“ Jalur Metabolisme”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia
Kelompok 5:
Kelas/Semester: C/2
Kata “metabolisme” berasal dari bahasa Yunani metabolismos yang memiliki arti
‘perubahan’. Secara istilah, metabolisme merupakan proses komplek yang melibatkan
berbagai jalur lintasan reaksi kimia. Metabolisme dan jalur metabolisme ini telah banyak
diteliti oleh para ahli sehingga telah banyak menghasilkan terobosan dan ilmu terkini yang
dapat menjelaskan jalur-jalu rmetabolisme secara lebih detail.
Dalam ilmu kimia, definisi metabolisme bertujuan untuk menjelaskan seluruh perubahan
zat-zat kimia didalam tubuh dengan jalur-jalur reaksi kimia yang terlibat, mekanisme
pengaturan reaksi-reaksi kimia, serta jalur perubahan dan transpor zat-zat kimia dalam suatu
proses reaksi. Reaksi-reaksi kimia tersebut terus berlangsung secara berkesinambungan di
dalam setiap sel untuk menjamin keberlangsungan kehidupan sel.
Metabolisme adalah suatu proses kompleks di dalam sel-sel dan jaringan yang
berlangsung secara berkesinambungan demi menjamin ketersediaan energi dan kelangsungan
hidup suatu organisme. Pengaturan proses metabolisme diatur oleh berbagai sistem
koordinasi di level organ dan selular dengan bantuan enzim-enzim dan hormon-hormon yang
terlibat agar metabolisme terus berlangsung secara seimbang.
Pemahaman tentang proses metabolisme baik dalam kondisi fisiologis maupun pada saat
kondisi patologis sangatlah penting dalam mempelajari dasar-dasar terjadinya penyakit pada
manusia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dasar-dasar
metabolisme juga berperan penting dalam penemuan dan pengembangan terapi dan obat-
obatan untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Perubahan kadar hormon, konsentrasi bahan bakar, dan kebutuhan energi mempengaruhi
aktivitas enzim kunci dalam jalur utama metabolisme. Enzim intrasel biasanya diatur melalui
pengaktifan dan inhibisi, melalui fosforilasi dan defosforilasi (atau modifikasi kovalen
lainnya), melalui induksi dan represi, dan melalui degradasi. Pengaktifan dan inhibisi enzim
menyebabkan perubahan metabolisme secara cepat. Fosforilasi dan defosforilasi enzim
mempengaruhi metabolisme secara lebih lambat. Induksi dan represi sintesis enzim
merupakan proses yang jauh lebih lambat, biasanya mempengaruhi alir metabolit setelah
beberapa jam. Degradasi enzim menurunkan jumlah enzim yang tersedia untuk mengkatalisis
reaksi.
Jalur metabolisme memiliki banyak titik kontrol dan banyak pengatur di setiap titik
kontrolnya. Fungsi mekanisme yang kompleks ini adalah untuk menghasilkan respons
bertahap terhadap sitmulus dan menimbulkan sensitivitas terhadap aneka ragam stimuli
sehingga tercipta keseimbangan antara alir melewati suatu reaksi/tahap (atau rangkaian
reaksi) dengan kebutuhan atau pemakaian produk. Piruvat dehidrogenase adalah salah satu
contoh enzim yang memiliki banyak mekanisme pengatur. Berapapun kadar insulin, enzim
ini tidak akan dapat diaktifkan secara penuh sekalipun tersedia produk namun tidak terdapat
substrat.
Hormon utama yang mengatur jalur metabolisme bahan bakar adalah insulin dan
glukagon. Di hati, semua efek glukagon berlawanan dengan efek insulin, dan beberapa jalur
yang diaktifkan oleh insulin dihambat oleh glukagon. Dengan demikian, jalur metabolisme
karbohidrat dan lemak umumnya diatur oleh perubahan rasio insulin/glukagon.
