Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI KLINIS KELAINAN GENETIKA

I. Pendekatan terhadap Genetik Klinis


Diagnosis yang tepat sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang
akurat kepada keluarga pada saat konseling berdasarkan riwayat yang lalu dan
faktor risiko yang ada. Menetapkan seorang bayi memiliki kelainan ataupun
dismorfik membutuhkan pengetahuan dasar mengenai kondisi normal dan
presentasi maturasi secara klinis.
A. Rujukan pertama untuk evaluasi dan konseling biasanya dari dokter
keluarga dan dokter spesialis. Walaupun begitu keluarga yang perhatian
dapat datang sendiri, rujukanpun dapat datang dari berbagai ahli kesehatan
yang profesional (contoh, perawat) yang terlibat dalam perawatan bayi
dengan permasalahan.
1) Abnormalitas janin membutuhkan rujukan yang bersifat segera,
namun konseling dapat menjadi sangat terbatas kecuali melalui
ultrasonografi dan kariotiping janin. Komponen-komponen yang
memberikan perhatian pada orang tua yaitu :
a) Riwayat kelainan berdasarkan ultrasonografi (contoh, jika
masalah tersebut letal, seperti kasus agenesis ginjal)
b) Perluasan malformasi yang terjadi pada janin, pada saat
adanya suatu retardasi mental mungkin menyertai kelainan
tersebut.
2) Pada janin yang lahir mati, masalah yang paling serius dalam
menegakkan diagnosis mungkin diakibatkan kondisi janin dan plasenta
(contoh tingkat maserasi, apakah terfiksasi pada formalin, apakah
terdapat plasenta dan membrannya).
a) Penemuan secara otopsi mungkin dapat memperlihatkan
apakah seorang ahli genetik dapat membuat suatu diagnosis.

1
b) Jika otopsi tidak lengkap (contoh, janin hanya boleh
diperiksa dari pemeriksaan luar), konseling terbatas hanya pada
informasi yang ada.
3) Janin atau anak yang dismorfik dapat dirujuk darurat jika anomali
tersebut mengancam jiwa.
a) Tujuan dari penatalaksanaan ini untuk menentukan tujuan
dari pengobatan (terapi yang agresif dibandingkan dengan
menyediakan kehangatan dan kenyamanan) dan kemudian
menyangkut konseling keluarga. Janin dapat di jauhkan dari
rumah sakit bersalin, yang menyebabkan orang tua tidak dapat
melihat janin atau bertemu dangan dokter yang merawat janin,
selama beberapa hari.
b) Riwayat kehamilan dan riwayat keluarga yang lengkap
termasuk juga perbandingan visual terhadap keluarga mungkin
sangat kurang.
4) Seorang dewasa yang mengalami kelainan dismorfik ataupun
diperkirakan memiliki kelainan genetik dapat dirujuk untuk disarankan
melakukan pilihan yang berhubungan dengan reproduksi seperti
sterilisasi. Evaluasi dari bentuk dismorfik mungkin terbatas pada:
a) Kurangnya pengetahuan terhadap bentuk dari beberapa
sindrom pada populasi dewasa.
b) Kurangnya informasi tentang investigasi dini.
c) Kematian anggota keluarga yang dapat memberikan
semua data kelengkapan mengenai riwayat keluarga.

B. Pengumpulan informasi. Kelengkapan informasi sangat diperlukan untuk


sedekat mungkin menetapkan diagnosis dan faktor risiko yang ada.
Keluarga mungkin tidak mengetahui secara lengkap mengenai anggota

