GENETIKA
PERCOBAAN V
ANALISIS PEDIGREE
NAMA
: MUHAMMAD RIFAAT
NIM
: H411 15 310
HARI/TGL PERCOBAAN : SENIN/14 MARET 2016
KELOMPOK
:III (TIGA)
ASISTEN
: IAN IMANUEL FIDHATAMI
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dizaman sekarang ini begitu banyak permasalahan genetik yang telah
terjadi, khususnya didalam lingkungan keluarga. Contohnya penyakit genetik,
tinggi badan, warna kulit, dan lain-lain. Inilah yang kerap menjadi tanda tanya
besar bagi orangyang awam tentang proses penurunan sifat. Bahkan tidak jarang
orangtua ataupun anak, mempertanyakan kebenaran status dirinya didalam
keluarganya sendiri.
Dengan berbagai permasalahan ini, para ahli genetika mencoba
merasionalkan dan meluruskan pemikiran orang-orang awam ini kedalam sebuah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum abad ke-17, orang menyangka bahwa kehidupan timbul secara
spontan yang kemudian dikenal dengan teori spontanea. Kemudian timbul teori
preformation sebagai akibat logis dari hasil pengamatan ini dan teori spontanea.
Dari pengamatan ini mengajukan teori bahwa ada makhluk kecil di dalam sel
benih (ada perbedaan pendapat mengenai sel beni yang mana, telur atau sperma)
dan hanya bisa menjadi besar didalam rahim betina. Pada abad 18 dan 19, dengan
menyempurnakan mikroskop dan tehnik ilmiah, diketahui bahwa ternyata tidak
ada kehidupan spontan bahwa segala makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup dulu yang telah ada (Anna, 1987).
Akan tetapi bagaimana cara sifat-sifat itu diturunkan tidaklah diketahui.
Misalnya dimanakah sifat lidah menggulung atau lidah melipat pada orang tua?
Apakah didalam sel orang tua? Sel-sel mana? Apakah ia semacam faktor yang
telah ditemukan yang tidak dapat dilokasikan? Bagaimana ia dipindahkan
kedalam sel benih dan dimanakah ia disimpan? (Anna, 1987).
Suatu kepercayaan luas yang dianut adalah teori darah keturunan, yang
menyatakan bahwa faktor-faktor pembawa sifat yanga berada dalam darah kedua
orang tua dipindahkan dengan suatu cara kedalam telur yang dibuahi dalam
reproduksi seksual. Sampai hari ini, didalam bahasa sehari-hari terdapat istilahistilah tak berarti yang mencerminkan pemindahan sifat melalui darah ini, seperti
darah biru atau darah jelek (Anna, 1987).
Seiring berkembangnya imu pengetahuan, dan muncul ilmuan-ilmuan
seperti Gregor Mendel dan W.L. johanssen, kebingungan-kebingungan genetik
telah banyak terjawab. Mulai dari cara-cara penurunan, istilah-istilah genetik,
alel dan penyakit terkait. Pola tragis ini telah menyebabkan dorongan untuk
menemukan cara untuk mengidentifikasi orang-orang yang membawa alel normal
sebelum mereka mengalami timbulnya penyakit ini. Penemuan sifat molekul alel
mutan, dan mutasi DNA netral yang bertindak sebagai "penanda" dekat dengan
alel yang terkena pada kromosom, telah merevolusi semacam ini diagnosis
(Campbell, dkk., 2008).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung
probabilitas seorang anak yang memiliki genotip dan fenotip tertentu. Silsilah
merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan menyebabkan
penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan hanya sekedar variasi
manusia yang tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi lobus telinga.
Akan tetapi untuk kelainan yang diwariskan sebagai sifat Mendelian sederhana,
berlaku teknik yang sama untuk analisis silsilah (Campbell, dkk., 2008).
Beberapa Kegunaan Analisis pedigree (Agus, 2016) yaitu :
1
keluarga Ratu Victoria, maka jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan
2
atau
Pola
Penurunan
Penyakit
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula
mekanisme penurunan suatu penyakit. Contohnya hemofilia adalah penyakit
3
4
5
tertentu.
Untuk memperkirakan Expressitivi yaitu derajat beratnya manifestasi klinis
lima
kegunaan
tersebut,
sebenarnya
masih
banyak
lagi
ini
bersifat
resesif,
walau
ada
juga
yang
bersifat
dominan
yang mendeskripsikan sifat-sifat orang tua dan anak pada beberapa generasi atau
disebut dengan pedigree (Campbell, dkk., 2008).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung
probabilitas seorang anak yang akan memiliki genotipe dan fenotipe tertentu.
