Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TBC”

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Aprilia (2720180068)
2. Nani Rachmawati (2720180034)
3. Virtha Nisfi Isnaini (2720180045)
4. Windi Melati (2720180027)
BAB I
TINJAUAN TEORI

1. Definisi Tuberculosis Paru

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis. Bakteri ini berbentuk basil dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch
pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya Bakteri tersebut diberi
nama basil Koch.
TB Paru terutama menyerang paru – paru sebagai tempat infeksi primer, selain itu
tuberculosis dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.
TB Paru menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. (Darliana,
2014)

2. Etiologi

Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil menular yang
disebabkan oleh basil bakteri Mycobacterium tuberculosa yang mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam) karena basil TB
mempunyai sellipoid. Basil TB sangat rentan dengan sinar matahari sehingga dalam
beberapa menit saja akan mati. Basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit jika
terkena alcohol 70% dan lisol 50%. Basil TB memerlukan waktu 12-24 jam dalam
melakukan mitosis, hal ini memungkinkan pemberian obat secara intermiten (2-3 hari
sekali) (Darliana,2014). Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant selama beberapa
tahun. Sifat dormant ini berarti kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tubercolosis
aktif kembali. Sifat lain kuman adalah bersifat aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman
lebih menyenangi jaringan yang kaya oksigen, dalam hal ini tekanan bagian apical paru-
paru lebih tinggi daripada jaringan lainnya sehingga bagian tersebut merupakan tempat
predileksi penyakit tuberkolosis. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB paru BTA
positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat. (Darliana,2014)
TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernafasan. Basil mikrobakterium
tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai
alveoli, sehingga terjadi infeksi primer (ghon) yang dapat menyebar ke kelenjar getah
bening dan terbentuklah primer kompleks (ranke). Keduanya dinamakan tubercolosis
primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan.
Tubercolosis paru primer adalah terjadinya peradangan sebelum tubuh mempunyai
kekebalan spesifik terhadap basil mikrobakterium, sedangkan tubercolosis post primer
(reinfection) adalah peradangan bagian paruoleh karena terjadi penularan ulang pada
tubuh sehingga terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut. (Darliana, 2014)
3. Pathway TB Paru
4. Manifestasi Klinis

Penderita TB paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak
kronis, demam, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan
penurunan nafsu makan .Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan
kematian. Pasien TB paru juga sering dijumpai konjungtiva mata atau kulit yang pucat
karena anemia, badan kurus atau berat badan menurun. (Darliana ,2014)

5. Klasifikasi Tb Paru

Menurut Darliana, 2014 klasifikasi dari TB Paru ada 2 yaitu :


TB paru BTA (+) adalah:
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif
b.Hasil pemeriksaan satu specimen sputum menunjukkan BTA positif dan di
jumpai adanya kelainan radiologi
c. Hasil pemeriksaan satu specimen sputum menunjukan BTA positif dan
biakan positif.

TB paru BTA (-) adalah:


a. Hasil pemeriksaan sputum 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran
klinis dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberculosis aktif.
b.Hasil pemeriksaan sputum 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan
mycobacterium tuberculosis positif.

6. Komplikasi Tuberculosis Paru

Menurut Corwin, Elizabeth.J 2009 penyakit TBC bisa menimbulkan komplikasi, yaitu
menyerang beberapa organ vital tubuh, di antaranya:

1. Tulang
TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu
terjadi komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke
tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan
merusak tulang bervariasi ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-
tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh
sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya
menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya. Bagian tulang yang biasa
diserang bakteri TBC adalah sendi panggul, panggul dan tulang belakang. Gangguan
tulang belakang bisa terlihat dari bentuk tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa
tegak, bisa miring ke kiri, ke kanan, atau ke depan. Sendi panggul yang rusak
punmembuat penderita tidak bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu hamil,
kelainan panggul membuatnya tidak bisa melahirkan secara normal. Jika kelainannya
masih ringan, upaya pemberian obat-obatan dan operasi bisa dilakukan. Lain halnya jika
berat, tindakan operasi tidak bisa menolong karena sendi atau tulang sudah hancur.
Penderita bisa cacat seumur hidup.

2. Usus
Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita mengonsumsi
makanan/minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa menyebabkan gangguan
seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus
antara lain anak sering muntah akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna.
Mendiagnosis TBC usus tidaklah mudah karena gejalanya hampir sama dengan penyakit
lain. Ciri lainnya tergantung bagian mana dan seberapa luas bakteri itu merusak usus.
Demikian juga dengan pengobatannya. Jika ada bagian usus yang membusuk, dokter akan
membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus lain.

