B. Materi
Materi yang akan disampaikan sebagai beirkut :
1. Pengertian TB Paru
2. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
3. Penyebab TB Paru
4. Cara penularan TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Kepatuhan minum obat
C. Peserta
Klien TB Paru
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Kegiatan penyuluhan
G. Evaluasi
1. Evaluasi proses
Penyuluhan berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan,
penyuluh menguasai materi yang disampaikan, dan klien
berpartisipasi aktif selama berlangsungnya penyuluhan.
2. Evaluasi hasil
80% peserta mengerti tentang materi yang disampaikan.
Lampiran 5
MATERI
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
KEPATUHAN MINUM OBAT TB PARU
A. Konsep TB Paru
1. Pengertian TB Paru
TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh
lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut
(Nurarif, 2015).
2. Tanda dan Gejala TB Paru
a. Gejala utama
Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih.
b. Gejala lainnya
1) Batuk bercampur darah
2) Sesak nafas dan nyeri dada
3) Nafsu makan berkurang
4) Berat badan turun
5) Rasa kurang enak badan
6) Demam /meriang berkepanjangan
7) Berkeringat malam walaupun tidak melakukan kegiatan
(Depkes RI, 2009).
3. Penyebab TB Paru
a. Agen infeksius utama, mycobacterium tuberculosisadalah batang
aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lembut dan sensitif
terhadap panas dan sinar ultraviolet.
b. Mycobacterium bovis dan avium, pada kejadian yang jarang
berkaitan dengan terjadinya infeksi tuberkulosis (Wijaya, 2013).
4. Penularan TB Paru
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu
batuk dan bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan
Lampiran 5
di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman
TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TBC
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya (Kemenkes,
2014).
5. Klasifikasi TB Paru
Klasifikasi Tuberkulosis Paru dibuat berdasarkan gejala klinik,
bakteriologik, radiologik dan riwayata pengobatan sebelumnya.
Klasifikasinya TB Paru sebagai berikut :
a. TB Paru BTA positif dengan kriteria:
1) Dengan atau tanpa gejala klinik.
2) BTA positif : mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik
positif 1 kali disokong biakan positif 1 atau disokong
radiologik positif 1 kali.
3) Gambaran radiologis sesuai dengan Tuberkulosis Paru.
b. TB Paru BTA negatif dengan kriteria:
1) Gejala klinik dan gambaran radiologik sesuai dengan
TB Paru aktif.
2) BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.
c. Bekas TB Paru dengan kriteria:
1) Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif
2) Gejala klinik tidak ada atau gejala sisa akibat kelainan
paru
3) Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB Paru
inaktif, menunjukkan serial foto tidak berubah.
4) Adanya riwayat pengobatan yang adekuat (Wijaya,
2013).
6. Pemeriksaan penunjang
Menurut Mansjoer (2000), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan
pada klien dengan TB Paru yaitu :
a. Laboratorium darah rutin : LED normal/meningkat.
b. Pemeriksaan sputum BTA : untuk memastikan diagnostik TB
Paru.
Lampiran 5
2) Kuinolon
3) Derivat rifampisin dan INH (Nuararif, 2015).
2. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan efek samping
1) Jenis Isoniazid, (H),sifat Bakterisidal,efek samping Neuropati
perifer,psikosis toksis, gangguan fungsi hati, kejang.
2) Jenis Rifamisin (R), Sifat Bakterisidal, efek samping Flu
syndrome, Gangguan gastrointestina, urine berwarna merah,
gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak
nafas, anemia hemolitik.
3) Jenis Pirasinamid (Z), sifat Bakterisidal, efek samping Gangguan
gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout artritis.
4) Jenis Streptomisin (S), sifat Bakterisidal, efek samping Nyeri di
tempat suntikan, gsngguan keseimbangan dan pendengaran,
renjatan anafilaktik, anemia, agranulositosis, trombositopeni.
5) Jenis Etambutol (E), sifat Bakterisidal, efek samping Gangguan
penglihatan, buta warna, neuritis perifer (Nurarif, 2015).
B. Konsep Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
Menurut Smet (1994) kepatuhan adalah tingkatan pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter
atau tenaga kesehatan. Sedangkan menurut Sachet menyatakan kepatuhan
adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan
oleh profesional kesehatan, menurut Kaplan kepatuhan adalah derajat pasien
dimana mengikuti ajaran klinis dari dokter yang mengobatinya.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut
Brunner dan Suddart (2008) adalah :
a. Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, status sosial
ekonomi dan pendidikan.
b. Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala
akibat terapi.
c. Variabel program terapi seperti kompleksitas program dan efek
samping yang tidak menyenangkan.
Lampiran 5