Anda di halaman 1dari 19

SOSIAL LEARNING THEORY

DOSEN PENGAMPUH :
Ns. BAYU DWISETYO, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
ARSELIA ARMELINDA RUMAMBI 1801093
FATRAWATY BAHUA 1801056
JUWANDA UMANAILO 1801020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KSESAHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wbAlhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang


Maha Esa karena berkat rahmat dan petunjuknya. Makalah yang penulis susun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas dengan judul "Social Learning Theory
" ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dengan mengambil materi dari akses internet seperti yang
tercantum dalam daftar pustaka. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Harapan penulis semoga saja
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Manado, 13 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Manfaat Penulisan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Theory Sosial Learning...................................................................................................3

B. Penyelesaian Kasus..........................................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..12

B. Saran……………………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan,
yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup
keseluruhan proses kehidupan manusia.
Teori pembelajaran kognitif sosial pertama kali diperkenalkan oleh Miller dan
Dollard pada tahun 1941, kemudian diperdalam dan diperluas oleh Albert Bandura pada
tahun 1963 (University Of Twente, 2004). Albert Bandura lahir pada tanggal4 Desember
1925 diCanada.Setelah SMU ia masuk ke University of British Columbia diVancouver
dan meraih B.A. pada tahun 1949. Ia melanjutkan pendidikan di University of Lowa
jurusan Psikologi hingga meraih M.A. pada tahun 1951 dan Ph.D.Pada tahun 1952.
Setelah selama satu tahun praktek klinis di WichitaKansas Guidance, pada tahun1953 ia
diterima bekerja diStanfort University. Selama karirnya, Bandura mengembangkan
pendekatan Social Learning untuk memahami kepribadian manusia melalui peneletian-
penelitian Bandura social learning theory merupakan pandangan yang menekankan
kombinasi tingkahlaku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama dalam
perkembangan.Albert Bandura (1971) mengemukakan bahwa individu belajar banyak
tentangperilaku melalui peniruan/modelling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforment)
yangditerimanya. Proses belajar semacam ini disebut observational learning atau
pembelajaran melalui pengamatan. Bandura social learning theory merupakan pandangan
yang menekankan kombinasi tingkah laku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama
dalam perkembangan. Albert Bandura (1971) mengemukakan bahwa individu belajar
banyak tentang perilaku melalui peniruan/modelling, bahkan tanpa adanya penguat
(reinforment) yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut observational
learning atau pembelajaran melalui pengamatan.Contoh :orang tua adalah model bagi
anak-anaknya, pengajar adalah model bagi peserta didiknya, pemimpin adalah panutan
bagi bawahannya, dan tokoh masyarakat atau tokoh agama adalah panutan
bagimasyarakat. Hal ini berarti bahwa perilaku yang terbentuk dalam diri anak-anak,
peserta didik, dan masyarakat

1
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana konsep dari teori Transcultural Nursing?
2. Bagaimana rumusan pemecahan kasus pada teori Transkultural Nursing?

C. Manfaat Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas UTS dan untuk
mengetahui Sosial Learning Theory

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. THEORY SOSIAL LEARNING


1. Definisi Teori Social Learning Bandura
social learning theory merupakan pandangan yang menekankan kombinasi tingkah
laku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama dalam perkembangan. Albert
Bandura (1971) mengemukakan bahwa individu belajar banyak tentang perilaku
melalui peniruan/modelling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforment) yang
diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut observational learning atau
pembelajaran melalui pengamatan.
Contoh :
orang tua adalah model bagi anak-anaknya, pengajar adalah modelbagi peserta
didiknya, pemimpin adalah panutan bagi bawahannya,dan tokoh masyarakat atau
tokoh agama adalah panutan bagi masyarakat. Hal ini berarti bahwa perilaku yang
terbentuk dalam diri anak-anak, peserta didik, dan masyarakat identik dengan
perilaku yang ditampilkan oleh para tokoh tau model tersebut Manusia dapat
dipahami melalui interaksi timbal balik antara perilaku, kognitif, dan lingkungan.
Hubungan ketiganya dapat

digambarkan sebagai berikut :

3
Faktor ini bisa saling berintraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan
mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan Faktor
person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person/kognitif yang dimaksud
saat ini adalah self efficasy atau efikas diri

2. Konsep-konsep Dasar dalam Social Learning Theory


Menurut Bandura ada tiga konsep inti dalam social learning theory.
a. orang-orang belajar melalui observasi atau pengamatan.