3. Otak
Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan orang yang
terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran, kejang-kejang, juga
penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang selaput otak, penderita harus
menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-gara sel-sel sarafnya rusak, penderita
tidak bisa kembali ke kondisi normal.

4. Ginjal
Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses pembuangan racun tubuh
akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal mengalami gagal ginjal. Gejala
yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, lemah,
dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sempurna dengan perawatan dan
pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan.
Beberapa di antaranya harus menjalani cangkok ginjal.

7. Pencegahan

Menurut Bachrudin, 2016 pencegahan yang dapat dilakukan adalah :


1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur, Menjemur kasur, bantal dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan
tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

8. Penatalaksanaan

Pengobatan untuk individu dengan tuberkulosis aktif memerlukan waktu lama karena
basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat bermutasi apabila terpajan
antibiotik yang masih sensitif. Saat ini, terapi untuk individu pengidap infeksi aktif
adalah kombinasi empat obat dan setidaknya selama sembilan bulan atau lebih lama.
Apabila pasien tidak berespon terhadap obat – obatan tersebut, obat dan protokol
pengobatan lain akan diupayakan (Darliana,2014). Individu yang memperlihatkan uji
kulit tuberkulin positif setelah sebelumnya negatif, bahkan jika individu tidak
memperlihatkan adanya gejala aktif, biasanya mendapat antibiotik selama 6-9 bulan
untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basis total
(Darliana ,2014). Jika tuberkulosis resisten obat muncul, obat yang lebih toksik akan
diprogramkan. Pasien mungkin tetap menginap di rumah sakit atau di bawah pengawasan
sejenis karantina jika tingkat kepatuhan terhadap terapi medis cenderung rendah.
(Darliana,2014)

9. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Darliana, 2014 pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah :


1. Pemeriksaan Radiologis
a. Adanya infeksi primer digambarkan dengan nodul terkalsifikasi pada bagian perifer
paru dengan kalsifikasi dari limfe nodus hilus
b. Sedangkan proses reaktifasi TB akan memberikan gambaran: nekrosis, cavitasi
(terutama tampak pada foto posisi apical lordotik), fibrosis dan retraksi region hilus,
bronchopneumonia, serta infiltrat interstitial
c. Aktivitas dari kuman TB tidak bisa hanya ditegakkan hanya dengan 1 kali pemeriksaan
rontgen dada, tapi harus dilakukan serial rontgen dada. Tidak hanya melihat apakah
penyakit tersebut dalam proses progesi atau regresi.

2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang meragukan,
tidak sensitif, tidak juga spesifik. Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah
leukosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit
masih dibawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Jika penyakit mulai sembuh,
jumlah leukosit kembali normal, dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah
mulai turun ke arah normal lagi. Bisa juga didapatkan anemia ringan dengan gambaran
normokron dan normositer, gama globulin meningkat dan kadar natrium darah menurun.
(Darliana,2014)

10. Pengobatan Tuberculosis Paru

Pengobatan TBC bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah


relaps, menurunkan penularan ke orang lain, mencegah terjadinya resistensi terhadap
obat. Pengobatan membutuhkan waktu yang lama 6-8 bulan untuk membunuh kuman
Dorman (Bachrudin,2016). Menurut Bachrudin, 2016 cara pengobatan terdiri dari 2 fase:

1.Fase initial/fase intensif (2 bulan)


Fase ini membunuh kuman dengan cepat dalam waktu 2 minggu pasien infeksius menjadi
tidak infeksi dan gejala klinis membaik BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2
bulan
2. Fase lanjutan (4 – 6 bulan)
Fase ini membunuh kuman persisten dan mencegah relaps. Pada pengobatan ini (fase 1
dan 2) membutuhkan pengawas minum obat (PMO)
Contoh pengobatan :
2 (HRZE)/4 (HR)3, maksudnya adalah
1. Fase initial obatnya adalah 2 (HRZE), lama pengobatan 2 bulan dengan obat INH,
rifamfisin, pirazinamid dan etambutol diminum tiap hari.
2. Fase lanjutan 4 (HR) 3 adalah lama pengobatan 4 bulan, dengan INH dan
rifamfisin diminum 3 kali sehari.