Walaupun glikogen merupakan bentuk simpanan bahan bakar yang penting karena kadar
glukosa darah harus dipertahankan secara cermat, triasilgliserol di jaringan adiposa secara
kuantitatif merupakan simpanan bahan bakar yang utama di dalam tubuh manusia. Setelah
makan, glukosa dan lemak dari makanan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai
triasilgliserol. Bahan bakar ini dibebaskan selama puasa sebagai sumber utama energi bagi
jaringan tubuh. Jangka waktu kita dapat bertahan hidup tanpa makan sangat bergantung pada
besarnya simpanan lemak tubuh kita.
Metabolisme merupakan transformasi kimia yang terjadi dalam sel atau organisme
melalui serangkaian reaksi yang dikatalisis enzim. Setiap jalur metabolisme menghasilkan
senyawa spesifik. Tranformasi kimia biasanya berupa penghilangan, pemindahan, atau
penambahan atom atau gugus fungsi tertentu. Prekursor akan diubah menjadi produk melalui
serangkaian metabolisme yang disebut metabolit. Metabolimse meliputi dua fase, yaitu
katabolisme dan anabolisme. Katabiloseme merupakan fase degradatif metabolisme di mana
molekul nutrisi organik (karbohidrat, lemak, dan protein) diubah menjadi molekul yang lebih
kecil dan lebih sederhana (seperti asam laktat, CO2 dan NH3). Jalur katabolik melepaskan
energi, beberapa di antaranya disimpan dalam pembentukan ATP dan pembawa elektron
tereduksi (NADH, NADPH, dan FADH2) dan sisanya hilang sebagai panas. Sedangkan
anabolisme disebut sebagai biosintesis dimana prekursor kecil dan sederhana dibangun
menjadi lebih besar dan lebih kompleks, termasuk lipid, polisakarida, protein, dan asam
nukleat. Reaksi anabolik membutuhkan energi yang besar, umumnya berupa potensial
transfer gugus fosforil ATP dan pereduksi NADH, NADPH, dan FADH2.
Pada metode yang klasik, metabolisme dipelajari dengan sebuah pendekatan reduksionis
yang berfokus pada satu lintasan metabolisme. Pendekatan ini menggunakan pelacak
radioaktif pada seluruh organisme, jaringan, atau tingkat seluler yang akan mendefinisikan
jalur dari prekursor ke hasil akhir dengan mengidentifikasi senyawa intermediat dan produk
yang memiliki label senyawa radioaktif. Enzim yang mengkatalisis reaksi kimia ini dapat
dimurnikan sehingga kinetika dan responsnya terhadap inhibitor dapat dipelajari. Pendekatan
untuk mengidentifikasi molekul kecil di dalam sel dan jaringan atau serangkaian molekul
lengkap ini dikenal dengan nama metabolom. Meskipun studi ini dapat memberikan
gambaran yang baik tentang struktur dan lintasan metabolisme sederhana, studi ini masih
tidak layak ketika diterapkan pada sistem yang lebih kompleks, seperti sel lengkap.
Jaringan metabolisme bakteri adalah contoh mencolok dari organisasi dasi kupu-kupu.
Suatu rancangan yang mampu memasukkan kisaran nutrien yang lebih lebar dan
menghasilkan varietas produk yang lebih banyak dengan makromolekul kompleks yang
menggunakan beberapa senyawa intermediat. Penerapan teknologi paling utama dari
informasi ini diterapkan pada rekayasa metabolisme. Organisme, seperti khamir, tumbuhan
dan bakteri direkayasa genetiknya untuk lebih berguna dalam proses bioteknologi dan
produksi obat-obatan, seperti antibotik atau bahan kimia industri seperti etilena glikol dan
asam sikimat.
PERCABANGAN JALUR METABOLISME
Metabolisme juga dapat diartikan sebagai semua reaksi kimia yang terjadi pada
organisme hidup yang termasuk di antaranya pencernaan dan perpindahan zat di dalam dan di
antara sel yang berbeda. Kelompok reaksi di atas yang terjadi pada tingkat sel dapat dikenal
dengan nama metabolisme perantara atau metabolisme intermediat.
