalm hari 3-4 kali sehari,
saat klien melamun, dan klien tidak suka dengan suara itu sehingga saat mendengarnya klien
memukul apapun yang didekatnya dan marah.

Klien mendapatkan sp1 halusinasi dari perawat tersebut. Sp1 terlaksana dengan baik, klien
mampu mengenal halusinasi dan memeragaan sp yang diajari, semua masalah/diagnose klien
masih ada, perawat berencana memberikan sp2 dihari berikutnya dan memberikan jadwal
latihan sp satu 2 kali sehari pukul 07.00 dan 16.00.

Hari berikutnya saat fase orientasi ternyata klien belum mengerjakan latihan sp1 seperti yang
dijadwalkan alasannya karena lupa.
Kasus jiwa isos

Seorang wanita 45 tahun dibawa ke RSJ karena tidak mau keluar kamar semnejak sebulan
lalu, menolak berinteraksi dengan siapapun, tidak mau makan dan minum. Ini sudah kedua
kalinya klien masuk RSJ setelah dua tahun lalu. Keluarga mengatakan klien seperti in sejak
ditinggal mati oleh suaminya.

Keluarga mengatakan bahwa kakek klien pernah mengalami gangguan jiwa juga dengan
riwayat ngamuk tetapi pengobatan berhasil.

Klien anak ketiga dari 4 bersaudara yg semuanya perempuan, klien menikah dikaruniai 3
orang anak laki-laki semua, anak pertama sudah menikah

Klien mersa dirinya berharga, tetai untuk saat ini karena taka da suami klien merasa tak bisa
mengerjakan apapun , sudah tak berguna untuk hidup, merasa sendiri. Sebelumnya dia
bahagia sebagai seorang istri yang melengkapi suaminya.klien rajin beribadah karena ingat
suaminya yang rajin ibadah

Pengkajian 13 feb 2020 penampilan klien rapi tetapi gigi kuning dan rambut kusust, wajah
lesu, pembicaraan lambat, tidak mau menantap perawat, klien kadang menangis tiba-tiba, saat
diajak bicara klien serng mengualngi pembicaraan tentang bahwa dia ingin ikut suami

Saat ditanya tentang waktu dan tempat, klien mampu menjawab dengan baik , saat perawatn
bertanya tentang berapa 2000 + 5000 klien bisa menjawab tetapi dalam waktu yang sangat
lama. Saat klien ditanya jika lapar apa yang dilakukan? Dia menjawab akan mencari
suaminya. Klien merasa tidak sakit apa-apa dan sehat.

Saat ini perawat sudah mengajarkan Sp1 dan cara berkenalan dengan perawat lain dan latihan
kenalan 3 kali sehari pukul 07.00, 11.00 dan 16.00
Kasus HDR

Seorang perempuan umur 30 tahun datang ke RSJ karena di rumah sering menyendiri, marah-
marah, sering memukul-mukul diri ke tembok, mengamuk, teriak- teriak, membanting atau
merusak barang/ peralatan rumah tangga.

Di awal pengkajian mengatakan “ aku ini sangat bodo sangat memalukan dan tak berguna”. 3
minggu sebelum datang ke RSJ Ny. S suka menyendiri di kamar ,tak mau berinteraksi dengan
orang lain, sering marah-marah dan berbicara sendiri. Hal ini terjadi sejak ia kehilangan anak
ke dua yang meninggal karena sakit. Pernyataan dari keluarga bahwa ibu sangat baik dalam
mengurus anaknya, tetapi anak yang kedua mengalami sakit yang gejalanya ringan dan ia
memeriksaan anaknya setelah 3 hari namun Allah berkata lain setelah anak tersebut di
periksakan selang 2 hari tiba-tiba sakitnya makin parah dan dalam perjalanan kerumah sakit
anak itu meninggal , dalam kejadian itu dia terus menyalahkan dirinya bahwa didak pecus
dalam merawat anaknya dan sering marah-marah ketika teringat hal tersebut.