BAB II
KASUS

1. Pengkajian
1.1 Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S

b. Alamat & No Telepon : Jl Menanti Gg.Menanti

c. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta


d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA

e. Komposisi Keluarga :

Genogram :

Keterangan :

: Laki-Laki

: Klien Penderita TB Paru / Laki-laki

: Perempuan
Tabel 1.1 Pengkajian Data Umum keluarga

No Nama JK Hubungan Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket


dengan
KK BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 2 3 4 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Kepala Tidak
1 Tn S L 43 th SMP - - - - - - - - - - - - - - -
Keluarga Tahu
- Tidak
2 Ny N P Istri 41 th SD - - - - - - - - - - - - - - - Tahu
3 An S P Anak 18 th SMP √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

4 An S P Anak 15 th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √
f. Tipe Keluarga : Nuclear Family

g. Suku Bangsa : Jawa

h. Agama : Islam

i. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Tn S adalah karyawan swasta

dengan penghasilan rata-rata Rp 2 juta akan tetapi tidak tetap dan

seluruh penghasilannya digunakan untuk keperluan sehari-hari.

j. Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga Tn S mempunyai aktivitas

yang tidak terjadwal, aktivitas biasanya berkumpul dengan keluarga

yang lain, rekreasi ke luar kota jarang dilakukan, jenis rekreasi

keluarga yaitu menonton tv bersama keluarga.

1.2 Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn S saat ini adalah Tahap keluarga dengan

anak remaja dan tahap keluarga dengan usia sekolah, anak pertama berusia

18 tahun, dimana peran orang tua yaitu Tn S dan istri melakukan

komunikasi secara terbuka dan dua arah, anak pertama selalu

menceritakan pada Ny N bila ia ada masalah dengan teman sebayanya,

anak pertama dan kedua Tn S sedang sekolah membutuhkan biaya untuk

sekolah dan butuh perhatian dari kedua orangtuanya.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum

terpenuhi.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Menurut Ny N riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn S

menderita TBC sejak sebulan lalu, istri dan anak-anaknya dalam keadaan

sehat, tidak pernah sakit serius.


d. Riwayat penyakit keluarga sebelumnya

Tn S sebelumnya tidak pernah menderita TBC, anak dan istrinya tidak

pernah mengalami sakit berat hanya demam, batuk dan pilek ringan

saja dan bila sakit keluarga membeli obat di warung.


1.3 Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn S merupakan sebuah rumah

kontrakan permanen dengan luas rumah ± 36 m², terdiri dari 2 kamar tidur,

dimana 1 kamar tidur tidak mempunyai jendela karena dindingnya saling

berdampingan dengan rumah kontrakan yang lain.

b. Karakterisktik tetangga dan komunitas RT/RW

Tipe rumah adalah couple yang terdiri dari 2 rumah kontrakan yang saling

berdampingan, akan tetapi antar tetangga saling tolong menolong bila

dibutuhkan, dan apabila ada tetangga yang sakit saling menjenguk. Di area

pekarangan / beberapa meter ke arah samping rumah ada tampak sungai.

c. Mobilitas geografis keluarga

Setelah menikah keluarga Tn S tinggal bersama orangtua selama ± 6 bulan

di daerah Tambun, setelah itu keluarga Tn S merantau ke daerah Jatiasih

dan tinggal menempati rumah kontrakan berpindah-pindah. Saat ini

keluarga Tn S tinggal disebuah rumah kontrakan yang beralamat di Jl

Menanti Gg Menanti Jatiasih.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn S berkumpul pada malam hari, karena pada saing hari Tn S

berkerja, keluarga Tn S juga aktif mengikuti perwiritan dilingkungan

tempat tinggalnya yang diadakan 1 minggu sekali, hubungan interaksi

keluarga dengan lingkungan sangat baik.

e. Sistem pendukung keluarga


Saat ini Tn S menderita TB Paru. Keluarga mempunyai sistem pendukung

yaitu tetangga dan keluarga, dan apabila keluarga Tn S mengalami

masalah- masalah kesulitan dana ataupun adanya masalah dalam keluarga

pasti selalu dimusyawarahkan untuk pemecahan masalah.