2
keluarganya, dengan atau tidak memperhatikan anggota keluarga yang
berhubungan pada generasi sebelumnya. Memiliki petanda terkait terhadap
kelainan genetik sulit dibuktikan pada saat konseling. Menimbulkan rasa
percaya dan kepercayaan diri adalah penting. Semua data harus dicatat
selengkap dn seakurat mungkin.
1. Membuat silsilah. Bahkan dengan kemajuan dalam bidang analisis
molekuler, awal dari pengumpulan informasi adalah silsilah keluarga.
Silsilah keluarga adalah metode genetika yang menggambarkan generasi
dari sebuah keluarga, dengan bermacam-macam simbol yang digunakan
untuk menunjukkan gambaran atau untuk menunjukkan sebagian tanda
klinis yang ditemukan. (gbr.13.1)
a. Langkah-langkah menilai silsilah keluarga.
1. Berikan instruksi sederhana kepada pasien, jelaskan mengapa
informasi-informasi dari pasien diperlukan.
2. Gunakan tanda yang jelas dengan petunjuk interpretasi. Simbol-
simbol ini dapat digunakan untuk menandai keadaan yang berbeda
yang ditemukan pada keluarga tersebut (lihat gbr.13.1)
3. Kenali orang yang memberi informasi, ahli sejarah dan tanggal
wawancara, sehingga silsilah keluarga tetap bermanfaat bagi orang
lain pada waktu yang akan datang dan dapat diubah jika
diperlukan. Silsilah keluarga biasanya diambil dari orang yang
meminta konseling, tetapi keterangan dari anggota keluarga yang
lain (seperti orang tua) dan dokumentasi dapat berguna.
4. Tanyakan tidak saja hanya yang masih hidup, tetapi juga riwayat
abortus spontan, lahir mati, anak yang diadopsi oleh keluarga lain,
meninggal dengan tidak mempunyai keturunan. Keterangan-
keterangan tersebut penting untuk memahami apakah diakibatkan
oleh kematian atau keguguran.

3
5. Tanyakan keterangan seperti tempat kelahiran, ukuran kota dan
adanya perkawinan sedarah untuk membantu menjelaskan
keadaan-keadaan resesif.
b. Silsilah keluarga hanya dapat dianalisa jika individu yang
dipengaruhi/ tidak dipengaruhi dapat ditunjukkan. Pola keturunan
dapat bernilai dan perbedaan ekspresi pada satu jenis kelamin dapat
terlihat.

2. Melihat kembali catatan masa lalu. Dengan masalah ruang penyimpanan


catatan yang terbatas, catatan medis yang penting dapat saja
dihancurkan setelah beberapa tahun. Untuk alasan ini menggali riwayat
catatan medis yang lalu merupakan sebuah tantangan.
a. Setelah mendapatkan ijin tertulis dari orang yang mempunyai medical
record (orang terdekatnya), data-data dapat diperoleh dengan mencari
di bagian medical record, kantor praktek dokter (sepertinya data-data
disimpan lebih lama disini), bagian forensik atau bagian-bagian lain.
b. Jenis-jenis dokumentasi yang paling berguna termasuk :
1. penemuan otopsi
2. laporan tindakan operasi
3. kesimpulan/resume pulang, yang dapat memperlihatkan kembali
semua hubungan dari penelitian pada saat dirawat.
4. pemeriksaan laboratorium, seperti mempelajari kromosom.
5. Foto keluarga juga membantu penilaian karakter fisik atau
menentukan anggota keluarga yang terkena.
3. penilaian klinis bisa melibatkan banyak anggota keluarga. Penemuan-
penemuan penting harus didokumentasikan dengan diagram, foto-foto
klinis atau video tape (jika pola gerakan memberikan gambaran yang
membingungkan).

4
a. Penilaian visual
Sebelum menyentuh pasien, observasi semua yang tampak.
Contoh : apakah seseorang memiliki kecocokan umur ?
Apakah seseorang memiliki kecocokan ekspresi atau wajah atau
terbatasnya pergerakan ?
Semua pemeriksaan harus dilakukan.
b. Pengukuran.
Pengukuran fisik standard harus didokumentasikan (contoh lingkar
kepala, tinggi, berat). Pengukuran bisa dibandingkan dengan standard
umur, jenis kelamin, suku jika memungkinkan. Perbandingan antar
anggota keluarga biasa akurat (contoh : seorang anak dengan kepala
yang besar atau dengan gambaran lain mungkin memiliki beberapa
anggota keluarga dengan mikrocephali).
c. Keluarga besar.
Jika diagnosis tidak jelas, pemeriksaan orang lain yang terkena atau
anggota keluarga yang potensial terkena bisa membantu. Contoh :
jika anak tersangka tuberosklerosis, keluarga tidak bisa berkonsultasi
tentang risiko rekurensi kecuali jika orangtuanya diperiksa.
C. Konseling.
Pertemuan konseling mungkin bermanfaat bila beberapa langkah berikut
dilakukan:
1. Lakukan konseling terhadap kedua pasangan. Orangtua dari bayi atau anak
yang cacat perlu untuk mendapatkan penjelasan bersama-sama untuk saling
mendukung dan menjembatani ketidakmengertian. Susunlah rencana agar
Bapak dan Ibu tersebut dapat hadir bersama-sama untuk mendapatkan
penjelasan tentang bayi yang baru lahir dan memberi kesempatan bagi
kedua orang tua untuk bertanya dan terlibat dalam pertemuan tersebut.

