BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas sepontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatnya CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010)
1.3 Etiologi
Menurut Manuaba (2010) faktor yang dapat menimbulkan gawat janin
(asfiksia) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gangguan sirkulasi menuju janin :
a. Gangguan aliran pada tali pusat (lilitan tali pusat, simpul tali pusat,
tekanan pada tali pusat, ketuban telah pecah, kehamilan lewat waktu)
b. Pengaruh obat karena narkosa saat persalinan
2. Faktor ibu :
a. Gangguan his (tetania uteri/hipertoni)
b. Peurunan tekanan darah mendadak : pendarahan pada plasenta dan
solusio plasenta
c. Vasokonstriksi arterial : hipertensi pada hamil dan gestasis pre-
eklampsia dan eklampsia
d. Gangguan pertukaran nutrisi atau O2 (solusio plasenta)
1.4 Diagnosis
Menurut Manuaba (2010) untuk dapat menegakkan diagnosis gawat janin
dapat ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin normal antara 120-160 kali/menit. Terjadinya gawat
janin menimbulkan perubahan denyut jantung janin :
a. Meningkat 160 kali/menit tingkat permulaan
b. Mungkin jumlah sama dengan normal tapi tidak teratur
c. Frekuensi denyut menurun kurang dari 100 kali/menit apalagi disertai
irama yang tidak teratur
2. Mekonium didalam air ketuban
3
1.5 Penanganan
Menurut JNPK-KR (2008) prinsip dasar yang perlu diingat :
1. Menciptakan lingkungan yang baik dan mengusahakan tetap bebasnya
jalan nafas
2. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi dengan usaha
pernafasan buatan
3. Memperbaiki asidosis yang terjadi
4. Menjaga peredaran darah tetap baik
Menurut JNKR.KR (2008) Tindakan dapat di bagi menjadi 2 golongan :
1. Tindakan umum
a. Melakukan penilaian
Sebelum bayi lahir :
1) Apakah kehamilan cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih ?
Setelah bayi lahir (segera) :
1) Apakah bayi bernafas/tidak, megap-megap atau menangis ?
2) Apakah tonus otot bayi naik atau bayi bergerak atau bayi bergerak
aktif ?
b. Tindakan resusitasi bayi baru lahir
Dilakukan apabila bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernafas atau
bernafas megap-megap dan atau tonus otot tidak baik. Sambil memulai
untuk melakukan langkah awal :
1) Beritahukan ibu dan keluarga bayi mengalami kesulitan bernafas
dan akan segera ditolong
2) Minta salah seorang keluarga mendampingi ibu untuk memberi
dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan
Tahap 1 : Langkah awal
4
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum
- Bayi tampak pucat, tidak menangis serta tidak bernafas (Mochtar,
1998)
- Pada bayi asfiksia bayi tidak bernafas spontan dan teratur segera
setelah lahir (JNPK-KR, 2008)
b. Tanda-tanda vital bayi menurut Varney (2001:891) dalam keadaan
asfiksia diketahui :
Suhu : <36oC
Nadi : <100 x/menit / >100 x/menit
RR : lambat (420 x/menit), tidak teratur bahkan tidak bernafas
c. Untuk antropometri bayi asfiksia kurang normal karena sering terjadi
pada bayi premature atau BBLR, Untuk atropometri pada BBL normal
Menurut Wiknjosastro, 2007 adalah sebagai berikut :
1) Lingkar kepala 33-35 cm.
2) Sirkumferensia suboccipito bregmatika 32 cm.
3) Sirkumferensia mento occipito 34 cm.
4) Lingkar dada 30-38 cm.
5) Lingkar lengan ± 11 cm.
6) Panjang badan 48-52 cm.
7) Berat badan 2500-4000 gram.
8) Pemeriksaan pertama penurunan fisiologis karena mengeluarkan air
kencing dan mekonium, hari ke-empat badan naik lagi
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Besar, bentuk, molding, sutura
tertutup/melebar, kaput suksadenum,
hematoma, dsb (Winkjosastro, 2007:251).
2) Mata : Kelopak mata menutup dan membuka ketika
dirangsang dengan cahaya atau sentuhan
(Hamilton, 1995:225).
3) Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada polip,
9
e. Pemeriksaan neurologis
Pengkajian reflek, saraf kranial dan indera khusus (Varney, 2001:923).
Pada bayi dilengkapi dengan sejumlah reflek-reflek menurut Hamilton
(1995:225) yaitu:
1) Reflek pelindung
a) Moro : rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan
terangkat keatas dan kebawah, terkejut, dan relaksasi dengan
lambat.
b) Tonus leher : respon “fencing” postural ; kepala, lengan dan
tungkai mengarah ke salah satu sisi, relaksasi dengan lambat.
c) Menggenggam : bayi menggenggam setiap benda yang
diletakkan kedalam tangan cukup kuat sehingga dapat
menyebabkan tubuhnya terangkat.
d) Mata berkedip : kelopak mata menutup dan membuka ketika
dirangsang dengan cahaya atau sentuhan.
e) Menangis : sakit mendadak, dingin, lapar karena udara masuk
melalui pita suara.
2) Refleks makan
a) Rooting : sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala
menoleh kearah sentuhan.
b) Menghisap : bibir monyong, lidah melipat, menarik ke dalam
atau menghisap disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.
c) Menelan : otot-otot tenggorokan menutup trakea dan membuka
esofagus ketika makanan berada dalam mulut.
3) Refleks bernapas
a) Gerakan pernapasan : otot-otot dada dan abdomen
menyebabkan gerakan otot inspirasi dan ekspirasi.
b) Bersin : aliran udara yang keras melalui hidung dan
tenggorokan.
c) Batuk : aliran udara yang kuat dari tenggorokan dan paru-paru.
11
3. Analisa Data
Hasil analisa merupakan langkah awal dari penentuan perumusan
masalah untuk menentukan diagnosa kebidanan (Depkes RI, 1995: 9).
1.8 Perencanaan
Bayi baru lahir, usia 0 jam, jenis kelamin laki-laki / perempuan AS 0-3
(Asfiksia berat), AS 4-6 (Asfiksia sedang) keadaan umum lemah.
Tujuan : - keadaan bayi menjadi lebih baik
- Asfiksia Teratasi
Kriteria : - TTV normal
- Bayi bergerak aktif
- bayi menangis kuat
Intervensi :
1. Beritahu ibu bahwa bayi telah lahir namun harus dilakukan tindakan yaitu
resusitasi atau HAIKAP
R/ ibu mengerti tindakan yang akan dilakukan sehingga akan lebih
kooperatif
2. Hangatkan bayi dengan menyelimuti dengan handuk atau kain
R/ mencegah hipotermi pada bayi
3. Atur kepala bayi sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu
R/ posisi ekstensi dapat membantu bai bernapas spontan dan jalan nafas
tidak terganggu
12
4. isap atau bersihkan jalan nafas dari mulut dan hidung dan gosok
muka/dada/ perut/ punggung
R/ Membersihkan jalan nafas dan memberikan rangsangan awal pada bayi
5. Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan ) sambil melakukan rangsangan
taktil dengan gosok muka/dada/ perut/ punggung
R/ memberikan rangsangan supaya dapat berusaha nafas
6. Atur posisi kepala bayi dengan ekstensi ringan
R/ Jalan nafas tidak terganggu
7. Lakukan penilaian
R/ deih lanjutteksi dini untuk intervensi lebih lanjut
Intervensi:
a. Keringkan dan bungkus bayi dengan kain bersih dan hangat.
R/ Mencegah dan bungkus bayi dengan kain bersih dan hangat.
b. Ganti segera pakaian/popok yang basah akibat air kencing, feses
atau keringat.
R/ Mengurangi kehilangan panas secara evaporasi.
c. Mandikan bayi dengan air hangat setelah 6 jam.
R/ Mengurangi kehilangan panas secara konduksi.
d. Observasi suhu tiap 3 jam.
R/ Mengetahui kelainan secara dini.
