Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikan makalah
ini, mengenai “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dan Janin” yang disajikan
secara sistematis dan jelas. Serta, kami mengucapkan terima kasih
dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan atau
ketidak sempurnaan. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat
menambah ilmu pengetahuan pembaca.
Kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Kepada pembaca kami mohon maaf bila dalam penyajian makalah ini
masih banyak kekurangan atau kesalahan. Kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini dan selanjutnya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Memberikan Konseling Genetik Prenatal
2.2 Pengkajian Melalui Anamsesis dan Pemeriksaaan Terfokus
2.3 Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi
2.4 Memberikan Konseling Informasi, Edukasi dan Terapis
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
b) Tes darah
Selama trimester pertama, dilakukan dua jenis tes serum darah ibu,
yaitu Pregnancy-associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon
hCG (Human chorionic gonadotropin). Ini merupakan protein dan
hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika
hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan risiko kelainan
kromosom.
Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit menular
pada bayi, atau disebut dengan tes TORCH. Tes ini merupakan
akronim dari lima jenis infeksi menular yaitu toksoplasmosis,
penyakit lain (termasuk HIV, sifilis, dan campak), rubella (campak
Jerman), sitomegalovirus, dan herpes simplex. Selain itu, tes darah
juga akan digunakan untuk menentukan golongan darah dan Rh
(rhesus) Anda, yang menentukan hubungan Rh Anda dengan janin
yang sedang tumbuh.
c) Chorionic villus sampling
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan
dengan mengambil potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya
dilakukan antara minggu ke 10 dan 12 kehamilan. Tes ini biasanya
merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak normal.
Tes ini dilakukan untuk lebih memastikan adanya kelainan genetik
pada janin seperti Down syndrome.
c. Mengevaluasi
1. Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah
dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya
2. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan
pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek
mana yang efektif agar tetap dipertahankan
3. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :
a) Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah
dilakukan pada kunjungan sebelumnya
b) Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus
pada pemantauan kesehatan ibu dan janin
4. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai
berikut :
a) Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian
asuhan pada kunjungan sebelumnya
b) Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
c) Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan
hasil dari proses KIE yang lalu
d) Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan
yang lalu setelah dilakukan penatalaksanaan
5. Pengkajian Data Fokus
a) Riwayat
- Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan
terakhirnya
- Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau
kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir
- Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b) Deteksi ketidaknyamanan
- Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu
hamil
- Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami
oleh ibu
c) Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan tekanan darah
- Mengukur TFU
- Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya
kemungkinan kehamilan ganda, serta mengetahui presentasi,
letak, posisi dan penurunan kepala ( jika UK >36 minggu )
- Memeriksa DJJ
d) Pemeriksaan Laboratorium
- Protein urine
- Glukosa urine
6. Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan
Perkembangan Kehamilan
a) Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
b) Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan
kesehatan pada ibu
c) Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi
kegawatdaruratan
d) Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk
memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya
e) Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya
2.4 Kehamilan Risiko Tinggi
A. Pengertian
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan
untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada
masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadi komplikasi obstetrik pada saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau
ketidak puasan pada ibu atau bayi (Poedji Rochjati, 2003: 26).
Definisi yang erat hubungannya dengan risiko tinggi (high risk):
1. Wanita risiko tinggi (High Risk Women)
Adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan
dan jiwanya oleh karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan
dan nifas.
2. Ibu risiko tinggi (High Risk Mother)
Adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian neonatal atau
maternal.
3. Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies)
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Manuaba,
2010: 241).
Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan
keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Untuk menurunkan angka kematian
ibu secara bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko
atau komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan
KIA maupun di masyarakat (Niken Meilani, dkk, 2009: 94).
B. Faktor-Faktor Risiko Ibu Hamil
Beberapa keadaan yang menambah risiko kehamilan, tetapi tidak
secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu. Keadaan tersebut
dinamakan faktor risiko. Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada ibu
hamil, semakin tinggi risiko kehamilannya (Syafrudin dan Hamidah, 2009:
223-224).
Hebert Hutabarat, membagi faktor kehamilan dengan risiko tinggi
berdasarkan:
1. Komplikasi obstetri (usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35
tahun), paritas (primigravida primer atau skunder, grandemultipara),
riwayat persalinan (abortus lebih dari 2 kali atau lebih, riwayat
kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca-persalinan, riwayat pre-
eklamsi, riwayat kehamilan mola hidatidosa, riwayat persalinan
dengan tindakan operasi [ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, ekstraksi
versi, atau plasenta manual], terdapat disproporsi sefalopelfik,
perdarahan antepartum, kehamilan ganda atau hidramnion, hamil
dengan kelainan letak, dugaan dismaturitas, serviks inkompeten, hamil
disertai mioma uteri atau kista ovarium).
2. Komplikasi medis, kehamilan yang disertai dengan anemia, hipertensi,
penyakit jantung, hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan
obesitas, hamil dengan penyakit hati, hamil disertai penyakit paru,
hamil disertai penyakit lainnya.