Tiga tujuan utama metabolisme yaitu mengonversi makanan menjadi energi untuk
menjalankan proses pada tingkat seluler, mengonversi makanan menjadi bahan baku
penyusun protein, lipid, asam nukleat dan beberapa jenis karbohidrat, serta mengeliminasi zat
sisa metabolisme. Reaksi-reaksi yang dikatalisis enzim ini memungkinkan organisme untuk
tumbuh, bereproduksi, mempertahankan struktur dan merespons lingkungannya.
Proses metabolisme memerlukan bantuan enzim sebagai aktivator.[2] Reaksi kimia pada
proses metabolisme terbagi atas beberapa lintasan metabolis yang mengubah suatu senyawa
menjadi senyawa yang berbeda. Tiap proses dalam lintasan difasilitasi dengan enzim yang
bersifat spesifik. Fungsi enzim sangat penting pada organisme karena membantu organisme
mencapai reaksi yang dinginkan karena reaksi ini membutuhkan energi dan tidak terjadi
secara otomatis. Enzim mencapai hasil ini dengan memasangkannya sengan reaksi spontan
yang mengeluarkan energi sehingga berfungsi sebagai katalis yang mempercepat reaksi ini
terjadi lebih cepat sekaligus mengatur kecepatan reaksi metabolik yang terjadi. Reaksi
metabolisme muncul sebagai respon atas perubahan lingkungan sel atau sinyal dari sel lain.
Pada setiap proses dalam metabolisme, reaksi kimiawi juga melibatkan sejumlah substrat
yang bereaksi dengan enzim sebagai katalis pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan
senyawa intermediat, yang menjadi substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan
pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini
dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika. Laju metabolisme
basal suatu organisme adalah ukuran jumlah energi yang dikonsumsi oleh semua reaksi kimia
yang terjadi.
Sistem metabolisme suatu organisme menentukan senyawa mana yang merupakan nutrisi
bagi tubuh atau bersifat racun. Misalnya, beberapa jenis prokariota memakai hidrogen sulfida
sebagai nutrien, walaupun gas ini bersifat racun bagi hewan. Namun, ciri khusus metabolisme
memiliki kesamaan pada hampir seluruh spesies yang berbeda. Misalnya, gugus asam
karboksilat yang diketahui merupakan sebagai zat antara pada siklus asam sitrat, muncul pada
semua organisme yang dikenal. Senyawa ini juga ditemukan pada spesies yang sangat
berbeda seperti bakteri uniseluler Eschirichia coli dan organisme multiseluler berukuran besar
seperti gajah. Kesamaan yang terdapat pada lintasan metabolisme ini mungkin terjadi akibat
keberadaanya pada awal sejarah evolusi dan tingginya retensi karena efikasi yang
ditimbulkan. Metabolisme sel kanker sangat berbeda dengan sel normal dan perbedaanya ini
dapat digunakan sebagai intervensi terapeutik pada penyakit kanker."
PROFIL METABOLISME DALAM JARINGAN
Metabolisme merupakan satu rangkaian reaksi yang terjadi di dalam sel, sehingga sel
mampu mempertahankan kehidupannya. Metabolisme dibagi menjadi dua proses, yaitu
"katabolisme" adalah proses untuk menghasilkan energi dari proses degradasi suatu molekul,
dan proses "anabolisme" adalah suatu proses yang memerlukan energi untuk membentu suatu
senyawa. Terdapat beberapa jalur metabolisme di dalam sel, utamanya adalah jalur glikolisis,
siklus Kreb, jalur pentose fosfat, siklus urea, oksidasi asam lemak, dan gluconeogenesis. Di
samping itu, masih terdapat jalur metabolisme lain. Pada makhluk hidup, beberapa jalur
metabolisme yang telah dijelaskan pada tatap muka sebelumnya, berjalan secara simultan.
Setiap jalur harus mampu memberikan peluang pada jalur yang lain untuk dapat berfungsi
secara optimal untuk memenuhi kebutuhan organisme tersebut.
Proses metabolisme yang dibahas:
a. Glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, glikolisis, TCA
b. Sintesis asam lemak, lipogenesis, lipolisis, oksidasi asam lemak.
c. Biosintesis asam amino dan hem.
d. Biosintesis nukleotida.