1.4 Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn S menggunakan bahasa jawa

dan bahasa Indonesia. Komunikasi di keluarga Tn S cukup baik dan selalu

terbuka.

b. Struktur kekuatan keluarga

Tn S merupakan pemegang kendali di dalam rumah tangga. Sedangkan Ny

N hanyalah sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak, dalam

pengambilan keputusan Tn S dan Ny N selalu mendiskusikan terlebih

dahulu.

c. Struktur peran

Peran saat ini Tn S sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah

untuk keluarganya, sedangkan tugas istri sebagai ibu rumah tangga dan

merawat anak, pendidikan anak dilakukan bersama.

d. Nilai atau norma keluarga

Keluarga Tn S menganut agama islam.


e. Fungsi Keluarga

 Fungsi Afektif

Menurut Ny N keluarga selalu menerapkan kasih sayang dan perhatian

yang cukup kepada anaknya. Tn S dan Ny N selalu memenuhi kebutuhan

untuk anaknya sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangannya

 Fungsi Sosialisasi

Hubungan antar sesama anggota keluarga terlihat baik, demikian juga

dengan tetangga, keluarga selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan

yang ada di lingkungannya.

 Fungsi Pemeliharaan / Perawatan kesehatan keluarga

Menurut Ny N kesehatan adalah terhindar dari gejala penyakit. Ny. N

mengatakan ada anggota keluarganya yang sakit yaitu Tn S, menurut Ny N

apabila ada anggota keluarga yang sakit, biasanya dirawat sendiri di rumah

dengan membeli obat dari warung terdekat.

 Fungsi Reproduksi

Tn S mempunyai 2 orang anak sebagai penerus keturunan dan Ny N

merupakan akseptor KB suntik.

 Fungsi ekonomi

Tn S bekerja sebagai pekerja swasta dengan penghasilan yang tidak tetap

dengan rata-rata Rp 2 Juta / bulan. Keluarga Tn S tidak mempunyai BPJS

sehingga untuk pengobatan Tn S tidak dilakukan rutin.

1.5 Stress dan koping keluarga

a. Stresor jangka pendek dan panjang


1) Jangka pendek : Tn S khawatir karena kesibukannya mencari

nafkah tidak begitu memperhatikan kesehatan.

Jangka panjang : Tn S khawatir tidak sanggup membiayai anaknya ke

sekolah / jenjang pendidikan yang lebih tinggi bila dia sakit dan tidak

bisa bekerja.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor:

Tn S mengatakan keluarga hanya bisa pasrah dan tetap berdoa

memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesehatan dan

kemurahan rezeki sehingga tetap berusaha semampu mereka untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

c. Strategi koping yang di gunakan

Keluarga selalu mencari solusi atas masalah yang dihadapi bila tidak

sanggup keluarga meminta bantuan dari sanak saudara, tetangga

d. Strategi adaptasi disfungsional

Fungsi dan peran masing-masing anggota keluarga dijalankan sesuai

dengan hak dan kewajibannya.

1.6 Pemeriksaan Fisik

No Yang Diperiksa Bapak Ibu Anak 1 Anak 2


1 Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik

2 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 130/90 110/60 120/90 120/90
Nadi 82x/m 80x/m 80x/m 80x/m
Suhu 37°c 36,5°c 36,5°c 36,5°c
Pernafasan 20x/m 20x/m 20x/m 20x/m

3 Tinggi Badan 165 cm 157 cm 152 cm 126 cm

4 Berat Badan Sebelum Sakit 70 kg 54 kg 49 kg 26 kg


Sesudah Sakit 60 kg
6 Kepala Normal Normal Normal Normal Normal Normal

7 Rambut Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih

8 Mata Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


Sklera Non Non Non Non Non Non
Konjungtiva Ikterik ikterik Ikterik Ikterik Ikterik Ikterik

9 Telinga Normal Normal Normal Normal Normal Normal

10 Hidung Normal Normal Normal Normal Normal Normal

1.7 Harapan keluarga

Keluarga Tn S berharap agar Tn S yang saat ini menderita TB paru bisa

segera sembuh dan sehat seperti sebelumnya, keluarga berharap Tn S

dapat melakukan pengobatan TB secara teratur dan tepat waktu selama 6

bulan.

2. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1 Ds :
Tn S mengatakan jika Pemeliharaan Ketidakcukupan
ada keluarganya yang Kesehatan Tidak sumber daya
sakit hanya membeli Efektif
obat diwarung.