Pembelajaran Melalui Pengamatan, Terdapat dua jenis pembelajaran melalui

pengamatan, antara lain:

Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami


orang lain atau vicarious conditioning.

b. bahwa keadaan mental batin merupakan bagian yang esensial dalam proses
ini. Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model Kedua,
Peran Penting Keadaan Mental dalam Pembelajaran. Menurut Bandura,
dorongan dari luar dan pengaruh lingkungan bukan merupakan satu-satunya
faktor yang memengaruhi pembelajaran dan perilaku individu. Kondisi mental
individu tetap memegang peran penting dalam pembentukan perilaku dan
proses belajar yang ia alami.
c. bahwa pembelajaran belaka belum tentu menghasilkan perubahan perilaku
Pembelajaran Belaka Belum Tentu Menghasilkan Perubahan Perilaku. Tidak
semua tindakan atau perilaku yang diamati oleh individu secara otomatis
mendorong perubahan perilaku dalam dirinya. Ada banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam perubahan perilaku individu setelah melakukan
pengamatan.
a) Fase Perhatian
b) Fase Pengingat

4
c) Fase Reproduksi gerak
d) Fase Motivasi
3. Dimensi Social Learning Theory
Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa manusia bisa menjadi pembelajaran
mandiri melalui Model Triadic Timbal Balik Sebab-Akibat, pembelajaran
observasional, dan efikasi diri (Davin, 2008).

Triadic Model Reciprocal Model-Model Triadic Timbal Balik Sebab-Akibat.Teori


pembelajaran kognitif sosial meyakini bahwa manusia sebagai seorang pembelajaran
memiliki tiga faktor yang terus mempengaruhi (Davin, 2008).

a. Karakteristik pribadi
b. Pola Perilaku
c. Lingkungan Sosial
 Teori pembelajaran kognitif sosial menyatakan bahwa seseorang belajar akan mengikuti
sebuah model. University Of Twente menggambarkan hal tersebut sebagai akuisisi
perilaku yang terjadi dengan melihat tindakan dan hasil dari perilaku orang lain (2004).
 Pembelajaran observasional ini terdiri dari empat komponen :proses perhatian, proses
retensi, proses reproduksi motorik, dan proses penguatan dan motivasi (Crain, 2005, hal.
199).
a. PROSES PERHATIAN
b. PROSES PERINGATAN / RETENSI
c. PROSES REPRODUKSI MOTORIK / PENIRUAN
d. PROSES PENGUAT dan MOTIVASI
4. Applikasi Social Learning Theory
Perawat kesehatan komunitas akan memberikan sebuah model pembelajaran yang harus
di ikuti oleh masyarakat yang ingin menuju hidup sehat dan sejahtera Ada beberapa
cara untuk mengintegrasikan teori ini kedalam pembelajaran kesehatan di masyarakat.
Salah satunya dengan menjadikan keperawatan komunitas sebagai model peran.
a. Perawat menunjukkan perilaku kesehatan yang akan diajarkan kepada masyarakat
sebagai pembelajaran
b. Perawat akan menjaga kebersihan diri,mengatur pola makan sehat, dan tidak merokok
untuk dapat mengajarkan perilaku hidup sehat terhadap orang lain
c. Perawat komunitas juga dapat memanfaatkan orang lain sebagai model peran
5. Implikasi Teori Social Learning dalam Konseling

