Oleh :
KHAEROTUNNISA
NPM 196201426077
KELAS B
PENDAHULUAN
1.4 Pendahuluan :
Di zaman sekarang ini, begitu banyak permasalahan genetik
yang telah terjadi, khususnya di dalam lingkungan keluarga.
Contohnya penyakit genetik, tinggi badan, warna kulit, dan lain-lain.
Inilah yang kerap menjadi tanda tanya besar bagi orang yang awam
tentang proses penurunan sifat. Bahkan tidak jarang orang tua
ataupun anak, mempertanyakan kebenaran status dirinya di dalam
keluarganya sendiri.
2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum “Pedigree (Silsilah
Keluarga)” adalah sebagai berikut :
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum “Pedigree (Silsilah
Keluarga)” adalah sebagai berikut :
CARA KERJA
A. Menentukan ciri-ciri atau sifat yang spesifik yang terdapat dalam soal
(pola penurunan sifat dan penyakit yang dapat diturunkan).
B. Mengerjakan soal mengenai pedigree (silsilah keluarga) dengan
menjawab pola penurunan dan penyakit yang ditimbulkan.
C. Pada umumnya simbol-simbol yang digunakan untuk analisis
pedigree (silsilah keluarga) adalah sebagai berikut :
4.1 Hasil
1. Gambar 1 (Lembar 1)
Pola pewarisan kelainan yang ada pada gambar 1 adalah :
Autosom resessif
Genotip individu III-7 adalah : Aa
Genotip individu II-9 adalah : Aa
Genotip individu IV-6 adalah : AA /Aa
genotip ♂ ♀
BB Botak Botak
Bb Botak Normal
bb normal Normal
Jawab :
Jawab :
a. Pola pewarisan pada bagan bukan termasuk pola
pewarisan terangkai X resesif, hal ini karena penderita laki-
laki tidak lebih banyak dari penderita perempuan. Selain itu
keturunan tidak hanya diturunkan oleh kakek melalui anak
perempuan ke cucu laki-lakinya.
b. Pola pewarisan pada bagan bukan termasuk pola
pewarisan autosom resesif karena pada bagan tidak
menunjukkan adanya loncatan generasi. Selain itu pola
pewarisan pada bagan tidak ditandai dengan perkawinan
konsanginus (perkawinan kerabat dekat).
c. Pola pewarisan pada bagan merupakan pola pewarisan
autosom dominan karena pada bagan menunjukkan
adanya kelainan di setiap generasi dan bersifat vertikal.
Jawab :
Jawab :
a. Pola pewarisan pada bagan merupakan bukan pola
pewarisan autosom dominan karena pada bagan tidak
menunjukkan adanya kelainan di setiap generasi dan
bersifat vertikal.
b. Pola pewarisan pada bagan termasuk pola pewarisan
autosom resesif karena pada bagan menunjukkan adanya
loncatan generasi. Selain itu pola pewarisan pada bagan
ditandai dengan perkawinan konsanginus (perkawinan
kerabat dekat).
c. Pola pewarisan pada bagan bukan termasuk pola pewarisan
terangkai X resesif, hal ini karena penderita laki-laki tidak
lebih banyak dari penderita perempuan. Selain itu keturunan
tidak hanya diturunkan oleh kakek melalui anak perempuan
ke cucu laki-lakinya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat beberapa pola pewarisan dengan berbagai ciri-ciri tertentu,
diantaranya autosom dominan, autosom reseif, terangkai X dominan,
terangkai X resesif, sex limited dan sex influence.
5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini diharapkan mahasiswa terlebih dahulu
memahami pengertian berbagai pola pewarisan untuk memudahkan
dalam proses menganilisis pedigree (silsilah keluarga) selain itu
mahaswa juga diharapkan lebih teliti dalam proses analisis pedigree
(silsilah keluarga).
Russel. 1986. Genetics, Little Brown and Company. USA: New York Press.