Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Aprilia (2720180068)
2. Nani Rachmawati (2720180034)
3. Virtha Nisfi Isnaini (2720180045)
4. Windi Melati (2720180027)
BAB I
TINJAUAN TEORI
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini berbentuk basil dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch
pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya Bakteri tersebut diberi
nama basil Koch.
TB Paru terutama menyerang paru – paru sebagai tempat infeksi primer, selain itu
tuberculosis dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.
TB Paru menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. (Darliana,
2014)
2. Etiologi
Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil menular yang
disebabkan oleh basil bakteri Mycobacterium tuberculosa yang mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam) karena basil TB
mempunyai sellipoid. Basil TB sangat rentan dengan sinar matahari sehingga dalam
beberapa menit saja akan mati. Basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit jika
terkena alcohol 70% dan lisol 50%. Basil TB memerlukan waktu 12-24 jam dalam
melakukan mitosis, hal ini memungkinkan pemberian obat secara intermiten (2-3 hari
sekali) (Darliana,2014). Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant selama beberapa
tahun. Sifat dormant ini berarti kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tubercolosis
aktif kembali. Sifat lain kuman adalah bersifat aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman
lebih menyenangi jaringan yang kaya oksigen, dalam hal ini tekanan bagian apical paru-
paru lebih tinggi daripada jaringan lainnya sehingga bagian tersebut merupakan tempat
predileksi penyakit tuberkolosis. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB paru BTA
positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat. (Darliana,2014)
TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernafasan. Basil mikrobakterium
tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai
alveoli, sehingga terjadi infeksi primer (ghon) yang dapat menyebar ke kelenjar getah
bening dan terbentuklah primer kompleks (ranke). Keduanya dinamakan tubercolosis
primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan.
Tubercolosis paru primer adalah terjadinya peradangan sebelum tubuh mempunyai
kekebalan spesifik terhadap basil mikrobakterium, sedangkan tubercolosis post primer
(reinfection) adalah peradangan bagian paruoleh karena terjadi penularan ulang pada
tubuh sehingga terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut. (Darliana, 2014)
3. Pathway TB Paru
4. Manifestasi Klinis
Penderita TB paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak
kronis, demam, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan
penurunan nafsu makan .Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan
kematian. Pasien TB paru juga sering dijumpai konjungtiva mata atau kulit yang pucat
karena anemia, badan kurus atau berat badan menurun. (Darliana ,2014)
5. Klasifikasi Tb Paru
Menurut Corwin, Elizabeth.J 2009 penyakit TBC bisa menimbulkan komplikasi, yaitu
menyerang beberapa organ vital tubuh, di antaranya:
1. Tulang
TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu
terjadi komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke
tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan
merusak tulang bervariasi ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-
tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh
sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya
menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya. Bagian tulang yang biasa
diserang bakteri TBC adalah sendi panggul, panggul dan tulang belakang. Gangguan
tulang belakang bisa terlihat dari bentuk tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa
tegak, bisa miring ke kiri, ke kanan, atau ke depan. Sendi panggul yang rusak
punmembuat penderita tidak bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu hamil,
kelainan panggul membuatnya tidak bisa melahirkan secara normal. Jika kelainannya
masih ringan, upaya pemberian obat-obatan dan operasi bisa dilakukan. Lain halnya jika
berat, tindakan operasi tidak bisa menolong karena sendi atau tulang sudah hancur.
Penderita bisa cacat seumur hidup.
2. Usus
Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita mengonsumsi
makanan/minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa menyebabkan gangguan
seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus
antara lain anak sering muntah akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna.
Mendiagnosis TBC usus tidaklah mudah karena gejalanya hampir sama dengan penyakit
lain. Ciri lainnya tergantung bagian mana dan seberapa luas bakteri itu merusak usus.
Demikian juga dengan pengobatannya. Jika ada bagian usus yang membusuk, dokter akan
membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus lain.
3. Otak
Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan orang yang
terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran, kejang-kejang, juga
penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang selaput otak, penderita harus
menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-gara sel-sel sarafnya rusak, penderita
tidak bisa kembali ke kondisi normal.