5
Hindari gangguan-gangguan yang dapat mengalihkan perhatian. Selama
jam pertemuan tersebut, buat anak bermain sendiri terpisah dari orang
tuanya atau carilah tempat yang tenang di ruangan rumah sakit sehingga
orang tua dapat

2. terbebas dari gangguan-gangguan yang dapat mengalihkan perhatian dan


berkonsentrasi pada pertemuan tersebut.
3. Persiapkanlah untuk mengulangi kembali. Mendengar diagnosis penyakit
yang cukup berat adalah hal yang mengejutkan bagi seluruh keluarga.
Menyadari bahwa hanya sedikit saja yang mungkin didengar atau diingat
setelah uraian penjelasan awal memberikan kesempatan kepada konselor
untuk mengulangi kembali pada akhir pertemuan, membuat rincian untuk

6
pertemuan lanjutan, atau menuangkan hasil diskusi tersebut dalam bentuk
tulisan untuk diberikan kepada keluarga.
4. Gunakan alat bantu visual. Buku pegangan konseling yang tepat dapat
memberikan penjelasan bentuk dari keturunan dan kariotipe, tetapi gambar
dan bentuk ilustrasi sederhana lainnya yang digunakan dalam pertemuan
itu memungkinkan keluarga tersebut untuk menyerap informasi.
Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pertemuan tersebut akan sangat
membantu.
5. Pastikan apa yang menjadi kebutuhan keluarga tersebut. Apa yang ingin
diketahui oleh keluarga mungkin berbeda dari apa yang menjadi kebutuhan
Mungkin keluarga ingin mengetahui tentang dampaknya pada masa
mendatang dan tidak perduli akan risiko yang mungkin terjadi dalam waktu
dekat. Dengan menjawab apa yang menjadi perhatian utama keluarga,
maka konselor akan membangun rasa percaya dan memampukan keluarga
untuk menanyakan hal-hal yang takut untuk ditanyakan.

D. Tindak Lanjut
Seringkali hanya dibutuhkan satu kali pertemuan konseling saja, tetapi
berberapa keluarga mungkin kembali untuk penilaian ulang. Beberapa hal yang
memungkinkan kita untuk melakukannya dimungkinkan oleh karena :
1. Diagnosis kurang lengkap. Seorang anak dengan
anomaly multiple biasanya tidak terdiagnosis pada pertemuan pertama, tapi
sejalan dengan perubahan penampilan anak dan informasi dari literatur
maka kelainan-kalainan yang ada akan dapat didiagnosis kemudian..
2. Lakukan konseling juga untuk anggota keluarga
yang lainnya. Orangtua, saudara sekandung dan keluarga lainnya yang ada.
Penjelasan yang spesifik hanya boleh didiskusikan dengan ijin yang
khusus.

7
3. Teknik diagnosis yang baru. Perkembangan baru dapat meningkatkan mutu
konseling yang diberikan bagi keluarga. Misalnya, ketika tehnik molekuler
kemudian dapat dipakai untuk menjelaskan tentang penyakit Duchenne
Muscular Dystrophy (DMD), seluruh anggota keluarga dipanggil untuk
dinilai risiko yang mereka miliki dalam rantai lingkaran atau analisa
mutasi.
4. Sejarah alami. Walaupun diagnosis sudah tegak, pertimbangan perubahan
kesehatan mungkin perlu untuk dikaji ulang. Untuk mencari rincian
sejarah yang sesungguhnya bagi anggota keluarga, anak-anak dengan
sindrom yang spesifik perlu di perhatikan dengan cermat untuk
mendapatkan informasi jangka panjang. Komplikasi yang tak terduga,
rincian perkembangan yang diperoleh, atau risiko reproduksi dapat kita
kenali.

