Pembentukan Notokord
Gambar 4.1.A Gambar skematik tempat implantasi pada akhir minggu ke-2. B. Gambar
cakram mudigah pada akhir minggu kedua perkembangan. Rongga amnion telah dibuka
untuk dapat melihat sisi dorsal epiblas. Perhatikan bahwa hipoblas dan epiblas saling
berhubungan satu dengan yang lain dan bahwa garis primitif membentuk suatu alur dangkal
di daerah kaudal embrio.
61
Gambar 4.2.A. Gambar skematik sisi dorsal cakram mudigah berumur 16 hari, yang
menunjukkan pergerakan sel-sel epiblas permukaan (garis-garis hitam pekat) melalui garis dan
nodus primitif dan kemudian migrasi sel di antara hipoblas dan epiblas (garis putus-putus). B.
Potongan melintang melalui daerah kranial garis primitif pada 15 hari, yang memperlihatkan
invaginasi sel epiblas. Untuk bergerak masuk sel-sel pertama menggeser hipoblas untuk
membentuk endoderm definitif. Begitu endoderm definitif terbentu, gerak masuk epiblas
membentuk mesoderm. C. Skaning mikroskop elektron melalui garis primitif seekor embrio tikus,
yang memperlihatkan migrasi sel epiblas.
62
Gambar 4.3 Gambar-gambar skematik dan gambar mikroskop elektron yang melukiskan pem-
bentukan notokord yang dilewati sel-sel prenotokord yang bermigrasi melalui garis primitif,
diletakkan di dalam endoderm hingga membentuk lempeng notokord, dan akhirnya lepas dari
endoderm membentuk notokord definitif. Karena peristiwa-peristiwa ini terjadi dengan urutan dari
kranial ke kaudal, bagian-bagian notokord definitif pertama kali terbentuk di daerah kepala. A.
Gambar potongan sagital melalui embrio 17 hari. Bagian paling kranial dari notokord definitif
sudah terbentuk di dekat lempeng prekordal, sedangkan sel-sel prenotokord untuk daerah ini
diletakkan di dalam endoderm sebagai lempeng notokord.
63
B. Gambar mikroskop elektron embrio tikus, yang memperlihatkan daerah lempeng prekordal
(panah). Di sebelah posterior daerah ini dan berjalan ke arah kaudal adalah lempeng prenotokord
(ujung panah). C. Potongan lintang skematik melalui daerah lempeng notokord. Segera, lempeng
notokord akan terlepas dari endoderm untuk membentuk notokord definitif. D. Gambar mikroskop
elektron embrio tikus, yang memperlihatkan terlepasnya lempeng notokord dari endoderm. E.
Gambar skematik yang memperlihatkan notokord definitif. F. Gambar mikroskop elektron pada
embrio tikus, yang memperfihatkan notokord definitif (panah) di dekat tuba neuralis (NT).
64
Gambar 4.4.A. Gambar mikroskop elektron (pandangan dorsal) embrio tikus (sebanding dengan
kira-kira manusia 18 hari), yang memperlihatkan tonjol awal lipat neural kranial (CF). Garis
primitif terletak lebih jauh di sebelah kaudal dan tertutup dari pandangan. B. Potongan melintang
melalui embrio yang diperlihatkan pada A (lihat garis potongan). Perhatikan tiga lapisan germinal:
sel-sel silinder neuroektoderm berlapis semu (Ec), endoderm gepeng (En), dan mesenkim (Me)
yang terletak di antara kedua lapisan ini, *, sel mitotik.
Notokord dan sel-sel prenotokord meluas ke arah kranial menuju lempeng
prekordal (bakal membran bukofaringealis) dan ke arah kaudal menuju ke lubang
primitif. Pada titik di mana lubang tersebut membentuk suatu lekukan pada
65
Gambar 4.5.A. Gambar aspek dorsal embrio 18 hari. Embrio berbentuk seperti buah pir dan
memperlihatkan garis serta nodus primitif di ujung kaudalnya. B. Foto embrio manusia 18 hari,
pandangan dorsal. Perhatikan nodus primitif, dan yang menjulur ke depan daripadanya, notokord.
Kantung kuning telur bentuknya agak bertotol-totol.
kepala cakram tersebut disebabkan oleh migrasi sel yang terus-menerus dari
daerah garis primitif menuju ke arah kepala. Invaginasi sel-sel permukaan di garis
primitif dan kemudian perpindahannya ke depan dan lateral tersebut berlangsung
terus hingga akhir minggu keempat. Pada tingkat ini, garis primitif menunjukkan
perubahan-perubahan regresif, dengan cepat menyusut, dan segera menghilang.
Bahwa ujung kaudal cakram terus-menerus memasok sel-sel baru hingga
akhir minggu keempat mempunyai arti penting pada perkembangan mudigah
tersebut. Pada bagian kepala, lapisan-lapisan germinal mulai mengadakan
diferensiasi spesifik pada pertengahan minggu ketiga, sedangkan di bagian kaudal
diferensiasi ini terjadi menjelang minggu keempat. Dengan demikian, gastrulasi
atau pembentukan lapisan-lapisan mudigah berlanjut terus di segmen-segmen
kaudal, sementara struktur kranial sedang berdiferensiasi dan embrio berkembang
secara sefalokaudal.
67
villi ini telah siap memasok mudigah khususnya memasok zat makanan dan
oksigen yang penting.
Gambar 4.7 Teratoma sakrokoksigeal yang diakibatkan oleh sisa-sisa garis primitif. Tumor-tumor
ini bisa menjadi ganas den lebih sering terjadi pada anak perempuan.
Gambar 4.8 Gambar skematik untuk memperlihatkan perkembangan vilus. A. Potongan melin-
tang vilus primer, yang memperlihatkan inti sel-sel sitotrofoblas yang dibungkus oleh selapis
sinsitium. B. Potongan melintang sebuah villus sekunder dengan inti mesoderm yang dibungkus
dengan sebuah lapisan sel sitotrofoblas, yang, dibungkus lagi oleh sinsitium. C. Mesoderm villus
memperlihatkan banyak kapiler den venula.
69
Gembar 4.9 Gambar skematik potongan longitudinal melalui sebuah villi pada akhir minggu
ketiga perkembangan. Perhatikan bahwa pembuluh darah ibu menembus kulit sitotrofoblas dan
memasuki rongga antar villi, yang mengelilingi villi tersebut. Kapiler villi berhubungan dengan
pembuluh yang terdapat di lempeng korion dan tangkai penghubung, yang selanjutnya akan
dihubungkan dengan pembuluh darah mudigah.
Rongga korion, sementara itu, terus bertambah besar, dan pada hari ke-19
dan ke-20 mudigah menempel ke kulit trofoblasnya hanya dengan suatu tangkai
penghubung kecil (gambar 4.10). Tangkai penghubung ini kemudian berkembang
menjadi tali pusat, dan menjadi penghubung antara plasenta dengan mudigah.
RINGKASAN
Peristiwa paling khas yang terjadi pada minggu ketiga adalah gastrulasi,
yang mulai dengan munculnya garis primitif yang pada ujung kepalanya terdapat
nodus primitif. Di daerah nodus dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk
(invaginasi) membentuk lapisan-lapisan sel baru: endoderm dan mesoderm.
Karena itu, epiblas semuanya menghasilkan tiga lapisan mudigah pada mudigah
tersebut. Sel-sel dari lapisan mudigah mesoderm intraembrional (Gambar 4.4B)
bermigrasi di antara dua lapisan mudigah lainnya sampai terbentuk hubungan
dengan mesoderm ekstraembrional yang membungkus kantung kuning telur dan
amnion (Gambar 4.2 dan 4.3).
70
Gambar 4.10 Diagram yang memperlihatkan mudigah presomit dan trofoblas pada akhir minggu
ketiga. Villi batang tersier dan sekunder membuat trofoblas mempunyai gambaran radial yang khas.
Rongga antar villi ditemukan di seluruh trofoblas dan dilapisi oleh sinsitium. Sel-sel sitotrofoblas
mengelilingi seluruh trofoblas dan berhubungan langsung dengan endometrium. Mudigah
digantungkan di dalam rongga korion melalui tangkai penghubung.
Daftar Kepustakaan
1. Aplin JD. Implantation, trophoblast differentiation and hemochorial
placentation : mechanistic evidence in vivo and in vitro. J Cell Sci 99: 681,
1991
2. O'Rahilly R: Developmental stages in Human Embryos. Part A. Embryos
of the First Three Weeks (Stages One to Nine). Washington, DC,
Carnegie Institution of Washington, 1973.
3. Sulik KK, Lauder 1M, Dehart DB: Brain malformations in prenatal mice
following acute maternal ethanol administration. lnt J Dev Neurosci 2:203,
1984.
4. Tam PPL, Bedding RSP: the formation of mesodermal tissues in the mouse
embryo during gastrulation and early organogenesis. Development 99:109,
1987.