Anda di halaman 1dari 20

ASFIKSIA NEONATORUM

Kelompok 3
Nama : 1. Annisa P.
2. Fiorentina A.F
3. Badriatus S.
4. Kristin I.
5. Yuliatin S.
6. Rizal D.I
7. Isnaeni Romayanti
Definisi
 Asfiksianeonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998).
 Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit
setelah lahir (Mansjoer, 2000)
Etiologi
Penyebab asfiksia menurut Mochtar (1989") adalah :
1. Asfiksia dalam kehamilana.
 Penyakit infeksi akut 
 Penyakit infeksi kronik 
 Keracunan oleh obat-obat bius.
 Uraemia dan toksemia gravidarum
 Anemia berat.
 Cacat bawaan
 Trauma
2. Asfiksia dalam persalinanan.
 Kekurangan O2
 Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia / insersi uteri)
 Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-
menerus mengganggusirkulasi darah ke urin
 Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
Tanda dan gejala
1. Pada kehamilan
 Jika DJJ normal dan ada meconium: janin mulai asfiksia 
 Jika DJJ 160x/mnt ke atas dan ada meconium : janin sedang asfiksia.
 Jika DJJ 160x/mnt ke bawah dan ada meconium : janin dalam gawat.
2. Pada bayi setelah lahir 
 Bayi pucat dan kebiru-biruan 
 Usaha bernafas minimal atau tidak ada.
 Hipoksia
 Asidosis metabolik atau respiratori
 Perubahan fungsi jantung
Patofisiologi
 Janin yang kekurangan O2 sedangkan kadar CO2nya bertambah, akan
menyebabkan muncul rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ
(denyut jantung janin) menjadi lambat.
 Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus
sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang
 Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa
kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
bronkustersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak
berkembang.
Pemeriksa Penunjang
 Denyut Jantung Janin
frekuensi normal adalah antara 120 dan 160 denyutan dalam semenit.
 Mekonium Dalam Air Ketuban
Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepaladapat
merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan
dengan mudah
 Pemeriksaan Darah Janin
Penatalaksanaan
1. Memastikan saluran nafas terbuka :
 Meletakan bayi dalam posisi yang benar.
 Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trakhea.
 Bila perlu masukan ET endotracheal tube untuk memastikan pernapasan terbuka
2. Memulai pernapasan :
 Lakukan rangsangan taktil beri rangsangan taktil dengan menyentil atau
menepuk telapak kaki lakukan penggosokan punggung bayi secara cepat,mengusap
ataumengelus tubuh,tungkai dan kepala bayi. 
 Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif.
3. Mempertahankan sirkulasi darah
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila perlu
menggunakan obat-obatan
Asuhan keperawatan