PASIEN JUGA TIDAK MERAWAT DIrinya selama di RS, saat ditanya suka bingung, tidak
tahu apa yg ingin dilakukan. Tidak ingin pulang ke rumah dan susah berinteraksi dengan
yang ain karena merasa bersalah dengan semuaya.
Kasus RBD

Ny. A berusia 35 tahun dibawa ke RSJ Cepat Waras oleh kelurganya, status sudah menikah

sudah memiliki 3 anak yaitu dua perempuan satu laki-laki masih dibangku sekolah. Ny. A

pekerjaannya adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya sebagai tulang punggung keluarga

tetapi sudah meninggal dunia akibatnya kondisi keuangan keluarga memburuk dan Ny. A

bekerja serabutan untuk menafkahi ketiga anaknya dan untuk membayar hutang. Ny. A

merasa dirinya tidak berharga, merasa tidak bisa melakukan apa saja tanpa suaminya dan

merasa tidak sanggup hidup tanpa suaminya sehingga Ny. A menjadi putus asa dan ingin

mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Klien pernah meminum baygon tetapi ketahuan

keluarga dan segera dibawa ke rumah sakit, klien murung terus, kontak mata kurang,

mennagis terus dan merasa gagal.

Daya tilik diri kurag baik. Tetapi kooperatif saat diminta berinteraksi. Klien enggan makan

minum dan mandi serta berhias.


Kasus RPK

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11 Maret 2014 pukul 09.00 WIB
didapatkan data : Klien bernama Tn. J, klien bertempat tinggal di Sragen, klien berumur 33
tahun, jenis kelamin laki – laki, klien beragama Islam, status menikah, pendidikan terakhir
SMP. Klien masuk RSJD sejak tanggal 23 Januari 2014. Penanggung jawab klien adalah Tn.
S, bertempat vi tinggal di Sragen, berusia 28 tahun, hubungan dengan pasien adalah adik ipar.
B. Alasan Masuk Klien 1 tahun ini sering mengamuk, merusak barang, mencekik orang tua,
sering melamun, bicara sendiri, tertawa sendiri, seering bicara kasar, dirantai ± 1 minggu.
Lalu klien dibawa ke IGD RSJD Surakarta oleh adik iparnya. Kemudian klien dibawa ke
ruang Abimanyu untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.

Penampilan klien lusuh, baju tidak rapid an ada bau pesing. Klien anak pertama dari 3
bersaudara yang semuanya laki-laki, saudara yang lain sudah menikah, orang tua masih
lengkap, klien tinggal bersama orang tuanya.

Saat ini klien masih sering mengamuk dan memukul pasien dan serig rebutan remot tv, klien
memelototi jika ada yang menggangu diriya dan berkata kasar
Kasus DPD

Seorang perempuan R 19thn di bawa ke RSJ karena di rumah ia sering enyendiri,marah-


marah ,membanting barang dan mengancam akan membunuh satu keluarga .Saat pengkajian
R mengatakan “aku ini sangat bodoh dan sangat memalukan.Kepandaianku tak sebanding
dengan teman ku”.Hal ini terjadi sejak ia mendapat kabar buruk tentang Nn.R yang pandai
semua bidang pelajaran .namun ketika dia menerima hasil UJIAN NASIONAL yang
mengatakan bahwa dirinya TIDAK LULUS ujian yang sangat membuatnya malu dan merasa
sangat bodoh dan membuatnya syok.Nn.R selalu memukul orang yang menanyakan tentang
ketidak lulusannya.

Saat ini dilakukan pengkajian selama satu hari didapatkan rambut kotor, berketombe, kulit
kotor, pasien tidak mengerti pentingnya kebersihan diri, cara melakukan perawatan diri,
jarang menyisir rambut, bercukur, dan tidak bisa memakai kancing baju.

Klien enggan makan , sering melamun

KASUS HALUSINASI 2

SEORANG WANITA 58 TAHUN, dua bulan yang lalu ditinggal meninggal suami yang
cintainya, dia hanya tingga serumah dengan suami, anaknya di luar kota semua tiga orang.
Dia merasa kehilanag, sering terlihat menangis, sedih, tidak mau makan, kadang mencerarcau
sering melihat sang suami, setiap subuh dia merasa sang suami membangunkannya untuk
sholat berjamaah dan dia menyukai akan hal tersebut. Setiap sore anak dan cucunya selalu
menelepon untuk bertanay kabar dan menghiur bahkan kadang menengoknya. Berkali kali
selalau berscerita bahwa sang suami masih bersama dia. Saat ini klien dibawa ke rumah sakit
dengan keluhan tidak mau makan, menunduk dan terlihat sedih sekali , selalu menangis
mengenang suaminya. Klien adalah guru sd yang sanagt disayangi murid dan temannya, rajin
beribadah dan bergaul denagn tetangga. Perawat suadah memberikan sp 1 dengan respon
klien tidak mau mengikuti cara yang diajarkan perawat karena dia tidak ingin mengusir
suaminya. (jgn lupa masukkan juga sampai tahap implementasi dan evaluasi sp1)

Anda mungkin juga menyukai