1.9 Pelaksanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan
aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien/anggota
keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul
tanggung-jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan. Manajemen yang
efisien akan menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan
(Purwanti, 2012)
1.10 Evaluasi
Menurut Purwanti (2012) evaluasi adalah langkah akhir dari proses
manajemen kebidanan. Dalam evaluasi harus dicantumkan juga :
S : Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil melalui anamnesa.
O : Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian laboratorium tes, diagnosa yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa data dan interprestasi data subyektif dan
obyektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa/masalah.
2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, tindakan, evaluasi
berdasarkan assesment.
15
BAB II
TINJAUAN KASUS
c. Keluhan Utama
-
16
15
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang
menderita penyakit menurun dengan gejala banyak makan, banyak
minum, luka yang tidak sembuh-sembuh, sering kencing (DM),
jantung berdebar-debar, mudah lelah (jantung), sesak nafas (asma),
darah sukar membeku bila terluka (Hemofilia) Dalam keluarga juga
tidak ada yang menderita penyakit menular dengan gejala batuk lama
tak sembuh-sembuh lebih dari 1 bulan, batuk berdarah, batuk disertai
atau tidak disertai dahak (TBC), sakit dengan gejala mata kuning,
kuku dan kulit kuning, warna air kencing seperti teh (hepatitis).
e. Riwayat Antenatal yang lalu
Ibu hamil anak pertama, ibu mengalami keguguran pada usia
kehamilan 2 bulan.
f. Riwayat Antenatal sekarang
Ibu hamil anak kedua dengan usia kehamilan 39-40 minggu. Selama
hamil ibu tidak ada keluhan, ibu dalam keadaan sehat, selama hamil
ibu periksa rutin ke bidan dimulai pada usia 5 minggu. ibu
mendapatkan tablet tambah darah dan vitamin dari bidan dan
diminum secara teratur. Ibu juga mendapat penyuluhan tentang
perawatan payudara, gizi ibu hamil.
g. Riwayat Natal sekarang
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng pada tanggal 04-04-2019
pukul 18.00 WIB, kemudian pada pukul 20.30 WIB, ibu datang
keponek untuk periksa, oleh bidan dilakukan pemeriksaan didapatkan
hasil pembukaan 6-7 cm, dilakukan pemeriksaan dalam lagi oleh
bidan pukul 23.30 WIB, didapatkan hasil pembukaan 10 cm dan
dilakukan pimpinan persalinan, tenaga ibu tidak cukup kuat lalu
dipasang O2 5 tpm dan infuse RL 20 tpm. Pada jam 01.00 WIB bayi
lahir spontan belakang kepala tidak langsung menangis, gerak lemah,
17
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum lemah, bayi tampak pucat, kulit agak sianosis, gerak
lemah, menangis lemas.
b. Tanda-tanda vital:
S : 36ºC
N : 136 x/menit
RR : 36 x/menit
c. Apgar Score : 5-6
3. Analisa Data
No Diagnosa/Masalah Data Dasar
.
1. BBL spontan dengan DS :
asfiksia sedang. - Pada pukul 23.30 WIB, dilakukan
pemeriksaan dalam oleh bidan
didapatkan hasil pembukaan 10 cm dan
dilakukan pimpinan persalinan, tenaga
ibu tidak cukup kuat lalu dipasang O2
5 tpm dan infuse RL 20 tpm. Pada jam
01.00 WIB bayi lahir spontan belakang
kepala tidak langsung menangis, gerak
lemah, ekstremitas kulit kebiruan, jenis
kelamin perempuan ada caput
18
suksedanium.
DO :
- KU lemah, kesadaran komposmentis.
- Tanda-tanda vital (TTV)
S : 36ºC
N : 136 x /menit
R : 36 x /menit
2.6 Perencanaan
19
Tanggal : 05 - 04 - 2019
1. Diagnosa : Bayi Ny. “S” usia 0 jam dengan asfiksia sedang, jenis
kelamin perempuan, KU lemah. Prognosa baik.
Tujuan : a) Kondisi tubuh stabil
b) Asfiksia teratasi
c) Bayi bisa melewati masa neonatus tanpa komplikasi.