E. Keadaan-keadaan khusus.
1. Kelahiran mati yang abnormal.
a. Pengumpulan informasi. Urutan garis keturunan termasuk bayi-bayi yang
cacat, lahir mati, keguguran yang spontan, dan riwayat ‘consanguinity’.
Untuk menegakkan diagnosis, hal-hal berikut bisa bermanfaat :
1) Riwayat kehamilan, termasuk hasil kehamilan yang terakhir, obat-
obatan yang pernah digunakan, riwayat minum alkohol, penyakit
infeksi atau pengaruh lingkungan lainnya dan catatan perkembangan
janin serta pergerakannya.
2) Otopsi lengkap, termasuk pemeriksaan membran dan plasenta,
radiologis janin dan foto-foto.
3) Hasil laboratorium janin dan orang tua, termasuk pemeriksaan
kromosom dan pemeriksaan lanjutan lainnya (seperti penilaian

8
talasemia bila janin memperlihatkan kelebihan cairan untuk
memastikan kemungkinan talasemia).

b. Lakukan konseling untuk keluarga. Biasanya konseling yang dilakukan


setelah peristiwa kelahiran mati menjadi sesi yang sangat menyentuh
perasaan karena perasaan sedih orang tuanya, perasaan bersalah dan rasa
cemas akan pengaruh terhadap kehamilan berikutnya. Menjadi hal
menekan perasaan untuk mereka kembali datang ke rumah sakit, dan
orangtua mungkin beranggapan adalah suatu keharusan untuk mengikuti
suatu pertemuan konseling sebelum merencanakan untuk hamil
berikutnya.
1) Petunjuk yang ada dijelaskan kembali untuk menegakkan diagnosis.
2) Hasil temuan harus diulang bersama-sama dengan orang tua, yang
mungkin akan meminta pertinggal hasil otopsi.
3) Diagnosis dan risiko yang mungkin muncul dalam waktu dekat harus
dijelaskan.
4) Kemungkinan reproduksi pada kehamilan berikutnya termasuk
kemungkinan untuk dilakukan diagnosis prenatal.
5) Respon yang muncul harus dinilai dan konseling lanjutan berikutnya
boleh ditawarkan kembali.
6) Literatur-literatur tentang kehilangan kehamilan harus tersedia.

2. Perkembangan lambat
a. Kumpulkan informasi. Untuk mendiagnosis anak mengalami
perkembangan terlambat seringkali sulit oleh karena faktor-faktor
sebelum dan setelah kelahiran yang harus dipertimbangkan. Keluarga
mungkin datang dengan rasa putus asa oleh karena waktu yang lama yang
dibutuhkan untuk mengenali bahwa anak mereka ternyata lambat dan

9
sangat terganggu dengan keterbatasan layanan yang tersedia. Pilihan yang
ada, ahli genetika mungkin dapat melakukan konfirmasi akan dugaan
perkembangan lambat. Penilaian ulang dan konseling bermanfaat
dengan :
1) Penilaian yang teliti akan kehamilan dengan memberikan perhatian
khusus pada obat-obatan, bahan kimia dan penyakit infeksi yang
pernah diderita. Perdarahan berat mungkin merupakan petunjuk
keguguran pada hamil kembar atau solusio plasenta, dimana keduanya
berhubungan dengan perkembangan janin. Prematuritas menambahi
risiko untuk suatu perkembangan lambat.
2) Riwayat kehamilan sebelumnya. Keguguran yang baru terjadi atau
anak yang lahir cacat mungkin memiliki etiologi kromosom atau pada
gen.
3) Riwayat Keluarga. Pengaruh individu lain, kehilangan kehamilan dan
pernikahan antar saudara adalah hal yang menolong untuk menemukan
penyebab keterlambatan.
4) Hasil dari semua investigasi (misalnya penilaian pertumbuhan, tes
pendengaran dan penglihatan, tes laboratorium) atau prosedur bedah
harus ditinjau ulang.
5) Pemeriksaan fisik untuk mengamati pertumbuhan (misalnya untuk
menyingkirkan mikrosefali), penampilan dismorfik dan pergerakan
abnormal. Penampilan fisik seharusnya di dokumentasi dengan suatu
grafik, terutama jika anak tampaknya tak termasuk untuk penegakkan
diagnosis.
6) Investigasi selanjutnya. Keterlambatan perkembangan pada bayi
mungkin membuktikan evaluasi kemungkinan terjadinya infeksi
intrauterin (misalnya imunoglobulin spesifik IgG dan IgM,
abnormalitas metabolik dan abnormalitas kromosom. Pada anak yang

10
lebih tua terutama jika laki-laki mungkin memerlukan penilaian DNA
untuk melihat sindroma fragile-X. Jika semua anak dari seorang
pasangan mengalami hal serupa, baik fenil ketonuria pada ibu (PKU)
atau gangguan pewarisan mitokondria harus dipertimbangkan.

b. Konseling
Informasi yang didiskusikan selama konseling bervariasi, tergantung
kapan diagnosis tersebut dibuat, riwayat keluarga harus dilihat kembali,
tetapi risiko empiris yang berulang mungkin mempunyai nilai, jika
diagnosis spesifik ditemukan, ahli genetik perlu mempertimbangkan
akibat emosionil keluarga, sama seperti implikasi di masa depan.
Dengan diagnosis spesifik, orang tua akan memerlukan informasi medis
yang cocok (seperti riwayat alami dan mungkin perhatian kesehatan),
risiko rekurensi untuk mereka dan anggota keluarga lainnya, dan
informasi yang didapat dari kelompok pendukung. Kontak dengan
keluarga lainnya yang memiliki anak dengan gangguan yang sama
mungkin menolong. Ketersediaan diagnosis perinatal spesifik harus
dipenuhi.
II. Menghitung Risiko Genetik
A. Membedakan genotip dan fenotip
1. Kesalahan yang paling banyak dibuat pada genetika klinis adalah
terdapatnya konseling atau pemeriksaan prenatal sebagai dasar diagnosis
yang salah. Diagnosis yang tepat dan akurat diperlukan untuk konseling
genetik yang akurat .
2. Kemungkinan heterogenitas genetik, produksi fenotip yang sama oleh
lebih dari satu genotip abnormal harus selalu dipertimbangkan. Sebagai
contoh, retinitis pigmentosa mungkin ditularkan sebagai autosom resesif,
autosom dominan atau x-link resesif trait pada keluarga yang berbeda.

11
3. Ketika dihadapkan pada beberapa abnormalitas fenotip yang berbeda pada
seseorang pasien/keluarga, kemungkinan pleiotrophy, suatu produksi
abnormal fenotip yang multipel oleh gen tunggal/gen ganda harus selalu
dipertimbangkan. Bahkan abnormalitas fisik pada kondisi genetik yang
sepertinya tidak berhubungan . Kasus ini terdapat pada :
a. Nail patella syndrome (displasia kuku, tidak ada patela, nefropati)
b. Distrofi motorik (kelemahan dan atrofi otot distal dan wajah, myotonia,
katarak, defek konduksi jantung, abnormalitas endokrin)
4. Ketika menilai suatu keluarga dengan genetis atau anomali kongenital, ini
penting untuk memutuskan siapa yang terkena dan siapa yang tidak. Ini
adalah informasi tentang fenotipe. Untuk memperhitungkan risiko
genetika, penting untuk mengetahui genotype tiap individu. Pada
beberapa penyakit, diagnosis genotif atau test-test lainnya dapat
menunjukkan secara langsung genotif dalam anggota keluarga. Lebih
sering diperlukan untuk membedakan genotif dari fenotif dan sejarah
keluarga.
5. Ketika membedakan genotif-genotif suatu keluarga, kasus yang paling
sering harus dianggap ada sampai dibuktikan memang tidak ada.
a. Individu-individu dengan penyakit autosomal dominant dapat dianggap
heterozygote daripada homozygote.
1. Homozygote untuk penyakit-penyakit dominant lebih sering terjadi
daripada heterozygote.
2. Homozygote untuk penyakit autosomal dominant harus dikenali dari
fakta bahwa orang tuanya mengidap penyakit tersebut.
3. Fenotif dari homozygote dari kebanyakan penyakit autosomal
dominan lebih tidak normal dari fenotif heterozygote.

12
b. Kedua orang tua yang normal dari anak dengan penyakit autosomal
resesif secara umum dapat dianggap karier heterozygote dari gen
abnormal.
1. Orang tua yang homozygote untuk penyakit-penyakit autosomal
resesif diharapkan dapat menunjukkan sifat abnormal.
2. Frekuensi populasi karier heterozygote dari penyakit autosomal
resesif lebih banyak dari frekuensi mutasi-mutasi baru untuk gen-
gen yang bersangkutan.
c. Satu dari kedua orang tua seorang karier dari penyakit autosomal
resesif secara umum dapat dianggap sebagai karier. Meskipun
mungkin bahwa kedua orang tuanya dari seorang heterozygote adalah
karier, kecuali terdapat juga seorang homozygote diantara anak-
anaknya atau terdapat perkawinan sedarah.
d. Dalam suatu keluarga yang memperlihatkan penyakit tertentu x-link
ibu dapat diduga sebagai karier jika dia mempunyai lebih dari satu
anak yang terkena atau dia mempunyai anak yang terkena dari sanak
saudara yang berhubungan dengan dia dari garis ibu.
e. Jika seorang ibu adalah ibu dari seorang anak laki-laki yang memiliki
penyakit resesif x-link yang serius dan tidak ada riwayat penyakit
dalam keluarga, dia mungkin sebagai karier bisa juga tidak.

B. Hubungan.
1. Untuk beberapa kondisi-kondisi x-link resesif dan autosomal resesif
(contoh: Cystic fibrosis, DMD) dan untuk individu-individu pre-
simptomatik dengan beberapa penyakit dominant yang onsetnya lambat.

13
Gbr 13-2. Garis keturunan dari autosomal dominant , onset dewasa, penyakit
saraf degeneratif. manifestasi di tunjuk oleh anak panah.

Penyakit Huntington, myotonic dystrophy). Diagnosis DNA secara


langsung memberi pengertian ganda untuk identifikasi karier pada
kebanyakan keluarga, pada penyakit Mendelian, diagnosis DNA secara
langsung juga tidak mungkin atau tidak praktis. Pada lingkaran ini mata
rantai mungkin berguna.
2. Mata rantai dapat digunakan untuk penilaian secara tepat kemungkinan
alternative genotif pada individu dalam anggota keluarga. Contoh
berdasarkan garis keturunan autosom dominant, onset dewasa, penyakit
saraf degeneratif (gbr.13-2) tampak pada dewasa yang terlalu muda
untuk memanifestasikan gejala-gejala dari penyakit ini.
a. berdasarkan informasi yang tersedia pada garis keturunan,
kesempatan pada anak yang diwariskan penyakit ini adalah 50%. Jika
misalnya gen penyakitnya lokus (O) tidak diketahui akan bersatu ke
lokus untuk marker genetic (M) seperti pada short tandem repeat
polymorphism (STRP ). Pada keluarga tercatat marker yang

14
mendeterminasi yang hamper mirip dengan genotif lokus penyakit di
keluarga ini menghasilkan cetakan yang bersilang tergambar di gbr
13-3.

b. hal ini penting yang mana alel dari marker lokus mempunyai
kromosom yang sama dengan alel abnormal dari gen penyakit dini
disebut tanda-tanda dari mata rantai dan dapat dikerjakan pada
keluarga dengan inspeksi.(gbr13-4) Ma mengindikasikan bahwa alel
di lokus marker. Mb mengindikasikan alel b di lokus marker, d
mengindikasikan normal alel pada lokus penyakit dan D
mengindikasikan abnormal alel pada lokus penyakit.

15
c. Juga diketahui bahwa jarak rekombinasi antara lokus M dan lokus D
adalah 5 centimorgans (CM) dan risiko pewarisan dari gen penyakit
sebanyak 95%.
1) Jika kesempatan dalam rekombinasi antara sebagian pasangan alel
dalam M dan D cuci adalah 5 %, maka kesempatan pasangan alel
ini akan jadi adalah 100- 5% = 95%
2) Perhatikan ketika pertalian digunakan, kemungkinan 50% dalam
penyebaran hubungan ke pemisahan genetika adalah tidak dapat
dihitung dalam perhitungan karena pertalian tergantung dalam alel
yang menjadi gamet yang diproduksi pada individu. Seperti
diketahui infomasi hanya tersedia setelah pemisahan telah terjadi
3) Perhatikan juga sebagian alel tersebut dalam tanda lokus yang
tidak menyimpang sepanjang lokus ditemukan menjadi pasangan-
pasangan dengan variasi sebuah rantai penyakit gene dari keluarga
ke keluarga.
(a) di dalam contoh ini, informasi yang sama dapat dihasilkan jika
proband tidak mempengaruhi semua tipe Mb/Mb termasuk
Ma/Ma (gbr 13-5)

16
(b) Dalam kasus ini, bagaimanapun, fase dalam mata rantai dapat
dibalikkan dan Ma dapat didalam kromosom yang sama seperti
alel abnormal dalam penyakit gen sehingga individu dapat
dipengaruhi semua MdD(mbD fig.13-6).

(c) Proband akan memiliki kesempatan untuk dipengaruhi sebesar


5% jika menjadi MdIMb.

17
C. Metode Bayesian adalah penggunaan informasi yang merubah
kemungkinan relative dari kejadian terdahulu menjadi perkiraan risiko saat
ini.
1. Metode Bayesian digunakan pada semua obat secara luas dalam
kehidupan sehari-hari, namun secara umum penggunaannya tidak jelas.
Dalam genetika klinik, pendekatan Bayesian sesungguhnya digunakan
untuk memodifikasi perhitungan risiko.
a. Contoh penggunaan metode Bayesian dalam kesehariannya,
perhatikan seorang mahasiswa kedokteran yang melihat ke luar
melalui jendela pada pukul 17.30 lalu mendapati keadaan di luar
gelap. Dia akan mengiterpretasikan keadaan tersebut berbeda-beda
tergantung dari musim
(1) Jika saat itu musim panas, dia kemungkinan berfikir akan terjadi
hujan badai.
(2) Jika saat itu musim dingin, dia tidak akan menemukan keadaan
tersebut sebagai hal yang tidak biasa dan tidak akan berfikir
tentang hujan badai.
(3) Pada kedua kasus, observasi yang dilakukan sama, namun
kemungkinan bahwa kondisi gelap yang terjadi pada pukul 17.30
menandakan hujan badai, sangat berbeda antara musim panas
dan musim dingin.
b. Contoh yang ada berdasarkan intuisi namun tidak jelas penggunaan
metode Bayesian pada obat, ternyata laporan hasil laboratorium
menunjukkan kadar potassium serum yang sangat tinggi.
(1) Jika pasien adalah seorang laki-laki sehat yang terbiasa latihan
fisik, mungkin saja akan didapat hasil yang salah dan pemeriksa
kemungkinan besar mengulang tes untuk verifikasi.

18
(2) Bagaimanapun, jika pasien penderita gagal ginjal, peningkatan
potassium akan menandakan diperlukannya hemodialisis
(3) Observasi tetap sama tapi interpretasinya sangat berbeda karena
adanya informasi tambahan.

2. Kondisi-kondisi untuk menggunakan metode Bayesian dalam


menghitung risiko genetic.
a. Genotif tidak dapat dideterminasi dengan pasti dengan adanya garis
keturunan atau test.
b. Informasi tambahan yang tersedia dapat membuat interpretasi dari
genotype yang lebih kurang sama.
3. Penggunaan metode Bayesian secara eksplisit dalam genetika klinik
tergambar dalam contoh : kasus 7 menyediakan contoh realistik yang
lebih banyak
4. Contoh kasus : menggunakan metode Bayesian dalam CF
a. Presentasi A adalah anak laki-laki umur 4 thn yang baru saja
terdiagnosis CF yaitu suatu kondisi autosom resesif (genotype dc2).
Dia mempunyai saudara kandung seorang seorang kakak perempuan
berusia 1 thn lebih tua.
b. Pertanyaannya : apakah resikonya jika saudara perempuannya adalah
karier heterozygote (genotype cc) dari gen CF? Adakah kemungkinan
pasien normal secara klinis adalah karier untuk CF?
c. Diskusi : risiko kakak permpuan menjadi karier heterozygote gen CF
adalah 50%. Setelah mengumpulkan beberapa informasi perhitungan
Bayesian adalah penting karena mengetahui hasil yang di dapat tidak
mungkin saudara perempuannya mempunyai genotif CC, yang paling
mungkin adalah dia mempunyai genotif Cc atau CC.

19

Anda mungkin juga menyukai