5
a. Pemahaman individu
b. Tujuan Konseling
c. Proses konseling
d. Teknik konseling
6. Kelebihan dan Kekurangan Theory Albert Bandura
 Kelebihan
 Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya
 Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks atas Hal ini
karena teknik permodelan Albert stimulus (SR Bond), melainkan juga akibat
Bandura adalah mengenai peniruanreaksi yang timbul akibat interaksi antara
tingkah laku dan adakalanya caralingkungan dengan skema kognitif peniruan
tersebut memerlukan manusia itu sendiri.
 Pendekatan teori belajar sosial lebih di tekankan pada perlunya conditioning
(pembiasaan respon) dan imitation (peniruan).
 Selain itu pendekatan belajar sosial menenkankan pentingnya penelitian empiris
dalam mempelajari menggunakan teknik peniruan ini akan perkembangan anak-
anak. meniru tingkah laku yang negatif,
 Penelitian ini berfokus pada proses termasuk perlakuan yang tidak diterima yang
menjelaskan perkembangan anak- dalam masyarakat. anak, faktor sosial, dan
kognitif.
 Kekurangan
Teori pembelajaran sosial AlbertBandura sangat sesuai jikadiklasifikasikan dalam
teori behavioristik.Hal ini karena teknik permodelan AlbertBandura adalah mengenai
peniruantingkah laku dan adakalanya carapeniruan tersebut memerlukanpengulangan
dalam mendalamisesuatu yang ditiru.
 Selain itu juga jika manusia belajaratau membentuk tingkah lakunyadengan hanya
melalui peniruan(modelling) sudah pasti terdapatsetengah dari individu tersebut
yangmenggunakan teknik peniruan ini akanmeniru tingkah laku yang
negatif,termasuk perlakuan yang tidak diterimadalam masyarakat.

B. PENYELESAIAN KASUS
1. Kasus

6
Denpasar, 21/2 (Berita,Jateng.Net) - Koordinator Bali Tobacco Control Innitiative
(BTCI) Made Kerta Duana mengatakan perilaku merokok, khususnya kelompok
remaja setiap tahunnya meningkat, karena itu perlu dilakukan secara berkelanjutan
melakukan sosialisasi tentang risiko dari menghisap rokok.
“Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2010 perilaku merokok pada remaja
15 tahun ke atas cenderung meningkat. Saat ini di perkirakan 36,3% remaja Indonesia
adalah perokok aktif” katanya di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan faktor risiko
munculnya perilaku merokok pada remaja sangat dipengaruhi masifnya iklan promosi
dan sponsorship yang secara tidak langsung mendorong remaja dan anak- anak
menjadi perokok pemula.
2. Analisis menggunakan Social Learning Theory
Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly(dalam Cahyani,1995) terdapat 4
tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu
a. Tahap Preparatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan
cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk
merokok
b. Tahap Initiation.
Tahap petintisan merokok yaitu yahoo apakah seseorang akan meneruskan atau kah
tidak terhadap perilaku merokok. Apabila seseorang telah mengkonsumsi
c. Tahap becoming a smoker
Apabila seseorang telah mengomsusmsi merokok sebanyak 4 batang per hari makMa
mempunyai kecenderungan menjadi perokok
d. Tahap maintenance of smoking
Tahap ini merokok sudah menjadi sarah satu bagian dari cara pengaturan dirismoking.
(selfregulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang
menyenangkan.

Alokasi Gambaran Bagan

1. Cognitive/Personal factor

-Knowledge

-Attitude

7
-Self Efficacy, Etc

Determine Human
behaivor

3. Behavior factor
2. Environmental Faktor
- Social Norm - skil

- Influence on othder - Practice

Tingkah laku manusia merupakan interaksi diantara 3 variabel yang juga  mempunyai


peranan penting dalam proses pembelajaran sosial, yaitu lingkungan (environment), individu
(personal/cognitive), dan perilaku (behavior).

1. PERSON
Karakteristik seseorang dan faktor-faktor kognitif (ingatan, perencanaan, penilaian).
Dalam perannya sebagai individu, manusia berperan sebagai subjek atau pelaku dalam
proses pembelajaran sosial. Setiap individu itu unik karena berbagai perbedaan yang ada
di dalam diri mereka antara satu dengan yang lain. Dalam proses pembelajaran sosial
faktor-faktor personal yang berasal dari diri individu tersebut memiliki pengaruh yang
sangat penting, faktor tersebut adalah:
a) Pengetahuan
Pengetahuan antara satu individu dengan individu lain berbeda, baik pengetahuan
yang bersifat sosial yang berasal dari pengalaman, maupun pengetahuan yang bersifat
edukatif atau didapatkan melalui pendidikan formal.
b) Sikap
Sikap seseorang dalam memandang suatu hal atau permasalahan yang ada untuk
masing-masing individu juga berbeda. Ada yang menyikapi suatu permasalahan
secara serius, ada pula yang menyikapinya secara santai. 
c) Pengharapan

8
Setiap individu senantiasa memiliki harapan maupun sesuatu yang mereka cita-
citakan dalam kehidupan mereka. Hal ini yang membuat pandangan mereka mengenai
suatu hal juga berbeda-beda sesuai pengharapan atau ekspetasi mereka.