Hal ini sangat penting untuk mengetahui jaringan mana yang aktif pada proses tersebut,
kapan proses tersebut berlangsung, dan bagaimana cara mengaturnya.
Masing-masing organ di dalam tubuh kita mempunyai profil metabolik yang unik, hanya
liver yang mampu melakukan semua jalur utama metabolisme.
a. Otak mengirim sinyal ke organ lain, mempertahankan membran potensial.
b. Otot menggunakan ATP untuk melakukan pergerakan mekanik
c. Jaringan adiposa mensintesis, menyimpan, dan mobilisasi triasilgliserol.
d. Liver, prosesing lemak, karbohidrat, protein dari makanan. Sintesis glukosa, lipid.
e. Kelenjar limpa membawa lipid dari intestin.
f. Pankreas mensekresikan insulin dan glukagon sebagai respon dari kadar glukosa darah.
1) Otak (Brain)
Profil metabolik pada otak, glukosa merupakan bahan bakar utama dalam otak yang akan
menghasilkan ATP dan CO,. Hanya pada kondisi lapar karena tidak ada asupan glukosa maka
sebagai bahan bakar digunakan benda-benda keton (ketone bodies). Otak tidak mempunyai
kapasitas untuk menyimpan bahan bakar seperti halnya otot, oleh karena itu perlu disuplai
glukosa setiap saat. Otak menghabiskan banyak energi untuk mempertahankan potensial
elektrostatik untuk transmisi impuls dari syaraf (nerve impulse transmission). Setiap harinya,
otak memerlukan 120 gram glukosa. Glukosa ditranspor ke otak oleh GLUTE3 transpor
glukosa. Jika konsentrasi glukosa menurun sampai di bawah 2.2mM yang setara dengan Km
dari GLUTE3 maka otak akan tidak berfungsi dan orang tersebut akan pingsan sampai koma.
Pada kondisi lapar yang berkepanjangan, maka badan keton digunakan sebagai pengganti
bahan bakar dalam otak.
Hipotalamus berperan dalam pengaturan sekresi glukagon melalui serabut saraf eferen,
sedangkan sistim melanokotrin berperan secara langsung menekan kadar insulin basal dengan
merangsang saraf simpatis melalui ȧ- adrenoreceptor. Nor-epinefrin juga akan menekan
sekresi insulin melalui ȧ- adrenoreceptor
2) Otot
Berbeda dengan jaringan otak, otot merupakan tempat penyimpanan glikogen selain
liver. Glikogen yang tersimpan dalam otot ada dari total glikogen. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses metabolisme di dalam jaringan otot, adalah bahwa:
a) Bahan bakar utama yang diperlukan adalah glukosa, asam lemak, dan keton bodies
b) Glukosa merupakan bahan bakar yang dipilih saat aktivitas yang berat. dalam hal ini
glikogen akan segera diubah menjadi glukosa. ATP dapat diperoleh dengan cepat
dari glikolisis dibandingkan dengan dari oksidatif fosforilisasi. Sebagai akibat dari
proses glikolisis yang berlebih maka piruvat akan diubah menjadi asam laktat
(merupakan sistem anaerob) untuk regenerasi NAD" yang diperlukan dalam
glikolisis. Penumpukan asam laktat akan menurunkan pH otot dan menurunkan
efisiensi gerak otot.
c) Fatty acid merupakan sebagian besar bahan bakar yang digunakan saat aktivitas
rendah dengan waktu lama dan juga sebagai bahan bakar pada otot jantung, produk
dari proses ini adalah CO (system aerobe).
d) Untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar saat aktivitas berat, perlu dilakukan
recycling asam laktat untuk menjadi glukosa di dalam hati yang kemudian disintesis
sebagai glikogen dalam otot untuk digunakan kembali sebagai energi (ATP) melalui
proses yang disebut sebagai "Cory Cycle".
Otot mengandung 10-30mM fosfokreatinin yang digunakan untuk secara cepat
mendapatkan ATP dari ADP. Saat otot bekerja sangat cepat semua fosfokreatinin akan
diubah menjadi keratin dan saat pemulihan (recovery) keratin akan terfosforilisasi menjadi
fosfokreatinin kembali.
