Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Persepti,
Menyetujui,
E. Pathofisiologi
Pelvismayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut
juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis
minor atau true pelvis. Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –
organ abdominal selain itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan
ligamen ke dinding tubuh. Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor
terdapat bagian dari kolon, rektum, kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus
dan ovarium.
Selama kehamilan, serviks (leher rahim atau saluran tempat jalan keluarnya
bayi dari rahim menuju vagina) dalam kondisi tertutup dan dipenuhi oleh lendir
(mukus) untuk melindunginya dari infeksi. Pada tahap pertama persalinan, kontraksi
membuat serviks terbuka secara bertahap. Serviks mulai melentur sehingga dapat
terbuka dan melebar sampai 10 cm. Tahap ini merupakan tahap yang paling panjang
dari persalinan. Dapat berlangsung selama beberapa jam bahkan hari sebelum
menjalani persalinan.
Fase di mana serviks mulai terbuka ini disebut dengan fase laten. Pada fase
laten, akan merasa kontraksi dan kadang juga tidak. Pada fase ini sebaiknya makan
dan minum untuk mempersiapkan energi yang akan dipakai selama proses persalinan.
Jika persalinan mulai pada malam hari, sebaiknya tenang dan tetap rileks. Gunakan
waktu untuk tidur jika bisa. Dan jika persalinan baru dimulai saat siang hari, cobalah
untuk tetap aktif. Bergerak aktif akan membantu bayi turun ke bawah rahim dan juga
membantu serviks untuk melebar
.
F. Penatalaksanaan CPD (Cephalopelvic Disproportion)
Patofisiologi terjadinya penyakit ini berhubungan dengan penyebab CPD itu
sendiri yaitu kapasitas panggul atau ukuran panggul yang sempit dan ukuran janin
yang terlalu besar. Pasien dengan indikasi CPD (Cephalopelvic Disproportion) dengan
CV <8 ½ perlu dilakukan pembedahan yang biasa disebur sectio caesarea.
Sectio caesar (SC) merupakan pembedahan dengan tujuan untuk melahirkan
bayi yang dilakukan dengan cara membuka perut dan dinding uterus atau vagina.
Pasien post SC akan beradaptasi dengan keadaan akibat post anastesi dan luka post
SC. Pada post SC yang telah dilakukan anastesi memiliki dampak pada penurunan
medulla oblongata yang mengakibatkan penurunan pada refleks batuk yang
berdampak pada akumulasi secret. Berdasarkan dampak masalah tersebut tersebut
menyebabkan kebersihan jalan napas menjadi tidak efektif, selain itu dapat
mengakibatkan penurunan kerja otot eliminasi dan penurunan perostaltik usus
sehingga mengakibatkan konstipasi.
Pada pasien yang memiliki CV <8 ½ - 10 cm yang telah melakukan persalinan
maka akan mengalami periode post partum atau nifas. Pada periode ini akan
menyebabkan beberapa perubahan fisiologi diantaranya distensi kandung kemih yang
dapat mengakibatkan oedema dan memar di bagian uretra. Keadaan tersebut
menyebabkan terjadinya penurunan sensivitas dan sensasi kandung kemih dan
gangguan eliminasi urin. Namun apabila pada pasien dengan yang memiliki CV<8 ½ -
10 cm tidak dapat melakukan persalinan dengan normal maka dapat dilakukan
tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (SC) (Sofyan, 2019)
G. Managemen Konsep Asuhan Kebidanan Post Sectio Sesarea Atas Indikasi CPD
(Cephalo Pelvic Disproportion)
I. Pengkajian Data
Adalah langkah pengumpulan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Langkah ini menentukan
proses interperasi data tahap selanjutnya sehingga harus komperhensif. Hasil
pemeriksaan menggambarkan kondisi atau masukan klien yang sebenarnya harus
valid (Varney, 2008).
I. Data subyektif
Adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi data kejadian. Data tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawatan secara
independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Ambarwati, 2008).
a) Biodata atau identitas klien dan suami. Yang perlu dikaji adalah nama,
umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Gunanya adalah
untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya.
b) Keluhan Utama. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2012).
