Anda di halaman 1dari 11

Sholihatun

30901700083
PENGERTIAN
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global
akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak
berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di
otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi
terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian
sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke

(Junaidi, 2011).
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis stroke bergantung pada arteri serebral yang terkena, fungsi otak dikendalikan atau diperantarai oleh
bagian otak yang terkena, keparahan kerusakan serta ukuran daerah otak yang terkena selain bergantung pula pada derajat
sirkulasi
kolateral (Hartono, 2009).Menurut Oktavianus (2014) manifestasi klinis stroke sebagai
berikut :
a. Stroke iskemik
Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu:
1. Transient ischemic attack (TIA)
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa
pengobatan. Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND)
Gejala timbul lebih dari 24 jam.
Lanjutan
3. Progressing stroke atau stroke inevolution Gejala makin lama makin berat (progresif)
disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat
4. Sudah menetap atau permanen
b. Stroke hemoragik Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena.
1) Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran menempatkan posisi.
2) Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan memori
3) Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4) Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental, emosi, fungsi fisik, intelektual.
Lanjutan

b. Stroke hemoragik
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena.
1) Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran menempatkan posisi.
2) Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan memori
3) Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4) Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental,emosi, fungsi fisik, intelektual.
Stroke dapat mempengaruhi fungsi tubuh. Adapun beberapa gangguan yang dialami pasien yaitu
:
1) Pengaruh teradap status mental: tidak sadar, confuse
2) Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguansentuhan dan sensasi, gangguan
penglihatan, hemiplegi (lumpuh tubuh sebelah).
3) Pengaruh terhadap komunikasi: afasia (kehilangan bahasa), disartria (bicara tidak jelas).
Lanjutan
5. Defisit Kognitif
a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
b. Penurunan lapang perhatian
c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
d. Perubahan penilaian
6. Defisit Emosional
a. Kehilangan kontrol diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takut, bermusuhan dan marah
g. Perasaan isolasi
Etiologi
Stroke iskemik biasanya disebabkan adanya gumpalan yangmenyumbat pembuluh darah
dan menimbulkan hilangnya suplai darah keotak.Gumpalan dapat berkembang dari
akumulasi lemak atau plak aterosklerotik di dalam pembuluh darah. Faktor resikonya
antara lain hipertensi, obesitas, merokok, peningkatan kadar lipid darah,diabetes dan
riwayat penyakit jantung dan vaskular dalam keluarga.
Stroke hemoragik enam hingga tujuh persen terjadi akibat adanya perdarahan
subaraknoid (subarachnoid hemorrhage), yang mana perdarahan masuk ke ruang
subaraknoid yang biasanya berasal dari pecarnya aneurisma otak atau AVM (malformasi
arteriovenosa). Hipertensi, merokok, alkohol, dan stimulan adalah faktor resiko dari
penyakit ini.Perdarahan subaraknoid bisa berakibat pada koma atau kematian.Pada
aneurisma otak, dinding pembuluh darah melemah yang bisa terjadi kongenital atau
akibat cedera otak yang meregangkan dan merobek lapisan tengah dinding arteri
(Terry & Weaver, 2013).
P. Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan jenis serangan stroke, letak sumbatan atau
penyempitan pembuluh darah, letak perdarahan, serta luas jaringan otak yang mengalami kerusakan
(Indarwati , Sari, & Dewi, 2008)
a. CT-Scan Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark (Wijaya & Putri, 2013)
b. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) Pemeriksaan MRI menunjukkan daerah yang
mengalami infark atau hemoragik (Oktavianus, 2014). MRI mempunyai banyak keunggulan dibanding
CT dalam mengevaluasi stroke, MRI lebih sensitif dalam mendeteksi infark, terutama yang berlokasi
dibatang otak dan serebelum (Farida & Amalia, 2009)
c. Pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA) Merupakan metode non-infasif yang
memperlihatkan arteri karotis dan sirkulasi serebral serta dapat menunjukan adanya oklusi(Hartono,
2010)
Lanjutan
d. Pemeriksaan ultrasonografi karotis dan dopler transkranial Mengukur aliran darah serebral dan
mendeteksi penurunan aliran darah stenosis di dalam arteri karotis dan arteri vetebrobasilaris selain
menunjukan luasnya sirkulasi kolateral.Kedua pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengkaji
perburukkan penyakit vaskular dan mengevaluasi efek terapi yang ditimbulkan pada vasospasme,
seperti yang terjadi pada perdarahan subaraknoid.Angiografi serebral merupakan prosedur invasif
yang menggunakan media kontras untuk menunjukan pembuluh darah serebral, kepatenan, dan
lokasi stenosis, oklusi atau aneurisma.Pemeriksaan aliran darah serebral membantu menentukan
derajat vasopasme(Hartono, 2010).
e. Pemeriksaan lumbal pungsi Pemeriksaan fungsi lumbal menunjukkan adanya tekanan (Oktavianus,
2014). Tekanan normal biasanya ada trombosis, emboli dan TIA, sedangkan tekanan yang
meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid atau
intrakranial (Wijaya & Putri, 2013).
f. Pemeriksaan EKG Dapat membantu mengidentifikasi penyebab kardiak jika stroke emboli dicurigai
terjadi (Hartono, 2010) Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan elektrolit,
fungsi ginjal, kadar glukosa, lipid, kolestrol, dan trigliserida dilakukan untuk membantu menegakan
diagnose(Hartono, 2010).
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak atau mungkin
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik (Wijaya & Putri, 2014)
g) EEG (Electro Enchepalografi) Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab
stroke secara spesifik seperti perdarahan, obtruksi arteri, oklusi/ruptur (Wijaya &
Putri, 2013)
h) Sinar X tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari masa yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat pada trobus
serebral. Klasifikasi parsial dinding, aneurisma pada perdarahan sub arachnoid
(Wijaya & Putri, 2013).
i) Pemeriksaan foto thorax Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
penderita stroke, menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
berlawanan dari masa yang meluas (Doengoes, 2000) (Wijaya & Putri, 2013).

Anda mungkin juga menyukai