2. ENVIRONMENT
Lingkungan : segala bentuk, susunan, komponen, fungsi interaktif yang berada di bumi
baik biotik maupun abiotik. Dalam proses pembelajaran sosial, lingkungan tersebut
meliputi lingkungan sosial budaya atau lingkungan antar manusia dimana terdapat:
- Pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya
- Berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang)
- Ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial (termasuk
perilaku manusia di dalamnya)
- Dipengaruhi oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya

Lingkungan ini berubah mengikuti mengikuti keberadaan manusia di muka bumi.


Artinya, lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan
kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya, dan begitu pula
sebaliknya.

Faktor yang berasal dari lingkungan yang dapat menjadi proses pembelajaran
sosial antara lain:

- Norma-norma sosial yang berlaku


- Akses masyarakat (pola interaksi)
- Pengaruh satu sama lain (kemampuan untuk mengubah lingkungan sendiri)
3. BEHAVIOR
Perilaku : tindakan atau aksi yang dapat mengubah hubungan individu dan
lingkungannya. Faktor perilaku atau behavior yang mempengaruhi proses pembelajaran
sosial yaitu:
- Keterampilan/kemampuan (skills)
- Latihan

9
- Efektivitas diri

Ketiga variable tidak harus memiliki kekuatan atau memberikan kontribusi yang
sama. Biasanya yang paling berpengaruh adalah aspek kognitif.

4. Penjelasan Teori
Antara individu, lingkungan, serta perilaku saling berinteraksi dan mempengaruhi proses
pembelajaran sosial. Dimana perilaku seseorang tercipta dari hasil interaksi antara faktor
yang ada dalam diri individu tersebut dengan kondisi lingkungan tempat individu tinggal.
Proses pembelajaran sosial ini menekankan pada komponen kognitif dari fikiran individu
terhadap suatu hal yang akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman dan evaluasi
mengenai hal tersebut. Ketika suatu individu berinteraksi dengan lingkungannya terjadi
interaksi pula terhadap faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu dengan faktor-
faktor dalam lingkungan tersebut.

Social Learning Theory (Teori Pembelajaran sosial) menjadi bidang penelitian


komunikasi massa untuk memahami efek terpaan media massa. Social Learning ini
mengkaji proses belajar melalui media massa sebagai tandingan terhadap proses belajar
secara tradisional. Teori ini belajar tradisional menyatakan bahwa belajar terjadi dengan
cara menunjukkan tanggapan dan mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama
dalam belajar adalah peneguhan, dimana tanggapan akan diulangi jika organisme (orang
yang bersangkutan) mendapat penghargaan. Albert Bandura menyatakan bahwa Social
Learning Theory menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama
disamping keluarga, guru dan sahabat.

Dalam belajar, secara sosial langkah pertama adalah attention atau perhatian
terhadap suatu peristiwa. Perhatian terhadap suatu peristiwa ditentukan oleh karakteristik
peristiwa itu (rangsangan yang dimodelkan) dan karakteristik si pengamat. Peristiwa yang
jelas dan sederhana akan mudah menarik perhatian dan karenanya mudah dimodelkan.
Mengenai ciri-ciri pengamat yang menentukan perhatian adalah antara lain kemampuan
seseorang dalam proses informasi, umur, intelegensi, daya persepsi dan taraf emosional.

10
Orang yang emosional akan lebih atentifterhadap suatu rangsangan tertentu. Langkah
kedua adalah retention process (proses retensi) yaitu peristiwa yang menarik perhatian
tadi di masukkan ke dalam benak dalam bentuk lambang secara verbal atau imaginal
sehingga menjadi ingatan. Langkah ketiga motor reproduction yaitu hasil ingatan tadi
akan meningkat menjadi bentuk perilaku. Langkah terakhir motivasional proses
menunjukkan bahwa perilaku akan berwujud apabila terdapat nilai peneguhan. Peneguhan
dapat berbentuk ganjaran eksternal pengamatan yang menunjukkan bahwa bagi orang lain
ganjaran disebabkan perilaku yang sama serta ganjaran internal misalnya rasa puas diri.

Variabel-variabel yang berhubungan dengan konsep social learning theory :

 Faktor Personal :
pengetahuan para remaja terhadap kesehatan diri yang rendah, dan pengaruh gaya
hidup yang bebas.
 Pengaruh Lingkungan:
lingkungan yang membuat ia berpersepsi bahwa perilaku merokok itu adalah suatu
hal yang lumrah, mulai dari keluarga, teman-teman dan orang-orang di
lingkungannya.
 Faktor Behavior:
adanya kebiasaan menonton iklan-iklan rokok baik dari televisi, spanduk dijalan dan
lainnya sehingga penasaran ingin mencoba rokok dan akhirnya menjadi terbiasa.

Self efficacy merupakan salah satunya konsep penting pada service learning theory yaitu
persepsi para remaja bahwa mereka memiliki kemampuan yang sama dalam iklan-iklan yang
telah mereka amati sehingga mereka mulai mempraktekkannya Variabel-variabel yang
berhubungan dengan konsep Social learning theory :

a. Faseperhatian
Para remaja mulai memberi perhatian dengan mengamati pada iklan pada media massa
dan perilaku.
b. FasePengingatan
Para remaja mulai berpersepsi bahwa merokok hal yang lumrah dilakukan.
c. FasePeniruan

11
Para remaja mulai berkeinginan untuk mencoba Merokok sekali-sekali bersama teman-
temannya
d. FaseMotivasi
Pada akhirnya para remaja termotivasi untuk terus mencoba dan akhirnya mulai
terbentuknya sikap para remaja untuk mengikutinya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan
bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang
mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia.
social learning theory merupakan pandangan yang menekankan kombinasi
tingkah laku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama dalam perkembangan.
Albert Bandura (1971) mengemukakan bahwa individu belajar banyak tentang
perilaku melalui peniruan/modelling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforment)
yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut observational learning atau

13
pembelajaran melalui pengamatan.Contoh :orang tua adalah model bagi anak-
anaknya, pengajar adalah model bagi peserta didiknya, pemimpin adalah panutan
bagi bawahannya, dan tokoh masyarakat atau tokoh agama adalah panutan
bagimasyarakat. Hal ini berarti bahwa perilaku yang terbentuk dalam diri anak-anak,
peserta didik, dan masyarakat

B. Saran
Sebagai seorang pendidik tentunya kita harus bias mengenal karakteristik pesera didik
kita agar dapat dengan mudah kita mengetahui tipe pembelajaran yang seperti apa
yang sebaiknya digunakan oleh peserta didik kita. Selain itu berdasarkan teori
pembelajar social, tentunya seorang pendidik haus bias mengkolaborasikan berbagai
teori belajar yang ada. Karena pada hakikatnya teori belajar social merupakan
perluasan dari berbagai teori-teori belajar social lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI

1. Bandura, Albert. “Behavior Theory and the Models of Man,” American Psychologist
(Desember 1974).
2. Cherry, Kendra. “Social Learning Theory: An Overview of Bandura’s Social Learning
Theory.” Artikel yang tersedia secara online dalam
http://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/social- learning/.

14
3. Crain, William, (1992). Theories of Development: Concept and Applications. Third
Edition. Englewood Cliffs: Prenice Hall, Inc.
4. Fleming, William M. “Family Systems Theory,” dalam James J. Ponzetti, Jr. (ed.),
International Encyclopedia of Marriage and Family, edisi 2, New York: Thomson Gale,
2003.
5. Grusec, Joan E. “Social Learning Theory and Developmental Psychology: The Legacies
of Robert Sears and Albert Bandura,” Developmental Psychology, Vol. 28, No. 5 (1992).
6. Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner (1981). Theories of Personality. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
7. Hansen, James C., Stevic, Richard R., Warner, Richard W. Jr. (1982). Counseling Theory
and Process. Massachusetts, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
8. Ivey, Allen E. (1980). Counseling and Psychotherapy: Skills, Theories adan Practice.
Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

15

Anda mungkin juga menyukai