4. Ginjal
Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses pembuangan racun tubuh
akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal mengalami gagal ginjal. Gejala
yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, lemah,
dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sempurna dengan perawatan dan
pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan.
Beberapa di antaranya harus menjalani cangkok ginjal.
7. Pencegahan
8. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan tuberkulosis aktif memerlukan waktu lama karena
basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat bermutasi apabila terpajan
antibiotik yang masih sensitif. Saat ini, terapi untuk individu pengidap infeksi aktif
adalah kombinasi empat obat dan setidaknya selama sembilan bulan atau lebih lama.
Apabila pasien tidak berespon terhadap obat – obatan tersebut, obat dan protokol
pengobatan lain akan diupayakan (Darliana,2014). Individu yang memperlihatkan uji
kulit tuberkulin positif setelah sebelumnya negatif, bahkan jika individu tidak
memperlihatkan adanya gejala aktif, biasanya mendapat antibiotik selama 6-9 bulan
untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basis total
(Darliana ,2014). Jika tuberkulosis resisten obat muncul, obat yang lebih toksik akan
diprogramkan. Pasien mungkin tetap menginap di rumah sakit atau di bawah pengawasan
sejenis karantina jika tingkat kepatuhan terhadap terapi medis cenderung rendah.
(Darliana,2014)
9. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang meragukan,
tidak sensitif, tidak juga spesifik. Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah
leukosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit
masih dibawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Jika penyakit mulai sembuh,
jumlah leukosit kembali normal, dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah
mulai turun ke arah normal lagi. Bisa juga didapatkan anemia ringan dengan gambaran
normokron dan normositer, gama globulin meningkat dan kadar natrium darah menurun.
(Darliana,2014)
BAB II
KASUS
1. Pengkajian
1.1 Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
e. Komposisi Keluarga :
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
Tabel 1.1 Pengkajian Data Umum keluarga
4 An S P Anak 15 th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √
f. Tipe Keluarga : Nuclear Family
h. Agama : Islam
anak remaja dan tahap keluarga dengan usia sekolah, anak pertama berusia
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.
menderita TBC sejak sebulan lalu, istri dan anak-anaknya dalam keadaan
pernah mengalami sakit berat hanya demam, batuk dan pilek ringan
a. Karakteristik rumah
kontrakan permanen dengan luas rumah ± 36 m², terdiri dari 2 kamar tidur,
Tipe rumah adalah couple yang terdiri dari 2 rumah kontrakan yang saling
dibutuhkan, dan apabila ada tetangga yang sakit saling menjenguk. Di area
terbuka.
dahulu.
c. Struktur peran
Peran saat ini Tn S sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah
untuk keluarganya, sedangkan tugas istri sebagai ibu rumah tangga dan
Fungsi Afektif
Fungsi Sosialisasi
apabila ada anggota keluarga yang sakit, biasanya dirawat sendiri di rumah
Fungsi Reproduksi
Fungsi ekonomi
sekolah / jenjang pendidikan yang lebih tinggi bila dia sakit dan tidak
bisa bekerja.
memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesehatan dan
Keluarga selalu mencari solusi atas masalah yang dihadapi bila tidak
2 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 130/90 110/60 120/90 120/90
Nadi 82x/m 80x/m 80x/m 80x/m
Suhu 37°c 36,5°c 36,5°c 36,5°c
Pernafasan 20x/m 20x/m 20x/m 20x/m
bulan.
2. Analisa Data
1 Ds :
Tn S mengatakan jika Pemeliharaan Ketidakcukupan
ada keluarganya yang Kesehatan Tidak sumber daya
sakit hanya membeli Efektif
obat diwarung.