Untuk otot jantung selalu terjadi sistem aerobik dan hampir tidak memiliki cadangan
glikogen. Asam lemak merupakan bahan bakar pilihan untuk otot jantung benda-benda keton
juga. Asam lemak menjadi bahan bakar otot hati, badan keton juga menjadi bahan bakar
untuk jaringan hati. Jantung akan menggunakan badan-badan keton melebihi glukosa.
Disisi lain adipokin dan miokin yang disekresikan oleh jaringan lemak dan otot akan
merangsang sekresi insulin. Adipokin yang paling banyak mendapat perhatian adalah leptin
yang berfungsi sebagai hormon yang menekan asupan makanan melalui kerja pada
reseptornya yang terdapat pada nukleus arcuata hipotalamus. Ekspresi reseptor leptin (Ob-R)
juga ditemukan pada sel-sel islet pankreas yang apabila dirangsang akan menurunkan sekresi
insulin. Interleukin 6 (IL-6) yang dihasilkan oleh jaringan lemak dan otot (adipokin dan
miokin) juga mempengaruhi fungsi pankreas dengan mengontrol sekresi glukagon. IL-6 juga
dapat meningkatkan produksi GLP-1 di usus yang pada akhirnya akan meningkatkan sekresi
insulin
3) Jaringan Adiposa
Liver merupakan pusat dari metabolisme. Liver mempunyai tugas yang sangat berat
dalam mencukupi kebutuhan suatu kehidupan, menjaga kadar gula darah, mengatur
konsentrasi metabolit dalam darah. Di samping itu, liver menyimpan glukosa sebagai
glikogen, menyintesis asam lemak, kolesterol, dan garam empedu. Profil metabolisme
glukosa dilakukan di dalam liver untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar untuk otak, otot,
dan organ yang lain.
a) Sebagian besar komponen yang diabsorpsi dari makanan akan melewati liver dan ini
dapat mengatur jumlah metabolit dalam darah.
b) Hanya liver dan ginjal yang mengandung glukosa-6-fosfat karena jaringan tersebut
berfungsi menjaga kadar gula darah. Setelah kebutuhan dalam darah tercukupi,
terlihat bahwa G-6-P di dalam liver dapat disimpan sebagai glikogen dan menjadi
asetil-KoA untuk kemudian masuk siklus Kreb atau menjadi TAG, glukosa juga
dapat direaksikan menjadi Ribose-5P (melalui jalur pentosa fosfat) dengan
menghasilkan NADPH.
Profil metabolit liver (asam amino): 1. asam amino merupakan penyususn protein
liver, 2. juga akan ditransfer ke darah, 3. Penyusun Nukleotida, hormon dan porfirin.
4. terdegradasi menjadi asam piruvat (senyawa ketoacid) untuk kemudian masuk
dalam siklus Kreb.
Mayoritas asam amino dimetabolisme di dalam liver. Hanya liver dan ginjal yang
mampu mengubah ammonia, yang dihasilkan dari katabolisme asam amino, menjadi
urea.
c) Asam lemak di dalam liver dipakai sebagai bahan penyusun lemak.
d) Asam lemak juga diubah menjadi asetil KoA untuk kemudian masuk dalam siklus
Kreb.
Liver tidak mengandung KoA transferase, yaitu suatu enzim yang diperlukan untuk
menggunakan benda keton sebagai energi. Senyawa keton (keton bodies) yang dihasilkan
akan ditransfer ke darah sebagai bahan bakar alternatif jika tidak ada glukosa.
Saat kadar glukosa darah tinggi, akan terjadi sintesis asam lemak yang kemudian diubah
menjadi triasilgliserol, di-packing menjadi very low density lipoproteins yang kemudian
disekresi ke dalam darah. Saat kadar glukosa darah rendah liver akan memproduksi benda
keton sebagai bahan bakar jantung, otot jantung, dan otak.
Liver mempunyai berbagai reaksi enzimatik yang berbeda dengan jaringan lain. Liver
mempunyai glukokinase bukan heksokinase, dengan Km untuk glukosa sebesar 5mM, yang
artinya dapat bekerja saat konsentrasi glukosa sebesar itu. Aktivitas glukokinase akan
meningkat secara cepat saat kadar glukosa meningkat.
