Nn.I 17 th,anak pertama dari 4 bersaudara.Nn I sekolah hanya sampai kelas 3 SD karena keadaan
ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan,ayah I bekerja sebagai buruh
kasar.kegiatan Nn.I hanya membantu ibunya mengasuh ke 3 saudaranya.Nn I merasa malu jika
bertemu dengan teman2 sebaya nya yang bekerja dan melanjutkan pddkn yang lebih tinggi.Nn I
merasa dirinya tidak berguna karena tidak bisa membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan
adik2nya.Nn I lebih senang menyendiri di kamar,sudah 1 bulan ini I sulit jika di suruh untuk
mandi,berat badan hanya 35kg, sesekali I nampak berbicara sendiri,melamun,jika di ajak komunikasi
kontak mata kurang.
KASUS III
M,mahasiswa dirawat di RS Jiwa karena tidak mau keluar kamar dan tidak mandi selama satu minggu
di rumah.Pada saat pengkajian,M mengatakan lebih senang menyendiri di pojok ruangan,tidak
berinteraksi dengan temannya,senang menyendiri,tidak ada kontak mata dan pandangan
kosong.Ketika perawat menanyakan mengapa senang menyendiri,M mengatakan “saya malas
berbicara dengan orang lain karena saya tidak pintar,saya mau sendiri saja suster”.Dari hasil
wawancara denga adik M memang keluarga di rumah selalu mengucilkan M dan jarang di ajak
komunikasi.M mengatakan dulu ia sering mendengar suara –suara yang menakutkan,tapi saat ini
sudah tidak lagi.
Q 17 th belum menikah,anak bungsu dari 4 bersudara,dirawat di Rs Jiwa karena marah – marah dan
memukul ibunya.Dari hasil pengkajian diperoleh data Q sangat sensitive terhadap teguran dan cepat
emosi atau tersinggung,kontak mata tajam mata merah serta nada suara tinggi.Q mengatakan jika
kesal terhadap orang rasanya ingin selalu memukul,Q berperilaku seperti ini sejak ia sering tinggal
kelas,malu dengan teman – teman karena merasa lebih bodoh dari yang lain,dalam keluarga Q juga
termasuk anak yang kurang berhasil dari saudarnya,ibu Q sejak kecil sangat protektif terhadapnya
oleh karena ia merasa Q perlu diperhatikan dalam setiap melakukan sesuatu.
KASUS V
Z,41 tahun,duda saat ini klien tidak bekerja,dirawat dirumah sakit karena marah,merusak lingkungan
dan tidak mengurus diri,klien mengatakan bahwa ia sering mendengar suara – suara yang ingin
mencelakai dirinya,suara – suara itu sangat menakutkan sehingga klien kesal dan ingin
memukul,melempar barang agar suara tersebut hilang.Z mengatakan suara itu dating bisa 3-4x dalam
satu hari,terutama saat klien sedang sendiri,dan tidak aktifitas.Sehingga klien merasa sangat lelah dan
tidak bisa tidur kalau suara itu datang pada malam hari.Selama di RS suara itu masih terdengar walau
terkadang isinya berbeda/berubah dan Z selalu menyendiri,duduk di pojok atau tiduran di tempat
tidur,jarang berbicara denga teman,kadang Z berjalan mondar mandir dan sering berbicara dan
tertawa sendiri.
Kasus VI
Tn B,20 th di bawa ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya dengan alasan d rumah sering marah –
marah tanpa sebab,melempar barang dan susah untuk melakukan personal higene.Saat dilakukan
pengkajian B sudah hari ke 5 rawatan dengan kondisi kuku panjang,badan tercium bau,baju
kotor,rambut nampak kotor,gigi kuning,kulit bersisik,tidak mau bergabung dalam kegiatan di
ruangan.klien mengatakan malas mandi dan ganti baju.klien mengatakan saat ini merasa nyaman
dengan kondisi badan nya sekarang,klien mengatakan malas mengikuti kegiatan yang ada di rumah
sakit.
Ny K,35 th di rawat di RSMM dengan alasan di rumah sering melamun tidak mau keluar kamar. Saat
di lakukan pengkajian klien mengatakan kesal dengan suaminya yang meninggalkan dia tanpa sebab.
klien sering mondar mandir tanpa arah,mematung,pembicaraan tidak focus,terdapat jejas di tangan
sebelah kanan. Klien mengatakan kalau malam sering melihat bayangan perempuan yang
menyuruhnya untuk teriak sekencang mungkin,bayangan itu muncul 4 x selama 10 menit dan kalau
keadaan nya sedang melamun. Klien mengatakan kurang senang bergaul dengan teman – teman yang
ada di ruangan.
Kasus VIII
Tn.D,25 th. Dirawat di RSMM karena di rumah sering mengurung diri,tidak mau bergaul,penurunan
inisiatif dan tidak mau melakukan personal higene. Saat dilakukan pengkajian D mengatakan saya
orang tidak berguna,gagal,jelek .D mengatakan malu dengan teman – teman nya karena sudah tidak
bekerja,D jarang bergaul selama dirawat d rumah sakit,terjadi penurunan motivasi,saat berinteraksi D
selalu menunduk,kontak mata kurang.D mengatakan waktu di rumah sering mendengar suara – suara
tidak jelas.
Kasus IX
YM berumur 33 tahun, tidak bekerja, pendidikan terakhir SMA. Pasien di bawah ke Rumah Sakit
Jiwa Bogor oleh keluarga. Karena pasien marah-marah, memukul ibunya, merusak barang-barang
dalam rumah, melempar rumah, dan mengamuk disekitar lingkungan rumah. Pasien mengatakan tidak
mau bergaul dengan orang lain, sering menyendiri. Keluarga mengatakan Pasien pernah mengalami
gangguan jiwa dan di antar ke rumah sakit untuk mendapat obat. Tetapi pengobatan tidak berhasil
karena, pasien putus obat. pasien mengatakan menyukai hidungnya, dan tidak menyukai pipi bagian
kiri karena ada bekas luka sehingga pasien sering menutup dengan tangan dan menunduk,
Pembicaraan pasien sesuai, tetapi kontak mata kurang, suara kecil. Selama di RS pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan yang ada di RS karena malas,pasien mengatakan sesekali suka melihat bayangan
bidadari cantik yang selalu mengajak ngobrol dan bercanda
Kasus X
Tn. B masuk melalui instalasi gawat darurat diantar oleh keluarganya dengan keluhan karena
mengamuk di Gramedia dan berkelahi dengan tukang parkir disana dan sejak 4 hari sebelum
masuk klien suka tiap sebentar gonta ganti baju tanpa alasan yang jelas, Klien mengatakan ini
adalah yang kelima kalinya masuk RS Jiwa. Keluhan penyakit seperti ini atau gangguan jiwa pada
klien dirasakan lebih kurang 10 tahun yang lalu, Klien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu tidak
minum obat. Klien mengatakan ibunya sudah meninggal sejak tahun 2002. Klien mengatakan ibunya
adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan belum sempat membahagiakan ibunya, namun tuhan
telah mengambilnya. Klien mengatakan ia merasa tak berharga, selalu menyusahkan orang lain dan
tidak mandiri dalam hal pekerjaan, klien mengatakan ia merasa tidak dihargai oleh lingkungannya
karena tidak ada yang mau mendengar apa yang ia ceritakan.