Do:
Keluarga Tn S tidak
mempunyai BPJS
sehingga pengobatan Tn
S tidak dilakukan rutin
2 Ds : Ketidakpatuhan Beban pembiayaan
Tn S mengatakan program perawatan
keluarga selalu aktif atau pengobatan
mengikuti kegiatan yang
ada dilingkungannya Lingkungan tidak
terapeutik
Tn S mengatakan jika ada
keluarganya yang sakit Program terapi
hanya membeli obat komplek dan/atau
diwarung. lama

Do :
Tn S aktif mengikuti
kegiatan perwiritan
dilingkungannya setiap
1 minggu sekali

Keluarga Tn S tidak
mempunyai BPJS
sehingga pengobatan Tn
S tidak dilakukan rutin
3. Skala Prioritas
Dx : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi dan perlu


segera diatasi
Aktual

2 Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = 2 Keluarga mempunyai masalah dalam


dapat dirubah ekonomi

Dengan mudah

3 Potensial masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Diharapkan Tn S dapat melakukan


dicegah pengobatan selama 6 bulan secara
rutin
Cukup

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Menurut Tn S masalah penyakit harus


segera ditangani
Masalah berat, harus
segera ditangani

Jumlah skore 4 2/3


Dx : Ketidakpatuhan
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi dan perlu diatasi

Potensial

2 Kemungkinan masalah dapat 2 2 2/2 x 2 = 2 Dengan diberikannya penyuluhan


dirubah tentang resiko penyebaran TBC maka
kemungkinan Tn S akan menjaga diri
Dengan mudah dari lingkungannya

3 Potensial masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan pemberian penyuluhan maka


dicegah kemungkinan masalah dapat dicegah

Cukup

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1 = 1 Keluarga kurang mengetahui


bagaimana penyebaran penyakit TBC
Ada masalah, tapi tidak
segera ditangani
Jumlah skore 3 4/3
4. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Berdasarkan masalah kesehatan dan skala prioritas yang ada pada keluarga Tn S maka diagnosa keperawatan keluarga yang

dapat dirumuskan / ditegakkan adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

b. Ketidakpatuhan
5. Perencanaan / Intervensi Keperawatan Keluarga

Tujuan Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar

1 Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Keluarga 1. Diskusikan dengan
tidak efektif tindakan tindakan terutama Tn S keluarga pengertian,
keperawatan keperawatan Keluarga dapat dan tanda gejala TBC
setiap minggu sebanyak 1x menyebutkan 2. Minta keluarga untuk
sebanyak 4x kunjungan rumah dan mengerti mengulang apa yang
selama 30 menit selama 30 menit, dari penyakit telah dijelaskan
perkunjungan diharapkan Tn.S TBC serta tanda
diharapkan Tn. S dan keluarga dan gejalanya.
dapat menunjukan dapat
perilaku mencari
bantuan untuk 1. Keluarga
mempertahankan dapat
kesehatan, dan menyebutk
mampu an
menjalankan pengertian
perilaku sehat. TBC dan
tanda dan
gejala.
mulai mencari 1. Diskusikan dengan
2. Keluarga cara mendaftar keluarga pentingnya
mampu BPJS, tidak melakukan pengobatan
mengambil mengganggap
keputusan pengobatan
untuk hanya cukup
melakukan dengan obat
pengobatan warung,
ke RS melakukan
pengobatan
kerumah sakit
atau fasilitas
kesehatan
disekitarnya.

Keluarga 1.Diskusikan dengan


3. Keluarga mampu keluarga cara perawatan
Mampu menyebutkan pasien TBC
merawat cara merawat
Tn. S pasien TBC 2. Anjurkan keluarga
menyebutkan kembali
apa yang telah
disampaikan

Keluarga 1. Diskusikan dengan


4. Keluarga mampu keluarga cara mencegah
mampu menyebutkan penularan TBC
memodifik cara 2. Minta keluarga untuk
asi memodifikasi mengulang apa yang
lingkungan lingkungan telah dijelaskan
untuk untuk mencegah
mencegah penularan TBC
penularan
TBC

5. Keluarga Keluarga 1. Diskusikan dengan


mampu mampu keluarga cara membuat
memanfaat menunjukan kartu penjamin berobat
kan kartu berobat, 2. Minta keluarga untuk
fasilitas Mampu menunjukan kartu
pelayanan menyebutkan berobat
kesehatan fasilitas 3. Motivasi pengembangan
kesehatan yang sikap dan emosi yang
dapat digunakan mendukung upaya
kesehatan
4. Beri pujian terhadap
keluarga karena telah
memanfaatkan pelayana
kesehatan
2 Ketidakpatuhan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal
tindakan tindakan
keperawatan keperawatan
setiap minggu sebanyak 1x
sebanyak 4x kunjungan rumah
selama 30 menit selama 30 menit,
perkunjungan, keluarga dapat
diharapkan
keluarga 1. Keluarga Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan
khususnya Tn S dapat menyebutkan keluarga pengertian,
dapat mengikuti menyebutkan pengertian dan tanda dan gejala TBC
perawatan atau pengertian tanda gejala TBC 2. Minta keluarga
pengobatan yang TBC dan mengulang apa yang
disepakati dengan tanda dan telah dijelaskan
tenaga kesehatan gejala.