5) Ginjal
Mayoritas profil metabolik dalam ginjal adalah untuk memproduksi urin dan untuk
sekresi sampah metabolit yang larut dalam air. Saat kadar gula darah rendah (starvasi), ginjal
merupakan tempat penting untuk proses gluconeogenesis dan memproduksi separuh dari
glukosa darah.
JALUR KONEKSI
Pada metabolisme karbohidrat terdapat berbagai jalur reaksi biokimia, antara lain yaitu
jalur glikolisis, oksidasi piruvat, dan siklus asam sitrat. Ketiga jalur metabolisme ini
merupakan jalur reaksi oksidasi glukosa yang berperan penting sebagai jalur penghasil
energi. Hasil pencernaan makanan berupa glukosa akan diserap dan masuk dalam darah.
Selanjutnya glukosa akan didistribusikan ke seluruh tubuh, terutama ke otak, serta hati, otot,
sel darah merah, ginjal, jaringan lemak dan ke jaringan lainnya. Tubuh sangat membutuhkan
glukosa terutama untuk menghasilkan energi.
Tubuh manusia juga bisa menghasilkan glukosa dari senyawa non karbohidrat, antara
lain dari lemak (gliserol) serta laktat, melalui jalur reaksi glukoneogenesis. Glukoneogenesis
merupakan upaya tubuh untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Sebagian besar
proses glukoneogenesis terjadi di hati, sehingga bila terjadi penyakit hati yang berat, dapat
terjadi gangguan proses glukoneogenesis yang mengakibatkan penurunan kadar glukosa
darah.
Sebagian glukosa yang masuk ke dalam hati dan otot skeletal akan diubah menjadi
glikogen, melalui proses glikogenesis. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat di hati.
dan otot skeletal yang berperan sebagai cadangan energi saat tidak ada asupan makanan.
Apabila diperlukan, maka glikogen akan dipecah melalui proses glikogenolisis, untuk
menghasilkan glukosa sebagai sumber energi.
Glukosa di hati sebagian juga diubah menjadi asam glukoronat melalui jalur uronat.
Asam glukuronat ini berperan penting untuk proses konjugasi bilirubin. Bilirubin yang
terkonjugasi menyebabkan bilirubin menjadi larut dalam air, sehingga dapat dieksresikan ke
dalam usus melalui saluran empedu.
Di jaringan lemak, glukosa dapat diubah menjadi lemak berupa triasilgliserol. Melalui
jalur glikolisis akan menghasilkan dihidroksiaseton fosfat, yang selanjutnya diubah oleh
enzim gliserol-3-fosfat dehidrogenase menjadi gliserol-3-fosfat, yang merupakan bahan baku
sintesis triasil gliserol. Triasligliserol merupakan cadangan energi yang ditimbun dalam
jaringan lemak. Oleh karena itu kelebihan makan makanan yang mengandung karbohidrat
juga bisa memicu kegemukan. akibat timbunan triasilgliserol di jaringan lemak.
Glukosa bisa diubah menjadi fruktosa, melalui reaksi yang menghasilkan sorbitol
terlebih dahulu, yang dikatalisis oleh enzim sorbitol dehidrogenase. Jalur reaksi ini terutama
meningkat pada kondisi penyakit tertentu, yaitu diabetes mellitus. Peningkatan sorbitol
mendasari timbulnya berbagai komplikasi pada penyakit diabetes mellitus. Glukosa juga
dibutuhkan untuk sintesis laktosa. Jalur reaksi ini sangat penting untuk wanita yang
sedangmenyusui. Sebaliknya, galaktosa yang berasal dari pencernaan laktosa bisa diubah
menjadi glukosa di hati.