C. Hasil pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik umum (tinggi badan kurang dari 145 cm,
deformitas pada tulang panggul, kehamilan disertai: anemia, penyakit jantung,
diabetes mellitus, paru-paru atau ginjal).
Hasil pemeriksaan kehamilan (kehamilan trimester satu: hiperemesis
gravidarum berat, perdarahan, infeksi intrauterin, nyeri abdomen, servik
inkompeten, kista ovarium atau mioma uteri, kehamilan trimester dua dan
tiga: preeklamsia-eklamsia, perdarahan, kehamilan kembar, hidrmnion,
dismaturitas atau gangguan pertumbuhan, kehamilan dengan kelainan letak:
sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada primigravida,
hamil dengan dugaan disproporsi sefalo-pelfik, kehamilan lewat waktu diatas
42 minggu).
D. Skor Poedji Rochjati
Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini
kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu
maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun
sesudah persalinan (Dian, 2007). Ukuran risiko dapat dituangkan dalam
bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau
ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat
risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan
dibagi menjadi tiga kelompok:
a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12
(Rochjati Poedji, 2003: 27-28).
Tujuan Sistem Skor
Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST)
agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan
sesuai dengan kondisi dari ibu hamil, melakukan pemberdayaan ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan
dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk
melakukan rujukan terencana.
Fungsi Skor
1. Alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE – bagi klien/ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat
2. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, diingat,
dimengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan
menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukkan.
Dengan demikian berkembang perilaku untuk kesiapan mental,
biaya dan transportasi ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
penanganan yang adekuat.
3. Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih waspada. Lebih
tinggi jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian/pertimbangan
klinis pada ibu Risiko Tinggi dan lebih intensif penanganannya.
Cara Pemberian Skor
Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi
nilai 2,4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2
sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas sesar, letak
sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-eklamsi
berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada gambar
yang ada pada Kartu Skor ‘Poedji Rochjati’ (KSPR), yang telah disusun
dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Rochjati Poedji,
2003: 126).
2.4 Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi & Pendidikan kesehatan
1. Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan
persalinan aman.
Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di
rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun
membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK membeti penyuluhan agar
pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau
puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada
letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah.
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk untuk
melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan
dokter spesialis (Rochjati Poedji, 2003: 132).
Pendidikan kesehatan
1. Diet dan pengawasan berat badan, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan (anemia, partus prematur, abortus,
dll), sedangkan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan (pre-eklamsia, bayi
terlalu besar, dll) (Sarwono, 2007: 161).
2. Hubungan seksual, hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan
hubungan seksual (Manuaba, 2010: 120). Pada umumnya hubungan
seksual diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-
hati (Sarwono, 2007: 160).
3. Kebersihan dan pakaian, kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil.
Pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan
tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang menyokong
payudara, pakaian dalam yang selalu bersih (Sarwono, 2007: 160).
4. Perawatan gigi, pada triwulan pwrtama wanita hamil mengalami enek dan
muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi
yang tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi,
gingivitis, dan sebagainya (Sarwono, 2007: 161).
5. Perawatan payudara, bertujuan memeliha hygiene payudara,
melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang
datar atau masuk ke dalam (Manuaba, 2010: 121).
6. Imunisasi TT, untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap
tetanus neonatorum (Sarwono, 2007: 161).
7. Wanita pekerja, wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat.
Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang
perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan
sebelum bersalin atau satu setengah bulan setelah bersalin (Sarwono,
2007: 162).
8. Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik, ketiga kebiasaan ini
secara langsung dapat mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dan menimbulkan kelahirkan dangan berat badan lebih rendah, atau
mudah mengalami abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan
cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental
(Manuaba, 2010: 122).
9. Obat-obatan, pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan apakah
obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin
(Manuaba, 2010: 122).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian nasihat genetik adalah suatu upaya pemberian advis
terhadap orangtua atau keluarga penderita kelainan bawaan yang diduga
mempunyai faktor penyebab herediter, tentang apa dan bagaimana kelainan
yang dihadapi ini, serta bagaimana tindakan penatalaksanaannya, bagaimana
prognosisnya serta bagaimana upaya untuk melaksanakan pencegahannya.
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
mendatang, yaitu kemungkinan terjadi komplikasi obstetrik pada saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau
ketidak puasan pada ibu atau bayi (Poedji Rochjati, 2003: 26).
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menamah wawasan bagi tenaga kesehatan
terutama bidan untuk mendeteksi dini resiko kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Dian. 2007. “Risiko Tinggi”. http:// www.info-wikipedia.com diakses tanggal 6
Oktober 2020
Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2010. “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan,
dan KB”. Jakarta : EGC
Meilani, Niken, dkk. 2009. “Kebidanan Komunitas”. Yogyakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rochjati, Poedji. 2003. “Skrining Antenatal pada Ibu Hamil”. Surabaya :
Airlangga University Press
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. ”Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal”. Jakarta : YBP-SP
Syafrudin dan Hamidah. 2009. “Kebidanan Komunitas”. Jakarta : EGC
Varney, Helen, dkk. 2006. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1”. Jakarta :
EGC