Kriteria : a) KU baik
b) TTV normal :
S : 365ºC-37ºC
N : 120-160x /menit
RR : 30-60x /menit
c) Akral hangat
d) Kulit kemerahan
e) Bayi tidak mengalami gangguan penafasan
f) Bayi bergerak aktif dan menangis kuat
Intervensi :
1. Lakukan thermoregulasi dengan memasukkan bayi dalam incubator
dengan suhu antara 30-32oC
R/ Mencegah hipotermi
2. Lakukan perawatan BBL
- Pemeriksaan fisik
- Pengukuran antropometri
- Perawatan tali pusat
- Pemberian salep mata, vit K setelah 1 jam bayi lahir
- Pemberian HB0 1 jam setelah Vit K
3. Ganti pakaian bayi setap kali basah dengan baju kering, bedong dan beri
penutup kepala
R/ Menghangatkan bayi agar tidak memperparah gangguan nafas
4. Observasi terhadap keadaan umum bayi, suhu tubuh setiap 3 jam,
pernafasan, nadi, perubahan warna kulit
R/ Mengetahui apabila terdapat keadaan abnormal
20
2.7 Pelaksanaan
Tanggal : 05-04-2019 Pukul : 02.00 WIB
Diagnosa : Bayi Ny. “S” usia 0 jam dengan asfiksia sedang, jenis kelamin
perempuan, KU lemah. Prognosa baik.
Implementasi
a. Melakukan thermoregulasi dengan memasukkan bayi kedalam incubator
dengan suhu antara 30-32oC
b. Mengganti pakaian bayi yang basah dengan pakaian kering lalu dibedong
2.8 Evaluasi
Tanggal : 05-04-2019 Pukul : 02.30 WIB
S : Ibu mengatak lega bayinya sudah dalam keadaan baik
O : - Bayi mau menetek
- Warna kulit kemerahan
- Bayi belum BAB dan BAK
- Akral hangat
- pengukuran antropometri
a. BB : 3000 gram
b. PB : 50 cm
c. LIKA : 33 cm
d. LIDA : 32 cm
- Pemeriksaan fisik
1) Kepala : warna rambut hitam, penyebaran
merata, ada caput succadaneum,
tidak ada benjolan abnormal.
2) Mata : simetris, konjungtiva palpebra
merah muda, sklera putih, tidak
ikterus, tidak ada pengeluaran
21
sekret berlebih.
3) Hidung : Simetris, tidak ada polib, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
4) Mulut : Bibir basah kemerahan, lidah
bersih.
5) Telinga : simetris, tidak ada serumen.
6) Leher : Simetris, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid
7) Dada : simetris, tidak ada benjolan
abnormal, putting susu menonjol,
areola warna kecoklatan, tidak ada
whezzing dan ronchi.
8) Abdomen : simetris, tidak buncit, tali pusat
basah, terbungkus kasa kering dan
bersih, warna putih kekuningan,
tidak ada perdarahan dan pus pada
tali pusat.
9) Genetalia : labia mayor belum menutupi labia
minor, bersih, tidak ada kelainan.
10) Anus : Terdapat lubang anus ditandai
dengan sudah BAB.
11) Ekstremitas
Atas : Simetris, normal, tidak andaktili,
sindaktili dan polidaktili, tidak ada
kelainan bawaan.
Bawah : Simetris, normal, tidak andaktili,
sindaktili dan polidaktili, tidak ada
kelainan bawaan.
A : Bayi Ny. “S” usia 1 jam dengan asfiksia sedang, jenis kelamin
perempuan, KU baik. Prognosa baik.
P : - Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi
sudah cukup baik
- Menganjurkan ibu untuk meneteki bayi sesuai permintaan
bayi secara on demand
- Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi
- Merawat tali pusat bayi secara steril
- Memberikan salep mata dan injeksi vit K
- Menyarankan ibu untuk segera lapor jika keadaan bayi lemas,
tidak mau meneteki, nafas tidak teratur dan lambat, suhu
meningkat, ibu mnegrti penjelasan bidan
- Memandikan bayi besok pagi tgl 05-04-2019 pukul 08.30
WIB
- Observasi ibu dan bayi selama 24 jam post partum
Mahasiswa
Lailul Mahbubah