Glukosa dapat mengalami berbagai jalur reaksi seperti glikolisis, oksidasi piruvat, siklus
asam sitrat, jalur Hexose Monophosphat pathway (HMP), jalur uronat, glikogenesis,
glikogenolisis, maupun sintesis fruktosa, galaktosa dan laktosa. Reaksi pembentukan glukosa
dari gliserol dan asam laktat disebut gluconeogenesis. Glukosa juga sebagai penghasil ribosa
untuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk sintesis protein)
Rangkaian peristiwa dalam jalur metabolisme tidak hanya melibatkan untaian reaksi
kimia atau proses transpor zat-zat kimia, namun juga membu tuhkan seperangkat molekul
untuk memicu ataupun menghambat terjadinya reaksi kimia serta proses-proses lainnya.
Terdapat dua perangkat penting untuk proses metabolisme, yaitu enzim dan hormon.
1) Enzim
Enzim merupakan biomolekul yang berperan sangat penting dalam pro- ses metabolisme
karena aktivitas erzim akan menentukan arah reaks-reak si kimia dalam jalur metabolisme.
Peranan enzim adalah untuk mengataisis reaksi perubahan suatu jenis molekul (yang dikenal
dengan substrat) menjadi molekul lain yang berbeda dengan zat asalnya.
Enzim memiliki peran penting dan dikenal sebagai biocatalyst atau kata- Isator dalam
berbagai sistem biologis Fungsi utama enzim adalah untuk menga talisis reaksi-reaksi kimia
dengan menurunkan jumlah energi minimal yang dibutuhkan untuk menginisiasi sebuah
reaksi lomia sehingga reaksi tersebut akan berlangsung lebih cepat sampal 106 kali
dibandingkan dengan reaksi tanpa katalisis enzim. Dengan kata lain, enzim berperan dalam
meningkatkan laju reaksi. Terdapat beberapa karakteristik penting molekul enzim, yaitu
memiliki struktur protein, bersifat selektif dan spesifik terhadap suatu reaksi! substrat, dan
termolabil (sangat rentan terhadap perubahan temperatur). Ha nya sebagian kecil enzim yang
tidak memiliki struktur protein, yaitu sebagian kecil enzim yang terlibat dalam metabolisme
RNA.
2) Hormon
Kata "hormon" berasal dan bahasa latin hormacin yang berarti membang kitkan. Secara
istilah, hormon adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin dan dilepaskan
ke dalam pembuluh darah atau jaringan in- terstitial untuk menjalankan fungsinya di
jaringan-jangan atau organ-organ lainnya. Seperti halnya enzim, hormon memiliki peranan
yang penting dalam mengatalisis proses-proses metabolisme tubuh. Akan tetapi, walaupun
juga memiliki aktivitas katalisis untuk mengontrol berbagai macam proses metabolik,
hormon tidaklah sama dengan enzim.
Pada reaksi oksidasi glukosa, fatty acid dan amino acid akan dihasilkan Adenosin
trifosfat (ATP) yang merupakan energi universal yang diperlukan dalam sel. Sedangkan
NADPH merupakan elektron donor utama dalam biosintesis dengan reaksi reduksi.
Biomolekul yang dihasilkan dari reaksi biokimia dalam sel dibentuk dari satu set
rangkaian molekul-molekul kecil dan dapat didegradasi kembali menjadi molekul kecil. Jalur
sintesis dan degradasi hampir semuanya dilakukan secara terpisah.
Saat glukosa masuk dalam sel, maka akan segera dilakukan fosforilisasi menjadi
glukosa-6-fosfat, yang selanjutnya mengalami katabolisme menjadi piruvat. Kemudian
disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi ribose 5-fosfat melalui jalur fentosa fosfat.
Glukosa 6-fosfat dapat diperoleh dari glikogen simpanan melalui jalur gluconeogenesis.
Piruvat yang merupakan kunci percabangan juga diperoleh dari glukosa 6-fosfat melalui jalur
glikolisis. Piruvat akan diubah menjadi asam laktat pada kondisi an-aerob untuk
menghasilkan NAD+. Asam laktat yang dihasilkan kemudian akan dioksidasi kembali
menjadi piruvat, yang kemudian memungkinkan untuk ditransaminasikan menjadi alanin.