A. Pengkajian
1. Keluhan utama 
Bayi baru lahir mengalami bradipneu, denyut jantung dan tekanan
darah bayi menurun, sianosis, gerakan ekstremitas fleksi sedikit, dan
gerakan reflexs sedikit.
2. Riwayat keluhan utama 
Seorang ibu  prepartum masuk rumah sakit diantar oleh suaminya pada
tanggal 22 mei 2011, sebelum melahirkan ibu tersebut pernah
melakukan pemeriksaan kehamilan dan  anamnese didaptkan hasil
bahwa ibu memiliki riwayat anemia pada trimester ke 3. 
Lanjutan..
Setelah diberikan tindakan pengobatan berupa pemberian tablet
zat besi namun ibu tersebut kurang menunjukkan perbaikan
akan kondisi keadaannya. Kemudian pada tanggal 23 mei 2011
tepat pukul. 19.00 WITA ibu tersebut melahirkan seorang bayi
laki-laki dengan kondisi bradipneu: 25x/m, denyut jantung
menurun: 90x/m, tekanan darah: 70/40mmHg, sianosis dan
gerakan ekstremitas dan reflexs sedikit.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Bayi baru lahir mengalami bradipneu, denyut jantung bayi dan
tekanan darah menurun, bayi nampak sianosis dan gerakan
ekstremitas fleksi sedikit dan gerakan reflexs sedikit segera
setelah bayi tersebut dilahirkan.
lanjutan..
4. Riwayat Kesehatan masa lalu:
a) Prenatal care
 Pemeriksaan kehamilan : 3 kali
 Keluhan selama hamil                : sering pusing, cepat lelah, mata berkunang-kunang, dan malaise.     
 Kenaikan BB selama hamil        : 5 Kg
b) Natal
 Tempat melahirkan         : Rumah Sakit Umum Provinsi 
 Jenis persalinan              : Normal
 Penolong persalinan       : Bidan                       
 esulitan lahir normal    : Ibu kesulitan mengedan karena ibu cepat lelah
c) Post natal
 Kondisi bayi : BB lahir    2.400 gram, PB: 40 cm
 Bayi mengalami nafas lambat, denyut jantung bayi menurun
 Bayi tidak mengalami kemerahan dan nampak pucat.
 Gerakan reflex sedikit dan tonus otot bayi menurun.
Lanjutan..
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Klien :  klien nampak bradipneu, denyut jantung dan tekanan darah menurun,
tampak sianosis, gerakan ekstremitas dan reflexs sedikit.
a) Sistem Pernapasan
 Hidung: Simetris kiri – kanan,
 Leher:  Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tomor
 Dada  :
 Bentuk dada : tidak simetris
 Gerakan dada : dada dan abdomen tidak bergerak secara bersamaan,
 Ekspansi dada berkurang
 Suara  napas melemah
Lanjutan..
b) Sistem Cardio Vaskuler
 Capillary Refilling Time: >2detik 
 Denyut jantung : 110x/m
 Tekanan darah menurun: 70/40mmHg
c) System Syaraf
 Bayi mengalami penurunan kesadaran
 System Muskulo Skeletal
 Terjadi penurunan tonus otot bayi
 Gerakan ekstremitas fleksi pada bayi sedikit
 Bayi nampak lemas dan lemah
d) System Integumen
 Bayi mengalami sianosis pada kulit dan kuku
 CRT: > 3 detik
 Bayi nampak pucat
B. Diagnosa
 Bersihan jalan nafas tidak efektif  b.d produksi mukus banyak.
 Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
 Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak
teratasi pemajanan pada agen-agen infeksius.
C. Intervensi
1. Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif  b.d produksi mukus banyak.
Kriteria Hasil :
 Tidak menunjukkan demam
 Tidak menunjukkan cemas.
 Rata-rata repirasi dalam batas normal.
 Pengeluaran sputum melalui jalan nafas.
 Tidak ada suara nafas tambahan.
 Intervensi
 Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif  b.d produksi mukus banyak.
 Kriteria Hasil :
 Tidak menunjukkan demam
 Tidak menunjukkan cemas.
 Rata-rata repirasi dalam batas normal.
 Pengeluaran sputum melalui jalan nafas.
 Tidak ada suara nafas tambahan.
Lanjutan..
2. Diagnosa : Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
 Kriteria Hasil :
 Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif.
 Ekspansi dada simetris.
 Tidak ada bunyi nafas tambahan.
 Kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.
 Intervensi :
 Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
 Catat upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu pernafasan
 Auskulatasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti mengi, krekels,dll
 Tinggikan kepala bayi dan bantu mengubah posisi
 Berikan oksigen tambahan
Lanjutan,,
3. Diagnosa : Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada agen-agen
infeksius.
 Kriteria Hasil :
 Bebas dari cidera/ komplikasi.
 Mendeskripsikan aktivitas yang tepat dari level perkembangan anak.
 Mendeskripsikan teknik pertolongan pertama
 Intervensi :
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah merawat bayi.
 Pakai sarung tangan steril.
 Lakukan pengkajian fisik secara rutin terhadap bayi baru lahir, perhatikan pembuluh darah tali pusat dan
adanya anomali.
 Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi dan melaporkannya pada pemberi pelayanan kesehatan.
 Berikan agen imunisasi sesuai indikasi (imunoglobulin hepatitis B dari vaksin hepatitis B bila serum ibu
mengandung antigen permukaan hepatitis B (Hbs Ag), antigen inti hepatitis B (Hbs Ag) atau antigen E
(Hbe Ag).
D. Implementasi
 Pada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan
meninjau kembali dari apa yang telah direncanakana atau intervensi
sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien dapat mencakup pola napas
yang efektif, peredaan nyeri, mempertahankan pola eliminasi yang baik,
pemenuhan istirahat tidur yang adekuat, pengurangan kecemasan,
peningkatan pengetahuan.
E. Evaluasi
 Klien tampak rileks dalam bernafas
 Jalan nafas klien kembali lancar.
 Kesadaran klien kembali membaik.
Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai