Disusun Oleh :
Purpura Pada Anak” telah disetujui oleh dosen pembimbing Keperawatan Anak pada
Dosen Pembimbing
……………………
i
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
saja masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan masukan demi
penyempurnaan makalah ini akan penulis terima dengan tangan terbuka. Tak lupa
penulis sampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan dari berbagai
1. Kepala Prodi Profesi Ners yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di
iv
Harapan penulis,semua makalah yang cukup singkat dan sederhana ini dapat
Amin.
Penulis
v
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
disertai dengan penurunan jumlah trombosit. ITP ditemukan pertama kali pada
orang dewasa tahun 1735 oleh Werlhof. Dia menemukan seorang pasien yang
lengkap, sedangkan penyakit purpura yang terjadi pada saat itu seperti typhoid
fever dan plague tidak mengalami remisi spontan. Pada kasus ITP terjadi
karena reaksi imun. Antibodi yang berperan adalah IgG. Tahun 1951
pasien ITP dapat menginduksi trombositopeni pada orang normal. ITP dapat
menyerang anak-anak dan dewasa. ITP pada anak biasanya adalah bentuk akut
yang dapat sembuh spontan dalam beberapa bulan, bentuk kronis didapatkan
1
2
trombosit karena reaksi autoimun. Sistem imun mengenali trombosit sebagai benda
menyebabkan pendarahan masif pada : waktu operasi, kehamilan terutama dengan pre-
eklamsia, pendarahan intraserebral, menorrhagia dan pencabutan gigi. ITP tidak selalu
ringan misal petekiae pada kulit, mukosa mulut, kaki, epistaksis dan gusi berdarah.
Pasien yang sering mengalami pendarahan ringan dapat mengalami anemia karena
pendarahan yang terjadi. Perjalanan klinis ITP akut bersifat ringan, kurang dari 6 bulan
dan dapat sembuh sendiri. ITP kronis terjadi lebih dari 6 bulan dan memerlukan terapi
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
1. Pengertian ITP
dibawah kulit 3) sumsum tulang yang normal dengan peningkatan pada trombosit
1035) ITP adalah trombositopeni dengan peny ebab proses imun (a danya
metnpunyai platelet y ang cukup. Purp ura a1tinya perdarahan kecil y ang ada
4
5
ah, maka pembentukan bekuan tidak memadai dan kontriksi pembuluh yang
tidak adekuat.
ditanda i oleh b·o1nbositopenia, purpura, dan etiologi yang tidak jelas. ITP
I selaput lendir dan berbagai jarin gan dengan penurunan jumlah trombosit
kar·ena sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak sering terjadi pada
2008). ITP ada lah salah satu gangguan perdarahan didapat yang pa ling
umum terjadi.
hemostasis normal.
Klasifikasi ITP adalah sebaga i berikut (Wiwik dan Sulistyo, 2008 : 130) :
1. Akut
d. Lama penyakit 2-6 minggu atau 6 bulan, remisi spontan pada 80%
kasus.
2. Kronik
menomethoragi
meninggal.
d. Insidennya m usiman, lebih sering terjadi dalam musim dingin dan musim
sem i.
Cecily L. 2002)
2. Etiologi
atau proses hancurnya trombosit lebih cepat dari proses produksi. Kondisi ini
trombositopenik trombotik.
terperangkap dalam limfa yang membengkak. Ini bisa terjadi pada seorang
3. Patofisiologi
diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas)
terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP,
hospes.
untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit
muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosit
darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul
ITP. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena
masuknya antibodi melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi,
pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu
(Wariin, 2014).
11
4. Pathway
12
5. Manifestasi Klinis
secara mendadak. Sementara pada stadium kronis gejala akan timbul secara perlahan.
Gejala klinis termasuk ptechiae, memar, perdarahan dari selaput lendir dan
sampai jumlah trombosit lebih rendah dari 20000/mm3. Perdarahan fatal telah
Geja la klinis pada klien dengan ITP ya itu (Wiwik dan Sulistyo, 2008 : 131) :
purpura,dan ekimosis yang besar. Titik perdarahan yang dapat dilihat pada
Bercak perdarahan yang lebih besar disebut ekimosis dan keadaan yang
purpura.
d. Lepuhan kecil berisi cairan y ang ber d iameter kurang dari 0,5 cm.
Sedangkan bulae merupakan lesi menonjol (> 0,5 c m ) yang berisi cairan
anak-anak
f. Menometroraghia
g. Hematuri
h. Melena
kasus).
jumlah sel fagosit dan jumlah sel darah. Limpa memiliki peranan penting
6. Komplikasi
Komplikasi dari ITP yang paling sering terjadi adalah perdarahan. Apabila
Sedangkan komplikasi dari ITP kronis dan parah akan muncul sebagai akibat dari
mengobati ITP, obat ini berpotensi menyebabkan efek samping yang berbahaya
trombosit akan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi. Limpa bertanggung
jawab melawan infeksi, jadi apabila limpa diangkat, Anda akan kehilangan salah
satu fungsi alami tubuh dalam melawan infeksi. Penderita ITP yang sedang hamil
umumnya bisa menjalani proses kehamilan dan persalinan yang normal. Namun
melahirkan lebih berisiko untuk terjadi. Selain itu, wanita penderita ITP juga
berpotensi memiliki bayi dengan jumlah trombosit yang rendah pula. Jika ini
terjadi, dokter bayi akan mengawasi bayi selama beberapa hari. Jumlah trombosit
bayi akan mengalami penurunan sebelum akhirnya naik kembali. Namun jika
jumlah trombosit bayi masih sangat rendah, penanganan akan dilakukan untuk
7. Pemeriksaan Penunjang
apa obat y ang dapat meny ebabkan trombositopenia . Pemeriksaan darah sangat
1. Jumlah trombosit menurun sampai kurang dari 40.000 mm3, dan sering
8. Penatalaksanaan Medis
dihentikan. Seb agian besar ka sus ITP pada an ak tidak perlu dirawat di
pengobatan segera.
maka diagnosa berubah menjadi ITP kronik. Perdarahan yang serius jarang
menekan produksi trombosit atau m erubah fungsinya, dan y ang tidak kalah
penting adalah me mberi pengertian pada penderita dan orang tua tentang
peny akitnya.
a. Memb eri pengertian pada pa sien dan atau orang tua tentang
penyakitnya .
mengubah fungsinya
Terapi farmakologi;
e. Jika terjadi perdarah an yang lebih berat berat (epistaksis, perd arahan
/hr selama 4 minggu dan suspensi trombosit jika dicurigai ada perdarahan
intra krania l. Bila tidak terjadi kesembuhan dalam waktu 12-24 minggu
bb, Pada ITP kronis diberi IVIG 400-600 mg/kgbb/hr selatna 3-5 hari.
Aspirin, Dipiridamol.
mengalami perdarahan secara klinis berupa petekie dan atau purpura yang
Tindakan control infeksi perlu dilakukan jika tejadi inf eksi mata.
Penatalaksanaan lain dari ITP tergantung dari gejala y ang muncul. Dalam beber
akan m eningkat dalam seminggu atau lebih. Sekitar 3/4 pasien berespon
lebih d ari 95% gamm a-globulin dalam bentuk monom erik. Meskipun
kesimpulan akhir m ekanisme kerjanya belum ter ungkap, tetapi ada beberapa
Indikasi :
splenektomi dilaksanakan.
pada kasus ITP akut dan lsoitn1nune Neonatal Thrombo cytopenia Indikas i-
penggunaan Imunoglobulin.
Pemberian 1 : 11,5 gram/KgBB/hari intravena, diberikan selama 1-4 jam dalam 3-5
hari berturut-turut.
Ulangan : 1-1,5 gram/kgBB intravena, diberikan dengan interval 1-2 minggu. Sediaan
dilakukan jika pasien menderita ITP lebih dari 1tahtm atau anak itu sudah
2. Indikasi:
b. ITP kronik y ang diobati secara konservatif ternyata gagal mencapai re misi
setelah 6-12 bu lan, atau mengalami relaps 23 kali dalam setahun, atau
3. Kontra indikasi
a. Penderita ITP kronik y ang juga menderita penyakit akut atau berat lainnya.
b. Penderita ITP kr onik disertai peny akit jantung atau hal lain y ang
c. Usia kurang dari 2 tahun, sebab kemungkinan terjadinya inf eksi ber at atau
4. Pasca splenektomi
sepsis dan perdarahan , sedangkan lebih dari 2 minggu ber upa peny akit
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
b) Tanda-tanda perdarahan
- Perdarahan gastrointestinal.
d) Aktivitas / istirahat.
beraktivitas / istirahat.
e) Sirkulasi.
25
26
f) Integritas ego.
Tanda : Depresi.
g) Eliminasi.
h) Makanan / cairan.
i) Neurosensori.
Tanda : - epistaksis.
j) Nyeri / kenyamanan.
k) Pernafasan.
l) Keamanan
sebelumnya.
B. Riwayat Keperawatan
adalah usia transisi karena meninggalkan usia anak – anak yang lemah dan
penuh ketergantungan akan tetapi belum mampu keusia yang kuat dan
C. Diagnosa Keperawatan
pendarahan
anemia.
D. Intervensi Keperawatan
perdarahan.
Kriteria Hasil :
b) Akral hangat
Intervensi :
c) Anjurkan pasien untuk hati-hati menggosok gigi dan gunakan sikat gigi yang
lembut.
30
d) Jelaskan pada pasien dan keluarga, tanda dan gejala perdarahan berat, dan
perdarahan akut.
- Observasi trombosit
(ekimosis).
Kriteria Hasil :
a) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, tidak ada luka / lesi pada kuit,
perawatan alami.
Intervensi :
pendarahan.
Kriteria hasil :
mencegah cedera
c) Klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan atau
cedera
Intervensi
tajam
anemia.
injury
Kriteria hasil :
d) Klien mampu menjelaskan cara atau metode untuk mencegah injury / cedera
33
Intervensi :
b) Membatasi pengunjung
Kriteria Hasil :
Intervensi :
ketergantunagan
seperti biasa.
Kriteria hasil :
nadi, respirasi.
Intervensi :
beraktifitas.
STUDI KASUS
Dilaporkan An. R berjenis kelamin perempuan berumur 3 bulan dengan berat 5,6
kg dan panjang 60 cm yang dirawat di ruang Dahlia. An. R dibawa ke RS X dari tanggal
16 Juli 2018- 22 Juli 2018 dengan diagnosa ITP. Diagnosis ITP akut didasarkan atas
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : An. R
Umur : 3 bulan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
35
36
Sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit orang tua pasien mengaku
dan kaki pasien dalam waktu beberapa jam. Anak kemudian dibawa orangtua
seluruh tubuh. Orang tua pasien juga mengaku terdapat gusi bagian depan
yang berdarah dan langit-langit mulut anak berwarna biru tua kehitaman, anak
tidak lemas dan mengalami demam, mimisan, muntah darah, BAB dan BAK
yang berwarna bening dan batuk tidak berdahak yang dialami sekitar 1
37
minggu yang lalu namun sembuh sendiri tanpa pengobatan. Nafsu minum ASI
masih baik.
a. Perawatan antenatal
dinyatakan sehat
4. Riwayat Kelahiran
a. Persalinan : Puskesmas
j. Keadaan bayi :
2) Panjang badan : 48 cm
4) Menurut Ibu, saat lahir bayi langsung menangis, kulit bayi berwarna
pada bayi.
5. Riwayat Postnatal
b. Perkembangan:
tengkurap …aaa
didudukan
d. Sekolah: -
7. Riwayat Makanan
Nafsu minum ASI baik. Mengkonsumsi ASI eksklusif hingga 3 bulan terakhir
8. Riwayat Imunisasi
Telah divaksin BCG sewaktu berusia 2 bulan sebanyak 1 kali. Pada keluarga
9. Riwayat Keluarga
1) Ayah
Kondisi ayah saat ini sehat, tidak ada keluhan, tidak sedang mengalami
2) Ibu
Kondisi ibu saat ini sehat, tidak ada keluhan, tidak sedang mengalami
Anggota keluarga lain sehat, riwayat kelainan darah disangkal, tidak ada
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalisata
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan Darah :-
2. Data Antropometri
b. Tinggi badan : 60 cm
wajah, pada mulut terdapat bercak merah kehitaman pada langit-langit mulut,
mata, hidung, telinga, dan leher tidak ditemukan adanya kelainan. Pada
pemeriksaan fisik thoraks terdapat purpura pada lapang dada kanan kiri, paru
dan jantung tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan fisik abdomen
abdomen supel, tidak terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, timpani
dan terdengar suara bising usus. Pada ekstremitas ditemukan adanya purpura,
tidak terdapat petechiae maupun ekimosis. Pemeriksaan genital dan anus dalam
batas normal.
4. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Penunjang
C. Analisa Data
dengan sendirinya.
DO :
ringan
- TTV :
HR : 130x/menit
RR : 35x/menit
Suhu : 370C.
DO :
- Hb : 10,9 g/dl
- Leukosit : 10.300/ul
- Hematocrit : 31,7%
- Trombosit : 67.000/ul
D. Diagnosa Keperawatan
E. Intervensi
Keperawatan Hasil
45
perubahan dapat
2. Anjurkan pasien untuk
sirkulasi mempertahankan
menggunakan pakaian yang
integritas kulit
longgar
dengan kriteria hasil
tidur
- Integritas kulit
4. Jaga kebersihan kulit agar
yang baik bisa
tetap bersih dan kering
dipertahankan,
5. Mobilisasi pasien tiap 2 jam
tidak ada luka /
sekali
lesi pada kuit,
6. Monitor kulit akan adanya
dan perfusi
kemerahan
jarinngan baik.
7. Oleskan lotion / minyak baby
- Menunjukan
oil pada daerah yang tertekan
pemahaman
8. Monitor status nutrisi pasien
dalam proses
9. Mandikan pasien dengan
perbaikan kulit
sebun dan air hangat
dan mencegah
46
terjadinya cedera
berulang.
- Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami.
kriteria hasil :
- Kulit atau
mukosa tidak
47
pucat atau
anemis
- Akral hangat
- Tidak ada
petechie,
ekimosis dan
purpura
- Tidak ada
perdarahan pada
gusi, epiktasis,
melena,
hematemesis
- Jumlah trombosit
dalam batas
normal
normal
BAB IV KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusi vaskuler. Tanda dan gejala pada pasien
yang menderita penyakit ITP adalah hidung mengeluarkan darah, atau perdarahan
pada gusi, ada darah pada urin atau feses, beberapa macam perdarahan yang sukar
dihentikan dapat menjadi tanda ITP. Perdarahan pada otak jarang terjadi dan gejala
berkonsentrasi, atau gejala lain. tindakan keperawatan yang utama adalah dengan
cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka
memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari
48
49
dibentuk untuk mengikat trombosit. Tidak jelas apakah antigen pada permukaan
trombosit dibentuk. ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau
B. Saran
agar saat menerapkan pada pasien tidak terjadi suatu kesalahan yang
pencegahan dari ITP, agar pada saat terjadi ITP dapat melakukan pencegahan
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Cecily Lynn Betz dan Lindia A, Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik alih
Pierce, A. Grace dan Neil R, Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga
Behrman. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC: Jakarta
Hoffbrand, A.V, Petit, J.E, Moss, P.A.H. 2005. Kapita Selekta Hematologi, Jakarta :
EGC
Betz, cecily L. Dan sowden, li11da A. 2002. Buku Saku Keperawatan P ediatri.
50
(Yu W C, Korb J, Sakam oto KM. Idiopathi c Trombocytopenic purpura . Pediactric.
2000.)
dari http://sultonwariin.blogspot.co.id/2014/12/asuhan-keperawatan-
Mehta, Atul. Hofibrand, Victor. 2006.At a Glance Henlaiologi. Ed.2. Jakarta : Erlangga
Wong’s. (2011). Nursing Care of Infants and Children, 9th ed. Canada : ELSEVIER
Mosby
51