2. Keluarga Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan


mampu melakukan keluarga pentingnya
mengambil pengobatan ke melakukan
keputusan dokter spesialis pengobatan
untuk paru.
melakukan
pengobatan
ke RS

1. Diskusikan dengan
3. Keluarga Keluarga mampu keluarga cara
Mampu merawat Tn. S merawat anggota
merawat Tn. keluarga dengan TBC
S 2. Anjurkan keluarga
untuk mengulang apa
yang telah dijelaskan

1. Diskusikan dengan
4. Keluarga Keluarga keluarga cara untuk
mampu terutama Tn S mencegah penularan
memodifikasi dapat TBC
lingkungan mengurangi 2. Minta keluarga untuk
untuk kegiatan mengulang apa yang
mencegah dilingkungan telah dijelaskan
penularan sekitar terutama 3. Motivasi keluarga
selama untuk melaksanakan
pengobatan tanggung jawabnya

1. Minta keluarga untuk


5. Keluarga Keluarga mampu menunjukan kartu
mampu menunjukan berobat
memanfaatka kartu berobat, 2. Beri pujian terhadap
n fasilitas dan fasilitas keluarga karena telah
pelayanan kesehatan menggunakan
kesehatan fasilitas kesehatan
b. Pelaksanaan / Implementasi Keperawatan Keluarga

Hari/ No Tindakan Keperawatan Paraf dan Nama jelas


Tanggal DX
18/08/21 1

TUK 1
1. Mendiskusikan dengan keluarga pengertian, dan tanda gejala TBC
2. Meminta keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
2
25/08/21 1

TUK 2

2 1. Mendiskusikan dengan keluarga pentingnya melakukan pengobatan

02/09/21
1
TUK 3
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga dengan TBC
2 2. Menganjurkan keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
06/09/21 1 TUK 4
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara untuk mencegah penularan TBC
2. Meminta keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan

TUK 5
1. Diskusikan dengan keluarga cara membuat kartu penjamin berobat
2. Minta keluarga untuk menunjukan kartu berobat
3. Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan
4. Beri pujian terhadap keluarga karena telah memanfaatkan pelayana kesehatan

2 TUK 4
1. Mendiskusikan dengan keluarga cara untuk mencegah penularan TBC
2. Meminta keluarga untuk mengulang apa yang telah dijelaskan
3. Memotivasi keluarga untuk melaksanakan tanggung jawabnya

TUK 5
1. Minta keluarga untuk menunjukan kartu berobat
2. Beri pujian terhadap keluarga karena telah menggunakan fasilitas kesehatan
1. Evaluasi Keperawatan

No Hari / Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan


Dx Tanggal Nama Jelas
1 18 S : Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 30 menit, Ny N mengatakan mengerti
08 sebagian mengenai penyakit TB paru, tanda dan gejala dan mampu menyebutkan ulang
dan 21 apa yang dijelaskan.
O : Keluarga Pasien (Ny N) tampak masih bingung mengenai bagaimana merawat
2 suaminya
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

25
S : Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 30 menit, Ny N mengerti tentang
08
pentingnya pengobatan yang harus dilakukan untuk Tn S
21
O : Keluarga Pasien (Ny N) tampak masih bingung mengenai bagaimana merawat
suaminya
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1 02 S : Setelah dilakukan 3x kunjungan rumah selama 30 menit, Ny N menjelaskan cara
09 merawat suaminya yang sakit TB paru dan akan mengingatkan suaminya untuk minum obat
dan 21 teratur
O : Keluarga Pasien (Ny N) tampak antusias menceritakan perkembangan kesehatan
Suaminya, Ny N tampak gelisah terhadap anak – anaknya takut tertular.
2
A : Tujuan tercapai , masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

06 S : Setelah dilakukan 4x kunjungan rumah selama 30 menit, Ny N menunjukan kartu berobat


09 seluruh anggota keluarganya, mampu menjelaskan bagaimana penularan TBC
21 O : Keluarga Pasien (Ny N) tampak antusias menceritakan perkembangan kesehatan
Suaminya.
A : Tujuan tercapai , masalah teratasi
P : Intervensi diihentikan

Anda mungkin juga menyukai