Silsilah merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel dipertanyakan
menyebabkan penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan sekedar
variasi manusia yang tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi lobus
telinga. Akan tetapi, untuk kelainan yang diwariskan sebagai sifat mendelia
sederhana,
berlaku
teknik
yang
sama
untuk
analisis
selisih
Sumber : http://www.distrodoc.com
Dari simbol tersebut tampak bahwa individu laki-laki diberi simbol kotak,
sedangkan perempuan diberi simbol lingkaran. Apabila simbol kotak dan
lingkaran tersebut tidak diblok menunjukkan individu laki-laki maupun
perempuan yang normal, sedangkan apabila kedua simbol tersebut diblok
menunjukkan individu penderita kelainan genetik. Namun demikian pada simbol
kotak dan lingkaran tersebut hanya diblok sebagian dan ini menunjukkan individu
tersebut pembawa (carrier) suatu kelainan genetik. Untuk lebih jelasnya
keseluruhan simbol dapat dilihat satu persatu (Suryo, 2010).
Pada penyakit autosom resesif, individu yang terkena secara klinis
seringkali homozigot dan membawa dua dosis gena abnormal, satu berasal dari
masing-masing orang tuanya. Heterozigot dengan satu dosis gena abnormal dan
satu alel yang berfungsi normal, dalam kebanyakan keadaan tampaknya benarbenar sehat. Tetapi, mungkin ada dua macam atau lebih gen abnormal yang bisa
terdapat pada suatu lokus gena tertentu, yang masing-masing menghasilkan
c. Pada hampir semua kasus yang terjadi jika individu yang menderita kelainan
genetik menikah dengan individu normal homozigotik, maka semua anaknya
akan normal heterozigotik.
d. Jika individu yang menderita kelainan menikah dengan individu normal tapi
pembawa (carrier) maka kemungkinan anaknya akan menderita kelainan
genetik sebesar 50%.
e. jika paling sedikit ada satu anaknya menderita kelainan genetik, sedangkan
kedua orang tuanya normal, maka kedua orangtua tersebut mempunyai genotip
heterozigot.
Hal yang mendasar mengenai apa yang disebut penyakit autosom dominan
ialah bahwa sebenarnya semua individu yang terkena secara klinis adalah
heterozigot. Mereka membawa satu dosis gena abnormal yang berasal dari satu
orang tua, dan satu dosis alel yang berfungsi normal dari orang tua satunya.
Karena kebanyakan gena abnormal yang menghasilkan penyakit dominan
semacam ini jarang, maka keadaan homozigot umumnya tidak terlihat. Tetapi
dapat diduga bahwa keadaan ini biasanya akan tergambar dengan gangguan klinis
yang jauh lebih parah daripada yang terlihat pada heterozigot yang terkena, dan
sangat mungkin seringkali mematikan pada awal kehidupan (Campbell, dkk.,
2008).
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat Percobaan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis
III.2 Bahan Percobaan
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah silsilah keluarga
III.3 Prosedur Kerja
1 Lidah sendiri digulung dan dicatat hasilnya.
2 Lidah sendiri dilipat dan dicatat hasilnya.
3 Prosedur pertama dan kedua, dilakukan untuk semua anggota keluarga dan
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. I Hasil
IV. 1. 1 Pedigree Lidah Menggulung
I
II
III
IV. 1. 2 Pedigree Lidah Melipat
I
II
III
Keterangan :
BAB V
PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
Pedigree merupakan silsilah keluarga yang menggambarkan sifat sifat
tertentu yang diamati. Dengan analisis pedigree kita dapat mengetahiu mekanisme
penurunan sifat, konsultasi genetik, hubungan kekerabatan, entrance, dan masih
banyak lagi. Pada percobaan ini, gen yang membawa sifat lidah menggulung dan
lidah melipat adalah gen dominan. Yang dimana pada silsilah keluarga yang
diamati dari tiga generasi, diperoleh 65% memiliki sifat lidah menggulung dan
0% memiliki sifat lidah melipat.
V. 2 Saran
Sebaiknya laboratorium lebih memadai dalam percobaan yang dilakukan,
terkait alat dan sarana belajar yang mendukung. Agar mahasiswa mampu lebih
merasa nyaman dengan percobaan dan laboratorium.