Do:
Keluarga Tn S tidak
mempunyai BPJS
sehingga pengobatan Tn
S tidak dilakukan rutin
2 Ds : Ketidakpatuhan Beban pembiayaan
Tn S mengatakan program perawatan
keluarga selalu aktif atau pengobatan
mengikuti kegiatan yang
ada dilingkungannya Lingkungan tidak
terapeutik
Tn S mengatakan jika ada
keluarganya yang sakit Program terapi
hanya membeli obat komplek dan/atau
diwarung. lama
Do :
Tn S aktif mengikuti
kegiatan perwiritan
dilingkungannya setiap
1 minggu sekali
Keluarga Tn S tidak
mempunyai BPJS
sehingga pengobatan Tn
S tidak dilakukan rutin
3. Skala Prioritas
Dx : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
Dengan mudah
1 Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi dan perlu diatasi
Potensial
Cukup
Berdasarkan masalah kesehatan dan skala prioritas yang ada pada keluarga Tn S maka diagnosa keperawatan keluarga yang
b. Ketidakpatuhan
5. Perencanaan / Intervensi Keperawatan Keluarga
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Keluarga 1. Diskusikan dengan
tidak efektif tindakan tindakan terutama Tn S keluarga pengertian,
keperawatan keperawatan Keluarga dapat dan tanda gejala TBC
setiap minggu sebanyak 1x menyebutkan 2. Minta keluarga untuk
sebanyak 4x kunjungan rumah dan mengerti mengulang apa yang
selama 30 menit selama 30 menit, dari penyakit telah dijelaskan
perkunjungan diharapkan Tn.S TBC serta tanda
diharapkan Tn. S dan keluarga dan gejalanya.
dapat menunjukan dapat
perilaku mencari
bantuan untuk 1. Keluarga
mempertahankan dapat
kesehatan, dan menyebutk
mampu an
menjalankan pengertian
perilaku sehat. TBC dan
tanda dan
gejala.
mulai mencari 1. Diskusikan dengan
2. Keluarga cara mendaftar keluarga pentingnya
mampu BPJS, tidak melakukan pengobatan
mengambil mengganggap
keputusan pengobatan
untuk hanya cukup
melakukan dengan obat
pengobatan warung,
ke RS melakukan
pengobatan
kerumah sakit
atau fasilitas
kesehatan
disekitarnya.
1. Diskusikan dengan
3. Keluarga Keluarga mampu keluarga cara
Mampu merawat Tn. S merawat anggota
merawat Tn. keluarga dengan TBC
S 2. Anjurkan keluarga
untuk mengulang apa
yang telah dijelaskan
1. Diskusikan dengan
4. Keluarga Keluarga keluarga cara untuk
mampu terutama Tn S mencegah penularan
memodifikasi dapat TBC
lingkungan mengurangi 2. Minta keluarga untuk
untuk kegiatan mengulang apa yang
mencegah dilingkungan telah dijelaskan
penularan sekitar terutama 3. Motivasi keluarga
selama untuk melaksanakan
pengobatan tanggung jawabnya
TUK 1
1. Mendiskusikan dengan keluarga pengertian, dan tanda gejala TBC
2. Meminta keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
2
25/08/21 1
TUK 2
02/09/21
1
TUK 3
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan TBC
2 2. Menganjurkan keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
06/09/21 1 TUK 4
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara untuk mencegah penularan TBC
2. Meminta keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
TUK 5
1. Diskusikan dengan keluarga cara membuat kartu penjamin berobat
2. Minta keluarga untuk menunjukan kartu berobat
3. Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan
4. Beri pujian terhadap keluarga karena telah memanfaatkan pelayana kesehatan
2 TUK 4
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara untuk mencegah penularan TBC
2. Meminta keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
3. Memotivasi keluarga untuk melaksanakan tanggung jawabnya
TUK 5
1. Minta keluarga untuk menunjukan kartu berobat
2. Beri pujian terhadap keluarga karena telah menggunakan fasilitas kesehatan
1. Evaluasi Keperawatan
25
S : Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 30 menit, Ny N mengerti tentang
08
pentingnya pengobatan yang harus dilakukan untuk Tn S
21
O : Keluarga Pasien (Ny N) tampak masih bingung mengenai bagaimana merawat
suaminya
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1 02 S : Setelah dilakukan 3x kunjungan rumah selama 30 menit, Ny N menjelaskan cara
09 merawat suaminya yang sakit TB paru dan akan mengingatkan suaminya untuk minum obat
dan 21 teratur
O : Keluarga Pasien (Ny N) tampak antusias menceritakan perkembangan kesehatan
Suaminya, Ny N tampak gelisah terhadap anak – anaknya takut tertular.
2
A : Tujuan tercapai , masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan