Pendahuluan
Bagaimana sel dan organisme utuh mengatur dan mengkoordinasi seluruh
metabolisme ? Pertanyaan ini menjadi perhatian para pakar dalam berbagai bidang
pengetahuan biomedis seperti penyakit kanker, jantung, proses penuaan, fisiologi
mikroba, diferensiasi, metamorfosis, kerja hormon dan obat. Setiap bidang
pengetahuan ini akan memberikan contoh penting mengenai pengaturan enzim
yang normal atau abnormal. Banyak sel kanker memperlihatkan kelainan dalam
pengaturan komplemen enzim mereka; memberikan ilustrasi bahwa perubahan
dalam pengendalian gen merupakan peristiwa yang fundamental dalam sel kanker.
Virus onkogenik tertentu juga mengandung gen yang mengkode enzim tirosin-
protein kinase. Kalau enzim kinase ini diekspresikan dalam sel-sel hospes, enzim
tersebut dapat melakukan fosforilasi protein dan enzim yang dalam keadaan
normal seharusnya tidak terfosforilasi; peristiwa ini membawa perubahan yang
dramatis dalam fenotipe sel. Sifat perubahan ini tampaknya berada pada inti
transformasi onkogenik virus tipe tertentu. Kerja obat memberikan contoh penting
lainnya yang meliputi pengaturan enzim. Induksi enzim merupakan salah satu
penyebab biokimiawi yang penting untuk interaksi obat, yaitu keadaan di mana
pemberian satu obat mengakibatkan perubahan yang bermakna dalam
metabolisme obat lainnya.
berikan respons yang tidak memadai atau tidak tepat terhadap sinyal internal atau
terhadap stres eksternal. Pengetahuan akan faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi yang dikatalisis-enzim sangat penting baik untuk memahami
mekanisme homeostasis dalam sel-sel normal maupun untuk mengerti dasar
molekuler penyakit.
Aliran netto (net flow) karbon lewat setiap reaksi yang dikatalisis-enzim
dapat dipengaruhi melalui (1) pengubahan kuantitas absolut enzim yang ada, (2)
pengubahan ukuran depot reaktan yang bukan enzim, dan (3) pengubahan efisi-
ensi katalitik enzim. Ketiga pilihan ini seluruhnya dimanfaatkan dalam sebagian
besar bentuk kehidupan.
Gambar 3-2. Kuantitas enzim ditentukan oleh keseimbangan netto antara sintesis
enzim dan penguraian enzim. Ks dan K deg adalah konstanta
kecepatan untuk keseluruhan proses sintesis dan degradasi.
38
Pemicuan (induksi) enzim juga terjadi dalam eukariot. Contoh enzim yang
dapat dipicu pada binatang mencakup enzim triptofan pirolase, treonin dehidrase,
tirosin-a-ketoglutarat transaminase, invertase, enzim pada siklus urea, HMG-KoA
reduktase dan sitokrom P450.
Gambar 3-4. Ikatan disulfida dalam rantai dan antar-rantai pada -kimotripsin (-
CT).
dan perbaikan jaringan, hanya terjadi sebagai reaksi terhadap kebutuhan fisiologik
atau patofisiologik yang mendesak.
Dapat dipahami bahwa proses pembentukan dan pencairan bekuan darah
harus dikoordinasikan secara temporer untuk mencapai homeostasis. Di samping
itu, sintesis protease sebagai protein prekursor yang katalitik inaktif berfungsi
untuk melindungi jaringan asalnya (misalnya, pankreas) terhadap autodigesti.
Autodigesti dapat terjadi pada pankreatitis. Sintesis de novo protein yang
diperlukan mungkin tidak berlangsung cukup cepat untuk bereaksi terhadap
kebutuhan patofisiologik yang mendesak seperti kehilangan darah. Lagi pula,
depot asam amino yang adekuat dan lengkap harus tersedia. Lebih lanjut, proses
sekresi dapat berlangsung relatif lambat jika dibandingkan dengan kebutuhan atau
tuntutan fisiologiknya.
serupa juga berlaku pada metabblit lain dengan adanya protein yang mengikatnya
secara efektif dan mengurangi kadarnya dalam keadaan bebas.
Ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan struktural pada lebih
seperempat dari semua enzim yang dikenal , dapat pula mengisi peranan pengatur,
khususnya bagi reaksi di mana ATP dan polianion lain merupakan substrat.
Aktivitas maksimal secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP terhadap
logam di sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP merupakan hambatan.
Karena senyawa nukleosida di- dan trifosfat membentuk kompleks yang stabil
dengan kation dwivalensi, konsentrasi intrasel nukleotida dapat mempengaruhi
konsentrasi intrasel ion logam bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula
aktivitas enzim tertentu.
konsentrasi produk D yang tinggi ini secara khas akan menghambat perubahan A
menjadi B. Proses ini bukan hanya menyangkut "dukungan" produk antara tetapi
juga kemampuan D untuk mengikat dan menghambat Enz1. Dengan demikian
produk D bertindak sebagai efektor alosterik negatif atau inhibitor umpan-balik
(feedback inhibitor) Enz1. Karena itu, inhibisi umpan-balik Enz1 oleh produk D
mengatur sintesis produk D tersebut. Secara khas, produk D berikatan dengan
enzim yang sensitif pada tempat alosterik yang letaknya jauh dari tempat katalitik.
44
S3 A
S4 B
S4 C
S3 S5 D
balik, yaitu suatu mekanisme untuk pengaturan banyak enzim bakteri dan
mammalia. Sebagai contoh, kolesterol yang ada dalam makanan akan membatasi
sintesis kolesterol dari asetat dalam jaringan mammalia. Namun pengaturan
umpan-bali:: ini tidak melibatkan inhibisi umpan-balik enzim awal pada bio-
sintesis kolesterol. Enzim awal (enzim HMG-KoA reduktase) akan dipengaruhi,
tetapi mekanisme tersebut melibatkan pembatasan oleh kolesterol atau metabolit
kolesterol pada ekspresi gen yang mengkode pembentukan HMG-KoA reduktase
(yaitu, represi enzim). Kolesterol yang ditambahkan langsung pada enzim HMG-
KoA reduktase tidak mempengaruhi aktivitas katalitiknya.
KESIMPULAN
KEPUSTAKAAN