Piruvat dapat juga mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat di dalam matrik
mitokondria, yang merupakan tahapan awal dari proses gluconeogenesis. Percabangan ketiga
adalah asetil KoA, senyawa ini merupakan 2-karbon yang teraktivasi yang dihasilkan dari
degradasi asam piruvat, degradasi beta-oksidasi dari asam lemak atau degradasi asam amino
ketogenik. Asetil-KoA bisa juga mengalami total oksidasi menjadi CO, melalui siklus urea,
diubah menjadi 3-hidroksi-3-metil-glutaril KOA (HMG-KOA) yang kemudian diubah
menjadi benda keton atau kolesterol. Asetil-KoA juga bisa dikeluarkan ke dalam sitosol dan
diubah menjadi asam lemak
Glukosa dalam darah masuk lewat vena porta hepatica kemudian masuk ke sel hati.
Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh
kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa
(glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan
dalam katabolisme maupun anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
Makanan yang banyak mengandung KH akan merangsang sekresi insulin dan mencegah
sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke
dalam sel dengan meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di
dalam sel, oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau
jaringan lain..
Kadar glukosa darah disamping memacu pembebasan insulin oleh pankreas juga
mempengaruhi glukostat yang terdapat pada basal hipotalamus yang merupakan pusat
kenyang (satiety center). Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat
makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi
menghambat pusat makan sehingga memacu pusat tersebut dan timbul keinginan untuk
makan (nafsu makan), pengambilan makanan, glukosa meningkat, kembali normal.
Molekul glukosa setelah berada pada cairan jaringan (interseluler) tidak serta merta dapat
melewati membran sel yang bersifat selektif permiabel bagi glukosa. Glukosa dapat masuk ke
dalam sitoplasma melalui mekanisme difusi fasilitasi dengan menggunakan bantuan
(difasilitasi) oleh protein karier yang dirangsang oleh hormon insulin (kemampuannya 10 kali
lipat bila dibanding tanpa ada insulin). Sedangkan disakarida tidak dapat masuk ke dalam sel.
Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Jumlah dan jenis
makanan, kecepatan digesti makanan, ekskresi, latihan (olah raga), kondisi psikologis, dan
reproduksi. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi baik secara terpisah (sendiri-sendiri) atau
bersamaan terhadap proses fisiologis yang mengatur kadar glukosa darah. Jika makanan
terbatas, maka latihan mampu menurunkan kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa
darah dikenali oleh sel a pankreas menghasilkan hormon glukagon yang merangsang sel hati
membesaskan glukosa dari glikogen sehingga kadar gula darah kembali normal. Sebaliknya
oleh sesuatu hal (makanan) kadar gula darah naik, maka sel ẞ pankreas menghasilkan
insulinberperan meningkatkan pengambilan glukosa dari darah ke dalam sel hati dan sel
lainnya, sehingga kadar glukosa darah kembali ke normal.
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting dalam
proses fisiologis adalah: trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol).
Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol dari
tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama berasal
dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya. Kolesterol makanan dalam
wujud sebagai kolesterol ester.
Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian di
dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis (bergabung lagi) menjadi
trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi menjadi ester kolesterol. Trigliserida
dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi kilomikron (chylomicron).
Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi
mencegah antarmolekul lemak bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat
mengganggu sirkulasi darah. Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis
(kebalikan dari pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus
cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar
kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam setelah makan. Kilomikron di dalam
pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi menjadi asam lemak (FFA)
dan gliserol. FFA dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam jaringan lemak
(adipose tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah kehilangan asam lemak dengan
demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap berada di dalam sirkulasi disebut
chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan akhirnya menuju ke hati yang selanjutnya
didegradasi di dalam lisosom. Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah
porta hepatica. Pengangkutan Asam Lemak dan Kolesterol.
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian (polimer)
dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (- NH2) dan gugus
karboksil (-COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2-10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10-100 asam amino. 3. Protein jika terdiri atas untaian
panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa jenis protein antara lain:
1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
DAFTAR PUSTAKA
Sismindari., dkk. (2017). Biokimia farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syahrizal, D., dkk. (2020). Metabolisme dan Bioenergetika. Banda Aceh: Syaiah Kuala
University.