Keluhan ibu mengatakan merasa nyeri di bekas luka operasi dan ibu
belum bisa miring ke kiri atau ke kanan.
c) Riwayat Perkawinan. Yang ditanyakan status perkawinan, umur waktu
menikah, berapa lama menikah baru hamil.
4) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, keadaan
mental ibu nifas post sectio caesareaadalah cemas, sulit tidur, merasa
bersalah, mudah tersinggung, pikiran negatif terhadap bayinya.
5) Sosial budaya
Untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga, status rumah
tinggal, pantangan makanan, kebiasaan adat istiadat yang dilakukan.
b) Suhu
Ibu nifas post sectio caesarea suhu tubuhnya normal atau tidak. Suhu
pada ibu post sectio caesarea 36°-38°C.
c) Nadi
Ibu nifas post sectio caesarea nadinya normal atau tidak. Nadi pada
ibu post sectio caesarea adalah 50-90 x/menit.
d) Respirasi
Ibu nifas post sectio caesarea respirasinya ibu post sectio caesarea
16-26 x/menit.
4) TFU pada ibu nifas post sectio caesarea dalam 1 hari masih setinggi pusat
(Ambarwati, 2008).
5) Perut terdapat luka jahitan berbentuk jelujur.
6) Kontraksi uterus kuat, sedang, atau lemah. Kontraksi uerus kuat.
7) Pemeriksaan haemoglobin perlu dilakukan karena biasanya setelah
melakukan operasi terjadi penurunan haemoglobin sebanyak 2 gr%
(saifuddin, 2012).
b. Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dan hasil dari
pengkajian (Varney, 2010). Dalam kasus ini nifas post sectio caesarea
adalah cemas, sulit tidur, merasa bersalah, mudah tersinggung, pikiran
negatif terhadap bayi, (Varney, 2010).
d. Tindakan Segera
Dalam langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan atau unuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien
(Varney, 2010). Antisipasi pertama yang dilakukan pada ibu post sectio
caesarea antara lain kolaborasi dengan SpOG, pemberian antibiotik
profilaksis (Wiknjosastro, 2006).
e. Rencana Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi (Manuaba, 2006). Adapun rencana asuhan yang
diberikan adalah:
a. Periksa tanda-tanda vital.
b. Nutrisi.
c. Perawatan Luka.
d. Observasi kontraksi uterusdan PPV
e. Observasi tetesan infus RL dan D5%
f. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya
g. Observasi Proses Laktasi.
h. Jelaskan tanda-tanda bahaya masa nifas.
i. Anjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene.
Ambarwati, 2008. KDPK kebidanan teori dan aplikasi. Yogjakarta: Nuha medika.
Ambarwati, 2010. KDPK kebidanan teori dan aplikasi. Yogjakarta: Nuha medika.
Estiwadani, 2008. Konsep Kebidanan, Yogyakarta: Vitra Maya
Musrifatul, 2008. Ketrampilan Dasar Praktek Klinik untuk Kebidanan, Jakarta: Bina
Pustaka
Medforth, 2011. Asuha Kebidanan Patologi, Jakarta: EGC Medforth, 2011. Asuha
Kebidanan Patologi, Jakarta: EGC Martinus, 1997. Perawatan Luka, Jakarta: Nuha
Medika
Moleong, 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakaya Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Maryunani, 2004. Perawatan Luka Terlengkap & Terkini, Jakarta: In Media Notoatmojo, S.
(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmojo, S.
(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, 2011.
Manajemen Keperawatan Edisi ke 3, Jakarta: Salemba Medika Oxorn, 2010. Ilmu
Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan, Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.
Prawirohardjo, S. (2005). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Riyanto, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika
Sulistiawaty 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta: Salemba Medika
Saifuddin.(2012).Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Jakarta
Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Jakarta: EGC
Varney, 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Jakarta: EGC
Varney, 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Jakarta: EGC
Varney, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Jakarta: EGC
Wikinjosastro, 1999. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina
Williams, 1980. Social Lifo of Small Urban Spaces, Michigan: Edward Brothers Inc